Jenis koping Mekanisme Koping 1. Pengertian mekanisme koping

8 2. Mekanisme Koping 2.1. Pengertian mekanisme koping Mekanisme koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima Nursalam, 2007. Apabila mekanisme koping berhasil, maka orang tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Kemampuan koping individu tergantung dari temperamen, persepsi, dan kognisi serta latar belakang budayanorma tempatnya dibesarkan Nursalam, 2007. Mekanisme koping adalah perubahan kognitifdan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal maupun eksternal yang melelahkan atau melebihi kemampuan individu Lazarus dan Folkman, 1984. Dapat disimpulkan mekanisme koping adalah upaya yang dilakukan individu baik secara kognitif maupun perilaku dalam menghadapi atau menangani suatu masalah dan situasi.

2.2. Jenis koping

Menurut Lazarus dan Folkman 1984, dalam melakukan koping, ada dua strategi yang bisa dilakukan. 2.2.1. Koping yang berfokus pada masalah problem-focused coping. Problem-focused coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan terjadinya tekanan. Problem-focused coping ditunjukkan dengan mengurangi demands dari situasi yang penuh dengan stres atau Universitas Sumatera Utara 9 memperluas sumber untuk mengatasinya. Seseorang cenderung menggunakan metode problem-focused coping apabila mereka percaya bahwa sumber atau demands dari situasinya dapat diubah. Contoh problem- focused coping yaitu mencari informasi mengenai suatu masalah, mengumpulkan solusi yang dapat dijadikan sebagai alternatif, mempertimbangkan alternatif dari segi biaya dan manfaatnya, memilih alternatif, dan menjalani alternatif yang dipilih Lazarus dan Folkman, 1984. Strategi yang dipakai dalam problem-focused coping antara lain sebagai berikut: a. Confrontative coping: usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan risiko. b. Seeking sosial support: usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain. c. Planful problem solving: usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan analitis. 2.2.2. Emotion-focused coping. Emotion-focused coping, yaitu usaha mengenai stres dengan cara mengatur respons emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh satu kondisi atau situasi yang dianggap penuh tekanan. Emotion-focused coping ditunjukan untuk mengontrol respon emosionalnya melalui pendekatan perilaku dan kognitif. Contoh Emotion- focused coping yaitu menghindari, meminimalisir, menjaga jarak, selektif Universitas Sumatera Utara 10 memilih perhatian, perbandingan positif, dan mencari nilai positif dari sebuah peristiwa negatif Lazarus dan Folkman, 1984. Contoh lain Emotion-focused coping mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi dengan bersantai atau mencari kesenangan dengan pergi ke bioskop, cafe, karoeke, berenang dan sebagainya Fausiah dan Widury, 2005. Strategi yang digunakan dalam Emotion-focused coping antara lain sebagai berikut: a. Self-control: usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi situasi yang menekan. b. Distancing, usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan, seperti menghindar dari permasalahan seakan tidak terjadi apa-apa atau menciptakan pandangan-pandangan yang positif, seperti mrnganggap masalah seperti lelucon. c. Positive reappraisal: usaha untuk mencari makna positif dari permasalahan dengan berfokus pada pengembangan diri, biasanya juga melibatkan hal-hal yang bersifat religius. d. Accepting responsibility, usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya dan mencoba menerimanya untuk membuat semuanya menjadi lebih baik. Strategi ini baik, terlebih bila masalah terjadi karena pikiran dan tindakannya sendiri. Namun, strategi ini menjadi tidak baik bila individu tidak seharusnya bertanggung jawab atas masalah tersebut. Universitas Sumatera Utara 11 e. Escapeavoidance: usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain seperti makan, minum, merokok, atau menggunakan obat-obatan. Kozier, Erb, Berman dan Synder 2004 mengklarifikasi koping berdasarkan jangka waktunya menjadi dua tipe yaitu: mekanisme koping jangka panjang dan pendek. Mekanisme koping jangka panjang bersifat konsuktif dan realistis, contohnya berbicara dengan orang lain untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Mekanisme ini melibatkan perubahan pola hidup seperti makanan yang sehat, olahraga teratur, menyeimbangkan waktu luang dengan waktu kerja, upaya penyelesaian masalah sebagai pengambilan keputusan daripada marah atau respon yang konstruktif. Mekanisme koping jangka pendek dapat menguragi stres yang sifatnya sementara dan berakhir pada cara inefektif untuk menghadapi ralita. Contohnya dalam minum minuman beralkohol atau obat-obatan dan mengandalkan keyakinan bahwa segalanya akan berhasil.

2.3. Penggolongan mekanisme koping