commit to user 42
gelas beker yang telah berisi eluen yang akan digunakan, kemudian di masukkan kedalam kolom sambil diaduk sampai semua silika masuk ke dalam kolom. Proses
pembuatan kolom dibantu dengan
air pump
untuk memampatkan silika. Kemudian sampel yang sudah dilarutkan dengan eluen yang digunakan,
dimasukkan kedalam kolom dengan bantuan pipet. Perbandingan sampel dan silika gel yang digunakan adalah 30 sampai 100 kali berat sampel. Kemudian
sampel dielusi dengan eluen dan eluat yang diperoleh di KLT untuk mengetahui pola pemisahannya.
d. Karakterisasi Hasil Isolasi Fraksi yang menunjukkan satu spot kemudian diuji kemurniannya
menggunakan KLT dengan empat eluen yang berbeda, jika semua hasil KLT menunjukkan satu spot maka senyawa hasil isolasi diduga sudah murni.
Kemudian dilakukan analisis menggunakan UV, IR,
1
H NMR,
13
C NMR, HMQC dan HMBC.
E. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini akan dilakukan analisis untuk mengelusidasi struktur senyawa murni yang telah diisolasi. Senyawa murni yang
diperoleh dari hasil isolasi menggunakan metode ekstraksi dengan maserasi, dan proses pemisahan serta pemurnian dengan menggunakan teknik KVC dan
kromatografi
flash
, dianalisis dengan KLT sehingga diperoleh noda yang berwarna. Proses KLT sendiri dipandu dengan lampu UV
254
serta disemprot dengan reagen spesifik CeSO
4 2
. Kemudian, senyawa hasil isolasi tersebut dianalisa dengan spektroskopi UV, IR,
1
H NMR,
13
C NMR, dan NMR dua dimensi HMQC dan HMBC untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk
elusidasi struktur senyawanya. Data UV yang diperoleh dapat digunakan untuk mengetahui gugus kromofor yang ada pada senyawa, sedangkan data IR dapat
diketahui jenis gugus fungsi yang terdapat pada senyawa tersebut. Dari data
13
C NMR dapat diketahui jumlah atom karbon yang terdapat pada senyawa serta
geseran kimia atom karbon. Untuk identifikasi struktur dengan data
1
H NMR 27
commit to user 43
dapat digunakan untuk mengetahui geseran kimia proton, pola pemisahan spin- spin, luas puncak dan konstanta kopling
J
. Banyaknya proton dari setiap jenis proton dapat diketahui dari luas puncak masing-masing sinyal proton, sedangkan
posisi proton-proton yang berdekatan dapat diketahui dari kopling
J
, sehingga proton yang menyusun suatu senyawa dapat ditentukan. Untuk data HMQC dapat
ditentukan hubungan proton dengan karbon yang berjarak satu ikatan sehingga dapat diketahui jenis atom karbon. Untuk data HMBC dapat ditentukan hubungan
proton dengan karbon yang berjarak 2 sampai 3 ikatan sehingga dapat diketahui atom karbon tetangga. Data-data yang diperoleh dari analisa tersebut digunakan
untuk menentukan struktur senyawa yang disarankan. 28
commit to user 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN