risiko yang dimiliki suatu pekerjaan terhadap masalah kesehatan yang mungkin muncul di stasiun kerja.
3.3. Standard Nordic Questionnaire SNQ
3
3
Kuorinka, I., Jonsson, B., Kilbom, A., Vinterberg, H., Biering-Sorensen, F., Andersson, G., Jorgensen, K, Standardised Nordic Questionnaores Applied Ergonomics, 1987.
Standard Nordic Questionnaire SNQ merupakan salah satu alat ukur yang biasa digunakan untuk mengenali sumber penyebab keluhan kelelahan otot.
Melalui Standard Nordic Questionnaire dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak sakit sampai
sangat sakit. Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh seperti Gambar 2.8. maka diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh
pekerja. Dimensi-dimensi tubuh tersebut dapat dibuat dalam format Standard
Nordic Questionnaire. Standard Nordic Questionanire dibuat atau disebarkan untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan pekerja akibat pekerjaanya.
Standard Nordic Questionnaire bersifat subjektif, karena rasa sakit yang dirasakan tergantung pada kondisi fisik masing-masing individu. Keluhan rasa
sakit pada bagian tubuh akibat aktivitas kerja tidaklah sama antara satu orang dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Peta Tubuh
Keterangan:
0. leher bagian atas
16. tangan kiri
1. leher bagian bawah
17. Tangan Kanan
2. bahu kiri
18. Paha Kiri 3.
bahu kanan 19. Paha Kanan
4. lengan atas kiri
20. Lutut Kiri
5. punggung
21. Lutut Kiri
6. lengan atas kanan
22. Betis Kiri
7. pinggang
23. Betis Kanan
8. bokong
24. Pergelangan Kaki Kiri
9. pantat
25. Pergelangan Kaki Kanan
10. siku kiri
26. Kaki Kiri
11. siku kanan
27. Kaki Kanan
12. lengan bawah kiri
13. lengan bawah kanan
14. pergelangan tangan kiri
15. pergelangan tangan kanan
2.3 REBA
Rapid Entire Body Assesment
4
4
Stanton, Naville, Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods, New York: CRC Press LLC, 2005, h. 76-85.
Universitas Sumatera Utara
REBA dirancang oleh Lynn Mc Atemney dan Sue Hignett 2000 sebagai sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh
secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai postur tubuh, kekuatan yang digunakan, jenis pergerakan atau aksi, pengulangan atau pegangan.
Skor akhir REBA dihasilkan untuk memberikan sebuah indikasi tingkat risiko dan tingkat keutamaan dari sebuah tindakan yang harus diambil.
Untuk masing-masing tugas, menilai faktor postur tubuh dengan penilaian pada masing-masing grup yang terdiri atas dua grup, yaitu:
1. Grup A, terdiri atas:
a. Batang tubuh trunk
b. Leher neck
c. Kaki legs
2. Grup B, terdiri atas:
a. Lengan atas upper arm
b. Lengan bawah lower arm
c. Pergelangan tangan wrist
Pada masing-masing grup, diberikan suatu skala skor postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga faktor beban atau kekuatan dan
coupling. REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dalam
sebuah pekerjaan: 1.
Keseluruhan bagian badan digunakan. 2.
Postur tubuh statis, dinamis, cepat berubah, atau tidak stabil.
Universitas Sumatera Utara
3. Melakukan sebuah pembebanan seperti: mengangkat benda baik secara rutin
ataupun sesekali. 4.
Perubahan dari tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sedang dilakukan dan diawasi sebelum atau sesudah perubahan.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang dinilai pada metode REBA. 1.
Grup A, terdiri dari : a.
Batang tubuh trunk
Gambar 3.2. Postur Batang Tubuh Trunk Tabel 3.1. Penilaian Batang Tubuh Trunk
Pergerakan Skor
Skor Perubahan
Posisi normal 1
+1 jika batang tubuh berputarbengkokbungkuk
0 - 20 ke depan dan belakang
2 -20
atau 20 - 60 3
60 4
b. Leher neck
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3. Postur Tubuh Bagian Leher Neck Tabel 3.2. Penilaian Leher Neck
Pergerakan Skor
Skor Perubahan
0 - 20 1
+1 jika leher berputarbengkok 20
- ekstensi 2
c. Kaki legs
Gambar 3.4. Postur Tubuh Bagian Kaki Legs Tabel 3.3. Penilaian Kaki Legs
Pergerakan Skor
Skor Perubahan
Posisi normalseimbang berjalanduduk
1 +1 jika lutut antara 30-60
+2 jika lutut 60 Bertumpu pada satu kaki lurus
2
d. Beban load
1 2 3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5. Ukuran Beban Load Tabel 3.4. Penilaian Beban Load
Pergerakan Skor
Skor Pergerakan
5 kg +1 jika kekuatan cepat
5 - 10 kg 1
10 kg 2
2. Grup B, terdiri dari:
a. Lengan atas upper arm
Gambar 3.6. Postur Tubuh Bagian Lengan Atas Upper Arm Tabel 3.5. Penilaian Lengan Atas Upper Arm
Pergerakan Skor
Skor Perubahan
20 ke depan dan belakang
1 +1 jika bahu naik
+1 jika lengan berputarbengkok -1 miring, menyangga berat
lengan 20
ke belakang atau 20 - 45 2
45 - 90 3
90 4
b. Lengan bawah lower arm
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.7. Postur Lengan Bawah Tabel 3.6. Skor Lengan Bawah
Pergerakan Skor
60 - 100 1
60 atau 100
2
c. Pergelangan tangan wrist
Gambar 3.8. Postur Pergelangan Tangan Tabel 3.7. Skor Pergelangan Tangan
Pergerakan Skor
Skor Perubahan
0-15 ke atas dan bawah
1 +1 jika pergelangan tangan
putaran menjauhi sisi tengah 15
ke atas dan bawah 2
Universitas Sumatera Utara
d. Coupling
Tabel 3.8. Coupling Coupling
Skor Keterangan
Baik Kekuatan pegangan baik
Sedang 1
Pegangan bagus tapi tidak ideal atau kopling cocok dengan bagian tubuh
Kurang baik 2
Pegangan tangan tidak sesuai walaupun mungkin
Tidak dapat diterima 3
Kaku, pegangan tangan tidak nyaman, tidak ada pegangan atau kopling tidak
sesuai dengan bagian tubuh
Tabel 3.9. Skor Aktivitas Aktivitas
Skor Keterangan
Postur statik +1
1 atau lebih bagian tubuh statisdiam Pengulangan
+1 Tindakan berulang-ulang
Ketidakstabilan +1
Tindakan menyebabkan jarak yang besar dan cepat pada postur tidak
stabil
3.6. Antropometri