Metode Dasar Penelitian Metode Pengambilan Lokasi Penelitian

tahun-tahun yang diperbandingkan. Pada penelitian ini dipilih tahun 2002 sebagai tahun dasar karena memenuhi syarat tersebut. 3. Jumlah produksi ikan bandeng pada tahun sebelumnya adalah jumlah ikan bandeng yang dihasilkan dari budidaya tambak pada tahun sebelumnya di Kabupaten Pati, dinyatakan dalam kg. 4. Rata-rata curah hujan pada tahun pembudidayaan adalah rata-rata curah hujan pada tahun pembudidayaan ikan bandeng di Kabupaten Pati, dinyatakan dalam satuan mmth. 5. Luas areal pembudidayaan pada tahun pembudidayaan adalah luas areal pembudidayaan ikan bandeng hasil budidaya tambak di Kabupaten Pati pada tahun pembudidayaan, dinyatakan dalam satuan ha. 6. Harga udang windu pada tahun sebelumnya adalah rata-rata harga udang windu pada tahun sebelumnya ditingkat produsen atau harga relatif per kg, dinyatakan dalam Rpkg. 7. Harga pupuk urea pada tahun pembudidayaan adalah rata-rata harga beli pupuk urea pada tahun pembudidayaan ditingkat konsumenpetani di Kabupaten Pati, dinyatakan dalam satuan Rpkg. 8. Elasisitas penawaran adalah persentase perubahan penawaran dalam menanggapi persentase perubahan faktor yang mempengaruhinya. 9. Elastisitas penawaran jangka pendek adalah elastisitas penawaran yang menunjukkan bahwa kemungkinan industri pertanian untuk berubah adalah sangat kecil. 10. Elastisitas penawaran jangka panjang adalah elastisitas penawaran yang berhubungan dengan keseluruhan industri pertanian yang dapat mengadakan penyesuaian.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan data berkala time series atau trend. Menurut Surakhmad 2004, metode deskriptif memiliki ciri-ciri, yaitu: 1. memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, yaitu pada masalah-masalah yang aktual. 2. data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik.

B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive yaitu di Kabupaten Pati dengan pertimbangan Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah sentra produksi ikan bandeng di Jawa Tengah. Hal ini ditunjukkan dalam Tabel 5 dimana Kabupaten Pati menduduki peringkat pertama di Jawa Tengah sebagai kabupaten yang menghasilkan produksi ikan bandeng terbesar diantara 35 kabupatenkota lainnya. Selain itu, lokasinya yang terletak di pesisir pantai Laut Jawa dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 60 km dan dekat dengan Laut Jawa semakin mendukung perkembangan perikanan budidaya di tambak. Tabel. 5. Produksi Ikan Bandeng Menurut Kabupaten di Jawa Tengah Tahun 2005 No. KabupatenKota Jumlah Produksi Ikan Bandeng kg 1. Kabupaten Pati 14.411.889 2. Kabupaten Brebes 6.280.200 3. Kabupaten Kendal 3.995.200 4. Kabupaten Demak 3.516.200 5. Kabupaten Pemalang 1.803.900 6. Kabupaten Jepara 980.800 7. Kabupaten Pekalongan 958.700 8. Kota Semarang 516.100 9. Kabupaten Cilacap 351.600 10. Kota Tegal 212.900 11. Kabupaten Tegal 204.900 12. Kabupaten Rembang 173.000 13. Kabupaten Batang 139.300 14. Kota Pekalongan 78.700 15. Kabupaten Purworejo 51.200 16. Kabupaten Kudus 24.100 17. Kabupaten Kebumen 400 18. Kabupaten Wonogiri - 19. Kabupaten Banyumas - 20. Kabupaten Purbalingga - 21. Kabupaten Banjarnegara - 22. Kabupaten Wonosobo - 23. Kabupaten Temanggung - 24. Kabupaten Magelang - 25. Kota Magelang - 26. Kabupaten Boyolali - 27. Kota Salatiga - 28. Kabupaten Semarang - 29. Kabupaten Klaten - 30. Kota Surakarta - 31. Kabupaten Sukoharjo - 32. Kabupaten Karanganyar - 33. Kabupaten Sragen - 34. Kabupaten Grobogan - 35. Kabupaten Blora - Jumlah 33.649.000 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, 2006 a

C. Jenis Data dan Sumber Data