ANALISIS DESKRIPTIF KOMPONEN PENAWARAN PARIWISATA DI KABUPATEN PATI

(1)

commit to user

ANALISIS DESKRIPTIF KOMPONEN PENAWARAN PARIWISATA DI KABUPATEN PATI

Skripsi

Diajukan Untuk melengakapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

Nurul Afifah Hardiyansyah F1106041

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

ANALISIS DESKRIPTIF KOMPONEN PENAWARAN PARIWISATA DI KABUPATEN PATI

Surakarta, 22 Desember 2010 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing

(Drs. BRM. Bambang Irawan, Msi.) NIP. 1967 0523 1994 031 002


(3)

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapu tugas-tugas dan memenuhi syarat-ayarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan.

Surakarta, Januari 2011 Tim Penguji Skripsi

1. Drs. Mugi Raharjo, M.Si. Sebagai Ketua

NIP. 19491227 198203 1 002

2. Drs. BRM. Bambang Irawan, M.Si. Sebagai Pembimbing

NIP. 19670523 199403 1 002

3. Suryanto, S.E, M.Si. Sebagai Anggota )

NIP. 19750122 200812 1 002


(4)

commit to user

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

(Kepada mereka dikatakan):

“Salam”

Sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang

(QS Yaasiin: 58).

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1.

Allah SWT Yang Maha Penyayang

2.

Keluargaku tercinta

3.

Almamaterku UNS


(5)

commit to user

K ATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur Alhamdulillah ditujukkan bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Tak lupa pula sholawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Besar Rosullah Muhammad SAW yang telah berjuang mambawa umat manusia kepada fitrah yang benar dan jalan yang lurus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: ”ANALISIS DESKRIPTIF KOMPONEN PENAWARAN PARIWISATA DI KABUPATEN PATI”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang haris dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan tenaga, materi, informasi, waktu. Maupun dorongan yang tidak terhingga dari berbagai pihak. Tiada yang dapat melukiskan kebahagian penulis selain rasa syukur yang mendalam. Karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :


(6)

commit to user

1. Drs. BRM. Bambang Irawan. Msi, selaku pembimbing akademik dan

pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, Mcom, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS.

3. Drs. Kresno Saroso Pribadi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS.

4. Izza Mafruhah, SE, Msi selaku sekertaris jurusan yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis.

6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu di Dinas Pariwisata Kabupaten Pati yang telah banyak membantu dalam pencarian data sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

7. Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa selalu mendoakan, memberi dorongan dan bimbingan kepada ananda.


(7)

commit to user

8. Kakak dan adikku tersayang (Taufiq dan Yusi) semoga kita selalu akrab dan saling memberi dukungan.

9. Mas Hari yang selalu memberi motivasi dan perhatian. Ayo lebih

semangat...^_^..

10.Teman-teman baikku jurusan Ekonomi Pembangunan 2006 sangat

menyenangkan bisa belajar bersama kalian..n_n..

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini.

Penulis menyadari dengan sedalam-dalamnya bahwa skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu apabila ada kritik dan saran yang sifatnya membangun demi lebih sempurnanya skripsi ini, senantiasa dapat penulis terima. Semoga skripsi ini dapat menjadi karya kecil yang dapat berguna bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, 23 Desember 2010

Penulis


(8)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pariwisata 1. Definisi Pariwisata ... 10

2. Wisatawan ... 12

3. Jenis Pariwisata ... 12

4. Industri Pariwisata ... 16

5. Kajian Ekonomi – Kepariwisataan a. Aspek Penawaran Pariwisata ... 18

b. Aspek Permintaan Pariwisata ... 27

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata ... 29

d. Motivasi Berwisata ... 30

e. Faktor-faktor Pendorong dan Penarik ... 32


(9)

commit to user

6. Dampak Pengembangan Kepariwisataan

a. Dampak Positif ... 33

b. Dampak Negatif ... 34

c. Dampak terhadap Sosial-Budaya ... 35

d. Dampak terhadap Lingkungan ... 36

B. Pertanyaan Penelitian ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Lokasi Penelitian ... 38

C. Teknik Pengumpulan Data ... 38

D. Teknik Pengambilan Data ... 40

E. Teknik Analisi Data 1. Analisis Model Interaktif ... 41

2. Penilaian Kelengkapan dan Ketersediaan Komponen Penawaran Pariwisata (4A) ... 43

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Pati 1. Aspek Geografis ... 45

2. Aspek Sosial ... 46

3. Aspek Ekonomi ... 47

B. Deskripsi Obyek-obyek Wisata di Kabupaten Pati dilihat dari Komponen 4A. 1. Attraction (Atraksi) ... 49

2. Accessibility (Aksesbilitas) ... 63

3. Amenity (Amenitas) ... 67

4. Activities (Aktivitas) ... 74

C. Presentase Ketersediaan Komponen Penawaran di Obyek Wisata Kabupaten Pati 1. Atraksi ... 75

2. Aksesbilitas ... 76

3. Amenitas ... 80


(10)

commit to user

D. Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pada Tiap-tiap

Obyek Wisata di Kabupaten Pati

1. Atraksi ... 83

2. Aksesbilitas ... 84

3. Amenitas ... 85

4. Aktivitas ... 85

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 115 LAMPIRAN


(11)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Perkembangan Wisatawan Nasional (Wisnas) Tahun 2004-2008 ... 3

1.2 Distribusi Presentase Produk Domestik Bruto Atas Harga Konstan Menurut

Lapangan Usaha di Kabupaten Pati Tahun 2005-2008 ... 4

1.3 Jumlah Wisatawan Obyek Wisata di Kabupaten Pati Tahun 2008... 6

1.4 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Jawa Tengah

Tahun 2004-2008 ... 6 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Pati Tahun 2001

2008 (dalam orang) ... 46 4.2 Banyaknya Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha

di Kabupaten Pati Tahun 2008 ... 47

4.3 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan

Usaha di Kabupaten Pati Tahun 2005-2008 (Jutaan Rupiah) ... 48 4.4 Upacara-upacara Tradisional/ Atraksi-atraksi yang ada di Kabupaten Pati dan Obyek Wisata ... 59 4.5 Atraksi-atraksi/ Upacara Tradisional yang diadakan pada Obyek

Wisata ... 62

4.6 Jarak Tempuh dari Pusat Kota Menuju Obyek Wisata di Kabupaten Pati 63

4.7 Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata di Kabupaten Pati ... 65 4.8 Penunjuk Arah (sign road) menuju Obyek Wisata di Kabupaten Pati ... 66 4.9 Jenis Sarana Transportasi yang digunakan dari Pusat Kota sampai

pada Obyek Wisata di Kabupaten Pati ... 67


(12)

commit to user

4.10 Banyaknya Hotel di Kab. Pati Dirinci Menurut Klasifikasi Hotel,

Kamar, Tempat Tidur, dan Alamat Hotel Tahun 2007 ... 68 4.11 Penyediaan Fasilitas Umum (Warung, Toko kelontong, dll) di Obyek

Wisata Kabupaten Pati ... 69 4.12 Penyediaan Sarana Jaringan Telekomunikasi di Obyek wisata

Kabupaten Pati ... 70 4.13 Penyediaan Sarana Jaringan Listrik di Obyek Wisata Kabupaten Pati ... 71

4.14 Skor Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata Obyek

Wisata Kab. Pati ... 86


(13)

commit to user

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

3.1 Interaktif Model Of Analysis ... 42 4.1 Presentase Atraksi atau Upacara Tradisional di Obyek Wisata Kabupaten

Pati ... 75

4.2 Presentase Jarak Tempuh Dari Pusat Kota ke Obyek Wisata Kabupaten

Pati ... 76 4.3 Presentase Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata Kabupaten Pati ... 77 4.4 Presentase Penunjuk Arah (sign road) Menuju Obyek Wisata Kabupaten Pati ... 78

4.5 Presentase Jenis Transportasi Yang digunakan Menuju Obyek Wisata

Kabupaten Pati ... 79 4.6 Presentase Fasilitas Umum di Obyek Wisata Kabupaten Pati ... 80

4.7 Presentase Jaringan Komunikasi di Kawasan Obyek Wisata Kabupaten

Pati ... 81

4.8 Presentase Jaringan Listrik (Penerangan) Obyek Wisata Kabupaten Pati 82

4.9 Prensentase Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata di

Obyek Wisata Kabupaten Pati ... 87

4.10 Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata dan Jarak

Tempuh Obyek Wisata Kabupaten Pati dari Pusat Kota ... 89

4.11 Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata dan Jumlah

Pengunjung Obyek Wisata Kabupaten Pati Tahun 2008 ... 90


(14)

commit to user

ABSTRAKSI

ANALISIS DESKRIPTIF KOMPONEN PENAWARAN PARIWISATA DI KABUPATEN PATI

Nurul Afifah Hardiyansyah F1106041

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah profil/ gambaran umum kepariwisataan di Kabupaten Pati dilihat dari komponen penawaran pariwisata. Analisis data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah dengan menggunakan metode Deskriptif Kualitatif.

Dari hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : penilaian kelengkapan komponen penawaran pariwisata dari 12 obyek wisata di Kabupaten Pati hanya 33% atau 4 obyek wisata yang mempunyai skor di atas 35, sedangkan 67% atau 8 obyek wisata yang lainnya mempunyai skor di bawah 35. Skor 39,96 merupakan nilai skor paling tinggi yang memiliki ketersediaan komponen penawaran yang paling lengkap dari atraksi, aksesbilitas (tersedia kondisi jalan yang cukup bagus, tersedia penunjuk jalan, dan sarana transportasi), amenitas (tersedia toko kelontong, warung makan, MCK, jaringan telekomunikasi (BTS), serta tersedia penerangan pada obyek wisata dan jalan umum menuju obyek wisata) dan aktivitas, sedangkan skor 18,66 merupakan nilai yang paling rendah. Obyek wisata di Kabupaten Pati yang mempunyai skor tertinggi 39,96 adalah OW Sendang Tirta Marta Sani dan OW Religi Makam Syech Jangkung. Skor terendah yaitu 18,66 adalah OW Gua Wareh, OW Kebun Kopi Jollong dan OW Air Terjun Grinjingan Sewu.

Obyek wisata yang mempunyai skor di atas 35 adalah OW Sendang Tirta Marta Sani dan OW Religi Makam Syech Jangkung dengan skor 39,96, OW Religi Makam Syaikh Mutamakin dengan skor 37,96 dan OW Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo mempunyai yang skor sama dengan skor 37,96. Obyek wisata yang lainnya yang mempunyai skor di bawah 35 OW Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati dengan skor 34,64, OW Gunung Rowo Indah dengan skor 29,96, OW Religi Makam Sunan Prawoto dengan skor 26,64, OW Gua Pancur dengan skor 23,32, OW Pintu Gerbang Majapahit dengan skor 22,98, OW Gua Wareh, OW Kebun Kopi Jollong dan OW Air Terjun Grinjingan Sewu mempunyai skor sama 18,66.

Kata kunci : Komponen Penawaran Pariwisata, Atraksi, Aksesbilitas, Amenitas, Aktivitas


(15)

commit to user

ABSTRACT

A DESCRIPTIVE ANALYSIS ON THE COMPONENT OF TOURISM OFFERING IN PATI REGENCY

Nurul Afifah Hardiyansah F 1106041

The objective of research is to find out how the profile/general overview of tourism is in Pati Regency viewed from the component of tourism offering. The data analysis used for answering the problem of research was descriptive qualitative method.

From the result of research it can be concluded that: the assessment of tourism offering component completeness on 12 destinations in Pati Regency shows that there are only 33% or 4 destinations with higher than 35 score, while other 97% or 8 destinations with less then less than 25 score. Score 39.96 is the highest one with the most completed offering components consisting of attraction, accessibility (sufficiently good condition of road is available, the road sign is available and so is the transportation vehicle), amenity (sundry stores, food stall, toilet, telecommunication network (BTS), as well as lighting in the tourist object and the public road toward the tourist object) and activity, while score 18.66 is the lowest one. The tourist objects in Pati Regency with the highest score of 39.96 include Sendang Tirta Marta Sani and Syech Jangkung Grave Religious Tourist Object. The ones with the lowest score of 18.66 include Wareh Cave, Jollong Coffee Garden, and Grinjingan Sewu Waterfall.

The tourist objects with score higher than 35 include Sendang Tirta Marta Sani and Syech Jangkung Grave Religious Tourist Object with score of 39.96, Syaikh Mutamakin Grave Religious Tourist Object with score of 37.96 and Banyutowo Fish Harbor Beach with score of 37.96. Other tourist objects with less than 35 score include Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati with score of 34.64 Rowo Indah Mountain with score of 29.96, Sunan Prawoto Grave Religious Tourist Object with score of 26.64, Gua Pancur with score of 23.32, Majapahit Gate with score of 22.98, Wareh Cave Jollong Coffee Garden, and Grinjingan Sewu Waterfall Jollong Coffee Garden, and Grinjingan Sewu Waterfall with the equal score of 18.66.

Keywords: Component of Tourism Offering, Attraction, Accessibility, Amenity, activity.


(16)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata di Indonesia telah menjadi sektor strategis dalam sistem perekonomian nasional yang memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan negara. Sebagai sektor strategis nasional, pariwisata mempunyai efek pengganda yang ditimbulkan dari aktifitas pariwisata baik yang sifatnya langsung berupa penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata maupun dampak tidak langsung berupa berkembangnya kegiatan ekonomi pendukung pariwisata seperti penginapan, rumah makan, jasa penukaran uang dan lain-lain. Kondisi ini dapat ditemui pada hampir semua daerah tujuan wisata yang telah berkembang. Manfaat yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap sistem perekonomian daerah tujuan wisata. Di samping itu pariwisata sebagai suatu sistem juga telah berkembang menjadi suatu aktivitas industri yang mampu menggerakkan sektor-sektor ekonomi daerah. Sektor pariwisata nasional dikembangkan tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi mempunyai tujuan luas meliputi aspek sosial-budaya, politis dan hankamnas. Walaupun demikian tujuan ekonomis sangat menonjol karena aspek non-ekonomis pembangunan pariwisata sangat erat terkait dengan tujuan ekonominya.

Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata ataupun daya tarik wisata. Tindakan


(17)

commit to user

2

mengelola dan memperkenalkan suatu obyek wisata diperlukan agar wisatawan maupun masyarakat mengetahui dan dapat menikmati obyek pariwisata tersebut, kegiatan itu meliputi pembenahan sarana dan prasarana

obyek pariwisata. Baik prasarana maupun sarana kepariwisataan

sesungguhnya merupakan “tourism supply” yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila kita hendak mengembangkan suatu industri wisata.

Dalam kepariwisataan yang dimaksud “tourism supply” adalah meliputi semua daerah tujuan yang ditawarkan kepada wisatawan. Ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam “tourism supply” atau penawaran pariwisata yaitu semua bentuk daya tarik (Attraction), semua bentuk kemudahan untuk memperlancar perjalanan (Accessibility), semua bentuk fasilitas dan pelayanan (Amenity), dan aktivitas wisata (Activities) yang tersedia pada suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang dapat memuasakan kebutuhan dan keinginan wisatawan selama mereka berkunjung di DTW tersebut (PUSPARI UNS, 2006).

Pariwisata juga merupakan suatu sektor yang tidak jauh berbeda dengan sektor ekonomi yang lain yaitu dalam proses perkembangannya juga mempunyai dampak atau pengaruh di bidang sosial dan ekonomi. Pengaruh yang ditimbulkan tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan masyarakat setempat. Mencegah perubahan menuju ke arah negatif diperlukan suatu perencanaan yang mencakup aspek sosial dan ekonomi, sehingga sedapat mungkin masyarakat setempat ikut terlibat di dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata. Hal ini perlu dilakukan


(18)

commit to user

untuk mendukung keberhasilan pengembangan daerah wisata yang bersangkutan.

Kemajuan pariwisata tergantung dari permintaannya, dengan perhitungan permintaan pariwisata akan membantu pariwisata untuk berkembang semakin baik. Pada Tabel 1.1 perkembangan wisatawan nasional dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang datang, lama wisatawan tinggal dan pengeluaran selama tinggal. Pengeluaran selama tinggal inilah yang memberikan dampak ekonomi secara langsung kepada pedagang sekitar obyek dan pendapatan bagi daerah. Semakin lama tinggal pengunjung yang datang maka pengeluaran akan semakin banyak pula sehingga pendapatan pedagang sekitar obyek wisata dan pendapatan daerah juga akan semakin besar.

Tabel 1.1. Perkembangan Wisatawan Nasional (Wisnas) Tahun 2004 – 2008

Rata-rata Pengeluaran Per Orang (USD) Tahun Wisatawan

Nasional Per Kunjungan Per Hari Rata-rata Lama Tinggal (Hari) Pengeluaran Devisa (Juta USD)

2004 3.941.381 859,81 77,88 11,04 3.388,84

2005 4.106.225 683,78 83,90 8,15 2.807,75

2006 4.967.403 777,71 100,87 7,71 3.863,20

2007 5.158.441 839,64 88,79 9,24 4.331,23

2008 4.996.594 1.049,72 96,69 10,62 5.245,02

Sumber: BPS dan Kemenbudpar Indonesia.

Penelitian ini menetapkan lokasi di obyek wisata Kabupaten Pati, hal ini dikarenakan obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Pati memiliki potensi yang cukup bagus, dan tercatat pada Badan Pusat Statistik (BPS) Pati ada 12 obyek wisata. Setiap obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Pati memiliki daya tarik yang berbeda-beda, hal ini disebabkan dari letak obyek wisata yang tersebar pada geografi yang luas. Obyek wisata di Kabupaten Pati


(19)

commit to user

4

memiliki wisata alam dengan pemandangan alamnya yang indah dan udaranya yang masih sejuk serta nuansa kedesaan yang masih alami yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Selain wisata alam, terdapat peninggalan sejarah, dan juga beberapa makam keramat yang termasuk wisata religi (wisata ziarah). Ziarah dalam klasifikasi wisata yang dikemukakan Soekadijo (1996) dikelompokkan pada jenis wisata bermotifkan spiritual (spritual tourism). Meskipun obyek wisata di Kabupaten Pati memiliki potensi yang cukup bagus akan tetapi, dalam aspek pariwisata belum mempunyai kontribusi yang berarti terhadap pendapat daerah. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini.

Tabel 1.2 Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Pati Tahun 2005-2008.

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Bangunan/ Konstruksi

6. Perdagangan, Restoran & Hotel 7. Pengangkutan dan Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan&Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 34,20 0,76 20,02 1,09 6,28 19,38 4,10 6,63 7,54 33,62 0,79 20,24 1,13 644 19,32 4,10 6,74 7,61 33,30 0,80 20,35 1,17 6,51 19,28 4,07 6,91 7,62 33,33 0,80 19,87 1,19 6,65 19,10 4,07 7,33 7,66 PDRB Kabupaten Pati 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS, Kabupaten Pati, dalam angka 2009

Distribusi persentase pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa untuk pertumbuhan sektor pariwisata yang dilihat dari sektor perdagangan, restoran dan hotel mengalami penurunan dengan nilai 19,28% untuk tahun 2007 turun menjadi 19,10% di tahun 2008.


(20)

commit to user

Wisatawan yang datang ke obyek wisata di Kabupaten Pati kebanyakan adalah penduduk sekitar, namun ada juga yang berasal dari luar daerah. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) ) yang diperoleh tercantum pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung tahun 2008 pada seluruh obyek wisata di Kabupaten Pati adalah sebesar 895.127. Pada tahun 2008 obyek wisata yang mempunyai jumlah pengunjung terbanyak adalah obyek wisata Religi (wisata ziarah) yaitu Makam syaikh Mutamakin sebesar 472.421. Meskipun jumlah pengunjung yang datang pada OW religi ini relatif banyak akan tetapi, tidak dapat dijadikan kegiatan yang ditawarkan pada wisatawan/ pengunjung dikarenakan aktivitas ini sangat berkaitan dengan kepercayaan di wilayah tertentu.

Pada obyek wisata lainnya seperti Pintu Gerbang Majapahit yang merupakan obyek wisata peninggalan sejarah yang memiliki jumlah pengunjung paling banyak sebesar 24.659, sedangkan untuk obyek wisata alam yang paling banyak pengunjungnya adalah obyek wisata alam Gunung Rowo Indah sebesar 9.332. Meskipun jumlah wisatawan yang datang pada obyek wisata di Kabupaten Pati relatif banyak dalam setahun, akan tetapi belum mengalami perkembangan yang berarti. Di bawah ini dapat dilihat jumlah pengunjung yang datang pada obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Pati pada tahun 2008.


(21)

commit to user

6

Tabel 1.3. Jumlah Wisatawan Obyek Wisata Kabupaten Pati Tahun 2008

No Nama Obyek Wisata

Jumlah Pengunjung

2008

1 Sendang Tirta Marta Sani 925

2 Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati 5.251

3 Pintu gerbang Majapahit 24.659

4 Gunung Rowo Indah 9.332

5 OW Religi Makam Syech Jangkung 365.512 6 OW Makam Syech KH.Ahmad Mutamakin 472.421

7 Kebun Kopi Jollong 305

8 Gua Pancur 2.052

9 Gua Wareh 2.410

10 Air Terjun Grinjingan Sewu 625 11 OW Religi Makam Sunan Prawoto 11.225 12 Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo 410

Jumlah 895.127

Sumber: Sumber : BPS, Kabupaten Pati, dalam angka tahun 2009

Sebagai perbandingan berikut ini adalah jumlah wisatawan yang berkunjung ke beberapa obyek wisata di Jawa Tengah tahun 2004-2008. Tabel 1.4. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Jawa Tengah

Tahun 2004 – 2008

Tahun Wisatawan

Mancanegara

Wisatawan Nusantara

2004 299.903 17.157.776

2005 303.898 14.455.546

2006 290.217 15.023.901

2007 302.116 15.762.394

2008 302.977 16.253.107

Sumber : BPS, Kabupaten Pati, dalam angka tahun 2009

Wisatawan mancanegara dan nusantara sesungguhnya tidak terlalu penting dalam menumbuhkan perekonomian rakyat. Akan tetapi keduanya mampu memberi kontribusi penting dalam menciptakan peluang dan kesempatan berusaha bagi penduduk lokal, serta mendatangkan manfaat bagi pemerintah daerah setempat.


(22)

commit to user

Potensi yang dimiliki obyek wisata di Kabupaten Pati belum dikelola secara optimal sehingga keberadaan aset wisata belum mendapat respon positif wisatawan dalam bentuk kunjungan wisatanya. Salah satu tolok ukur perkembangan pariwisata adalah pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan karena dengan peningkatan jumlah wisatawan yang datang secara langsung akan diikuti oleh perkembangan sarana dan prasarana pendukung pariwisata, pembangunan wilayah yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan bagi wisatawan.

Kurangnya publikasi terhadap adanya obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati dan adanya tekanan krisis ekonomi juga menurunkan daya beli dan kemampuan masyarakat melakukan perjalanan wisata. Di samping itu, daya dukung lainnya yang masih relatif terbatas serta adanya penjarahan oleh orang-orang yang tidak bertangung jawab juga mengakibatkan kurang berkembangnya minat wisata di Kabupaten Pati. Hal itu juga mengakibatkan pengunjung yang datang ke obyek wisata ini tidak terlalu banyak.

Keadaan tersebut apabila tidak segera mendapat perhatian dalam pengelolaan dan pengembangannya maka dikhawatirkan potensi wisata ini akan cenderung memudar karena menurunnya jumlah wisatawan yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi dalam segi pengelolaannya seperti berkurangnya atraksi wisata dan fasilitas yang terbatas sehingga diperlukan usaha yang terarah untuk mengatasi segala kelemahan yang ada. Oleh sebab itu perlu dilakukan melalui usaha pemasaran yang efektif dan efisien dengan menyesuaikan antara faktor supply yang meliputi atraksi, aksesibilitas,


(23)

commit to user

8

amenitas, dan aktivitas (PUSPARI UNS, 2006) terhadap suatu tempat tujuan wisata untuk meningkatkan dan menggairahkan daya tarik wisata di Kabupaten Pati.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini mengambil

judul ”ANALISIS DESKRIPTIF KOMPONEN PENAWARAN

PARIWISATA DI KABUPATEN PATI”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah profil/ gambaran umum kepariwisataan di Kabupaten Pati dilihat dari komponen penawaran pariwisata?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan:

1. Untuk menganalisis dan menilai kelengkapan/ ketersediaan atraksi pada obyek wisata di Kabupaten Pati sebagai salah satu komponen penawaran pariwisata.

2. Untuk menganalisis dan menilai kelengkapan/ ketersediaan aksesbilitas pada obyek wisata di Kabupaten Pati sebagai salah satu komponen penawaran pariwisata.


(24)

commit to user

3. Untuk menganalisis dan menilai kelengkapan/ ketersediaan amenitas pada

obyek wisata di Kabupaten Pati sebagai salah satu komponen penawaran pariwisata.

4. Untuk menganalisis dan menilai kelengkapan/ ketersediaan aktivitas pengunjung pada obyek wisata di Kabupaten Pati.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan informasi dalam membuat suatu kebijakan yang tepat dan bahan pertimbangan untuk meningkatkan pariwisata, khususnya di Kabupaten Pati di masa mendatang.

2. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya dalam menghadapi masalah serupa.


(25)

commit to user

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

Geografi pariwisata adalah geografi yang berkaitan erat dengan pariwisata. Kegiatan pariwisata banyak melibatkan kegiatan, dimana semua kegiatan ini disebut industri pariwisata, termasuk di dalamnya perhotelan, atraksi, obyek wisata, hiburan, dan lain sebagainya. Segi geografi umum yang perlu diketahui wisatawan adalah iklim, adat istiadat, keindahan alam, budaya, dan perjalanan wisata. Dua segi tersebut di atas yaitu industri pariwisata dan segi geografi umum menjadi kajian geografi pariwisata (Suwantoro, 2004: 23).

1. Definisi Pariwisata

Istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang komponen-komponennya terdiri dari:

Ÿ Pari : berarti penuh, lengkap, berkeliling

Ÿ Wis (man) : berarti rumah, property, kampong, komunitas

Ÿ Ata : berarti pergi terus-menerus, mengembara

Yang apabila dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata, berarti pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus-menerus (Pendit, 2002: 1).


(26)

commit to user

Pariwisata adalah suatu gejala sosial yang sangat komplek yang menyangkut manusia dan memilki berbagai aspek yaitu aspek sosiologi, psikologi, ekonomis, ekologis dan sebagainya dari aspek tersebut yang mendapatkan perhatian paling besar dan merupakan aspek yang penting adalah aspek ekonomi (Soekadijo, 2000: 25).

Menurut Dr Salah Wahab (1975) dalam bukunya yang berjudul

Tourism Management (Tourism International Press, London, 1975: 9) pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan pengahasilkan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainya. Selanjutnya sebagai sektor yang kompleks, ia juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. Penginapan dan transportasi juga dipandang sebagai industri (Pendit, 2002: 32-33).

Pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar satu tempat ke tempat lain. Perjalanan ini dilakukan karena adanya daya tarik khusus dari tempat lain atau daerah wisata yang dikunjungi (Yoeti, 1996: 112).

Dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan yang merujuk pada pergerakan (perjalanan) seseorang yang dilakukan sementara waktu dan diluar lingkungan kesehariannya dan juga hubungan dan gejala yang menyeluruh yang muncul dari adanya perjalanan dan tinggal sementara tersebut.


(27)

commit to user

12

2. Wisatawan

Wisatawan adalah seseorang yang meninggalkan tempat

kediamannya untuk sementara waktu dengan alasan apa pun tanpa memangku suatu jabatan atau pekerjaan di negara yang dikunjunginya (Wahab dalam Yoeti, 2008: 114)

a. Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan suatu kegiatan

berpariwisata dengan tinggal sementara sekurang-kurangnya 24 jam pada suatu daerah. Wiasatawan dibagi lagi menjadi:

Ÿ wisatawan asing, yakni wisatawan yang berasal dari luar negeri atau dari suatu negara ke negara lain.

Ÿ wisatawan domestik, yakni wisatawan yang berasal dari satu

daerah ke daerah lain yang masih dalam administrasi penduduk satu negara.

b. Pelancong adalah pengunjung sementara yang tinggal di suatu daerah/ negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.

3. Jenis Pariwisata

Adapun jenis pariwisata adalah sebagai berikut (Yoeti, 1985. 111) :

a. Menurut Letak Geografisnya Dimana Kegiatan Berkembang

1) Pariwisata Lokal (Local Tourism)

Pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas tempat tertentu saja.


(28)

commit to user

2) Pariwisata Regional (Regional Tourism)

Kegiatan pariwisata yang berkembang di suatu tempat atau daerah yang ruang lingkupnya lebih luas dari pariwisata lokal tetapi lebih sempit dari pariwisata nasional.

3) Pariwisata Nasional (National Tourism)

Jenis pariwisata ini dibagi menjadi 2 yaitu:

Ÿ Pariwisata nasional dalam arti sempit yaitu kepariwisataan yang berkembang dalam wilayah suatu negara dimana adalah orang yang melakukan perjalanan wisata adalah warga negara sendiri.

Ÿ Pariwisata nasional dalam arti luas yaitu kegiatan

kepariwisataan yang berkembang di suatu negara selain kegiatan wisatawan domestik juga terhadap wisatawan asing. 4) Pariwisata Regional – Internasional (Regional – international

Tourism).

Kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah internasional yang terbatas pada negara tertentu seperti pariwisata ASEAN. 5) Pariwisata Internasional (International Tourism)

Kegiatan kepariwisataan yang berkembang di seluruh negara.

b. Menurut Pengaruhnya Terhadap Neraca Pembayaran

1) Pariwisata Aktif (In Bound Tourism)

Pariwisata yang ditandai dengan gejala masuknya wisatawan asing ke susatu negara yang dikunjungi.


(29)

commit to user

14

2) Pariwisata Pasif (Out Bound Tourism)

Pariwisata yang ditandai dengan gejala keluarnya wisatawan keluar negeri atau ke suatu negara asing yang dikunjungi.

c. Menurut Alasan Atau Tujuan Dari Perjalanan Wisata

1) Pariwisata Bisnis (Bussiness Tourism)

Jenis pariwisata dimana pengunjung datang untuk usaha dagang, dinas, seminar, simposium dan lain-lain.

2) Vacation Tourism

Jenis pariwisata dimana pengunjung datang dengan tujuan berlibur, cuti dan lain-lain.

3) Widya Wisata (Education Tourism)

Jenis pariwisata dimana pengunjung datang dengan tujuan untuk melakukan studi atau mempelajari pengetahuan.

d. Menurut Waktu Berkunjung

1) Pariwisata Musiman (Seasional Tourism)

Jenis pariwisata dimana kegiatannya berlangsung waktu tertentu. 2) Occational Tourism

Pariwisata yang kegiatannya dihubungkan dengan acara tertentu.

e. Menurut Obyeknya

1) Pariwisata Budaya (Cultural Tourism)

Jenis pariwisata dimana motivasi untuk melakukan perjalanan wisata disebabkan karena daya tarik seni budaya suatu tempat/ daerah.


(30)

commit to user

2) Pariwisata Kesehatan (Recupererational Tourism)

Tujuan daripada orang-orang untuk melakukan perjalanan ini adalah untuk menyembuhkan sesuatu penyakit, seperti mandi di sumber air panas, mandi lumpur.

3) Pariwisata Komersial(Comersial Tourism)

Disebut sebagai pariwisata perdagangan, karena perjalanan wisata ini dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional/ Internasional dimana sering diadakan kegiatan Expo, Fair, dan lain-lain.

4) Pariwisata Olahraga (Sport Tourism)

Jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata bertujuan untuk menyaksikan suatu prosesatau kegiatan olahraga. 5) Pariwisata Politik (Political Tourism)

Jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan menyaksikan suatu peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara.

6) Pariwisata Agama (Religion Tourism)

Jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk menyaksikan atau menjalankan kegiatan keagamaan.


(31)

commit to user

16

4. Industri Pariwisata

a. Pengertian Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah industri yang berupa seluruh kegiatan pariwisata yang didalamnya terdapat industri perhotelan, industri rumah makan, industri kerajinan atau cendera mata, industri perjalanan dan sebagainya (Soekadijo, 2000: 29). Dengan kata lain industri pariwisata adalah kumpulan dari berbagai perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh para wisatawan selama dalam perjalanan wisata dan mempekerjakan banyak orang dalam berbagai jenis pekerjaan.

Industri pariwisata adalah perusahaan jasa (service industry) yang masing-masing bekerja sama menghasilkan produk (good and service) yang dibutuhkan wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dilakukannya pada suatu daerah tujuan wisata (Yoeti, 2008: 67).

Pengertian industri pariwisata merupakan batasan yang mewakili semua perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata, produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut serta pelayanan yang diberikan oleh para wisatawan diharapkan dapat memberikan kepuasaan terhadap para wisatawan yang sedang berkunjung. Dengan tujuan ini kan terlihat tahap-tahap dimana para wisatawan akan memerlukan layanan tertentu, pendekatan ini beranggapan bahwa produk dari pariwisata adalah semua jasa yang diberikan oleh perusahaan semenjak para wisatawan meninggalkan


(32)

commit to user

kediamannya atau rumahnya sampai di tempat tuujuan hingga kembali ke tempat asalnya atau rumahnya.

b. Produk Industri Pariwisata

Pengertian produk dalam ilmu ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi, dimana penekanan utamanya adalah bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia.

Produk wisata merupakan hasil dari kegiatan produksi wisata. Sebagian besar kegiatan produksi wisata adalah kegiatan produksi jasa. Pada kegiatan produksi jasa, lazimnya proses produksi dan proes konsumsi berjalan secara simultan, serempak dalam waktu bersamaan. Wiasatawan berkonsumsi menikmati jam-jam wisata pada saat para produsen seperti biro perjalanan, sarana transportasi, hotel dan lainnya berproduksi (Adnanputra. 1990: 30).

Produk industri pariwisata merupakan suatu sasaran produk yang terpadu yang terdiri dari obyek wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap unsur dipersiapkan oleh masing-masing perusahaan dan ditawarkan secara terpisah (Yoeti, 1982: 149-151).


(33)

commit to user

18

5. Kajian Ekonomi - kepariwisataan

Untuk dapat menghubungkan antara konsep ekonomi dan pariwisata terlebih dahulu akan dijelaskan konsep-konsep sebagai berikut: a. Aspek Penawaran Pariwisata

Penawaran wisata merupakan produk yang diberikan kepada wisatawan untuk dapat dinikmati. Selanjutnya dijelaskan dalam PUSPARI (2006) menggunakan Konsep 4A yaitu:

a. Attractions (Atraksi)

Ÿ Wisata alam

Ÿ Wisata peninggalan sejarah, kesenian tradisional, upacara adat

Ÿ Wisata minat khusus (spiritual, kerajinan, agro, ziarah, dll) b. Accessibility (Aksesbilitas)

Ÿ Letak obyek wisata

Ÿ Jarak tempuh dari pusat kota

Ÿ Sarana jalan menuju obyek (kelas jalan)

Ÿ Jenis transportasi yang digunakan

Ÿ Tanda lalu lintas dan petunjuk arah menuju obyek (sign road) c. Amenity (Amenitas)

Ÿ Akomodasi/ penginapan

Ÿ Restoran/ Rumah makan/ warung makan

Ÿ Menu makanan yang disajikan

Ÿ Tourist Information Center Ÿ Jasa kominikasi (telpon, wartel)


(34)

commit to user

Ÿ Toko kelontong

Ÿ Jasa angkutan (ojek, dokar, mobil, sepeda)

Ÿ Toko cenderamata

Ÿ Penerangan (listrik)

Ÿ Air bersih

Ÿ Pusat kesehatan/ poloklinik

Ÿ Pos keamanan

Ÿ Jasa pemandu (guide)

Ÿ Promosi wisata

Ÿ Papan interpretasi/ keterangan obyek d. Activities (Aktivitas)

Ÿ Aktivitas wisatawan yang berkaitan degan obyek wisata alam, peninggalan sejarah/ budaya, dan minat khusus.

Ÿ Aktivitas yang dilakukan penduduk setempat berkaitan dengan

kegiatan wisata daerahnya.

Menurut Inskeep (1991:38), di berbagai macam literatur dimuat berbagai macam komponen wisata. Namun ada beberapa komponen wisata yang selalu ada dan merupakan komponen dasar dari wisata. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain. Komponen-komponen wisata tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:


(35)

commit to user

20

a. Atraksi dan kegiatan-kegiatan wisata

Kegiatan-kegiatan wisata yang dimaksud dapat berupa semua hal yang berhubungan dengan lingkungan alami, kebudayaan, keunikan suatu daerah dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan wisata yang menarik wisatawan untuk mengunjungi sebuah obyek wisata.

b. Akomodasi

Akomodasi yang dimaksud adalah berbagai macam hotel dan berbagai jenis fasilitas lain yang berhubungan dengan pelayanan untuk para wisatawan yang berniat untuk bermalam selama perjalanan wisata yang mereka lakukan.

c. Fasilitas dan pelayanan wisata

Fasilitas tersebut misalnya: restoran dan berbagai jenis tempat makan lainnya, toko-toko untuk menjual hasil kerajinan tangan, cinderamata, toko-toko khusus, toko kelontong, bank, tempat penukaran uang dan fasilitas pelayanan keuangan lainnya, kantor informasi wisata, pelayanan pribadi (seperti salon kecantikan), fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan umum (termasuk kantor polisi dan pemadam kebakaran), dan fasilitas perjalanan untuk masuk dan keluar (seperti kantor imigrasi dan bea cukai).


(36)

commit to user

d. Fasilitas dan pelayanan transportasi

Meliputi transportasi akses dari dan menuju kawasan wisata, transportasi internal yang menghubungkan atraksi utama kawasan wisata dan kawasan pembangunan, termasuk semua jenis fasilitas dan pelayanan yang berhubungan dengan transportasi darat, air, dan udara.

e. Infrastruktur lain

Infrastruktur yang dimaksud adalah penyediaan air bersih, listrik, drainase, saluran air kotor, telekomunikasi (seperti telepon, telegram, telex, faksimili, dan radio).

f. Elemen kelembagaan

Kelembagaan yang dimaksud adalah kelembagaan yang diperlukan untuk membangun dan mengelola kegiatan wisata, termasuk perencanaan tenaga kerja dan program pendidikan dan pelatihan, menyusun strategi marketing dan program promosi, menstrukturisasi organisasi wisata sektor umum dan swasta, peraturan dan perundangan yang berhubungan dengan wisata, menentukan kebijakan penanaman modal bagi sektor publik dan swasta, mengendalikan program ekonomi, lingkungan, dan sosial kebudayaan.


(37)

commit to user

22

Menurut Yoeti (1996: 80 - 84) Supply dalam kepariwisataan dapat dibagi dalam:

a. Benda-benda yang disediakan dan terdapat dalam alam (Natural Aminities). Yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya yang penting ialah:

1) Iklim, misalnya cuaca cerah (clean air), banyak cahaya matahari (sunny day), sejuk (mild), kering (dry), panas (hot), hujan (wet), dan sebagainya.

2) Bentuk tanah dan pemandangan (Land configuration and

Landscape). Tanah yang berbentuk datar (plains), lembah pegunungan (scenic mountain), danau (lake), sungai (river), pantai (beaches), air terjun (waterfall), gunung berapi

(volcanos) dan pemandangan yang menarik (panoramic views). 3) Hutan belukar (The Sylvan Elements) misalnya: hutan yang

luas (large forest), banyak pohon-pohon (trees). 4) Fauna dan Flora.

Tanaman-tanaman yang aneh (uncommon vegetation),

burung-burung (birds), ikan (fish’s), binatang buas (wild life), cagar

alam (national part), daerah perburuan (hunting and

photographic safari), dan sebagainya. 5) Health Center.

Sumber air mineral (natural spring of mineral water), mandi lumpur (mud-baths), sumber air panas (hot spring), yang dapat


(38)

commit to user

menyembuhkan macam-macam penyakit dan menambah awet muda.

b. Hasil ciptaan Manusia (Man-Made Supply).

Kelompok ini dapat dibagi empat bagian yang penting, misalnya: 1) Benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (Historal,

Cultural and Religious), misalnya:

Ÿ Monumen-monumen bersejarah dan sisa-sisa perdaban

masa lampau.

Ÿ Museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat,

handicraft.

Ÿ Acara-acara tradisionil, pameran, festival, upacara naik haji (pilgrimages), upacara perkawinan, khitanan, dan lain-lain.

Ÿ Rumah-rumah beribadah, seperti masjid, gereja, kuil atau candi-candi mauoun pura-pura.

2) Prasarana (Infrastructure), terdiri dari:

a) Prasarana Umum (General Infrastructure) seperti: sumber air tawar, pembangkit tenaga listrik, jalan raya, jembatan, pelabuhan laut, lapangan udara, irigasi, telekomunikasi, dan lain-lain.

b) Kebutuhan masyarakat banyak (Basic Needs of Civilized Life) seperti: rumah sakit, apotik, shopping center, bank, kantor pos, badan legislatif, polisi, pengadilan, pompa


(39)

commit to user

24

bensin, kantor-kantor yang berhubungan dengan

kepariwisataan (tourist information center, goverment tourist office, dan sebagainya).

3) Sarana kepariwisataan (Tourism Superstructures). Seperti kita ketahui, saran kepeariwisataan ini dapat dibagi atas tiga bagian yang penting, di mana satu dengan yang lainnya saling menunjang. Ketiga sarana yang dimaksudkan ialah:

a) Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism

Superstructure). Yang termasuk ke dalam kelompok ini ialah:

· Travel Agent dan Tour Operator.

· Tourist Transportation.

· Accomodation.

· Catering Trades.

· Tourist Objects dan Tourist Attractions.

b) Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism

Superstructure). Yang termasuk ke dalam kelompok ini ialah:

· Fasilitas rekreasi dan olahraga, seperti: sky resort, horse riding, boting fasilities, hunting safari, hunting camera and photography, dan lain-lain.

c) Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism


(40)

commit to user

· Night Club dan Steambath.

· Casino dan Entertaiment.

· Souvenir shops, dan lain-lain.

4) Tata cara hidup masyarakat (The people’s Way of Life).

Tata cara hidup yang tradisionil dari suatu masyarakat ditawarkan kepada para wisatawan. Bagaimana kebiasaan hidupnya, adat istiadatnya, semuanya merupakan daya tarik bagi wisatawan ke daerah itu (ingat, kenapa orang daang ke desa Trunyam di pinggir danau Batur Bali). Hal semacam ini sudah dijadikan events yang dapat dijual oleh Tour Operator. Contoh yang terkenal di antaranya ialah:

· Pembakaran mayat (Ngaben) di Bali.

· Upacara pemakaman mayat di Tanah Toraja.

· Upacara bertagak penghulu di Minangkabau.

· Upacara Sekatenan di Yogyakarta.

· Tea Ceremony di Jepang.

· Upacara Waisak di Candi Mendut dan Borobudur, dan

lain-lain.

Menurut McIntosh (dalam Oka A. Yoeti, 2008: 173) Dalam bukunya Tourism: Principle, Practice and Philosophies, MacIntosh

mengatakan bahwa Komponen Penawaran Pariwisata (Tourism


(41)

commit to user

26

a. Sumber Daya Alam (Natural Resources)

Misalnya iklim, flora dan fauna, pantai, pemandangan, danau, sungai, air terjun, dsb.

b. Infrastruktur (Infrastructure)

Misalnya jaringan air bersih, sistem pembuangan sampah, sistem pembuanagan limbah, jaringan listrik, jalan, area perkir, kereta api, telekomunikasi, dsb.

c. Transportasi (Transportation and transportation equipment) Misalnya maskapai Penerbangan, kapal penumpang, kerata api, bus, taksi, dan banyak jenis transportasi lainnya.

d. Superstruktur (Superstructure)

Misalnya resort, hotel, motel, guest house, restoran, café, SPA, museum, gedung pertunjukkan, kawasan perbelanjaan, dsb

e. Keramahtamahan (Hospitality)

Pada dasarnya ini adalah semua perlakuan yang memberi kesenangan, kenyamanan dan kepuasaan bagi wisatawan sewaktu mereka berkunjung, termasuk sikap menghormati, ramah-tamah, suka menolong, dan membantu memberi informasi bila diminta.


(42)

commit to user

Menurut Wahab (1976:109) penawaran pariwisata ditandai oleh 3 ciri khas utama :

a. Merupakan penawaran jasa-jasa. Dengan demikian apa yang ditawarkan itu tidak mungkin ditimbun dan harus dimanfaatkan dimana produk itu berada.

b. Yang ditawarkan itu sifatnya kaku (rigid) dalam arti bahwa dalam usaha pengadaannya untuk keperluan wisata, sulit sekali untuk mengubah sasaran penggunaannya diluar pariwisata. c. Karena pariwisata belum menjadi kebutuhan pokok manusia,

maka penawaran pariwisata harus bersaing ketat dengan penawaran barang-barang dan jasa-jasa yang lain. Dalam hal ini hukum substitusi sangat kuat berlaku.

Penawaran (supply) adalah kuantitas dari barang-barang ekonomi yang ditawarkan dengan semua harga yang mungkin dapat dicapai pada waktu tertentu. Lebih khusus lagi, supply dapat pula diartikan sebagai jumlah barang-barang ekonomis yang tersedia akan dijual dipasar.

b. Aspek Permintaan Pariwisata

Permintaan (demand) dalam kepariwisataan terdiri dari bemacam-macam unsur yang satu dengan yang lainnya tidak hanya berbeda sifat dan bentuk, tetapi juga manfaat dan kegunaannya bagi wisatawan. Demand dalam kepariwisataan dapat berupa benda bebas


(43)

commit to user

28

(free-goods), diperoleh tanpa membelinya, namun menjadi daya tarik nbagi wisatawan sebagai obyek pariwisata, misalnya pemandangan alam yang indah, udara yang segar, cahaya matahari, laut, danau, sungai, dan sebagainya (Yoeti, 1996: 75).

Pada saat melakukan perjalanan kegiatan wisata, para wisatawan akan membutuhkan sarana transportasi, infrastruktur yang baik, atraksi-atraksi, dan pelayanan yang memuaskan dari para guide

yang memandu perjalanan mereka maupun dari obyek yang mereka kunjungi. Akhirnya timbul apa yang dinamakan penawaran pariwisata, dengan tujuan untuk memenuhi permintaan-permintaan dari pariwisata itu sendiri. Permintaan pariwisata dalam penelitian ini sendiri terdiri dari:

a. Jumlah Wisatawan

Jumlah wisatwan disini merupakan komponen yang sangat penting untuk mengetahui bagaimana keberadaan suatu daerah wisata dapat diketahui keberadaannya dan menarik bagi para wisatawan untuk berkunjung.

b. Lama Tinggal (Lenght of Stay)

Komponen ini dapat memberikan gambaran bagaimana karakteristik dari suatu daerah tujuan wisata, dimana apabila pengunjung merasa nyaman, senang, dan terhibur maka pengunjung bisa berlama-lama betah berada dalam kawasan tersebut.


(44)

commit to user

c. Pengeluaran selama Tinggal

Pengeluaran dari wisatawan inilah yang nantinya dapat memberikan dampak ekonomi secara langsung kepada para pedagang yang berada di dalam kawasan obyek wisata, dalam hal ini semakin banyak pengeluaran dari para pengunjung maka pendapatan yang nantinya akan diterima oleh para pedagang juga akan semakin banyak/ besar.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata

Menurut Yoeti (1996) banyak faktor yang mempengaruhi orang-orang melakukan perjalanan pariwisata. Selain banyak motif-motif yang cukup menentukan, faktor-faktor dibawah ini sangat berperan penting, apakah seseorang akan melakukan perjalanan di antaranya adalah:

Ÿ Pendapatan (income).

Ÿ Harga (price).

Ÿ Kualitas (quality).

Ÿ Hubungan Politik antara dua negara.

Ÿ Hubungan Ekonomi antar Negara.

Ÿ Hubungan Sosiol-budaya antara dua negara.

Ÿ Perubahan Cuaca atau Iklim.

Ÿ Faktor hari-hari libur.


(45)

commit to user

30

Ÿ Teknologi Pengangkutan

Ÿ Adanya ”foreign exchange restriction” yang dilakukan oleh beberapa negara.

Banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan pariwisata, seperti adanya bencana alam, peperangan, kepadatan penduduk, tingkat urbanisasi dan lain-lain. Semuanya itu perlu diperhatikan, sedikitnya harus ada penyesuaian sehingga permintaan (demand) yang ada tetap terpelihara.

d. Motivasi Berwisata

Menurut MacIntosh (1972) dalam Oka A Yoeti (2008), mengatakan mengapa orang melakukan perjalanan wisata disebabkan oleh empat hal, yaitu:

1) Motivasi Fisik

Orang-orang melakukan perjalanan wisata, tujuannya untuk mengembalikan keadaaan fisik yang sudah lelah karena bekerja terus, mereka perlu beristirahat dan bersantai, melakukan kegiatan olahraga, agar sekembali dari perjalanan wisata bergairah dan bersemangat waktu masuk kerja.

2) Motivasi Kultural

Orang-orang tergerak hatinya untuk melakukan perjalanan wisata disebabkan ingin melihat dan menyaksikan tingkat kemajuan kebudayaan suatu bangsa, baik kebudayaan di masa


(46)

commit to user

lalu maupun apa yang sudah dicapainya sekarang, di samping itu ingin melihat dan menyaksikan adapt-istiadat, kebiasaan hidup (the way of life) suatu bangsa yang berbeda dengan apa yang dimilki Negara lain.

3) Motivasi Personal

Orang-orang ingin melakukan perjalanan wisata karena adanya keinginan untuk mengunjungi sanak keluarga yang sudah lama tidak bertemu atau mencari kenalan atau teman yang sudah lama tidak bertemu.

4) Motivasi Status dan Prestise

Ada orang-orang tertentu yang beranggapan dengan melakukan perjalanan wisata dapat meningkatkan status dan prestise keluarga, menunjukkan mereka memiliki kemampuan ketimbang orang lain.

Menurut Karyono (1997:48), ada beberapa faktor pendorong seseorang melakukan perjalanan wisata, yaitu : faktor-faktor bersifat irasional (dorongan bawah sadar), seperti adanya keterikatan emosional dan keinginan untuk berkunjung pada tempat-tempat yang dianggap berkaitan dengan urusan keagamaan (ke makam-makam para sunan/penyiar agama, rasul/nabi, tempat yang dikeramatkan menurut ajaran agama, sering dilakukan untuk kalangan pemeluk tertentu) dan faktor-faktor yang bersifat rasional (dorongan yang disadari), seperti


(47)

commit to user

32

karena adanya fasilitas yang memadai, atraksi wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Motivasi wisatawan untuk berkunjung di suatu tempat akan sangat dipengaruhi oleh persepsinya mengenai produk wisata yang ada, baik yang berkaitan dengan atraksi wisata maupun faktor pendukungnya. Persepsi wisatawan mengenai suatu produk wisata dapat dilihat keterpenuhan kebutuhan wisatawan selama melakukan perjalanan wisata.

e. Faktor-faktor Pendorong dan Penarik

Faktor-faktor pendorong dan penarik untuk berwisata sangatlah penting untuk diketahui oleh siapapun yang berkecimpung dalam industri pariwisata (Pitana, 2005). Dengan adanya faktor pendorong, maka seseorang ingin melakukan perjalanan wisata, walaupun belum jelas mana daerah yang akan dituju. Berbagai faktor pendorong seseorang melakukan perjalanan Wisata menurut Ryan (1991) dan Pitana (2005), adalah sebagai berikut:

Ÿ Escape Ÿ Relaxtion Ÿ Play

Ÿ Strengthening family bond Ÿ Prestige

Ÿ Social interaction Ÿ Romance


(48)

commit to user Ÿ Self-fulfilment

Ÿ Wish-fulfilment

6. Dampak Pengembangan Kepariwisataan

Selama ini kita selalu puas dengan perolehan devisa sektor pariwisata, karena bila kita lihat dari angka-angka yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) secara relatif meningkat dari tahun ke tahun, akan tetapi secara tidak sadar kita tidak mengetahui apa sebenarnya yang terjadi sebagai akibat pengembangan pariwisata sebagai suatu industri.

a. Dampak Positif

Dilihat dari kacamata ekonomi makro, jelas pariwisata memberikan dampak positif, karena sebagai suatu industri:

1. Dapat menciptakan kesempatan berusaha.dengan datangnya

wisatawan,perlu pelayanan untuk menyediakan kebutuhan (need), dan keinginan (want), dan harapan (expetation) wisatawan yang terdiri dari berbagai kebangsaan dan tingkah lakunya.

2. Dapat meningkatkan kesempatan kerja (employments).

Bayangkan saja, bila sebuah hotel dibangun dengan kamar sebanyak 400 kamar, paling sedikit diperlukan karyawan sebanyak 600 orang dengan ratio1:1,5.

3. Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat


(49)

commit to user

34

effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar.

4. Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan

retribusi daerah. Seperti kita ketahui tiap tempat wisatawan berbelanja selalu dikenakan pajak sebesar 10 persen sesuai Peraturan Pemerintah yang berlaku.

5. Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic

Bruto (GDB).

6. Dapat mendoroang peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan sektor ekonomi lainnya.

7. Dapat memperkuat neraca pembayaran. Bila Neraca

Pembayaran Pariwisata mengalami surplus, dengan

sendirinyaakan memperkuat neraca pembayaran Indonesia, dan sebaliknya. (Yoeti, 2008).

b. Dampak Negatif

Selama ini pariwisata hampir selalu dilihat dari sisi positifnya saja dan belum banyak kajian dari sisi non-moneter yang banyak menimbulkan kerusakan cagar budaya, kepribadian, kerusakan lingkungan, dan sumber-sumber hayati baik di laut, hutan yang akhir-akhir ini mulai mengalami kehancuran secara perlahan-lahan.

Dari sudut sosiologi belum banyak dilakukan penelitian tentang dampak negatif sebagai akibat pengembangan pariwisata secara tidak


(50)

commit to user

terkendali. Kita dapat melihat beberapa contoh kejadian sehari-hari dampak negatif itu anatara lain, yaitu:

1. Harga tanah menjadai mahal, pantai-pantai dikaveling,

sehingga sering terjadi spekulasi harga yang pada akhirnya meningkatkan harga tanah di sekitarnya.

2. Di pusat-pusat konsentrasi kegiatan pariwisata harga-harga bahan makan menjadi mahal yang dapat meningkatkan inflasi tiap tahunnya.

3. Sumber-sumber hayati mejadi rusak, yang menyebabkan

Indonesia kehilangan daya tariknya untuk jangka panjang. 4. Terjadi urbanisasi, pencari kerja mengalir dari desa ke

kota-kota beasar.

5. Ramainya lalu lintas wisatawan, ternyata ditumpangi oleh penyelundupan obat bius dan narkotika.

c. Dampak terhadap Sosial-Budaya

Bilamana penduduk setempat menganggap bahwa wisatawan adalah “sumber rezeki” hubungan mereka menjadi komersial sedemikian rupa, sehingga hal-hal yang bersifat curiousity atau sosial interest dibuat sedemikian rupa wisatawan harus membayar dengan harga yang pantas dan kalau wisatawan tidak mau mereka tidak memberi jalan, gerak langkah wisatawan dibatasi dan kalau perlu


(51)

commit to user

36

dihalangi. Dalam praktiknya sering kita lihat kejadian-kejadian sebagai berikut:

1. Sering terjadi komersialisasi seni-budaya.

2. Terjadinya pemalsuan benda-benda budaya, seperti lukisan atau keramik.

3. Terjadi demonstrasi effect, kepribadian anak-anak muda rusak. 4. Demi dollar wisatawan, upacara adat dijual kepada wisatawan

dan banyak contoh lainnya.

d. Dampak terhadap Lingkungan Hidup

Kepariwisataan bisa sangat membahayakan lingkungan hidup, misalnya:

1. Pembuangan sampah sembarangan selain menyebabkan bau

tidak sedap, juga membuat tanaman di sekitarnya mati.

2. Pembuangan limbah hotel, restoran, dan rumah sakit yang merusak air sungai, danau dan laut.

3. Kerusakan terumbu karang sebagai akibat nelayan tidak lagi “memiliki” pantai untuk mncari ikan, karena pantai telah dikaveling untuk membangun hotel dan restoran. Akibatnya, para nelayan membom terumbu karang. Kemudian akibat yang lebih juah adalah tidak ada lagi daya tarik pantai.

4. Perambahan hutan dimana-mana akibatnya daya tarik wisata alam menjadi sirna.


(52)

commit to user

B. Pertanyaan Penelitian

Analisis komponen penawaran pariwsata dilakukan dengan melihat dua perkembangan utama, yaitu :

1. Bagaimanakah profil kelengkapan komponen penawaran pariwisata obyek

wisata Kabupaten Pati dilihat dari masing-masing faktor 4A (Atraksi, Aksesbilitas, Amenitas dan Aktivitas)?

2. Bagaimanakah profil obyek wisata Kabupaten Pati dilihat dari keseluruhan hasil penilaian kelengkapan komponen penawaran pariwisata (4A)?


(53)

commit to user

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan model pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini pada umumnya bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap populasi atau daerah tertentu mengenai sifat-sifat, karakteristik atau faktor-faktor tertentu (Senggono, 1996 dalam Putra, 2004). Jenis penelitian ini diharapkan mampu menerangkan dan menggambarkan secara jelas tentang profil kepariwisataan di Kabupaten Pati yang dilihat dari segi komponen penawarannya sesuai dengan fakta-fakta yang ada.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Pati Propinsi Jawa Tengah. Penelitian ini diarahkan pada peranan faktor penawaran dalam pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Pati.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang harus digunakan dalam mengadakan suatu penelitian agar mendapat data sesuai dengan apa yang diinginkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


(54)

commit to user

1. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumentasinya adalah berupa catatan, data-data statistik pariwisata, dan sebagainya yang berkaitan dengan obyek wisata dan gambaran umum di Kabupaten Pati jenis data seperti ini diperoleh dari kantor instansi pemerintah di Kabupaten Pati.

b. Observasi

Observasi atau yang disebut dengan pengamatan langsung di lapangan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek (lokasi penelitian) dengan menggunakan seluruh alat indera, kemudian dibuat dokumentasi baik berupa catatan maupun gambar/ foto.

c. Wawancara

Wawancara semi terstruktur atau wawancara yang bersifat percakapan. Penelitian ini tidak menggunakan kuesioner melainkan panduan wawancara yang fleksibel untuk membantu pewawancara fokus pada topik yang diteliti. Wawancara dilakukan dengan informan yang dipilih secara purposif sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Informan adalah jajaran Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga. Pengumpulan data melalui wawancara akan di tulis oleh informan. Perekaman pada pengamatan lapangan akan menggunakan catatan lapangan peneliti (field note) dan kamera.


(55)

commit to user

40

D. Teknik Pengambilan Data

Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, maka teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara selektif dengan menggunakan pertimbangan teoritis, keingintahuan pribadi, karakteristik empiris, dan kebutuhan maupun tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penarikan sampel yang lebih tepat adalah purposive sampling atau sampel bertujuan, dimana peneliti cenderung menggunakan atau memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan dapat mengetahui permasalahannya secara lengkap tanpa didasarkan pada strata maupun random, tetapi didasarkan pada tujuan tertentu.

Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi semua obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati dan mengguunakan semua obyek wisata sebagai sampel dengan menggunakan analisis konsep 4A (Atraksi, Aksesbilitas, Amenitas, dan Aktivitas).

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data kuantitatif dianalisis secara tabulasi dan statistik deskriptif, sedangkan data kualitatif dianalisa secara deskriptif studi kasus yaitu dengan mendiskripsikan, kemudian memberikan penafsiran-penafsiran dengan interpretasi rasional yang memadai terhadap fakta-fakta yang diperoleh di lapangan.


(56)

commit to user

1. Analisis Model Interaktif

Hasil data akan dianalisis dengan teknik analisis model interaktif, menurut Miles dan Hubermann (1992) dalam Oktiviyanti (2006), meliputi proses mengatur urutan data, mengorgnisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu:

1. Pengumpulan data.

Yaitu pencarian data yang diperlukan,yang dilakukan terhadap berbagai jenis data dan berbagaia bentuk data yang ada pada lampangan penelitian serta pencatatan didata lapangan.

2. Reduksi data.

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan dan pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan.

3. Sajian data atau display.

Sajian data adalah kesimpulan informasi tersusun memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan trindakan.

4. Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagai satu kegiatan dan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasikan selama penelitian berlangsung. Dalam penarikan kesimpulan ini didasarkan


(57)

commit to user

42

pada reduksi data dan sajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.

Agar lebih jelas, teknik analisis data pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Interaktif Model of Analysis

Sumber: Miles and Hubermann (1992) dalam Oktiviyanti (2006).

Aktivitas yang dilakukan dengan proses itu diharapkan membuat komponen-komponen tersebut akan dapat benar-benar mewakili dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Setelah analisis data selesai, maka hasilnya dapat disajikan secara deskriptif, yaitu dengan jalan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan data-data yang diperoleh.

Pengumpulan Data

Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi

Penyajian Data


(58)

commit to user

2. Penilaian Kelengkapan dan Ketersedian Komponen Penawaran Pariwisata (4A)

Penentuan nilai kelengkapan komponen penawaran pariwisata yang terdapat pada setiap obyek wisata di Kabupaten Pati menggunakan teknik skoring, yaitu dengan memberikan nilai atau skor. Parameter penilaian merupakan faktor komponen penawaran pariwisata (4A).

Dalam penelitian ini, parameter penilaian terdiri dari Atraksi, Aksesbilitas, Amenitas, dan Aktivitas. Nilai atau skor digunakan untuk membedakan kelengkapan dan kersediaan komponen penawaran yang terdapat pada masing-masing obyek wisata.

Kriteria atau asumsi yang digunakan dalam penskoran masing-masing parameter adalah sebagai berikut:

a. Atraksi

Pada parameter ini diberi skor 10. Atraksi -atraksi yang terdapat pada obyek wisata Kabupaten Pati ini termasuk jenis Atraksi Budaya (Cultural Attractions) yang berupa upacara-upacara tradisional dan biasanya diadakan pada waktu-waktu tertentu.

b. Aksesbilitas

Pada parameter ini diberi skor 10, karena karena pada parameter ini terdapat 5 kriteria/ faktor penilaian makanya masing-masing faktor diberi skor 2. Pada aksesbilitas 5 faktor yang digunakan untuk menilai kelengkapan komponen penawaran yaitu Kondisi jalan,


(59)

commit to user

44

Penunjuk arah (sign road), sarana transportasi (Angkutan Desa, Angkutan Kota dan Ojek)

c. Amenitas

Pada parameter ini diberi skor 10, karena karena pada parameter ini terdapat 6 kriteria/ faktor penilaian makanya masing-masing faktor diberi skor 1,66. Pada amenitas ada 6 faktor yang digunakan untuk menilai kelengkapan komponen penawaran yaitu Toko kelontong, Warung makan, MCK, jaringan telekomunikasi BTS

(Antena Based Transceiver Station Seluler), penerangan obyek wisata dan penerangan jalan umum obyek wisata.

d. Aktivitas

Pada parameter ini diberi skor 10. Aktivitas yang dimaksud adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan pengunjung yang datang ke obyek wisata, untuk obyek wisata di Kabupaten Pati kegiatan yang kebanyakan dilakukan seperti melihat pemandangan alam dan ziarah pada obyek wisata religi.

Berdasarkan parameter di atas menentukan nilai kelengkapan dan ketersediaan komponen penawaran pariwisata dengan menjumlahkan skor hasil pengamatan lapangan dari masing-masing parameter.


(60)

commit to user

45 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Pati 1. Aspek Geografis

Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah bagian timur, terletak diantara 1100, 500 – 1110, 150 Bujur Timur dan 60, 250 - 70, 000 Lintang Selatan. Ditinjau dari ketinggiannya Kabupaten Pati mempunyai ketinggian terendah 1 meter, tertinggi 380 meter dan rata-ratanya ± 17 meter. Batas wilayah Kabupaten Pati adalah:

§ Sebelah Utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa.

§ Sebelah Selatan : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara.

§ Sebelah Barat : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten

Blora.

§ Sebelah Timur : Kabupaten Rembang dan Laut Jawa.

Secara administrasi Kabupaten Pati terdiri dari 21 Kecamatan, 401 Desa, 5 kelurahan, 1.106 dukuh serta 1.472 RW dan 7.524 RT. Dari segi penggunaan lahan, Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah 150.368 Ha, yang terdiri dari 58.448 Ha lahan sawah dan 91.920 Ha lahan bukan sawah.


(61)

commit to user

46

2. Aspek Sosial

Jumlah Penduduk Kabupaten Pati berdasarkan registrasi akhir tahun 2008 sebesar 1.256.182 tercatat distribusi penduduk menurut jenis kelamin terdiri atas 620.175 jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki atau sekitar 49,37% dari jumlah keseluruhan dan 636.007 jiwa perempuan, atau sekitar 50,63% dari keseluruhan jumlah penduduk dengan kepadatan penduduk sebesar 830 jiwa/ Km2. Jumlah penduduk yang berada pada usia produktif antara 15 th-65 th sekitar 33% dari total jumlah penduduk. Keadaaan Penduduk Kabupaten Pati menurut jenis kelamin seperti dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Pati Tahun 2001-2008 (dalam orang)

Jumlah Penduduk

No Tahun

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 2001 581.960 598.776 1.180.736

2 2002 585.265 602.337 1.187.602

3 2003 596.598 612.116 1.208.714

4 2004 600.700 617.567 1.218.167

5 2005 604.927 620.496 1.225.423

6 2006 613.628 629.579 1.243.207

7 2007 615.780 632.101 1.247.881

8 2008 620.175 636.007 1.256.182

Jumlah 4.819.033 4.948.979 9.767.912 Sumber : BPS, Kabupaten Pati, dalam angka tahun 2009

Mata Pencaharian penduduk Kabupaten Pati menurut lapangan usaha, merupakan daerah yang sebagian besar dengan mata pencaharian penduduk pada sektor industri berada pada kisaran 76,39% atau sebanyak 25.152 jiwa penduduk Kabupaten Pati yang bekerja pada sektor industri. Jumlah ini terbanyak dibandingkan dengan lainnya, jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yang paling sedikit di Kabupaten Pati


(62)

commit to user

adalah listrik, gas dan air yang berkisar 0,09% atau sebanyak 30 jiwa. Banyaknya penduduk yang bekerja di Kabupaten Pati menurut lapangan usaha yang lainnya dapat dilihat dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2. Banyaknya Penduduk yang bekerja menurut Lapangan Usaha di Kabuapten Pati tahun 2008

Jenis Kelamin

No. Lapangan Usaha

Laki-laki Perempuan

Jumlah total

1 Pertanian 1.162 506 1.668

2 Pertambangan& Penggalian 529 576 1.105

3 Industri 7.333 17.819 25.152

4 Listrik, Gas & Air 26 4 30 5 Bangunan/ Konstruksi 688 25 713

6 Perdagangan 1.039 550 1.589

7 Pengangkutan&Komunikasi 423 - 423

8 Keuangan 1.412 264 1.676

9 Jasa 609 462 1.071

Jumlah 13.221 20.206 32.927

Sumber : BPS, Kabupaten Pati, dalam angka tahun 2009

3. Aspek Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati setiap tahunnya mengalami peningkatan. Meskipun mengalami peningkatan akan tetapi peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten ini lambat dari tahun 2005 sampai tahun 2008. Sektor pertanian memang cukup dominan dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Pati dibandingkan sektor pariwisata yang dilihat dari sektor perdagangan, restoran dan hotel. Lebih jelasnya mengenai pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.


(63)

commit to user

48

Tabel 4.3. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Pati Tahun 2005-2008 (Jutaan Rupiah).

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008

1. Pertanian 1.234.422.10 1.267.468.63 1.320.549.01 1.385.205.36 1.1. Tanaman Bahan Makanan 797.700.59 834.549.36 866.424.71 903.980.92 1.2. Tanaman Perkebunan Rakyat 114.196.33 119.228.75 126.838.37 140.243.52 1.3. Peternakan dan Hasil-hasilnya 81.758.14 85.848.48 91.085.61 94.348.00 1.4. Kehutanan 17.826.13 18.947.26 19.985.24 21.154.53 1.5. Perikanan 226.564.26 208.894.77 216.215.09 225.478.39 2. Pertambangan dan Penggalian 27.564.26 29.885.97 31.708.05 33.297.82 3. Industri Pengolahan 722.697.35 763.160.40 806.904.44 826.046.02 4. Listrik, Gas dan Air Minum 39.254.47 42.667.44 46.438.22 49.701.24 5. Bangunan/ Konstruksi 226.841.15 242.979.17 258.114.38 276.209.84 6. Perdagangan, Restoran & Hotel 699.747.43 128.568.00 764.798.35 793.777.37 7. Pengangkutan dan Komunikasi 148.005.00 154.445.61 161.249.07 169.319.70 8. Keuangan, Persewaan&Jasa Perusahaan 239.250.88 254.113.56 274.089.08 304.737.72 9. Jasa-jasa 272.015.73 282.031.73 302.210.86 318.180.47 PDRB Kabupaten Pati 3.609.798.36 3.770.330.52 3.966.062.17 4.156.475.53 Sumber : BPS, Kabupaten Pati, dalam angka 2009

Pada Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek pariwisata yang dilihat dari sektor perdagangan, restoran dan hotel belum menjadi kontribusi utama dalam PDRB. Peran aspek pariwisata dalam PDRB pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar Rp. 793.777.37,- dari tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 764.798.35,-. Meskipun pada sektor pariwisata mengalami peningkatan, akan tetapi peningkatan tersebut tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan sektor lainnya seperti sektor pertanian dan sektor industri yang dalam PDRB memiliki kontribusi yang yang lebih dominan.


(64)

commit to user

B. Deskripsi Obyek-obyek Wisata di Kabupaten dilihat dari komponen 4A 1. Attractions (Atraksi)

Kabupaten Pati memiliki obyek wisata yang cukup banyak dan daya tarik yang cukup bagus. Akan tetapi, belum semuanya dikembangkan secara optimal dan cenderung terbengkalai karena beberapa kendala yang dihadapi. Obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten Pati adalah sebagai berikut:

a. Wisata Alam

1) Gunung Rowo Indah

Terletak di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong. Luas areal obyek ± 320 Ha dengan pemandangan alam yang indah berupa gunung dan lembah yang hijau penuh tanaman kopi, cengkih, buah-buahan dan tanaman pertanian lainnya. Jarak dari Kota Pati ± 16 Km, kondisi jalan menuju obyek wisata relatif baik. Menurut pengungkapan Sejarah Obyek Gunung Rowo yang sekarang, masih dipercaya oleh masyarakat setempat bahwa terjadinya rawa di atas gunung merupakan akibat dari kompetisi/ adu kesaktian antara Sunan Muria dengan Dampo Awang Senopati dari Negeri Cina yang terdampar di Pati.

Biaya masuk obyek wisata Obyek Gunung Rowo relatif umum Rp. 1000,- per orang. Jumlah pengunjung yang datang ke obyek wisata ini untuk hari-hari biasa relatif sepi dan lumayan ramai pada saat hari libur misal hari minggu.


(1)

commit to user

105

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil uraian penulis pada bab-bab sebelumnya, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perhitungan penilaian kelengkapan komponen penawaran obyek wisata di Kabupaten Pati menunjukkan bahwa pada obyek wisata di Kabupaten Pati hanya 33% atau 4 obyek wisata yang mempunyai skor di atas 35, sedangkan 67% atau 8 obyek wisata yang lainnya mempunyai skor di bawah 35. Skor 39,96 merupakan nilai skor paling tinggi yang memiliki ketersediaan komponen penawaran yang paling lengkap dari atraksi, aksesbilitas (tersedia kondisi jalan yang cukup bagus, tersedia penunjuk jalan, dan sarana transportasi), amenitas (tersedia toko kelontong, warung makan, MCK, jaringan telekomunikasi (BTS), serta tersedia penerangan pada obyek wisata dan jalan umum menuju obyek wisata) dan aktivitas, sedangkan skor 18,66 merupakan nilai yang paling rendah. Obyek wisata di Kabupaten Pati yang mempunyai skor tertinggi 39,96 adalah OW Sendang Tirta Marta Sani dan OW Religi Makam Syech Jangkung. Skor terendah yaitu 18,66 adalah OW Gua Wareh, OW Kebun Kopi Jollong dan OW Air Terjun Grinjingan Sewu.

Pada obyek wisata di Kabupaten Pati yang mempunyai skor di atas 35 adalah OW Sendang Tirta Marta Sani dengan skor 39,96 (penyediaan komponen penawaran pariwisata lengkap), OW Religi Makam Syech


(2)

commit to user

Jangkung dengan skor 39,96 (penyediaan komponen penawaran pariwisata lengkap), OW Religi Makam Syaikh Mutamakin dengan skor 37,96 (tidak tersedia penunjuk arah) dan OW Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo mempunyai yang skor sama dengan skor 37,96 (tidak tersedia penunjuk arah).

Obyek wisata yang lainnya yang mempunyai skor di bawah 35 adalah OW Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati dengan skor 34,64 (tidak tersedia penunjuk arah, toko kelontong dan warung makan), OW Gunung Rowo Indah dengan skor 29,96 (tidak tersedia atraksi), OW Religi Makam Sunan Prawoto dengan skor 26,64 (tidak tersedia atraksi, toko kelontong dan warung makan), OW Gua Pancur dengan skor 23,32 (tidak tersedia atraksi, toko kelontong, MCK, penerangan pada obyek wisata dan PJU), OW Pintu Gerbang Majapahit dengan skor 22,98 (tidak tersedia atraksi, penunjuk arah, toko kelontong, warung makan dan MCK), OW Gua Wareh, OW Kebun Kopi Jollong dan OW Air Terjun Grinjingan Sewu mempunyai skor sama 18,66 (tidak tersedia atraksi, penunjuk arah, toko kelontong, warung makan, MCK, penerangan pada obyek wisata dan PJU) serta kondisi jalan tidak baik. Pada obyek wisata ini kelengkapan komponen penawaran masih kurang.

Dari hasil penelitian dari masing-masing komponen pariwisata pada obyek wisata di Kabupaten Pati yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Atraksi

Pada obyek wisata Kabupaten Pati dalam kelengkapan dan ketersediaan faktor atraksi sudah cukup baik. Dapat dilihat pada gambar


(3)

commit to user

4.1 bahwa presentase ketersediaan atraksi pada obyek wisata Kabupaten Pati sebesar 42% dalam artian hampir sebagian dari seluruh obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati sudah tersedia atraksi yang dapat ditawarkan pada pengunjung yang datang. Beberapa obyek wisata yang terdapat atraksi adalah obyek wisata Sendang Tirta Marta Sani, obyek wisata Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati, obyek wisata Religi Makam Syech Jangkung, obyek wisata Religi Makam Syaikh Mutamakin dan obyek wisata Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo. Obyek wisata yang terdapat atraksi merupakan obyek wisata yang mempunyai nilai kelengkapan komponen penawaran yang tinggi.

2. Aksesbilitas

Kelengkapan dan ketersediaan sarana aksesbilitas pada obyek wisata Kabupaten Pati juga sudah cukup bagus. Jarak tempuh 75% obyek wisata jauh dari pusat kota, kondisi jalan 75% menuju obyek wisata sudah cukup baik, dan 42% atau 5 dari 12 obyek wisata sudah terdapat penunjuk arahnya. Tersedia sarana transportasi untuk menuju keseluruh obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati.

3. Amenitas

Sarana amenitas pada obyek wisata Kabupaten Pati juga sudah cukup bagus. Untuk sarana penginapan/ akomodasi masih belum tersedia pada semua obyek wisata di Kabupaten Pati, hanya tersedia pada pusat


(4)

commit to user

kota. 26,32% atau 5 obyek wisata di Kabupaten Pati sudah tersedia toko kelontong, 31,58% atau 6 obyek wisata tersedia warung makan, 36,84% atau 7 obyek wisata sudah tersedia MCK, 50% atau sebagian dari obyek wisata sudah tersedia sarana penerangan obyek wisata dan penerangan jalan umum. Seluruh obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati juga sudah terdapat jaringan telekomunikasi seluler atau biasa disebut Antena Based

Transceiver Station Seluler (BTS).

4. Aktivitas

Pada obyek wisata di Kabupaten Pati untuk komponen penawaran aktivitas semua tersedia dengan aktivitas yang berbeda-beda pada setiap obyek wisata. Sebagian besar aktivitas yang ada di obyek wisata Kabupaten Pati ini adalah menikmati pemandangan alam dan ziarah untuk obyek wisata religi.


(5)

commit to user

B. Saran

1. Berdasarkan kesimpulan yang terdapat dalam penelitian ini, penulis memberikan saran sebaiknya dilakukan penelitian lebih mendalam tentang deskripsi komponen penawaran pariwisata. Hal ini mengingat cukup tingginya manfaat yang tercipta dari konsep komponen penawaran pariwisata yang terdeteksi dari penelitian ini.

2. Perlu adanya langkah-langkah yang konkrit baik dari pemerintah maupun pengelola untuk mengembangkan dan mengelola obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati secara optimal.

3. Pada obyek wisata yang mempunyai skor di bawah 35 kelengkapan komponen penawaran pariwisatanya masih kurang. Terdapat 8 obyek wisata dari 12 obyek wisata yang skornya di bawah 35, sehingga diperlukan peningkatan dan penambahan komponen-komponen penawaran pariwisata pada obyek-obyek wisata yang mempunyai kelengkapan komponen penawaran pariwisata yang masih kurang.

4. Perlu menambahkan atraksi-atraksi menarik lainnya yang diadakan secara rutin khususnya pada obyek wisata yang belum tersedia atraksi agar mempunyai ciri khas/ daya tarik tersendiri.

5. Perlu diadakan perbaikan jalan menuju obyek wisata khususnya jalan yang kondisinya masih tidak baik, memberikan penunjuk arah (sign road) pada obyek wisata yang belum tersedia sehingga dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para pengunjung yang datang ke obyek wisata.


(6)

commit to user

6. Serta untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pengunjung perlu menambah atau menyediakan fasilitas-fasilitas umum seperti warung makan, toko kelontong, dan MCK khususnya pada obyek wisata yang belum tersedia. Sehingga dapat meningkatkan minat pengunjung untuk datang ke obyek wisata di Kabupaten Pati.

7. Mempertahankan kerjasama dengan masyarakat agar keamanan dan

kelestarian obyek wisata Kabupaten Pati tidak dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

8. Serta perlu adanya jaringan promosi dan informasi yang lebih luas untuk meningkatkan permintaan pasar dan jumlah pengunjung di obyek wisata Kabupaten Pati.