Pengujian Kekerasan Proses Pengujian

struktur mikro daerah las. Struktur mikro dalam logam di tunjukkan dengan besar, bentuk dan orientasi butirannya, proporsi dan kelakuan dimana mereka tersusun atau terdistribusi. Struktur mikro dari paduan tergantung dari beberapa faktor seperti, elemen paduan, konsentrasi dan perlakuan panas yang diberikan. Sifat-sifat fisis dan mekanik dari material tergantung dari struktur mikro material yang diuji. Pengujian Struktur mikro atau mikrografi dilakukan dengan bantuan mikroskop dengan koefisien pembesaran dan metode kerja yang bervariasi. Adapun beberapa tahapan yang perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian struktur mikro adalah: 1. Pemotongan Sectioning Pemotongan spesimen dilakukan dengan gergaji tangan secara hati-hati supaya tidak terjadi perubahan strutur akibat panas yang timbul saat pemotongan dan tida terjadi perubahan bentuk spesimen akibat beban alat potong. 2. Pengamplasan Grinding Melakukan pengamplasan kering, gunakan air untu mendinginan benda uji sampai didapat alur goresan segaris dan alur hasil gergaji sebelumnya hilang. Emudian melakukan pengamplasan basah mulai dari no. 120 sampai 1200 dengan dilakukan berurutan dari kasar kehalus. 3. Pemolesan Polishing Melakukan polishing untuk benda uji sampai didapatkan permukaan benda uji yang rata mengkilap, tidak ada bekas amplas. Polishing dilakukan tanpa air mengalir pada media poles yang digunakan Alumina Autosol secukupnya, setelah permukaan benda uji halus dan mengkilap tanpa goresan, bersihkan permukaan benda uji dengan alkohol atau air. Mengeringkan permukaan benda uji dengan pengering, jangan disentuh dengan tangan karena lemak dari tangan dapat menempel mengotori permukaan benda uji 4. Etsa Etching Pembuatan bahan etsa yang dipakai yaitu Nital, Membersihkan spesimen dengan tissue setelah spesimen dipoles celupkan spesimen ke dalam larutan Nital dengan konsentrasi tertentu selama 5 -10 detik. Mencuci specimen dengan air bersih kemudian membersihkan spesimen dengan mengusap spesimen dengan kapas yang telah dibasahi dengan alcohol dan kemudian dikeringkan. 5. Pemotretan. Menyiapkan terlebih dahulu mikroskop untuk pengujian lalu letakkan benda uji dibawah lensa obyektif dari mikroskop, hidupkan lampu mirkroskop dan arahkan pandangan mikroskop pada bagian benda uji yang akan diamati dengan cara memutar posisi maju-mundur dan kanan kiri. Lakukan pengamatan dan pemotretan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP KEKUATAN MEKANIK SAMBUNGAN LAS ALUMUNIUM 1XXX KETEBALAN 2 MM DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING

2 15 6

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALLUMUNIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING

1 10 58

PENGARUH PUTARAN TOOL TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS SAMBUNGAN PADA ALUMINIUM 5051 DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING

7 31 79

PENGARUH KECEPATAN SPINDLE DAN FEED RATE TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS TIPE FRICTION STIR WELDING UNTUK Pengaruh Kecepatan Spindle dan Feed Rate Terhadap Kekuatan Sambungan Las Tipe Friction Stir Welding Untuk Aluminium Seri 1100 Dengan Tebal 2 MM.

0 4 15

TUGAS AKHIR Pengaruh Kecepatan Spindle dan Feed Rate Terhadap Kekuatan Sambungan Las Tipe Friction Stir Welding Untuk Aluminium Seri 1100 Dengan Tebal 2 MM.

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Kecepatan Spindle dan Feed Rate Terhadap Kekuatan Sambungan Las Tipe Friction Stir Welding Untuk Aluminium Seri 1100 Dengan Tebal 2 MM.

0 3 5

PENDAHULUAN Analisis Sifat Mekanik dan Struktur Mikro pada Sambungan Las Beda Properties Aluminium dengan Metode Friction Stir Welding.

0 2 4

PENGARUH KECEPATAN PENGELASAN (TRANSVERSE SPEED) TERHADAP KEKUATAN MEKANIK SAMBUNGAN MATERIAL POLYAMIDE (NYLON) DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING DENGAN TAMBAHAN PEMANAS.

4 5 2

PENGARUH KECEPATAN ROTASI TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR WELDING MATERIAL POLYAMIDE DENGAN PEMANAS TAMBAHAN.

0 0 13

PENGARUH TOOL PLUNGE DEPTH DAN PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR WELDING POLYAMIDE.

0 1 1