Pengujian Tarik Proses Pengujian

Dalam pengujiaan tarik, spesisimen uji dibebani dengan kenaikan beban sedikit demi sedikit hingga uji specimen tersebut patah, kemudian sifat-sifat tarikannya dapat dihitung dengan persamaan: Tegangan: σ = kgfmm 2 ……………….……………………………3.1 Dimana: F = beban kgf Ao = luas mula dari penampang batang uji mm2 Regangan: ε = x 100 …………………………………......3.2 Dimana: Lo = panjang mula dari batang uji mm L = panjang batang uji yang dibebani mm Pengujian tarik dilakukan pada spesimen hasil pengelasan. Spesimen yang digunakan untuk uji tarik dibuat menurut standard ASTM E8E8M-09 Standard Test Methods of Tension Testing Wrought and Cast Aluminum- and Magnesium-Alloy Products Metric. Pengujian tarik dilakukan di Laboratorium Material Teknik Universitas Negeri Surakarta. Skema pengujian tarik diperlihatkan pada Gambar 3.13. Sedangkan rancangan perhitungan uji tarik dapat dilihat pada Tabel 3.1. Gambar 3.13 Skema uji tarik menurut ASTM E8 Tabel 3.1 Rancangan Perhitungan Data Uji Tarik ΔL mm P i kg D i mm A i mm 2 σ=P i A o kgmm 2 e= ΔLL mm E= σe kgmm 2 σ s =P i A i kgmm 2 ε s = lnA A i Keterangan : L : panjang mula-mula mm ∆L : panjang spesimen setelah uji tarik mm P : gaya tarik kg E : modulus elastisitas kgmm 2 ε : regangan tanpa satuan σ : tegangan Nm

2. Pengujian Kekerasan

Kekerasan Hardness adalah salah satu sifat mekanik Mechanical properties dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan frictional force dan deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika material tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk asal artinya material tersebut tidak dapat kembali ke bentuknya semula. Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi penekanan. Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan kekerasan suatu material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor intan yang cukup kecil dan mempunyai bentuk geometri berbentuk piramid seperti ditunjukkan pada Gambar 3.14. Beban yang dikenakan juga jauh lebih kecil dibanding dengan pengujian rockwell dan brinel yaitu antara 1 sampai 1000 gram. Angka kekerasan Vickers HV didefinisikan sebagai hasil bagi koefisien dari beban uji F dengan luas permukaan bekas luka tekan injakan dari indentordiagonalnya A yang dikalikan dengan sin 136°2. Rumus untuk menentukan besarnya nilai kekerasan dengan metode vikers yaitu : ...............................................................3.3 Dimana : HV = Angka kekerasan Vickers F = Beban kgf d = diagonal mm Gambar 3.14. Pengujian Vickers easycalculation.com

3. Pengujian Setruktur Mikro

Pengujian struktur mikro dilakukan di Laboratorium Bahan D-3 Universitas Gadjah Mada. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh FSW terhadap struktur mikro daerah las. Struktur mikro dalam logam di tunjukkan dengan besar, bentuk dan orientasi butirannya, proporsi dan kelakuan dimana mereka tersusun atau terdistribusi. Struktur mikro dari paduan tergantung dari beberapa faktor seperti, elemen paduan, konsentrasi dan perlakuan panas yang diberikan. Sifat-sifat fisis dan mekanik dari material tergantung dari struktur mikro material yang diuji. Pengujian Struktur mikro atau mikrografi dilakukan dengan bantuan mikroskop dengan koefisien pembesaran dan metode kerja yang bervariasi. Adapun beberapa tahapan yang perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian struktur mikro adalah: 1. Pemotongan Sectioning Pemotongan spesimen dilakukan dengan gergaji tangan secara hati-hati supaya tidak terjadi perubahan strutur akibat panas yang timbul saat pemotongan dan tida terjadi perubahan bentuk spesimen akibat beban alat potong. 2. Pengamplasan Grinding Melakukan pengamplasan kering, gunakan air untu mendinginan benda uji sampai didapat alur goresan segaris dan alur hasil gergaji sebelumnya hilang. Emudian melakukan pengamplasan basah mulai dari no. 120 sampai 1200 dengan dilakukan berurutan dari kasar kehalus. 3. Pemolesan Polishing Melakukan polishing untuk benda uji sampai didapatkan permukaan benda uji yang rata mengkilap, tidak ada bekas amplas. Polishing dilakukan tanpa air mengalir pada media poles yang digunakan Alumina Autosol secukupnya, setelah permukaan benda uji halus dan mengkilap tanpa goresan, bersihkan permukaan benda uji dengan alkohol atau air. Mengeringkan permukaan benda uji dengan pengering, jangan disentuh dengan tangan karena lemak dari tangan dapat menempel mengotori permukaan benda uji 4. Etsa Etching

Dokumen yang terkait

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP KEKUATAN MEKANIK SAMBUNGAN LAS ALUMUNIUM 1XXX KETEBALAN 2 MM DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING

2 15 6

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALLUMUNIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING

1 10 58

PENGARUH PUTARAN TOOL TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS SAMBUNGAN PADA ALUMINIUM 5051 DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING

7 31 79

PENGARUH KECEPATAN SPINDLE DAN FEED RATE TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS TIPE FRICTION STIR WELDING UNTUK Pengaruh Kecepatan Spindle dan Feed Rate Terhadap Kekuatan Sambungan Las Tipe Friction Stir Welding Untuk Aluminium Seri 1100 Dengan Tebal 2 MM.

0 4 15

TUGAS AKHIR Pengaruh Kecepatan Spindle dan Feed Rate Terhadap Kekuatan Sambungan Las Tipe Friction Stir Welding Untuk Aluminium Seri 1100 Dengan Tebal 2 MM.

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Kecepatan Spindle dan Feed Rate Terhadap Kekuatan Sambungan Las Tipe Friction Stir Welding Untuk Aluminium Seri 1100 Dengan Tebal 2 MM.

0 3 5

PENDAHULUAN Analisis Sifat Mekanik dan Struktur Mikro pada Sambungan Las Beda Properties Aluminium dengan Metode Friction Stir Welding.

0 2 4

PENGARUH KECEPATAN PENGELASAN (TRANSVERSE SPEED) TERHADAP KEKUATAN MEKANIK SAMBUNGAN MATERIAL POLYAMIDE (NYLON) DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING DENGAN TAMBAHAN PEMANAS.

4 5 2

PENGARUH KECEPATAN ROTASI TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR WELDING MATERIAL POLYAMIDE DENGAN PEMANAS TAMBAHAN.

0 0 13

PENGARUH TOOL PLUNGE DEPTH DAN PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR WELDING POLYAMIDE.

0 1 1