Metode dan Teknik Analisis Data

23

3.3.2. Metode dan Teknik Analisis Data

Prosedur dalam analisis data ini antara lain: 1 Mengumpulkan 200 kosa kata daftar Swadesh dan menerjemahkan ke dalam bahasa Jawa. 2 Mendeskripsikan dan menganalisis perubahan bunyi yang terjadi pada bahasa Proto Austronesia dalam bahasa Jawa. 3 Mendeskripsikan dan menganalisis pewarisan linear dan inovasi fonem vokal dan konsonan bahasa Proto Austronesia dalam bahasa Jawa. Berikut contoh deskripsi dan analisis perubahan bunyi yang terjadi pada bahasa Proto Austronesia dalam bahasa Jawa sebagai penyelesaian masalah pertama. 1 Perubahan bunyi sinkop merupakan perubahan bunyi yang berupa penghilangan sebuah fonem atau lebih di tengah kata. Tabel VI Perubahan Bunyi Sinkop No. Bahasa Proto Austronesia PAN Bahasa Jawa BJ Glos 1. ambu abu debu Kata ambu mengalami perubahan bunyi secara sinkop → abu dalam BJ ‘debu’. Konsonan nasal, bilabial m lesap pada posisi tengah dalam BJ. 2 Perubahan bunyi apokop merupakan perubahan bunyi yang berupa penghilangan sebuah fonem atau lebih pada akhir kata. Tabel VII Perubahan Bunyi apokop No. Bahasa Proto Austronesia PAN Bahasa Jawa BJ Glos 1. ular ulo ular Universitas Sumatera Utara 24 Kata ular mengalami perubahan bunyi secara apokop → ulo dalam BJ ‘ular’. Konsonan getar, alveolar r hilang pada posisi akhir kata dan mengalami perubahan bunyi vokal a rendah, tengah, tidak bulat → vokal o madya, belakang, bulat dalam BJ. Berikut contoh deskripsi dan analisis bunyi linear dan inovasi fonem vokal dan konsonan bahasa Proto Austronesia dalam bahasa Jawa sebagai penyelesaian masalah kedua. 1 Pewarisan linear adalah pewarisan sebuah fonem proto ke dalam bahasa sekarang dengan tetap mempertahankan bunyi, bentuk atau makna fonem protonya. Tabel VIII Pewarisan Linear Posisi PAN BJ Glos Awal anak anak anak Tengah anak anak anak Akhir buka buka buka Seperti yang terlihat pada data di atas, vokal a terwaris secara linear → a dalam BJ pada posisi awal, tengah, dan akhir kata. Dengan ciri vokal a rendah, tengah, tidak bulat dalam BJ. 2 Pewarisan inovasi adalah pewarisan dengan perubahan bunyi yang terjadi bila suatu fonem proto mengalami perubahan dalam bahasa sekarang. Tabel IX Pewarisan Inovasi Posisi PAN BJ Glos Awal apa opo akar Tengah uRat oyot akar Universitas Sumatera Utara 25 Akhir apa opo apa Seperti yang terlihat pada data di atas, vokal a rendah, tengah, tidak bulat terwaris mengalami perubahan → vokal o madya, belakang, bulat dalam BJ pada posisi awal, tengah, dan akhir kata. Universitas Sumatera Utara 26 BAB IV PEMBAHASAN 4.3. Perubahan Bunyi Bahasa Proto Austronesia dalam Bahasa Jawa Prosedur dalam analisis data ini antara lain: 1 Mengumpulkan 200 kosa kata daftar Swadesh dan menerjemahkan ke dalam bahasa Jawa. 2 Mendeskripsikan dan menganalisis perubahan bunyi yang terjadi pada bahasa Jawa dalam bahasa Proto Austronesia. 4.1.1 Perubahan Metatesis merupakan suatu proses perubahan bunyi yang berupa pertukaran tempat dua fonem. Tabel X Perubahan Bunyi Metatesis No. PAN BJ GLOS 1. paki apik baik 2. t’ilak kilat kilat 3. buk ǝt but ǝk kotor 4. lain lian lain Kata paki mengalami perubahan bunyi secara metatesis → apik dalam BJ ʽbaik’. Konsonan p hambat, bilabial → vokal a rendah, tengah, tidak bulat, a → p, konsonan k hambat, velar → vokal i tinggi, depan, tidak bulat, dan i → k dalam BJ. Kata t’ilak mengalami perubahan bunyi secara metatesis → kilat dalam BJ ʽkilat’. Konsonan t hambat, alveolar → konsonan k hambat, dorso-velar dan konsonan k → konsonan t dalam BJ. Universitas Sumatera Utara 27 Kata buk ǝt mengalami perubahan bunyi secara metatesis → but ǝk dalam BJ ʽkotor’. Konsonan k hambat, velar → konsonan t hambat, apiko- dental dan konsonan t → konsonan k dalam BJ. Kata lain mengalami perubahan bunyi secara metatesis → lian dalam BJ ʽlain’. Vokal a rendah, tengah, tidak bulat → vokal i tinggi, depan, tidak bulat dan vokal i → vokal a dalam BJ. 4.1.2 Perubahan Aferesis merupakan suatu proses perubahan bunyi berupa penghilangan sebuah fonem atau lebih pada awal sebuah kata. Tabel XI Perubahan Bunyi Aferesis No. PAN BJ GLOS 1. qabu awu abu 2. ha ŋin a ŋin angin 3. has ǝp as ǝp asap 4. hat ǝp at ǝp atap 5. maturu turu baring 6. quntu untu gigi 7. hati ati hati 8. hudip urip hidup 9. hijaw ijo hijau 10. qis ǝp is ǝp hisap 11. hitu ŋ itu ŋ hitung 12. salas alas hutan 13. hiwak iwak ikan 14. d’il ǝt ik ǝt ikat 15. dilah ilat lidah 16. mb ǝŋi b ǝŋi malam 17. ŋaran aran nama Universitas Sumatera Utara 28 18. ɣumah omah rumah 19. masakit sakit sakit 20. maturu turu tidur Kata qabu mengalami perubahan bunyi secara aferesis → awu dalam BJ ʽabu’. Konsonan q hambat, glotal hilang di awal kata dan mengalami perubahan bunyi konsonan b hambat, bilabial → konsonan w semivokal, labio-dental dalam BJ. Kata ha ŋin mengalami perubahan bunyi secara aferesis → aŋin dalam BJ ʽangin’. Konsonan frikatif, glotal h lesap pada posisi awal kata dalam BJ. Kata has ǝp mengalami perubahan bunyi secara aferesis → asǝp dalam BJ ʽasap’. Konsonan h frikatif, glotal hilang pada posisi awal kata dalam BJ. Kata hat ǝp mengalami perubahan bunyi secara aferesis → atǝp dalam BJ ʽatap’. Konsonan h frikatif, glotal hilang pada posisi awal kata dalam BJ. Kata maturu mengalami perubahan bunyi secara aferesis → turu dalam BJ ʽbaring’. Konsonan m nasal, bilabial dan vokal a rendah, tengah, tidak bulat lesap di awal kata dalam BJ. Kata quntu mengalami perubahan bunyi secara aferesis → untu dalam BJ ʽgigi’. Konsonan hambat, glotal q lesap pada posisi awal kata dalam BJ. Kata hati mengalami perubahan bunyi secara aferesis → ati dalam BJ ʽhati’. Konsonan h frikatif, glotal hilang pada posisi awal kata dalam BJ. Universitas Sumatera Utara 29 Kata hudip mengalami perubahan bunyi secara aferesis → urip dalam BJ ʽ hidup’. Konsonan h frikatif, glotal hilang di awal kata diikuti dengan perubahan bunyi konsonan d hambat, alveolar → konsonan r getar, apiko- alveolar dalam BJ. Kata hijaw mengalami perubahan bunyi secara aferesis → ijo dalam BJ ʽhijau’. Konsonan h frikatif, glotal hilang pada posisi awal kata dan mengalami pelesapan bunyi diftong aw → vokal o madya, belakang, bulat dalam BJ. Kata qis ǝp mengalami perubahan bunyi secara aferesis → isǝp dalam BJ ʽhisap’. Konsonan hambat, glotal q lesap pada posisi awal kata dalam BJ. Kata hitu ŋ mengalami perubahan bunyi secara aferesis → ituŋ dalam BJ ʽhitung’. Konsonan frikatif, glotal h lesap pada posisi awal kata dalam BJ. Kata salas mengalami perubahan bunyi secara aferesis → alas dalam BJ ʽhutan’. Konsonan s frikatif, alveolar hilang pada posisi awal kata dalam BJ. Kata hiwak mengalami perubahan bunyi secara aferesis → iwak dalam BJ ʽ ikan’. Konsonan frikatif, glotal h lesap pada posisi awal kata dalam BJ. Kata d’il ǝt mengalami perubahan bunyi secara aferesis → ikǝt dalam BJ ʽikat’. K onsonan d hambat, alveolar hilang pada posisi awal kata diikuti dengan perubahan bunyi konsonan lateral, alveolar l → konsonan hambat, dorso-velar k dalam BJ. Kata dilah mengalami perubahan bunyi secara aferesis → ilat dalam BJ ʽlidah’. Konsonan d hambat, alveolar hilang pada posisi awal kata dan Universitas Sumatera Utara 30 mengalami perubahan bunyi konsonan h frikatif, glotal → konsonan t hambat, apiko-dental dalam BJ. Kata mb ǝŋi mengalami perubahan bunyi secara aferesis → bǝŋi dalam BJ ʽmalam ’. Konsonan hambat, bilabial m lesap pada posisi awal kata dalam BJ. Kata ŋaran mengalami perubahan bunyi secara aferesis → aran dalam BJ ʽnama’. Konsonan nasal, velar ŋ hilang pada posisi awal kata dalam BJ. Kata ɣumah mengalami perubahan bunyi secara aferesis → omah dalam BJ ʽrumah’. yumah mengalami penghilangan bunyi konsonan semivokal, palatal ɣ di awal kata diikuti dengan perubahan bunyi vokal u tinggi, belakang, bulat → vokal o madya, belakang, bulat dalam BJ. Kata masakit mengalami perubahan bunyi secara aferesis → sakit dalam BJ ʽsakit’. K onsonan m nasal, bilabial dan vokal a rendah, tengah, tidak bulat hilang pada posisi awal kata dalam BJ. Kata maturu mengalami perubahan bunyi secara aferesis → turu dalam BJ ʽtidur’. maturu mengalami penghilangan bunyi konsonan m nasal, bilabial dan vokal a rendah, tengah, tidak bulat di awal kata dalam BJ. Universitas Sumatera Utara 31 4.1.3 Perubahan Sinkop merupakan perubahan bunyi yang berupa penghilangan sebuah fonem atau lebih di tengah kata. Tabel XII Perubahan Bunyi Sinkop No. PAN BJ GLOS 1. talaga tlaga danau 2. ambu abu debu 3. kurkur kukur garuk 4. tuktuk tutuk mulut 5. tahun taon tahun 6. tuha tuo tua Kata talaga mengalami perubahan bunyi secara sinkop → tlaga dalam BJ ʽdanau’. Vokal a rendah, tengah, tidak bulat lesap pada posisi tengah kata dalam BJ. Kata ambu mengalami perubahan bunyi secara sinkop → abu dalam BJ ʽdebu’. Konsonan m nasal, bilabial lesap pada posisi tengah kata dalam BJ. Kata kurkur mengalami perubahan bunyi secara sinkop → kukur dalam BJ ʽgaruk’. Konsonan r getar, alveolar lesap pada posisi tengah kata dalam BJ. Kata tuktuk mengalami perubahan bunyi secara sinkop → tutuk dalam BJ ʽmulut’. Konsonan k hambat, velar lesap pada posisi tengah kata dalam BJ. Kata tahun mengalami perubahan bunyi secara sinkop → taon dalam BJ ʽ tahun’. Konsonan h frikatif, glotal hilang di tengah kata dan mengalami perubahan bunyi vokal u tinggi, belakang, bulat → vokal o madya, belakang, bulat dalam BJ. Universitas Sumatera Utara 32 Kata tuha mengalami perubahan bunyi secara sinkop → tuo dalam BJ ʽtua’. Konsonan h frikatif, glotal lesap pada posisi tengah kata diikuti dengan perubahan bunyi vokal a rendah, tengah, tidak bulat → vokal o madya, belakang, bulat dalam BJ. 4.1.4 Perubahan Apokop merupakan perubahan bunyi yang berupa penghilangan sebuah fonem atau lebih pada akhir kata. Tabel XIII Perubahan Bunyi Apokop No. PAN BJ GLOS 1. buluqh wulu bulu 2. siraq sira garam 3. ular ulo ular Kata buluqh mengalami perubahan bunyi secara apokop → wulu dalam BJ ʽ bulu’. Konsonan q hambat, glotal dan konsonan h frikatif, glotal hilang pada posisi akhir kata diikuti dengan perubahan bunyi konsonan b hambat, bilabial → konsonan w semivokal, labio-dental dalam BJ. Kata siraq mengalami perubahan bunyi secara apokop → sira dalam BJ ʽgaram’. Konsonan q hambat, glotal lesap di akhir kata dalam BJ. Kata ular mengalami perubahan bunyi secara apokop → ulo dalam BJ ʽular’. Konsonan r getar, alveolar hilang pada posisi akhir diikuti dengan perubahan bunyi vokal a rendah, tengah, tidak bulat → vokal o madya, belakang, bulat dalam BJ. Universitas Sumatera Utara 33 4.1.5 Perubahan Protesis merupakan suatu proses perubahan bunyi berupa penambahan sebuah fonem atau lebih pada awal kata. Tabel XIV Perubahan Bunyi Protesis No. PAN BJ GLOS 1. baru mbaru baru 2. laku mlaku berjalan 3. rua loro dua 4. pat papat empat 5. lua gulu leher 6. ira siro mereka 7. [‘]impi ŋimpi mimpi 8. untah muntah muntah 9. buni sembuñi sembunyi Kata baru mengalami perubahan bunyi secara protesis → mbaru dalam BJ ʽbaru’. baru mengalami penambahan bunyi konsonan m nasal, bilabial di awal kata dalam BJ. Kata laku mengalami perubahan bunyi secara protesis → mlaku dalam BJ ʽberjalan’. Konsonan m nasal, bilabial bertambah pada posisi awal kata dalam BJ. Kata rua mengalami perubahan bunyi secara protesis → loro dalam BJ ʽdua’. Konsonan l lateral, apiko-alveolar dan vokal o madya, belakang, bulat bertambah pada posisi awal kata diikuti dengan pelesapan bunyi diftong ua → vokal o madya, belakang, bulat dalam BJ. Universitas Sumatera Utara 34 Kata pat mengalami perubahan bunyi secara protesis → papat dalam BJ ʽ empat’. pat mengalami penambahan bunyi konsonan p hambat, bilabial dan vokal a rendah, tengah, tidak bulat pada posisi awal kata dalam BJ. Kata lua mengalami perubahan bunyi secara protesis → gulu dalam BJ ʽleher’. Konsonan g hambat, dorso-velar dan vokal u tinggi, belakang, bulat bertambah pada posisi awal kata diikuti dengan pelesapan bunyi diftong ua → vokal u tinggi, belakang, bulat dalam BJ. Kata ira mengalami perubahan bunyi secara protesis → siro dalam BJ ʽmereka’. Konsonan s lateral, lamino-alveolar bertambah di awal kata diikuti dengan perubahan bunyi vokal a rendah, tengah, tidak bulat → vokal o madya, belakang, bulat dalam BJ. Kata [‘]impi mengalami perubahan bunyi secara protesis → ŋimpi dalam BJ ʽmimpi’. [‘]impi mengalami penambahan bunyi konsonan ŋ nasal, dorso-velar di awal kata dalam BJ. Kata untah mengalami perubahan bunyi secara protesis → muntah dalam BJ ʽmuntah’. untah mengalami penambahan bunyi m nasal, bilabial di awal kata dalam BJ. Kata buni mengalami perubahan bunyi secara protesis → sembuñi dalam BJ ʽsembunyi’. buni mengalami penambahan bunyi konsonan s lateral, lamino-alveolar, vokal e madya, depan, tidak bulat, konsonan m nasal, bilabial di awal kata diikuti dengan perubahan bunyi konsonan n nasal, alveolar → konsonan ñ nasal, medio-palatal dalam BJ. Universitas Sumatera Utara 35 4.1.6 Perubahan Epentesis merupakan proses perubahan bunyi berupa penambahan sebuah fonem atau lebih di tengah kata. Tabel XV Perubahan Bunyi Epentesis No. PAN BJ GLOS 1. pia piye bagaimana 2. sikl sikel kaki 3. kita kitha kita 4. masak ma ŋsak masak Kata pia mengalami perubahan bunyi secara epentesis → piye dalam BJ ʽbagaimana ’. pia mengalami penambahan bunyi konsonan y semivokal, medio-palatal di tengah kata dan mengalami perubahan bunyi vokal a rendah, tengah, tidak bulat → vokal e madya, depan, tidak bulat dalam BJ. Kata sikl mengalami perubahan bunyi secara epentesis → sikǝl dalam BJ ʽkaki’. Vokal e madya, depan, tidak bulat bertambah pada posisi tengah kata dalam BJ. Kata kita mengalami perubahan bunyi secara epentesis → kitha dalam BJ ʽkita’. Konsonan h frikatif, laringal bertambah pada posisi tengah kata dalam BJ. Kata masak mengalami perubahan bunyi secara epentesis → maŋsak dalam BJ ʽmasak’. Konsonan ŋ nasal, dorso-velar bertambah pada posisi tengah kata dalam BJ. Universitas Sumatera Utara 36 4.1.7 Perubahan Paragog merupakan suatu proses perubahan bunyi berupa penambahan sebuah fonem atau lebih pada akhir kata. Tabel XVI Perubahan Bunyi Paragog No. PAN BJ GLOS 1. bapa bapak bapak 2. manu manuk burung 3. ka karo dan, dengan 4. rau ron daun 5. i i ŋ di 6. kaw kowe engkau, kamu 7. uda udan hujan 8. m ǝ m ǝnawi jika Kata bapa mengalami perubahan bunyi secara paragog → bapak dalam BJ ʽ bapak’. bapa mengalami penambahan bunyi konsonan k hambat, dorso- velar di akhir kata dalam BJ. Kata manu mengalami perubahan bunyi secara paragog → manuk dalam BJ ʽ burung’. manu mengalami penambahan bunyi konsonan k hambat, dorso-velar di akhir kata dalam BJ. Kata ka mengalami perubahan bunyi secara paragog → karo dalam BJ ʽdan, dengan’. ka mengalami penambahan bunyi konsonan r getar, alveolar dan vokal o madya, belakang, bulat di akhir kata dalam BJ. Kata rau mengalami perubahan bunyi secara paragog → ron dalam BJ ʽdaun’. rau mengalami pelesapan bunyi diftong au → vokal o madya, belakang, bulat diikuti dengan penambahan bunyi konsonan n nasal, apiko- alveolar di akhir kata dalam BJ. Universitas Sumatera Utara 37 Kata i mengalami perubahan bunyi secara paragog → iŋ dalam BJ ʽdi’. i mengalami penambahan bunyi konsonan ŋ nasal, dorso-velar di akhir kata dalam BJ. Kata kaw mengalami perubahan bunyi secara paragog → kowe dalam BJ ʽengkau’. kaw mengalami pelesapan bunyi diftong aw → vokal o madya, belakang, bulat yang diikuti dengan penambahan bunyi konsonan w semivokal, labio-dental dan vokal e madya, depan, tidak bulat di akhir kata dalam BJ. Kata uda mengalami perubahan bunyi secara paragog → udan dalam BJ ʽ hujan’. uda mengalami penambahan bunyi konsonan n nasal, apiko- alveolar di akhir kata dalam BJ. Kata m ǝ mengalami perubahan bunyi secara paragog → mǝnawi dalam BJ ʽjika’. mǝ mengalami penambahan bunyi konsonan n nasal, apiko-alveolar, vokal a madya, tengah, tidak bulat, konsonan w semivokal, labio-dental, dan vokal i tinggi, depan, tidak bulat dalam BJ.

4.4. Pewarisan Linear dan Inovasi Fonem Vokal dan Konsonan Bahasa Proto