22
2.3 Penerimaan Perikatan Audit
Boynton, et all 271;2002 dalam buku Modern Auditing versi Bahasa Indonesia menyatakan bahwa tahap awal dari audit laporan keuangan melibatkan
suatu keputusan untuk menerima atau menolak kesempatan untuk menjadi auditor dari klien baru atau untuk melanjutkan sebagai auditor bagi klien yang
sudah ada. Oleh sebab itu, terdapat standar pengendalian mutu yang menyediakan petunjuk profesional berkenaan dengan keputusan untuk menerima dan
melanjutkan klien dan perikatan, sejalan dengan standar audit SA yang berlaku saat ini.
Menerima dan melanjutkan klien audit melibatkan elemen-elemen penting mengenai pemahaman bisnis dan industri, materialitas, risiko audit, dan
pertimbangan jasa bernilai tambah. Boynton, et all 271;2002 mengemukakan bahwa dalam menerima suatu perikatan audit, auditor harus melakukan langkah-
langkah penerimaan penugasan audit sebagai berikut : 1. Mengevaluasi integritas manajemen.
Tujuan utama dari audit laporan keuangan adalah untuk memberikan suatu opini atas laporan keuangan manajemen. Oleh sebab itu, penting bagi auditor
untuk memeriksa apakah manajemen perusahaan tersebut dapat dipercaya atau tidak. Apabila manajemen kurang dapat dipercaya kurang memiliki
integritas, maka ada kemungkinan bahwa kekeliruan error dan ketidakberesan irregularities akan terjadi dalam proses akuntansi dimana
laporan keuangan dibuat. Hal ini akan dapat menyebabkan opini yang Indonesia menyatakan bahwa
a t
t ah
ahap awal da da
ri ri
a a
udit laporan keuangan melibatkan suatu keputusan un
un tu
tuk menerima atau menolak ke kese
se mpatan untuk menjadi
auditor dari k k
li en baru atau unt
nt uk
k m
m el
el an
an ju
ju tk
t an
an sebagai audit
t or
or bagi klien yang sudah ad
ada. Oleh seba ab
b it it
u, u,
terdapat standar peng g
en enda
da li
li an
an mutu yang m menyediakan
pe e
t tunjuk p
p ro
ro fe
fe si
s onal b
b erke
na an d
en gan kepu
tu tu
sa s
n un untu
tu k
k menerim
ma dan melanj
nj ut
ut ka
ka n klie
ie n
dan perikatan, sej al
an dengan stan
da r
au u
di d
t S S
A A
y yan
an g
g berl
rlaku sa
a at
at i i
ni ni.
Me M
ne ne
ri ma
dan melanju tk
an klien audit m
el ibatkan elemen
-e le
leme e
n n pe
pe nt
n ing
mengen n
ai pemah
am an
bisni s
dan in
du stri
, mate rial
it as
, risiko aud
d i
it, da dan
n pe
p rtim
m ba
ngan jasa bern il
ai tam
ba h. Boynt
on , et
a ll
271;2002 m en
ngemuka kaka
n n
bahw wa
a da
la m mene
ri ri
ma ma
s s
ua ua
tu tu
p p
erikatan audit it
, au
au di
di to
to r
r ha
h ru
s mela ku
ka kan
n langka ka
h- h-
la l
ngkah penerimaan penugasan aud d
it it seb
eb a
agai berikut : 1.
1. Me
Me ng
g evaluasi integritas manajemen.
Tu T
juan u t
tama d
dar ari
i au
au d
dit lapo pora
ran n
ke keua
uan ngan a
da da
la la
h h
un u
t tu
k k memberik
ikan an
s uatu
op p
in in
i atas lap ap
o oran keuangan m
manajeme e
n n. Oleh sebab
it it
u, u,
p p
enting ng
b b
a agi auditor
untuk memeriksa apakah man najemen per
rusahaan tersebut dapat dipercaya atau tidak. Apabila manajemen
kurang dapat dipercaya kurang memiliki
integritas, maka ada kemu u
ngki i
nan bahwa kekeliruan error dan ketidakberesan irregularities ak
k an terjadi dalam proses akuntansi dimana
23
dikeluarkan auditor tidak menggambarkan kondisi sesungguhnya atas suatu perusahaan.
2. Mengidentifikasi kondisi khusus dan risiko yang tidak biasa. Elemen penting dari audit melibatkan penilaian risiko salah saji material
dalam laporan keuangan. Akuntan publik juga menaruh perhatian terhadap risiko bisnis auditor auditor’s business risk jika dihubungkan dengan
perusahaan yang memiliki masalah kesulitan keuangan atau kelangsungan usaha going concern. Jika suatu entitas mengalami kesulitan keuangan atau
masalah hukum, dan jika pihak yang mengajukan tuntutan dapat menemukan alasan untuk menuntut keandalan laporan keuangan, maka hal tersebut tentu
saja akan melibatkan auditor. Oleh sebab itu sebelum menerima penugasan audit, seorang auditor perlu untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan menilai
stabilitas hukum calon klien. 3. Menilai kompetensi untuk melaksanakan audit.
Sebelum menerima suatu penugasan audit, auditor perlu untuk mengevaluasi apakah ia memiliki kompetensi profesional untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Umumnya hal ini termasuk mengidentifikasi anggota kunci dari tim audit tersebut serta mempertimbangkan kebutuhan untuk mencari bantuan
dari konsultan dan spesialis selama pelaksanaan audit. 4. Mengevaluasi independensi.
Independensi dalam menerima penugasan audit diwajibkan dalam Kode Etik Perilaku Profesional AICPA dan merupakan salah satu dari elemen
pengendalian mutu. Sebelum menerima klien, KAP diharuskan untuk 2. Mengidentifikasi kondisi k
k hu
husus dan risi i
ko ko
y y
ang tidak biasa. Elemen penting
ng d
dari audit melibatkan penilaian r
r is
i iko salah saji material
dalam la a
p poran keuangan. Ak
A un
un ta
ta n
n pu
pu bl
b ik
k juga menaruh
pe pe
rhatian terhadap risi
i k
ko bisnis au ud
dito to
r auditor’s business ris isk
k ji
ji ka dihubun
gk gk
an dengan k
k perusa
a ha
ha an
an y
y ang me
me m
mi li
ki masal ah
kesulitan k
k euanga
an n
at at
au au kelan
ngs g
ungan us
s ah
aha a
g goin
g g
co nc
er n
. Jika suat u
en titas mengal
am i
ke esu
s litan ke
ke ua
ua ng
n an
a a
tau ma
a s
salah h
hu kum, dan
j ik
a pihak ya ng
mengaju ka
n tuntutan d
dap a
at m
men en
emukan an
al a
asa an
u ntuk menuntut
kean dala
n la
poran ke
uangan, maka h al
terse e
bu bu
t t
t tentu
saja a
a kan me
li ba
tk an audit
or. Ol
eh seb
ab itu seb
el um
menerim a
a penugasa san
n au
di t, seorang auditor p
er lu u
nt uk mengevalu
as i ko
ndisi keuangan dan m
m e
enila ai
st stab
ab ilitas
h uk
um c
c al
al on
on k
k li
li en
en .
3. 3
Menilai kompetensi untuk melak ak
sa s
na nak
kan audit. Se
Se be
b lum menerima suatu penugasan audit, auditor perlu untuk me
me ng
ngev eval
l ua
ua si
ap ap
akah h
i ia
me memi
mi li
li k
ki k
k om
ompe pe
te te
ns nsi
i profes
io io
na na
l l
un t
tu k
k meny
ny el
eles es
a aikan
pe e
ke ke
rj j
aannya ya.
U Umumnya hal
in in
i termas as
u uk mengident
if if
ik ik
as as
i angg gg
ot ot
a a
k kunci dari
tim audit tersebut serta memp pertimbang
g k
kan kebutuhan untuk mencari bantuan dari konsultan dan spesialis se
elama pela a
ks anaan audit.
4. Mengevaluasi independensi. Independensi dalam menerima penu
n gasan audit diwajibkan dalam Kode Etik
24
mengevaluasi apakah terdapat kondisi yang akan mempengaruhi independensi auditor ketika mengaudit calon klien. Salah satu caranya adalah dengan
mengedarkan nama calon klien kepada semua staff profesional untuk mengidentifikasi apakah terdapat seorang auditor yang memiliki hubungan
keluarga atau bisnis dengan klien yang dimaksud. 5. Keputusan untuk menerima atau menolak perikatan.
Dalam membuat keputusan apakah akan menerima atau menolak suatu penugasan audit, KAP akan mengelola risiko bisnis sendiri. Alasan-alasan
umum untuk menerima atau menolak klien adalah pertimbangan atas integritas manajemen, pembatasan ruang lingkup audit oleh manajemen, kemampuan
audit, atau ketidaksepakatan dengan auditor terdahulu, masalah yang berhubungan dengan memperoleh keahlian yang diperlukan untuk audit, atau
masalah independensi. 6. Membuat surat perikatan.
Membuat surat perikatan audit engagement letter merupakan langkah akhir dari tahap penerimaan penugasan audit, dan merupakan praktek profesional
yang baik agar kedua belah pihak dapat menaati kesepakatan dan syarat-syarat dari suatu perikatan audit.
2.4 Penerimaan Perikatan Audit Berdasarkan SPAP Standar Audit dan Standar Pengendalian Mutu Nomor 1