Pengujian alat KESIMPULAN Saran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian alat

Pengujian yang dilakukan menghasilkan data berupa beda suhu, tegangan, arus dan daya. Pengujian dilakukan berulang sebanyak delapan kali sampai data yang dihasilkan cukup stabil, atau data tidak lagi mengalami kenaikan atau penurunan nilai yang signifikan. Setiap pengujian dilakukan sampai elemen peltier mengalami kerusakan untuk mendapatkan batas maksimum kerja dari elemen Peltier TEC-12706. Data yang berupa angka-angka tersebut dikonversikan kedalam bentuk grafik agar lebih mudah untuk dipahami, dibandingkan dan dianalisa. Pengujian dilakukan dengan menggunakan pemanas berupa kompor butane yang akan diarahkan ke sisi panas alat, dan es diletakkan pada sisi dingin sebagai faktor suhu konstan

4.2 variasi pengujian

Variasi pengujian yang dilakukan adalah, pengujian alat tanpa beban dan pengujian alat dengan beban tetap. Pengujian tersebut dilakukan untuk melihat nilai ouput yang mampu dihasilkan oleh alat pada saat pengujian tanpa beban dan dengan beban tetap.

4.2.1 Pengujian alat tanpa pemberian beban

Pada pengujian alat tanpa beban listrik ini dilakukan untuk melihat tegangan keluaran maksimum yang mampu dihasilkan oleh alat, pengujian dilakukan sebanyak delapan kali untuk mendapatkan referensi data, hingga data stabil atau tidak mengalami perubahan nilai yang signifikan. Pengambilan data dilakukan setiap terjadi kenaikan ΔT yang menyebabkan perubahan pada nilai tegangan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 data pengujian tanpa beban Pengujian I T.Panas o C T.Dingin o C ΔT o C tegangan V 10,19 10,19 0,16 17,15 1,62 15,53 0,25 21,01 3,63 17,38 0,28 25,03 4,12 20,91 0,33 29,92 4,86 25,06 0,40 36,15 5,24 30,91 0,49 38,55 5,81 32,74 0,52 43,27 7,67 35,6 0,57 47,8 9,9 37,9 0,61 53,25 11,08 42,17 0,67 62,55 14,74 47,81 0,76 70,51 20,19 50,32 0,81 80,31 27,16 53,15 0,85 90,3 33,26 57,04 0,91 96,6 35,87 60,73 0,97 103,14 40,03 63,11 1,01 113,26 43,41 69,85 1,12 124,88 47,53 77,35 1,24 132,09 51,3 80,79 1,29 135,26 54,14 81,12 1,30 141,22 57,65 83,57 0,9 157,39 72,19 85,2 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.1 Grafik ΔT vs V pengujian I Grafik 4.1 menunjukkan kerja elemen Peltier selama dilakukan pengujian. Kita dapat melihat bahwa elemen Peltier dapat menghasilkan tegangan minimum sebesar 0,16 volt dengan ΔT 10,19 o C, dan tegangan maksimum yang mampu dihasilkan sebesar 1,30 volt dengan ΔT 81,12 o C. Grafik mengalami penurunan drastis setelah melewati nilai puncak yang menujukkan rusaknya elemen Peltier pada ΔT 85,2 o C, sekaligus menyatakan bahwa 81,12 o C adalah batas kerja elemen Peltier pada pengujian pertama. Grafik 4.1 menunjukkan bahwa elemen Peltier yang digunakan dapat merespon setiap ke naikan ΔT dengan baik, dengan bentuk grafik yang mendekati linier. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 T e g a n g a n V Beda temperatur ΔT o C tegangan V tegangan V Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 data pengujian tanpa beban Pengujian II T.Panas o C T.Dingin o C ΔT oC Tegangan V 11,12 11,12 0,18 17,49 0,78 16,71 0,26 20,27 1,27 19 0,30 24,19 2,09 22,1 0,35 26,96 2,31 24,65 0,39 28,12 2,36 25,76 0,40 31,9 2,8 29,1 0,46 37,85 4,14 33,71 0,53 43,5 5,33 38,17 0,60 50,87 5,54 45,33 0,72 55,68 5,57 50,11 0,79 60,78 5,81 54,97 0,87 67,05 8,24 58,81 0,93 70,34 11,26 59,08 0,94 78,48 14,54 63,94 1,01 82,88 14,69 68,19 1,08 90,39 16,86 73,53 1,16 97,98 22,69 75,29 1,19 103,47 26,29 77,18 1,22 110,81 31,66 79,15 1,25 118,95 36,85 82,1 1,30 128,93 44,83 84,1 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Grafik ΔT vs V pengujian II Pada grafik 4.2 terlihat curamnya jatuh grafik setelah melewati titik puncak grafik 82,1 o C yang menunjukkan keadaan elemen Peltier TEC-12706 pada pengujian kedua tidak dapat lagi bekerja pada temperatur 148,07 o C dengan beda suhu 84,1 o C. Pada grafik 4.2 terlihat adanya kenaikan grafik dengan nilai yang kecil, menunjukkan respon elemen Peltier terhadap perubahan suhu yang kecil, seperti pada titik 24,65 o C dengan 25,76 o C, yang memiliki kenaikan tegangan sebesar 0,01 volt. Tegangan minimum yang dapat dihasilkan oleh elemen Peltier pada pengujian kedu a sebesar 0,18 volt dengan ΔT 11,12 o C, dan tegangan maksimum yang mampu dihasilkan sebesar 1,30 volt dengan ΔT 82,1 o C. 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 T e g a n g a n V ΔT o C Tegangan V Tegangan V Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 data pengujian tanpa beban Pengujian III T. Panas o C T. Dingin o C ΔT o C Tegangan V 12,19 12,19 0,20 20,51 1.62 18,89 0,30 31,78 7,04 24,74 0,40 48,3 14,92 33,38 0,53 50,71 11,29 39,42 0,63 63,74 15,93 47,81 0,76 68,88 18,6 50,28 0,80 74,1 20,01 54,09 0,87 77,39 21,04 56,35 0,90 82,19 21,37 60,82 0,97 85,31 21,39 63,92 1,02 92,82 22,01 70,81 1,13 98,22 23,62 74,6 1,19 100,34 23,97 76,37 1,22 102,69 24,87 77,82 1,25 105,67 25,46 80,21 1,28 107,28 27,47 79,81 1,28 111,43 36,41 75,02 1,20 118,25 38,21 80,04 1,28 121,41 40,04 81,37 1,00 126,5 41,54 84,96 0,54 130,72 43,65 87,07 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Grafik ΔT vs V pengujian III Pada grafik 4.3 elemen Peltier yang digunakan dapat menghasilkan tegangan minimum sebesar 0,20 volt dengan ΔT 12,19 o C, tegangan maksimum yang mampu dihasilkan elemen Peltier sebesar 1,28 pada ΔT maksimum 80,21. Pa da grafik 4.3 terlihat elemen Peltier membutuhkan ΔT yang cukup besar untuk menigkatkan besar keluarannya pada temperatur sisi panas yang rendah, sedangkan untuk menigkatkan tegangan pada temperatur sisi panas yang tinggi dibutuhkan ΔT yang rendah. Pada sisi curam grafik menunjukkan elemen Peltier masih dapat mempertahankan kinerjanya beberapa saat pada keadaan ΔT melewati batas maksimum kerja elemen Peltier. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 Tegangan V Tegangan V Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 data pengujian tanpa beban Pengujian IV T.Panas o C T.Dingin o C ΔT o C Tetgangan V 9,83 9,83 0,16 15,61 2,49 13,12 0,21 21,09 3,19 17,9 0,28 25,48 3,97 21,51 0,34 32,03 4,23 27,8 0,44 36,81 7 29,81 0,47 43,7 10,61 33,09 0,52 48,39 14,61 33,78 0,53 54,86 15,05 39,81 0,63 57,38 16,68 40,8 0,64 63,13 17,62 45,51 0,72 70,33 20,99 49,34 0,78 74,71 21,16 53,55 0,85 82,4 21,69 60,71 0,96 88,19 25,67 62,52 1 94,59 29,73 64,86 1,03 100,78 30,78 70 1,11 104,25 28,45 75,8 1,2 116,92 38,19 78,73 1,25 120,41 40,29 80,12 1,27 127,94 41,02 86,92 0,68 135,89 43,51 92,38 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Grafik ΔT vs V pengujian IV Grafik 4.4 menunjukkan tegangan minimum yang mampu dihasilkan elemen Peltier sebesar 0,16 volt pada ΔT 9,83 dan tegangan maksimum yang mampu dihasilkan elemen Peltier 1,27 volt pada ΔT 80,12 o C, setelah melewati titik puncak kerja dari elemen Peltier tersebut kinerja dari elemen Peltier menurun drastis seperti yang ditunjukkan kecuraman grafik pada grafik 4.4 di atas. Kebengkokan pada grafik terjadi dikarenakan respon elemen Peltier terhadap ΔT, elemen Peltier membutuhkan ΔT yang kecil untuk dapat menaikkan nilai keluarannya. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 9,83 17,9 27,8 33,09 39,81 45,51 53,55 62,52 70 78,73 86,92 Tegangan V Tegangan V Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 data pengujian tanpa beban Pengujian V T.panas o C T.dingin o C ΔT oC Tegangan V 9,71 9,71 0,15 15,91 1,24 14,67 0,23 20,27 1,76 18,51 0,29 22,98 2,08 20,9 0,33 27,23 2,68 24,55 0,39 30,41 3,98 26,43 0,42 34,65 5,85 28,8 0,46 39,83 8,43 31,4 0,5 45,04 9,13 35,91 0,57 49,87 10,99 38,88 0,62 54,87 11,05 43,82 0,69 61,36 12,47 48,89 0,77 65,43 12,52 52,91 0,84 69,77 13,66 56,11 0,89 75,89 13,8 62,09 0,98 84,1 18,33 65,77 1,04 88,47 18,56 69,91 1,10 94,3 24,22 70,08 1,11 102,06 29,05 73,01 1,16 115,84 39,38 76,46 1,21 120,15 40,68 79,47 1,26 129,94 46,94 83 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5Grafik ΔT vs V pengujian V Grafik 4.5 menunjukkan grafik kinerja dari elemen Peltier pada pengujian kelima. Grafik yang dihasilkan cukup linier yang menunjukkan respon elemen Peltier terhadap kenaikan ΔT cukup baik. Tegangan minimum yang mampu dihasilkan adalah 0,15 volt dengan ΔT sebesar 9,71 o C. Titik kerja maksimum elemen Peltier pengujian kelima dicapai pada ΔT 79,47 dengan tegangan yang dihasilkan sebesar 1,26 volt. Setelah batas maksimum dilampaui maka elemen Peltier tidak dapat bekerja dengan baik atau rusak. 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 9,71 18,51 24,55 28,8 35,91 43,82 52,91 62,09 69,91 73,01 79,47 Tegangan V Tegangan V Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 data pengujian tanpa beban Pengujian VI T.Panas o C T.Dingin o C ΔT oC Tegangan V 10,01 10,01 0,16 15,91 2,02 13,89 0,22 20,27 4,37 15,9 0,25 23,62 4,6 19,02 0,30 27,23 5,18 22,05 0,35 31,57 5,38 26,19 0,41 34,65 6,84 27,81 0,44 38,19 8,02 30,17 0,48 45,4 12,51 32,89 0,52 49,78 13,79 35,99 0,57 56,6 16,48 40,12 0,64 61,36 17,01 44,35 0,70 63,98 18,47 45,51 0,72 69,77 19,01 50,76 0,80 75,89 22,68 53,21 0,84 84,32 26,44 57,88 0,92 88,47 28,44 60,03 0,95 94,3 28,86 65,44 1,04 102,06 32,61 69,45 1,10 115,84 43,51 72,33 1,14 130,82 55,8 75,02 1,19 140,3 60,19 80,11 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6Grafik ΔT vs V pengujian VI Grafik 4.6 menunjukkan bahwa grafik yang dihasilkan oleh pengujian keenam cukup linier, hal ini menunjukkan bahwa elemen Peltier yang digunakan mampu merespon dengan baik perubahan ΔT. Tegangan minimum yang mampu dihasilkan elemen Peltier sebesar 0,16 volt dengan ΔT 10,01 o C dan tegangan maksimum 1,19 volt dengan ΔT 75,02 o C. Elemen Peltier yang kita gunakan memiliki batas maksimum kerja lebih kecil dari pada batas yang ditentukan pabriknya yaitu 80 o C, namun masih dapat menghasilkan keluaran dengan cukup baik. 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 10,01 15,90 22,05 27,81 32,89 40,12 45,51 53,21 60,03 69,45 75,02 Tegangan V Tegangan V Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 data pengujian tanpa beban Pengujian VII T.Panas o C T.Dingin o C ΔT oC Tegangan V 15,91 0,18 15,73 0,25 20,25 1,63 18,62 0,30 23,54 2,79 20,75 0,33 27,28 4,89 22,39 0,35 31,57 5,98 25,59 0,41 35,63 6,82 28,81 0,46 38,2 7,65 30,55 0,48 45,06 10,97 34,09 0,54 49,62 12,31 37,31 0,59 56,19 15,76 40,43 0,64 61,36 17,14 44,22 0,7 64,33 17,23 47,1 0,75 69,77 18,79 50,98 0,81 73,12 21,77 51,35 0,81 84,32 26,36 57,96 0,92 88,8 28,51 60,29 0,95 93,1 30,56 62,54 1,0 102,2 34,19 68,01 1,08 110,25 37,58 72,67 1,15 119,97 43,06 76,91 1,22 128,24 47,83 80,41 1,25 133,79 48,28 95,51 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.7Grafik ΔT vs V pengujian VII Grafik 4.7 menunjukkan grafik data pada pengujian ketujuh dimana grafik menunjukkan keadaan mendekati lnier seperti grafik sebelumnya, yang menunjukkan bahwa elemen Peltier dapat merespon kenaikan ΔT dengan baik. Tegangan minimum yang dapat dihasilkan sebesar 0,25 volt dengan ΔT 15,73 o C dan tegangan maksimum sebesar 1,25 volt pada ΔT 80,41 o C. Pada pengujian ketujuh elemen Peltier yang digunakan membutuhkan ΔT yang lebih besar dibandingkan pada pengujian-pengujian yang sebelumnya untuk menghasilkan tegangan minimumnya. Jatuhnya grafik pada ΔT 95,51 o C menunjukkan ketidak mampuan elemen Peltier untuk melewati batas kerjanya pada ΔT 80,41 o C. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 Tegangan V Tegangan V Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 data pengujian tanpa beban Pengujian VIII T.Panas O C T.Dingin O C ΔT oC Tegangan V 10,33 10,33 0,16 16,08 1,74 14,34 0,23 21,51 1,74 19,77 0,31 23,78 3,67 20,11 0,32 29,54 4,13 25,41 0,40 35,13 4,59 30,54 0,48 41,62 5,71 35,91 0,57 46,86 7,32 39,54 0,63 49,81 7,58 42,23 0,67 53,68 7,91 45,77 0,72 59,35 12,3 47,05 0,74 67,96 14,35 53,61 0,85 70,42 14,53 55,89 0,88 75,38 14,67 60,71 0,96 81,29 16,89 64,4 1,02 87,14 18,33 68,81 1,09 93,11 20,4 72,71 1,15 101,57 25,43 76,14 1,21 109,78 29,33 80,45 1,29 116,81 33,62 83,19 1,33 130,07 42,18 87,89 0,9 147,84 52,95 90,24 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8Grafik ΔT vs V pengujian VIII Grafik 4.8 memperlihatkan kinerja elemen Peltier pada pengujian kedelapan, dari grafik tersebut tegangan minimum yang dapat dihasilkan elemen Peltier sebesar 0,16 volt pada ΔT sebesar 10,33 o C dan tegangan maksimum yang mampu dihasilkan sebesar 1,33 pada ΔT 83,19 o C. Batas kerja elemen Peltier pada pengujian kedelapan ada pada ΔT tertinggi yaitu 83,19 o C, pada saat ΔT sudah melewati batas kerja tersebut kinerja elemen Peltier akan menurun bahkan sampai mengalami kerusakan, seperti yang ditunjukkan grafik 4.8. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 10,33 19,77 25,41 35,91 42,23 47,05 55,89 64,4 72,71 80,45 87,89 Tegangan V Tegangan V Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 data rata-rata pengujian tanpa beban ΔT o C Tegangan V 11,14 0,18 15,72 0,25 19,24 0,31 22,54 0,36 26,82 0,43 30,78 0,49 33,54 0,53 36,55 0,58 40,07 0,64 43,77 0,69 47,82 0,76 52,42 0,83 55,68 0,88 59,02 0,94 62,83 1,00 66,14 1,05 69,80 1,11 72,89 1,16 76,54 1,22 78,83 1,22 82,54 1,00 8,20 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9 Grafik ΔT vs V rata-rata Pada grafik 4.9 merupakan grafik rata-rata data yang di dapat dari ke delapan data pengujian. Grafik 4.9 menunjukkan bahwa elemen Peltier TEC- 12706 dapat merespon kenaikan ΔT dengan baik pada setiap kenaikan suhu. Rata- rata tegangan minimum yang dapat dihasilkan oleh elemen Peltier TEC-12706 sebesa r 0,18 volt dengan ΔT 11,14 o C dan tegangan maksimum yang mampu dihasilkan sebesar 1,22 volt dengan ΔT 82,54 o C. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 11,14 19,24 26,82 33,54 40,07 47,82 55,68 62,83 69,8 76,54 82,54 tegangan V tegangan V Universitas Sumatera Utara

4.2.2 pengujian alat dengan beban sebesar 10 Ω

Pada pegujian dengan beban listrik 10 Ω data keluaran yang diperoleh berupa tegangan, arus dan daya. Pada data daya kita menggunakan perhitungan rumus umum P = V x I untuk memperoleh nilainya. Pengujian menggunakan beban listrik tetap ini dilakukan sebanyak delapan kali sama seperti pengujian tanpa beban untuk mendapatkan data perbandingan agar dapat dicari nilai rata-ratanya. Tabel 4.10 Data pengukuran tegangan dan arus Pengujian I Temperatur o C ΔT o C Tegangan V Arus mA Daya mW T.panas T.dingin P = V I 10,21 10,21 0,14 14 2 16,86 2,04 14,82 0,20 20 4 22,97 4,87 18,1 0,24 25 6 27,51 6,91 22,17 0,3 30 9 35,16 8,74 26,42 0,35 36 13 37,88 9,59 29 0,39 39 15 45,85 13,28 32,57 0,44 44 19 52,16 15,98 36,18 0,49 49 24 55,18 16,33 38,85 0,52 53 27 61,5 18,5 43 0,58 58 34 67,93 21,17 46,76 0,63 64 40 79,98 28,74 52 0,70 71 49 87,87 31,9 55,97 0,75 76 57 95,66 36,32 59,34 0,80 81 64 101,67 39,67 62 0,83 84 70 109,57 43,88 65,69 0,88 89 79 115,42 46,65 68,77 0,92 93 86 122,81 49,81 73 0,98 99 97 127,52 51,02 76,5 1,03 104 107 136,72 55,91 80,81 1,08 110 119 Universitas Sumatera Utara 140,27 57,07 83,2 0,5 6 3 148,51 59,47 89,04 Gambar 4.10 Grafik data pengukuran tegangan dan arus pengujian I Daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh elemen Peltier pada pengujian pertama sebesar 119 mW, dengan bergantung pada tegangan sebagai variabel bebas dapat kita lihat grafik data keluaran daya yang dihasilkan oleh elemen peltier pada pengujian pertama sampai pada nilai maksimumnya seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.10. grafik tersebut memperlihatkan respon elemen Peltier terhadap ΔT dengan baik, yang ditunjukkan dengan kelurusan grafik. 20 40 60 80 100 120 140 0,14 0,24 0,35 0,44 0,52 0,63 0,75 0,83 0,92 1,03 0,5 D a y a m W Tegangan V Daya mW Daya mW Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Data pengukuran tegangan dan arus Pengujian II Temperatur oC ΔT oC Tegangan V Arus mA Daya mW T.Panas T.Dingin 11,24 11,24 0,15 15 2 19,5 3,96 15,54 0,21 22 4 26,82 6,87 19,95 0,27 27 7 30,1 8,15 21,95 0,29 35 10 37,63 14,28 23,35 0,31 32 10 43,29 18,79 24,5 0,33 33 11 53,01 23,91 29,1 0,39 42 15 61,74 25,95 35,79 0,48 49 23 70,2 29,04 41,16 0,55 56 31 79,33 30,29 49,04 0,66 67 44 85,28 33,27 52,01 0,70 73 49 90,16 35,87 54,29 0,73 74 54 99,79 37,98 61,81 0,83 84 70 100,84 38,77 62,07 0,83 84 71 111,23 44,28 66,95 0,90 91 86 120,9 48,71 72,19 0,97 98 95 129,83 50,3 79,53 1,07 108 116 135,41 55,12 80,29 1,08 109 118 138,79 57,61 81,18 1,09 110 120 140,05 58,9 81,15 1,09 110 120 146,16 63,19 82,97 0,89 11,4 10,2 155,45 66,31 89,14 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.11 Grafik data pengukuran tegangan dan arus pengujian II Seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.11 pada pengujian kedua menunjukkan elemen Peltier yang digunakan dapat menghasilkan daya sebesar 120 mW dengan tegangan keluaran elemen Peltier 1,09 volt. Pada pengujian kedua menunjukkan respon elemen Peltier kurang baik, terhadap perubahan ΔT seperti yang ditunjukkan dari nilai tegangan, elemen Peltier yang digunakna membutuhkan ΔT yang besar untuk memperoleh keluaran sehingga mempengaruhi besar daya yang dihasilkan. 20 40 60 80 100 120 140 0,15 0,27 0,31 0,39 0,55 0,7 0,83 0,9 1,07 1,09 0,89 D a y a m W Tegangan V Daya mW Daya mW Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Data pengukuran tegangan dan arus Pengujian III Temperatur oC ΔT oC Tegangan V Arus mA Daya mW T.panas T.dingin 11,8 11,8 0,16 16 3 13,8 0,8 13 0,17 19 4 20,23 1,93 18,3 0,25 25 6 25,83 1,93 23,9 0,32 32 11 30,01 2,01 28 0,38 38 14 38,04 3,34 34,7 0,47 47 22 40,05 5,72 34,33 0,47 47 21 47,45 6,45 41 0,55 56 31 52,29 14,79 37,5 0,50 51 26 60,09 14,79 45,3 0,61 62 37 64,8 15 49,8 0,67 68 45 65,77 15,07 50,7 0,68 69 47 67,7 17,8 49,9 0,67 68 45 81,02 17,81 63,21 0,85 86 73 84,13 20,13 64 0,86 87 75 100,96 30,46 70,5 0,95 96 91 110,22 32,22 78 1,05 106 111 112,59 34,79 77,8 1,04 106 111 123,41 39,71 83,7 1,12 114 128 130,22 42,42 87,8 1,18 120 142 136,44 47,9 88,54 1 1 1 141,67 50,3 91,37 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.12 Grafik data pengukuran tegangan dan arus pengujian III Daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh elemen Peltier pada pengujian Ketiga sebesar 142 mW, dengan bergantung pada tegangan sebagai variabel bebas dapat kita lihat grafik data keluaran seperti pada gambar 4.21. Naik-turunnya grafik dipengaruhi dari respon elemen Peltier terhadap perubahan pada ΔT, pada grafik 4.12 menunjukkan buruknya elemen dalam merespon kenaikan ΔT. 20 40 60 80 100 120 140 160 ,1 6 ,1 7 ,2 5 ,3 2 ,3 8 ,4 7 ,4 7 ,5 5 ,5 ,6 1 ,6 7 ,6 8 ,6 7 ,8 5 ,8 6 ,9 5 1 ,0 5 1 ,0 4 1 ,1 2 1 ,1 8 1 Daya mW Daya mW Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Data pengukuran tegangan dan arus Pengujian IV Temperatur oC ΔT oC Tegangan V Arus mA Daya mW T.Panas T.Dingin 10,8 10,8 0,15 15 2 14,2 1,1 13,1 0,18 18 3 19,7 1,8 17,9 0,24 24 6 24,2 2,7 21,5 0,28 29 8 30 3 27 0,36 37 13 33,4 3,6 29,8 0,4 40 16 40,76 3,76 37 0,50 51 25 42,53 5,03 47,53 0,64 65 41 44,29 10,51 33,78 0,45 46 21 53,54 13,73 39,81 0,53 54 29 54,54 23,64 30,9 0,41 42 17 69,4 23,89 45,51 0,61 62 38 77,71 25,41 52,3 0,70 71 50 84,5 26 58,5 0,78 80 62 87,4 26,7 60,7 0,81 82 67 97,54 29,02 68,52 0,92 93 86 106,19 31,33 74,86 1,00 102 102 118,9 38,9 80 1,07 109 117 124,86 46,06 78,8 1,06 107 113 132,37 46,64 85,73 1,15 116 134 140,2 50,08 90,12 0,12 3 3,6 148,61 55,23 93,38 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.13 Grafik data pengukuran tegangan dan arus pengujian IV Grafik 4.13 di atas menunjukkan bahwa elemen Peltier yang digunakan kurang baik dalam merespon kenaikan ΔT untuk menghasilkan keluaran, ditunjukkan dengan kenaikan grafik yang berada dibeberapa titik. Daya mkasimum yang mampu dihasilkan oleh alat 134 mW dengan tegangan 1,15 volt, dan daya minimum yang mampu dihasilkan 2 mW pada tegangan 0,15 volt. 20 40 60 80 100 120 140 160 ,1 5 ,1 8 ,2 4 ,2 8 ,3 6 ,4 ,5 ,6 4 ,4 5 ,5 3 ,4 1 ,6 1 ,7 ,7 8 ,8 1 ,9 2 1 1 ,0 7 1 ,0 6 1 ,1 5 ,1 2 Daya mW Daya mW Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Data pengukuran tegangan dan arus Pengujian V Temperatur oC ΔT oC Tegangan V Arus A Daya W T.Panas T.Dingin 9,5 9,5 0,13 13 2 17,5 0,6 16,9 0,23 23 5 29,7 2,4 27,3 0,37 37 14 35,8 3,65 35,8 0,48 50 23 46,97 4,57 42,4 0,57 58 33 56,38 6,38 50 0,67 68 46 56,1 8 56,1 0,75 76 57 70,63 10,43 60,2 0,81 82 66 76,33 11,03 65,3 0,88 89 78 87,24 18,54 68,7 0,92 93 86 98,73 28,03 70,7 0,95 96 91 106,21 34,31 71,9 0,96 98 94 113,28 40,48 72,8 0,98 99 97 121,42 48,22 73,2 0,98 99 98 125,8 51,8 74 0,99 101 100 128 53 75 1,01 102 102 128,9 53 75,9 1,02 103 105 131,2 54,3 76,9 1,03 104 108 133 55,2 77,8 1,04 106 110 134,73 55,93 78,8 1,06 107 113 140,1 57,63 82,47 148,9 65,9 83 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.14 Grafik data pengukuran tegangan dan arus pengujian V Seperti pada grafik 4.14 diatas daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh elemen Peltier pada pengujian Kelima adalah 113 mW pada tegangan 1,06 volt, dengan bergantung pada tegangan sebagai variabel bebas dan daya sebagai variabel terikat dapat kita lihat grafik data daya keluaran yang dihasilkan oleh elemen peltier. Grafik 4.14 menunjukkan elemen Peltier membutuhkan ΔT yang besar pada temperatur kecil di sisi panas, sedang membutuhkan ΔT yang relatif kecil pada temperatur yang tinggi pada sisi panas. 20 40 60 80 100 120 ,1 3 ,2 3 ,3 7 ,4 8 ,5 7 ,6 7 ,7 5 ,8 1 ,8 8 ,9 2 ,9 5 ,9 6 ,9 8 ,9 8 ,9 9 1 ,0 1 1 ,0 2 1 ,0 3 1 ,0 4 1 ,0 6 Daya mW Daya mW Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Data pengukuran tegangan dan arus Pengujian VI Temperatur oC ΔT oC Tegangan V Arus mA Daya mW T. Panas T. Dingin 9,03 9,03 0,12 12 1 14,85 1,1 13,75 0,18 19 3 20,76 2,12 18,64 0,25 25 6 28,49 3,01 25,48 0,34 35 12 40,92 4,76 36,16 0,49 49 24 57,78 7,8 49,98 0,67 68 45 60,45 8,1 52,35 0,70 71 50 67,23 11,36 55,87 0,75 76 57 76,38 15,56 60,82 0,82 83 67 81,46 20,52 60,94 0,82 83 68 86,24 25 61,24 0,82 83 68 91,37 30,05 61,32 0,82 83 68 101,18 38,73 62,45 0,84 85 71 104,53 40,21 64,32 0,86 87 75 111,36 43,98 67,38 0,90 92 83 120,2 48,39 71,81 0,96 98 94 121,89 49,25 72,64 0,97 99 96 128,43 51 77,43 1,04 105 110 133,56 52,66 80,9 1,09 110 119 135,78 53,21 82,57 1,11 112 124 138,9 54,49 84,41 0,86 5,5 4,73 146,11 57,1 89,01 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.15 Grafik data pengukuran tegangan dan arus pengujian VI Seperti pada gambar 4.15 diatas daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh elemen Peltier pada pengujian Keenam sebesar 124 mW dan daya minimum yang mampu dihasilkan sebesar 1 mW. Grafik 4.15 menunjukkan elemen Peltier kuranng baik dalam merespon ΔT pada temperatur sisi panas yang rendah. 20 40 60 80 100 120 140 ,1 2 ,1 8 ,2 5 ,3 4 ,4 9 ,6 7 ,7 ,7 5 ,8 2 ,8 2 ,8 2 ,8 2 ,8 4 ,8 6 ,9 ,9 6 ,9 7 1 ,0 4 1 ,0 9 1 ,1 1 ,8 6 Daya mW Daya mW Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16 Data pengukuran tegangan dan arus Pengujian VII Temperatur oC ΔT oC Tegangan V Arus mA Daya mW T.Panas T.dingin 11,31 11,31 0,15 15 2 17,75 1,02 16,73 0,22 23 5 29,83 2,21 27,62 0,37 38 14 39,77 4,01 35,76 0,48 49 23 48,11 4,82 43,29 0,58 59 34 51,56 5 46,56 0,62 63 39 57,84 7,02 50,82 0,68 69 47 63,76 11,3 52,46 0,70 71 50 69,7 13,81 55,89 0,75 76 57 74,61 18,28 56,33 0,76 77 058 80,92 22,49 58,43 0,78 79 62 91,04 30,83 60,21 0,81 82 66 96,57 33,21 63,36 0,85 86 73 102,49 34,51 67,98 0,91 92 84 113,06 42,71 70,35 0,94 96 90 122,22 48,26 73,96 0,99 100 100 127,17 50,88 76,29 1,02 104 106 131,37 52,83 78,54 1,05 107 112 133,4 53,39 80,01 1,07 109 117 135,99 54,32 81,67 1,10 111 121 146,17 58,26 87,91 0,99 1,2 1,2 152,83 58,33 94,5 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.16 Grafik data pengukuran tegangan dan arus pengujian VII Seperti pada gambar 4.16 diatas daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh elemen Peltier pada pengujian Ketujuh adalah 121 mW pada tegangan 1,10 volt dan daya minimum yang dapat dihasilkan 2 mW pada tegangan 0,15 volt. Grafik menunjukkan bahwa elemen dapat merespon kenaikan ΔT dengan baik. 20 40 60 80 100 120 140 ,1 5 ,2 2 ,3 7 ,4 8 ,5 8 ,6 2 ,6 8 ,7 ,7 5 ,7 6 ,7 8 ,8 1 ,8 5 ,9 1 ,9 4 ,9 9 1 ,0 2 1 ,0 5 1 ,0 7 1 ,1 ,9 9 Daya mW Daya mW Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Data pengukuran tegangan dan arus Pengujian VIII Temperatur oC ΔT oC Tegangan V Arus mA Daya mW T.Panas T.dingin 9,12 9,12 0,12 12 2 18,8 1 17,8 0,24 24 6 31,21 1,8 29,41 0,39 4 16 36,51 3,4 33,11 0,44 45 20 38,8 5,7 33,1 0,44 45 20 47,57 6,25 40,32 0,54 55 30 58,11 8,12 49,99 0,67 68 46 63,71 8,7 55,01 0,74 75 55 66,23 9,12 57,11 0,77 78 59 70,3 10,3 60 0,81 81 66 74,77 11,07 63,7 0,85 87 74 80,77 14,27 66,5 0,89 90 81 89,55 20,55 69 0,93 94 87 92,32 21,11 71,21 0,96 97 92 94,2 21,8 72,4 0,97 98 95 96,7 22,8 73,9 0,99 100 100 101,21 30,51 75,7 1,02 103 104 113,11 35,7 77,41 1,04 105 109 122,84 44,06 78,78 1,06 107 113 127,91 47,8 80,11 1,07 109 117 142 55,91 86,09 0.71 153,94 63,7 90,24 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.17 Grafik data pengukuran tegangan dan arus pengujian VIII Daya yang minimum yang dapat dihasilkan elemen Peltier sebesar 2 mW pada tegangan 0,12 volt, dan daya maksimum yang mampu dihasilkan sebesar 117 mW pada tegangan 1,07 volt. Grafik menunjukkan elemen Peltier stabil pada keadaan ΔT besar dan temperatur pada sisi panas tinggi. 20 40 60 80 100 120 140 ,1 2 ,2 4 ,3 9 ,4 4 ,4 4 ,5 4 ,6 7 ,7 4 ,7 7 ,8 1 ,8 5 ,8 9 ,9 3 ,9 6 ,9 7 ,9 9 1 ,0 2 1 ,0 4 1 ,0 6 1 ,0 7 ,7 1 Daya mW Daya mW Universitas Sumatera Utara dari kedelapan data yang kita peroleh dari pengujian dapat kita tarik nilai rata-rata kerja aktif dari elemen Peltier seperti pada tabel 4.18 dibawah : Tabel 4.18 Data rata-rata pengukuran tegangan dan arus ΔT o C Tegangan V Arus mA Daya mW 10,38 0,14 14,00 2 15,2 0,20 21,00 4,2 22,15 0,30 25,63 7,7 27,26 0,37 38,13 14,11 32,46 0,44 44,25 19,47 38,02 0,51 51,63 26,33 42,78 0,58 58,50 33,93 48 0,65 65,38 42,5 48,8 0,66 66,50 43,89 52,89 0,71 71,88 51,04 54,19 0,73 74,00 54,02 57,71 0,78 78,63 61,33 60,95 0,82 82,88 67,96 64,98 0,87 88,25 76,78 67,22 0,90 91,38 82,22 71,45 0,96 97,00 93,12 75,21 1,01 102,25 103,27 77,67 1,04 105,50 109,72 79,71 1,07 108,38 115,97 82,33 1,11 111,88 124,19 85,59 0,63 3,51 0,3 89,96 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.18 Grafik data rata-rata pengukuran tegangan dan arus Dari gambar 4.27 dapat kita lihat bahwa elemen Peltier TEC-12706 menunjukkan bahwa elemen Peltier mampu merespon ΔT dengan baik, sehingga elemen layak digunakan sebagai elemen dalam pembuatan termoelektrik generator. Daya maksimum yan dapat dihasilkan sebesar 124,19 mW pada tegangan 1,11 volt dan daya minimum yang dapat dihasilkan 2 mW pada tegangan 0,14 volt. Dengan data yang sudah kita peroleh maka kita dapat menghitung besar koefisien Seebeck dari elemen Peltier TEC-12706, dengan menghiraukan keadaan rusak elemen Peltier dan kita tarik garis linier maka koefisien Seebeck adalah : � = �������� � ∆� ℃ � = 1,01 − 0,73 75,21 − 54,19 � = 0,013 20 40 60 80 100 120 140 ,1 4 ,2 ,3 ,3 7 ,4 4 ,5 1 ,5 8 ,6 5 ,6 6 ,7 1 ,7 3 ,7 8 ,8 2 ,8 7 ,9 ,9 6 1 ,0 1 1 ,0 4 1 ,0 7 1 ,1 1 ,6 5 Daya mW Daya mW Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Dari pengujian yang telah kita lakukan, kelebihan dari elemen Peltier TEC- 12706, tidak hanya dapat digunakan sebagai pendingin termoelektrik TEC tapi dapat digunakan juga sebagai generator termoelektrik TEG. Kekurangan dari elemen Peltier TEC-12706, dalam penggunaannya sebagai generator termoelektrik TEG keluaran yang dihasilkan sebesar 1,11 V dengan daya 124,19 mW 2. Dari pengujian yang telah kita lakukan, dapat kita ketahui elemen Peltier TEC- 12706 dapat bekerja pada ΔT minimum 10,38 o C dengan daya minimum yang mampu dihasilkan 2 mW dan tegangan 0,14 volt. Elemen Peltier TEC-12706 dapat bekerja pada ΔT maksimum 82,33 o C, keluaran yang mampu dihasilkan pada ΔT tersebut adalah 1,11 volt dan daya 124,19mW, dan memiliki koefisien Seebeck sebesar 0,013 V o C. Dengan data yang kita peroleh diharapkan elemen Peltier TEC-12706 dapat diaplikasikan pada pembuangan kendaran bermotor sebagai sumber daya cadangan dengan mempertahankan pada keadaan optimal elemen Peltier TEC- 12706 yaitu pada ± ΔT 76 o C – 80 o C agar dapat menghasilkan daya sesuai yang diharapkan.

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya digunakan sistem pendinginan dan pemanasan yang lebih baik, agar ΔT dapar diatur sesuai yang diharapkan, dan untuk mendapatkan nilai keluaran yang optimal ΔT harus dipertahankan pada Temperatur panas cukup tinggi untuk mendapatkan nilai keluran yang baik. Untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat di teliti efisiensi dari pada elemen Peltier TEC-12706 dalam kegunaannya sebagai TEG Thermoelectric Generator. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Termoelektrik