4. Gugatan Penggugat seharusnya mengenai Wanprestasi, karena Penggugat
mendalilkan bahwa Penggugat telah membeli tiket untuk penerbangan dengan pesawat Tergugat dengan Nomor Tiket TE. 9902170216630 untuk
penerbangan tanggal 19 Oktober 2011. Sedangkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan Pasal 1 angka 27 menyatakan bahwa
” tiket adalah dokumen berbentuk cetak, melalui proses elektronik, atau bentuk lainnya, yang merupakan salah satu alat bukti adanya perjanjian
angkutan udara antara penumpang dan pengangkut, dan hak penumpang untuk menggunakan pesawat udara atau diangkut dengan pesawat udara.
Tergugat tanggal 19 Oktober 2011 gagal atau tidak memberangkatkan Penggugat ke Jakarta dengan JT 743 . Dengan demikian peristiwa hukum
yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat adalah ingkar janji atau wanprestasi bukan Perbuatan Melawan Hukum, namun terbukti Penggugat
telah mengajukan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum terhadap Tergugat, dengan demikian terbukti gugatan Penggugat kabur obscuur libel.
C. Akibat Hukum yang Timbul Dalam Kasus Wanprestasi Pihak Maskapai
Lion Air
Wanprestasi yang dilakukan pihak dalam perjanjian akan menimbulkan akibat hukum. Terhadap pihak yang melakukan wanprestasi diancamkan beberapa
sanksi atau hukuman
68
. Hukuman atau akibat hukum tersebut ada empat macam, yaitu:
1. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau dengan singkat
dinamakan ganti rugi. Ganti rugi sering dirinci dalam tiga unsur: biaya, rugi, dan bunga. Biaya adalah segala pengeluaran atau perongkosan yang
nyata-nyata dikeluarkan oleh satu pihak. Rugi adalah kerugian karena
68
Subekti, Op.Cit., hlm. 45
Universitas Sumatera Utara
kerusakan-kerusakan barang-barang kepunyaan kreditur yang diakibatkan oleh kelalaian si debitur. Sedangkan bunga adalah kerugian yang berupa
kehilangan keuntungan yang sudah dibayangkan atau dihitung oleh kreditur.
2. Pembatalan perjanjian atau juga dinamakan pemecahan perjanjian.
Pembatalan perjanjian karena kelalaian debitur diatur dalam pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pembatalan perjanjian bertujuan
membawa kedua belah pihak kembali pada keadaan sebelum perjanjian diadakan. Dikatakan bahwa pembatalan itu berlaku surut sampai pada
detik dilahirkannya perjanjian. 3.
Peralihan risiko. Sebagai akibat hukum yang ketiga atas wanprestasi disebutkan dalam pasal 1237 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang
dimaksudkan dalam resiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian jika terjadi suatu peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak yang, yang
menimpa barang yang menjadi objek perjanjian. 4.
Membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di depan hakim. Tentang pembayaran ongkos biaya perkara sebagai akibat hukum
wanprestasi adalah tersimpul dalam peraturan Hukum Acara bahwa pihak yang dikalahkan diwajibkan membayar biaya perkara.
Kasus lion air yang telah dipaparkan di atas, terhadap pihak tergugat akibat hukum yang timbul dari wanprestasi adalah bahwa penggugat harus
membayar kerugian Materiil sebesar Rp. 5.107.000,-lima juta seratus tujuh ribu
Universitas Sumatera Utara
rupiah dan membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp .316.000.-. tiga ratus enam belas ribu rupiah.
D. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Kasus Wanprestasi Lion Air