Koefisien Korelasi Pengolahan Data Logam Kadmium Cd

Tabel 4.21. Hasil penentuan kadar logam Kadmium Cd dari air sungai Lau Borus No jenis Konsentrasi sampel Jumlah kadar 1 Air Hulu Hilir Hulu Hilir 0,0155 0,0173 0,0158 ±0,004 mgL 0,0173 ±0,0001 mgL 0,0159 0,0172 0,0160 0,0174 2 Sedimen Hulu Hilir 0,1754 0,1873 0,1756 ±0,005 mgL 0,1872 ±0,0004 mgL 0,1757 0,1870 0,1768 0,1874 Tabel 4.22. Hasil penentuan konsentrasi Logam Besi Fe , Mangan Mn, dan Kadmium Cd dalam Sampel air Jenis logam : titik lokasi Fe mgL Mn mgL Cd mgL Hulu 1,6913 0,4444 0,0158 Hilir 2,8580 0,5403 0,0173 Tabel 4.23. Hasil penentuan konsentrasi Logam Besi Fe , Mangan Mn, dan Kadmium Cd dalam Sampel sedimen Jenis logam : titik lokasi Fe mgL Mn mgL Cd mgL Hulu 6,6362 0,7933 0,1756 Hilir 8,683 1,062 0,1872 Tabel 4.24. Hasil penentuan konsentrasi Logam Besi Fe , Mangan Mn, dan Kadmium Cd dalam Sampel total . Jenis logam : titik lokasi Fe mgL Mn mgL Cd mgL Air sungai 2,2746 0,4925 0,0165 Sedimen padatan total 7,6596 0,9276 0,1814 4.2. Pembahasan. Pencemaran air sungai khusus yang disebabkan oleh komponen – komponen anorganik yang berasal dari Bencana alam Natural Desaster seperti gunung meletuserupsi dan kebanjiran diantaranya melepaskan berbagai logam berat berbahaya. Penentuan kadar logam Besi Fe, Mangan Mn, dan Kadmium Cd dalam air sungai dan sedimen Padatan Total dari air sungai Lau Borus kecamatan Naman teran aliran lahar dingin gunung sinabung. dilakukan dengan mengasamkan sampel dengan HNO 3 dan diukur pH. kemudian disaring dan dipisahkan antara sampel terlarut yaitu filtrat dengan sampel tidak larut padatan total yaitu residu.kemudian sampel di destruksi dengan HNO 3p . kemudian diukur nilai absorbansi dan konsentrasi dari sampel tersebut menggunakan alat spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang λ untuk Besi Fe λ spesifik 248,3 nm, Mangan Mn, λ spesifik 279,5 nm dan Kadmium Cd λ spesifik 228,8 nm. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kadar logam Besi Fe, Mangan Mn dan Kadmium Cd pada Daerah Hilir sungai lebih tinggi dibandingkan dengan kadar logam pada Daerah Hulu sungai yaitu kadar Logam besi Fe sebesar 1,6913 mgL, logam Mangan Mn sebesar 0,4444 mgL, dan Kadmium sebesar 0,0158 mgL untuk air dan logam besi Fe sebesar 6,6362 mgL, logam Mangan Mn sebesar 0,7933 mgL, dan Kadmium sebesar 0,1756 mgL untuk sampel sedimen. Pada daerah hilir sungai memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kadar logam daerah hulu. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh aliran air sungai yang dapat membuat logam logam dari lahar dingin gunung sinabung melarut serta tingginya debet air pada daerah hilir dapat mempercepat terjadinya pelarutan dalam lahar dingin yang dibawa dari hulu atau sumber erupsi. Abu vulkanik yang di lepaskan melalui udara dan kemudian masuk ke badan air sungai juga menyebabkan daerah hilir lebih banyak terkena dampak dibandingkan daerah hulu sungai. Ciri ciri yang dapat dilihat pula ialah daerah hulu yang merupakan titik yang lebih dekat dengan sumber erupsi memiliki aliran yang lambat dan tidak terjadi pengenceran serta teralirkan sehingga mineral mineral yang dikeluarkan dalam lahar dingin tersebut tidak sampai masuk kedalam badan air secara maksimal sehingga dengan adanya aliran arus sungai maka logam logam akan terakumulasi di daerah hilir sungai. Sementara untuk sedimen karena sulit untuk terlarut didalam air, pergerakan air sangat mempengaruhi banyaknya jumlah logam didalam badan air. Disamping itu sedimen mudah tersuspensi karena pergerakan massa air yang akan melarutkan kembali logam yang terkandung di dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber pencemar potensial dalam skala waktu tertentu yang panjang. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa air sungai Lau Borus tersebut sudah tercemar. Yaitu kadarnya telah melewati ambang batas normal berdasarkan PP No 82 tahun 2001 untuk semua golongan air pada semua lokasi baik di hulu maupun di hilir sungai tersebut dimana kadar logam yang di perbolehkan yaitu untuk logam Besi Fe 0,3 mgL, logam Mangan Mn 0,1 mgL,dan Kadmium Cd 0,01 mgL. sementara untuk kadar logam yang ada dalam sedimen padatan total parameter baku mutu tidak secara khusus di terbitkan oleh instansi pemerintah, sehingga tidak ada patokan secara khusus yang penulis dapatkan untuk membandingkan apakah sedimen padatan total dalam sungai Lau borus sudah tercemar atau tidak.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian dan analisis data yang telah dilakukan pada air sungai dan sedimen padatan total sungai Lau Borus yang berasal dari aliran lahar dingin gunung sinabung pasca erupsi diperoleh kadar logam Besi Fe 1,6913 mgL, Mangan Mn 0,444 mgL,dan Kadmium Cd 0,0158 mgL untuk air pada daerah hulu sungai. dan logam Besi Fe 2,8580 mgL, Mangan Mn 0,5403 mgL,dan Kadmium Cd 0,0173 mgL untuk air pada daerah hilir sungai, kemudian kadar logam Besi Fe 6,6362 mgL, Mangan Mn 0,7933 mgL,dan Kadmium Cd 0,1756 mgL untuk sedimen pada daerah hulu sungai. dan logam Besi Fe 8,683 mgL, Mangan Mn 1,062 mgL,dan Kadmium Cd 0,1872 mgL untuk sedimen pada daerah hilir sungai, dimana pada konsentrasi Besi Fe Mangan Mn dan Kadmium Cd pada sampel air di hulu maupun di hilir melewati ambang batas maksimal untuk kualitas air. Berdasarkan Peraturan Pemerintah PP No 82 Tahun 2001. Sedangkan untuk sedimen Padatan total konsentrasi logam beratnya tidak memiliki ambang batas yang di keluarkan oleh pemerintah atau standar nasional SNI sehingga tingkat pencemarannya sulit untuk ditentukan dalam bentuk standar baku.

5.2. Saran

- Air sungai Lau Borus yang merupakan aliran lahar dingin Gunung sinabung telah tercemar logam berat Besi Fe, Mangan Mn dan Kadmium Cd yang berada di atas ambang batas kualitas air berdasarkan Peraturan Pemerintah PP No 82 Tahun 2001. - Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kandungan logam berat lain seperti Raksa Hg, Arsen As, Plumb Pb akibat debu erupsi gunung sinabung pada beberapa sungai yang berada di kaki gunung sinabung. - Perlu adanya Standart Nasional Indonesia SNI atau peraturan pemerintah secara resmi untuk menentukan kadar logam dalam sedimen -

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gunung Berapi.

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat di defenisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas batuan dalam wujud cair atau lava yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km dibawah permukaan bumi sampai kepermukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat gunung meletus. Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan. Ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah kuwu, grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai bledug kuwu. Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur cincin api pasifik pacific ring of fire. Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergesernya antara dua lempengan tektonik. Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjafi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu. Apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan oleh berbagai cara seperti berikut: • Aliran lava • Letusan gunung berapi • Aliran lumpur • Abu • Kebakaran hutan • Gas beracun • Gelombang tsunami • Gempa bumi

2.1.1 Klasifikasi Gunung Berapi di Indonesia

Kalanagan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung merapi kedalam 3 tipe berdasarkan catatan sejarah letusan erupsinya. Gunung api tipe A Gunung berapi yang tercatat pernah mengalami erupsi magnetic sekurang kurangnya satu kali sesudah tahun 1600. Gunung api tipe B Gunung berapi yang sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memeperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan sofatara. Gunung api tipe C Gunung berapi yang sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatarafumarola pada tingkat lemah. Albert,2012.

2.2. Erupsi gunung Merapi

Pada tanggal 13 februari 2014, gunung kelud meletus. Gunung yang terletak di perbatasan antara kabupaten Kediri, kabupaten Blitar, dan kabupaten Malang telah berstatus siaga sejak 2 februari 2014 dan ditingkatkan statusnya menjadi waspada 8 hari kemudian. Letusan yang sangat besar menimbulkan suara yang terdengar hingga radius puluhan kilometer. Walaupun saat ini aktivitasnya cenderung turun, namun statusnya masih dinyatakan awas. Bencana yang sama sebelumnya juga terjadi di Gunung Sinabung pada 2013 lalu. Letusannya melepaskan awan panas dan abu vulkanik yang menjangkau kawasan sibolangit dan berastagi. Guguran lava pijar dan semburan awan panas masih terus dihasilkan sampai 3 januari 2014 dan hingga kini rentetan gempa, letusan, dan luncuran awan panas masih terjadi secara terus menerus. Sampai saat ini, letusan kecil masih terjadi di gunung sinabung mencapai kota Medan yang jaraknya sekitar 30 km dari pusat letusan. Korban jiwa pun berjatuhan, terutama akibat terkena sapuan awan panas, yang mencapai 17 orang. Suryani,2014 Debu vulkanik terdiri dari partikel-partikel batuan vulkanik terfragmentasi. Hal ini terbentuk selama ledakan gunung berapi, dari longsoran panas batuan yang mengalir menuruni sisi gunung berapi, atau dari merah-panas cair lava semprot. Debu bervariasi dalam penampilan tergantung pada jenis gunung berapi dan bentuk letusan Wikipedia B,2010. 2.3. Tinjauan umum tentang Air. 2.3.1. Air Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air Effendi,2003.