Analisis pengaruh rasio aktivitas, profitabilitas, leverage dan rasio penilaian pasar terhadap return saham perusahaan telekomunikasi: studi empiris di Bursa Efek indonesia

(1)

ANALISIS PENGARUH RASIO AKTIVITAS,

PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN RASIO PENILAIAN

PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN

TELEKOMUNIKASI

(Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia)

Oleh: Aris Kurniawan NIM:103081029182

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ANALISIS PENGARUH RASIO AKTIVITAS,

PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN RASIO PENILAIAN

PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN

TELEKOMUNIKASI

(Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Aris Kurniawan NIM:103081029182

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indo Yama Nasarudin, SE, MAB

NIP. 150317955 NIP. 150317593

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

ANALISIS PENGARUH RASIO AKTIVITAS,

PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN RASIO PENILAIAN

PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN

TELEKOMUNIKASI

(Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Aris Kurniawan NIM:103081029182

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indo Yama Nasarudin, SE, MAB

NIP. 150317955 NIP. 150317593

Penguji Ahli

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 131474891

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(4)

Hari ini Rabu Tanggal 8 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Tujuh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Aris Kurniawan NIM: 103081029182 dengan

judul Skripsi “

ANALISIS

PENGARUH

RASIO

AKTIVITAS,

PROFITABILITAS,

LEVERAGE

DAN

RASIO

PENILAIAN

PASAR

TERHADAP

RETURN

SAHAM

PERUSAHAAN

TELEKOMUNIKASI”

(Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia).

Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 Agustus 2007

Tim Penguji Komprehensif

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Heryanto, SE, MSi

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Aris Kurniawan

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 11 November 1984

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Kp. Baribis Rt 04/01 Ds. Ciburial Kec.

Cimenyan Kab. Bandung Jawa Barat 40198

Telepon : 0852 94 777 557

E-mail : arisbdg84@yahoo.co.id

PENDIDIKAN FORMAL

SDN Sukaakur Bandung : 1990-1996

SLTPN 35 Bandung : 1996-1999

SMU Plus Babussalam Bandung : 2000-2003 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2003-2009

Jakarta, 10 Februari 2009


(6)

ABSTRACT

This research was aimed to analys the influence of activity ratio, profitability, leverage and appraisal ratio of market toward stock return of the telecommunications company in Indonesia Stock Exchange. The data that used was from the financial report quarterly of the telecomunication company from 2003 up to year 2007. This research was free from the classic assumption so that the regression linear method can be used to test the independent variable influence toward dependent variable. The result of the regression test revealed an influence at the some time between independent variable toward dependent variable with indicated Fcount > F tabel. Based on the result of the regression test according to the partial in this analysis showed the significance influence between independent variable debt to equity ratio toward variable dependent stock return of the telecomunication companies as the object of the research and registered in Indonesia Stock Exchange.


(7)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio aktivitas, profitabilitas, leverage dan rasio penilaian pasar terhadap return saham perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan bersumber dari laporan keuangan triwulanan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Penelitian ini terbebas dari asumsi klasik sehingga metode regresi linier berganda layak digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan indikasi Fhitung > Ftabel. Berdasarkan hasil uji regresi secara parsial dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independent debt to equity ratio terhadap variabel dependent return saham perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang menjadi objek penelitian dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata kunci: Rasio Aktivitas, Profitabilitas, Leverage, Rasio Penilaian, Return Saham


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang memberikan nikmat sehat dan iman-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan tauladan kepada seluruh umat manusia menuju jalan kebenaran.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan penulis baik dalam pengetahuan maupun dalam teknik penulisannya, oleh karena itu dengan kerendahan hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini. Dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak secara langsung, mendorong serta memberikan inspirasi sehingga skripsi ini bisa selesai. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Ayah, Ibu serta adik-adik tercinta yang senantiasa memberikan doa, bimbingan, kesabaran, keikhlasannya dan bantuan baik secara moril maupun materil. Semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah serta rahmat-Nya pada Ayah dan Ibu tercinta.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu dan fikirannya dalam membimbing saya, dari proses review hingga selesai skripsi ini beliau banyak membantu meskipun ditengah kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk memberikan solusi kepada penulis.

3. Bapak Indo Yama Nasarudin, SE, MAB selaku dosen pembimbing II, yang telah membantu dan meluangkan waktu serta fikirannya dalam membimbing penulisan skripsi ini, hingga skripsi ini selesai.


(9)

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Terima kasih pada seluruh Dosen, Karyawan dan Petugas perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial atas semua curahan ilmu, bantuan, perhatian dan pelayanannya.

6. Teman-teman seperjuangan di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2003 khususnya manajemen A yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan tak akan pernah terbalaskan semua kebaikanmu kawan. Semoga semuanya selalu dalam lindungan Allah SWT. 7. Yayasan Babussalam Bandung yang telah memberikan kesempatan dan

membantu baik moril maupun materil kepada penulis untuk melanjutkan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena keterbatasan ruang dan waktu. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan hanya iringan do’a yang dapat penulis berikan untuk setiap kebaikan yang telah di berikan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Amiin

Jakarta, 10 Februari 2009


(10)

DAFTAR ISI

Daftar Riwayat Hidup ... i

Abstract ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar... x

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan dan Manfaat ... 11

1. Tujuan Penelitian ... 11

2. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Laporan Keuangan ... 13

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 13

2. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan ... 17

3. Analisis Laporan Keuangan ... 19

B. Rasio Keuangan ... 21

1. Pengertian Rasio Keuangan ... 21

C. Analisis Rasio Keuangan ... 22

1. Rasio Likuiditas ... 24

2. Rasio Aktivitas ... 25

3. Rasio Profitabilitas ... 29

4. Financial Leverage Ratio ... 30

5. Rasio Penilaian... 33

D. Return Sahan ... 34

1. Pengertian Pendapatan Saham ... 34


(11)

E. Pengaruh Rasio Keuangan Bagi Pemegang Saham ... 35

F. Penelitian Terdahulu ... 36

G. Kerangka Pemikiran... 37

H. Hipotesis... 40

BAB III. METODE PENELITIAN ... 41

A. Ruang Lingkup Penelitian... 41

B. Metode Pengumpulan Data ... 41

1. Riset Kepustakaan... 41

2. Dokumentasi ... 42

C. Metode Analisis ... 42

1. Metode Analisis Regresi Berganda... 42

2. Uji Asumsi Klasik ... 44

a. Uji Autokorelasi ... 44

b. Uji Normalitas... 44

c. Uji Multikolineritas... 45

d. Uji Heterokedastisitas ... 46

3. Uji Regresi Berganda ... 47

a. Uji Simultan dengan F-Test ... 47

b. Uji Parsial dengan T-Test ... 47

c. Koefesien Determinasi (R2) ... 48

D. Operasional Variabel Penelitian... 48

BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN... 52

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 52

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 52

a. Bursa Efek Indonesia ... 52

b. PT Indosat Tbk... 56

c. PT Telekomunikasi Indonesia... 58

B. Penemuan dan Pembahasan ... 59

1. Uji Model Regresi ... 60

2. Uji Asumsi Klasik ... 63


(12)

b. Uji Normalitas... 64

c. Uji Multikolinearitas ... 64

d. Uji Heterokedastisitas ... 65

3. Pengujian Hipotesis... 66

a. Uji Simultan dengan F-Test ... 66

b. Uji Parsial dengan T-Test ... 67

c. Koefisien Determinasi (R2) ... 72

BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 74

A..Kesimpulan ... 74

B..Implikasi... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Kerangka Pemikiran 39

4.1 Normalitas Data 64


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

4.1 Hasil Analisi RegresiLinier Berganda 60

4.2 Uji Mulikolinearitas 65


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Rasio keuangan merupakan salah satu alat ukur untuk mengetahui

kondisi keuangan sebuah perusahaan, sehingga menjadi sangat relevan apabila

rasio keuangan di analisis pengaruhnya terhadap pendapatan saham

perusahaan. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisisa pengaruh rasio

aktivitas, profitabilitas, leverage dan rasio penilaian pasar terhadap return

saham perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan–perusahaan telekomunikasi menjadi pilihan karena selain

mempunyai kapitalisasi pasar besar juga merupakan perusahaan yang

memiliki pangsa pasar yang luas. Perusahan-perusahaan telekomunikasi di

Indonesia mempunyai sejarah perjalan yang panjang.

Sejarah telekomunikasi Indonesia berawal dari tahun 1884, pemerintah

kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta yang menyediakan jasa pos

domestik dan jasa telegram internasional. Jasa telepon tersedia pertama

kalinya di Indonesia pada tahun 1882 dan sampai dengan tahun 1906,

disediakan oleh perusahaan swasta dengan lisensi pemerintah selama 25

tahun. Tahun 1906, pemerintah kolonial Belanda membentuk departemen

yang mengendalikan semua jasa pos dan telekomunikasi di Indonesia. Tahun

1961, beberapa dari jasa ini dipindahkan ke perusahaan milik negara. Tahun


(16)

negara, yaitu: PN Pos dan Giro, dan PN Telekomunikasi. Tahun 1974, PN

Telekomunikasi dipecah lagi menjadi dua yaitu: Perusahaan Umum

Telekomunikasi dan PT Inti. Tahun 1980, bisnis telekomunikasi internasional

dipindahkan dari Perumtel ke Indosat.

Pada tahun 1991 pemerintah merubah Perumtel dari "Perusahaan

Umum" menjadi "Persero" yaitu PT TELKOM. Tahun 1993, berdiri PT

Satelindo yang merupakan joint venture dari beberapa perusahaan telekomunikasi yaitu: TELKOM, Indosat, PT Bimagraha Telekomindo, dan

DeTeMobil. Pada tahun ini juga berdiri PT Ratelindo yang merupakan joint venture antara TELKOM dan PT Bakrie Electronics. Tahun 1995 dan tahun berikutnya berdiri beberapa perusahaan telekomunikasi lainnya, yang di

dalamnya PT TELKOM mempunyai bagian saham, yaitu: Telkomsel,

Komselindo, Mobisel, Metrosel, Pasifik Satelit. Selain itu masih ada

perusahaan telekomunikasi yang masih dalam tahap proposal, yang bergerak

dalam bidang multimedia.

Jumlah pelanggan telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Sebagai contoh, proyeksi P.T. Telkom untuk tahun 1997

permintaan telepon diperkirakan mencapai 1,3 juta, namun ternyata baru bisa

dipasok sekitar 1,2 juta dengan pembangunan sebanyak 184.000 SST. Artinya

dengan penduduk sebanyak 33,5 juta jiwa, maka diproyeksikan pada akhir

tahun nanti densitas telepon akan mencapai 2,45 SST per 100 penduduk.

Target pemerintah sampai akhir pelita VII (2005) akan memasang 14 juta


(17)

Sedangkan untuk akhir pelita VIII (2009) akan memiliki 21 juta saluran

telepon dengan ratio sembilan per seratus orang. Jika dibandingkan misalnya

pada tahun 1996 Swedia (tertinggi dunia) sudah mencapai 68 per seratus orang

dan hongkong 54 per seratus orang, maka peluang pasar di Indonesia sangat

terbuka luas.

Bulan Desember 2006 jumlah pelanggan TELKOM sebanyak 48,5 juta

pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah

8,7 juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 4,2 juta

pelanggan dan 35,6 juta pelanggan jasa telepon bergerak. Pertumbuhan jumlah

pelanggan TELKOM di tahun 2006 sebanyak 30,73% telah mendorong

kenaikan Pendapatan Usaha TELKOM dalam tahun 2006 sebesar 23%

dibanding tahun 2005. Sejalan dengan visi TELKOM untuk menjadi

perusahaan InfoComm terkemuka di kawasan regional serta mewujudkan

TELKOM Goal 3010 maka berbagai upaya telah dilakukan TELKOM untuk

tetap unggul danleadingpada seluruh produk dan layanan.

Selama tahun 2006 TELKOM telah menerima beberapa penghargaan

baik dari dalam maupun luar negeri, di antaranya The Best Value Creator, The

Best of Performance Excellence Achievement, Asia’s Best Companies 2006

Award dari Majalah Finance Asia. Saham TELKOM per 31 Desember 2006

dimiliki oleh pemerintah Indonesia (51,19%) dan pemegang saham publik

(48,81%), yang terdiri dari investor asing (45,54%) dan investor lokal

(3,27%). Sementara itu harga saham TELKOM di Bursa Efek Jakarta selama


(18)

10.100,-. Kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir 2006 sebesar USD

22,6 miliar.

Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh oleh TELKOM,

penguasaan pasar untuk setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan,

serta potensi pertumbuhannya di masa mendatang, menjadikan TELKOM

sebagai model korporasi terbaik Indonesia. Seiring dengan semakin derasnya

arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang

semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi

menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran

informasi akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu

perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari

isi maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya

keras menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara

cepat, artinya mereka sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang

memiliki kualifikasi sebagai informationsuperhighway.

PT Telekomunikasi Indonesia merupakan pemegang hak monopoli

telekomunikasi domestik di Indonesia, untuk sambungan lokal sampai dengan

tahun 2001 dan sambungan jarak jauh sampai dengan tahun 2006. Sedangkan

untuk jasa sambungan internasional saat ini dilayani oleh dua perusahaan yaitu

PT Indosat dengan kode akses 001 dan PT Satelindo dengan kode akses 008.

Sesuai dengan UU N0.3/1989, Kepres No.8/1993, serta Kepmen N0.39/1993


(19)

hal ini PT TELKOM dan PT Indosat), bahwa perusahaan swasta dapat

menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar melalui kerjasama patungan

(joint venture), kerjasama operasi (KSO), dan kontrak manajemen. Sehingga atas perusahaan-perusahaan swasta telekomunikasi di Indonesia, PT

TELKOM mempunyai bagian saham di dalamnya.

Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar

yang cukup kuat terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan

langsung internasional, karena tidak punya pilihan sarana telekomunikasi dan

untuk jasa sambungan bergerak, pelanggan memang cukup banyak

mempunyai pilihan, tetapi hanya terbatas pada pilihan-pilihan tertentu serta

kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya. Jika melihat dari data-data di

atas maka akan terlihat jelas potensi pasar jasa telekomunikasi yang cukup

besar dan meningkat dari tahun ke tahun , apalagi di Indonesia banyak potensi

pelanggan yang belum digarap.

PT Telkom dan PT Indosat sebagai penyelenggara jasa saluran

langsung internasional (SLI) memakai kabel serat optik, tidak saja untuk

jaringan darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang sudah

sedemikian pesat, jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak memadai lagi

baik untuk mengakomodasi data maupun informasi.Kebutuhan dalam negeri

pada tahun 1997 mencapai kurang lebih 500.000 single core kilometer,

sebenarnya produsen kabel serat optik dalam negeri telah mampu memasok

kebutuhan nasional. Namun demikian kenyataannya lain, karena hampir


(20)

negeri sehingga pasokan untuk memenuhi kebutuhan kabel serat optik masih

tergantung pada produsen luar negeri. Kondisi daya tawar PT TELKOM tidak

terlalu lemah, karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan, akan tetapi

jika fluktuasi nilai tukar mata uang dalam negeri tidak stabil hal ini yang

menjadi bumerang terhadap perusahaan telekomunikasi di Indonesia

seandainya nilai tukar rupiah melemah.

Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik,

multi aspek dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain berbagai bukti

empirik secara tak langsung telah membuktikan bahwa sektor telekomunikasi

merupakan sektor bisnis yang paling diminati oleh perusahaan multi nasional

dalam kerangka ekspansi dan globalisasinya Ini terjadi baik dalam rangka

swastanisasi maupun dalam konteks aliansi strategis antar pelaku di negara

maju maupun dalam ekspansi ke negara berkembang. Berdasarkan kebijakan

pemerintah struktur pasar jasa telekomunikasi sudah diatur sedemikian rupa

sehingga perusahaan-perusahaan yang akan masuk dalam industri ini akan

mengalami kesulitan. Di samping itu perusahaan-perusahaan yang ada sudah

memiliki identitas merek yang biasanya merupakan nama dari perusahaan itu

sendiri ataupun jasa yang ditawarkan sebagai unggulan. Misalnya: 001

Indosat, 008 Satelindo, Satelindo GSM, Telkomsel GSM, Pasopati, dan

lain-lainnya.

Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar,

mengingat mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan


(21)

pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun perusahaan-perusahaan raksasa

yang telah mapan. Jadi dengan kondisi tersebut di atas, maka kecil

kemungkinannya pendatang baru untuk dapat memasuki industri ini, karena

banyaknya barrier to entry, yang sengaja dibuat agar tidak meruntuhkan

pemain yang sudah ada.

Pada tahun 1999, dengan desakan yang sangat kuat dari IMF,

disahkanlah Undang-undang nomor 36/1999, tentang penghapusan monopoli

penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan

munculnya perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi

yang coba meraih pasar Indonesia yang besar. Pada 2002 jumlah pelanggan

sebanyak 5 juta pelanggan, Telkomsel merupakan market leader di bisnis

telekomunikasi mobile di Indonesia. Bahkan sampai saat ini Telkomsel masih

merupakan market leader untuk bisnis telekomunikasi padahal jumlah

penduduk Indonesia hampir sekitar 200 juta jiwa lebih sehingga peluang di

bisnis ini masih terbuka lebar. Ini menjadi sebuah landasan untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap pendapatan saham

perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

hingga mengakibatkan ketertarikan bangsa asing untuk berinvestasi di bidang

ini. Kita bisa lihat pada kepemilikan perusahaan besar seperti Indosat yang

mayoritas sahamnya dimiliki oleh pihak asing STT, yaitu sebanyak 39,96%

dan saham SingTel singapura di Telkomsel bertambah menjadi 35%.

Perusahaan didirikan dengan tujuan mendapatkan laba, meningkatkan


(22)

tinggi, maka perusahaan akan dapat meningkatkan jumlah kekayaan para

pemilik modal. Oleh karena itu dalam teori manajemen keuangan modern

disebutkan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan

para pemegang saham (to maxsimize the wealth of it stockholder) dalam arti bertujuan untuk memaksimalkan harga saham. Sementara itu tujuan investasi

adalah untuk mendapatkan pengembalian tingkat pendapatan yang akan

diterima dimasa yang akan datang. Pemilihan investasi yang tepat akan

mencerminkan perusahaan sebagai tempat penanaman modal yang baik bagi

investor, sehingga hal ini akan membantu mempertinggi nilai perusahaan.

Disamping itu, bila perusahaan berkembang baik, maka nilai perusahaan

meningkat sehingga nilai investasi pada perusahaan itu juga meningkat dan

akibatnya harga saham akan meningkat serta pendapatan saham juga

meningkat. “Kalau para pemodal membeli saham, berarti mereka membeli

prospek perusahaan. Kalau prospek perusahaan membaik harga saham

tersebut meningkat” (Husnan, 1994:29).

Sebagai upaya dalam mewujudkan pasar modal yang teratur, wajar dan

efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat sebagaimana

diamanatkan dalam undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal,

yaitu dengan memberikan perlindungan yang maksimal kepada masyarakat

pemodal. Salah satu bentuk perlindungan tersebut diantaranya adalah dengan

berusaha memastikan bahwa seluruh investor (publik) selaku pihak eksternal

dapat memperoleh informasi dan fakta-fakta material yang sama dengan yang


(23)

sebagai salah satu dasar pertimbangan pengambilan keputusan. Informasi

seputar kinerja suatu perusahaan bisa dilihat dari berbagai media, diantaranya

adalah melalui laporan keuangan secara periodik dari perusahaan yang

bersangkutan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah merupakan sebuah

hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan

pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan

tersebut.

Untuk menentukan tingkat kinerja keuangan perusahaan, diperlukan

suatu metode analisis rasio yang bertujuan menganalisa posisi keuangan suatu

perusahaan. Oleh sebab itulah rasio keuangan perusahaan menjadi faktor

penting untuk diketahui pengaruhnya terhadap pendapatan saham perusahaan

telekomunikasi yang saat ini menjadi bisnis yang menjanjikan dengan jumlah

pangsa pasar Indonesia yang begitu besar dan masih terbukanya peluang untuk

mengembangkan perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Apabila memang

pengaruh dari analisis rasio keuangan ini signifikan terhadap pendapatan

saham perusahaan, maka sudah bisa dipastikan bahwa dengan menganalisa

rasio keuangan perusahaan kita sudah bisa menentukan di perusahaan mana

kita harus berinvestasi. Rasio yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini

adalah rasio aktivitas, profitabilitas, leverage dan rasio penilaian pasar.

Rasio aktivitas terdiri dari perputaran persediaan yang merupakan rasio

antara harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan dan perputaran yang


(24)

terdiri atas return on asset yang merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva, selanjutnya adalah rasio leverage yang terdiri dari

debt to equity ratio yang merupakan rasio antara total kewajiban dengan modal sendiri dan debt to total asset yang merupakan rasio antara total kewajiban dengan total aktiva dan terakhir adalah rasio penilaian pasar yang

terdiri dari price earning ratio yang merupakan rasio antara harga saham dengan laba per lembar saham sertaprice to book valueyang merupakan rasio total ekuitas saham biasa dengan jumlah saham biasa yang beredar.

Berdasarkan pada latar belakang tersebut penulis berpikir bahwa

ternyata begitu pentingnya meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap return

saham perusahaan yang berdasarkan pada laporan keuangan perusahaan

sebagai dasar penentuan penghitungan rasio keuangan, apalagi sampel

perusahaan yang diambil adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak

dibidang pertelekomunikasian di Indonesia yang sekarang telah menjadi bisnis

yang cukup menggiurkan serta mempunyai pasar yang cukup luas sehingga

pada akhirnya penulis menjadikan judul penelitian“ANALISIS PENGARUH

RASIO AKTIVITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN RASIO PENILAIAN PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI” (Study Empiris Di Bursa Efek Indonesia) sebagai judul penelitian yang akan diteliti.


(25)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas, penulis dapat

mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah variable Perputaran Persediaan (X1), Perputaran Total Aktiva

(X2),Return on Asset(X3),Debt to Total Assets(X4),Debt to Equity Ratio

(X5), Price Earnig Ratio (X6) dan Price to Book Ratio (X7) berpengaruh

terhadap return saham perusahaan Telekomunikasi?

2. Variable independent manakah yang paling berpengaruh terhadap return

saham perusahaan Telekomunikasi?

C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat dikemukakan bahwa tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menganalisa pengaruh variable Perputaran Persediaan (X1),

Perputaran Total Aktiva (X2), Return on Asset (X3), Debt to Total

Assets (X4), Debt to Equity Ratio (X5), Price Earnig Ratio (X6) dan

Price to Book Ratio (X7) terhadap return saham perusahaan

Telekomunikasi.

b. Untuk menganalisa pengaruh variable independen secara parsial


(26)

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat atau kegunaan

penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan

untuk dapat lebih memperhatikan dan meningkatkan performa

keuangan perusahaan supaya dapat memberikan referensi tepat bagi

para investor untuk investasi.

b. Bagi Penulis

Kegiatan penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis

untuk menambah pengetahuan teoritis serta memperluas wawasan

untuk mempelajari secara langsung dan menganalissa pengaruh rasio

keuangan terhadap return saham perusahaan telekomunikasi.

c. Bagi Akademisi

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan

bagi penulis yang lainnya, dan memberikan masukan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang keuangan.

d. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

bagi pemerintah untuk menentukan arah kebijakan pemerintah di


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen suatu

perusahaan merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan

akuntansi yang dilakukan perusahaan. Laporan dibuat untuk

mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaan terhadap pemilik dan

memberi informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai

perusahaan. Laporan keuangan adalah suatu laporan tertulis yang

merupakan bentuk pandangan secara wajar mengenai posisi keuangan,

kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar

kalangan pengguna laporan keuangan menggunakannya dalam rangka

membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya

yang dipercayakan kepada mereka (IAI, 2002).

Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan angka

akuntansi dari operasi dan posisi keuangan (Dewi Astuti, 2004). Adapun

jenis laporan keuangan yang pokok adalah neraca dan laporan rugi laba.

Neraca adalah laporan yang memberikan informasi mengenai jumlah

harta, hutang dan modal perusahaan pada saat tertentu. Informasi tersebut


(28)

investasi maupun kebijaksanaan struktur permodalan secara garis besar,

neraca memberikan informasi mengenai sumber dan penggunaan dana

perusahaan (Sawir, 2001:3).

Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis

ekonomi untuk membuat proyeksi dan peramalan masa depan (Weston dan

Copeland, 1995:24). Financial statement (laporan keuangan) merupakan suatu bentuk laporan bagi pemakai yang berisi segala informasi pencatatan

dan pengikhtisaran transaksi (Warren, 2005:19). Menurut Myer dalam

bukunya ”Financial Statement Analysis” yang diterjemahkan oleh Munawir (1995:5) dalam Andree Boy (2008:17) laporan keuangan adalah

“dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu

perusahaan, kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi

keuangan dan daftar rugi-laba. Pada akhir-akhir ini sudah menjadi suatu

kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga

yaitu daftar laba yang tak dibagikan (laba ditahan)”. Malalui laporan

keuangan itu, secara periodik dilaporkan informasi penting mengenai suatu

perusahaan yang berupa :

a. Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi, kewajiban dan modal

perusahaan.

b. Informasi mengenai perubahan-perubahan dalam sumber daya

ekonomi netto atau kekayaan bersih yang muncul dari aktivitas usaha perusahaan dalam rangka memperoleh laba.


(29)

c. Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai sebagai

dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang kemampuan

perusahaan dalam memnghasilkan laba.

d. Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan

kewajiban, yang disebabkan oleh aktivita pembelanjaan dan investasi.

e. Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan

keuangan, seperti kebijkasanaan akuntansi yang dianut oleh

perusahaan.

Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi

Keuangan tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan

keuangan paragraph 7 mengemukakan pengertian sebagai berikut :

1) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

2) Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan

laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan atau laporan arus kas,

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan

bagian integral dari laporan keuangan.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang diamaksud

dengan laporan keuangan adalah suatu media untuk menyajikan informasi

yang telah dikumpulkan dan diolah dengan akuntansi keuangan yang

kemudian disusun dalam bentuk laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan

posisi keuangan serta laporan laba ditahan yang nantinya akan


(30)

Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan,

biaya-biaya dan laba perusahaan selama periode tertentu. Biasanya laporan ini

disusun dengan dua pendekatan, yakni pendekatan kontribusi dan

pendekatan fungsional. Pendekatan kontribusi membagi biaya-biaya

kedalam dua sifat pokok, yakni biaya variable dan biaya tetap. Pendekatan

ini biasanya dipergunakan dalam pengambilan keputusan manajemen

berkenaan dengan perencanaan biaya, dan laba.

Laporan laba rugi yang disusun dengan pendekatan fungsional

memberikan informasi mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan oleh setiap

fungsi utama dalam perusahaan (fungsi produksi, pemasaran, sumber daya

manusia dan umum, serta fungsi keuangan) (Sawir, 2001:4). Menurut

standar Akuntansi Keuangan (buku satu:5) tujuan laporan keuangan adalah

sebagai berikut :

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh

sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan

pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen

atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang


(31)

2. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan

Ada tiga laporan keuangan dasar yang biasa digunakan untuk

menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan: neraca, laporan

laba-rugi dan laporan arus kas (Keown dkk., 2001:17). Neraca

menggambarkan mengenai aktiva, utang dan ekuitas para pemilik

perusahaan untuk tanggal tertentu, sedangkan laporan laba-rugi

mengambarkan pendapatan bersih dari kegiatan operasi perusahaan selama

periode tertentu. Laporan arus kas menggabungkan informasi dari neraca

dan laporan laba-rugi untuk menggambarkan sumber dan penggunaan kas

selama periode tertentu dalam sejarah hidup perusahaan.

a. Neraca

Menurut Graham Mott (1996:32) dalam Andree Boy (2008:22)

neraca merupakan suatu gambaran keuangan perusahaan pada satu

saat, biasanya pada hari terakhir bulan atau tahun. Satu sisi neraca

menunjukkan nilai semua aktiva yang dimiliki perusahaan, dan sisi

yang lain menunjukkan sumber-sumber dana untuk memperoleh aktiva

tersebut. Amin Widjaja Tunggal (1997:17) dalam bukunya “Akuntansi

Untuk Perusahaan Kecil dan Menengah” menyatakan neraca sebagai

suatu gambaran posisi keuangan suatu badan usaha pada saat tertentu

yang lazimnya disajikan dalam bentuk, aktiva, hutang dan modal.

Menurut definisi akuntansi, neraca dalam keadaan “seimbang” karena


(32)

Posisi keuangan disusun berdasarkan saldo perkiraan buku

besar sebagai hasil atas berlangsungnya transaksi-transaksi yang

berkaitan dengan kegiatan usaha sepanjang masa tertentu yang diolah

sedemikian rupa, sehingga pengolahan data transaksi kegiatan usaha

tersebut tidak saja dicatat secara historis, tetapi juga harus memenuhi

prinsip-prinsip akuntansi.

b. Laporan Laba (Rugi)

Laporan laba atau rugi adalah laporan yang memuat ikhtisar

dari pendapatan dan biaya-biaya suatu kesatuan usaha untuk satu

periode tertentu. Laporan laba/rugi digunakan pada perusahaan utuk

mengukur kinerja perusahaan dalam periode tertentu dan meramal

kondisi perusahaan yang akan datang, oleh karena itu arti laba menjadi

sangat penting didalam laporan keuangan (Amin Widjadja Tunggal,

1997:21).

c. Laporan Arus Kas

Arus Kas adalah kas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dan

digunakan untuk membayar kepada kreditur dan pemegang saham

(Rosss dan Westerfield dalam Andree Boy, 2008:26). Laporan arus kas

adalah alat perencanaan yang akan membantu kita pada masa yang

akan datang, menentukan kapan uang tunai diperlukan untuk

membayar tagihan-tagihan, membantu manajer membuat keputusan

usaha dan membantu kita dalam mengatur segala sesuatu aktivitas kas


(33)

3. Analisis Laporan Keuangan

Untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan, bisa

dilakukan dengan analisa laporan keuangan. Analisa yang dilakukan

mempunyai tekanan yang berbeda antara kreditor jangka pendek, kreditor

jangka panjang dan pemilik perusahaan. Ada yang lebih tertarik pada

posisi likuiditas dan ada yang tertarik pada profitabilitaas. Alat analisa

yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan

perusahaan adalah analisa rasio dan proporsional. Pada umumnya rasio

keuangan yang dihitung bisa dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu :

a. Rasio Likuiditas

Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Rasio likuiditas

yang sering digunakan adalah current ratio, quick ratio (acid test ratio)dancash ratio.

b. Rasio Leverage

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana

yang disupply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan

dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan. Rasio ini mempunyai

beberapa implikasi, pertama, para pemberi kredit akan melihat kepada

modal sendiri untuk melihat batas keamanan pemberian kredit. Kedua,

dengan menggunakan hutang, memberi dampak yang positif bagi

pemilik, karena perusahaan memperoleh dana tetapi pemilik tidak


(34)

mendapat keuntungan yang lebih besar dari beban bunga, maka

keuntungan bagi pemilik modal sendiri akan menjadi lebih besar. Di

dalam praktek rasio ini dihitung dengan dua cara. Pertama, dengan

memperhatikan data yang ada dineraca. Kedua, mengukur resiko

hutang dari laporan laba rugi, yaitu seberapa banyak beban tetap

hutang bisa ditutup oleh laba operasi. umumnya para analis

menggunakan keduanya. Analisa ini terdiri dari Debt Ratio, Times

Interest Karned, Fixed Charger Coverage dan Debt Service Coverage.

c. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen

dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas

melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada

berbagai jenis harta. Rasio ini terdiri dari inventory turn over, periode

pengumpulan piutang, fixed asset turn over, dan total asset turn over.

d. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen

yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi

perusahaan. Rasio ini terdiri dari profit margin on sales, return on total

asset, return on net worth.

e. Rasio Pertumbuhan

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan

mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan


(35)

f. Rasio Penilaian

Rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling

lengkap oleh karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi pengaruh

dari rasio resiko dengan rasio hasil pengembalian.

B. Rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah alat utama untuk menganalisis keuangan,

rasio dapat menstandarisasi informasi keuangan yang dapat dipakai

sebagai alat pembanding antar perusahaan dengan ukuran yang berbeda

(Keown dkk., 2001:108). Rasio keuangan adalah suatu cara untuk

melakukan perbandingan data keuangan perusahaan agar menjadi lebih

berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa

pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan dari perusahaan.

Pertanyaan tersebut meliputi likuiditas perusahaan, kemampuan

manajemen memperoleh laba dari penggunaan aktiva perusahaan dan

kemampuan manajemen mendanai investasinya serta hasil yang dapat

diperoleh pemegang saham dari investasi yang dilakukannya kedalam

perusahaan. Pengggunaan rasio keuangan dapat dikriteriakan sebagai

berikut :

a. Bagi manajemen perusahaan

Rasio keuangan dipergunakan untuk perencanaan dan

mengevaluasi performance (prestasi) manajemen dikaitkan dengan rata-rata prestasi industri.


(36)

b. Bagi manajer kredit

Rasio keuangan dipergunkan untun memperkirakan resiko

potensial yang dihadapi oleh para peminjam (debitur) dikaitkan dengan

adanya jaminan kelangsungan pembayaran tingkat keuntungan yang

diminta.

c. Bagi para investor

Rasio keuangan ini digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi

nilai saham dan obligasi berbagai perusahaan.

d. Bagi manajer perusahaan

Rasio keuangan dipergunakan untuk mengidentifikasi

kemungkinan melakukan merger (penggabungan) dengan perusahaan lain (Sartono, 1997:21).

Sejumlah rasio yang tidak terbatas banyaknya dapat dihitung, akan

tetapi pada prakteknya cukup digunakan beberapa jenis rasio saja.

Walaupun rasio-rasio merupakan alat ukur yang sangat berguna, tetapi

tidak terlepas dari beberapa kelemahan dan harus digunakan dengan

hati-hati (J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, 1997). Oleh sebab itulah

dalam penelitian ini dipergunakan beberapa rasio saja yang berguna bagi

penelitian ini.

C. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan

perhitungan laba/rugi satu dengan yang lainnya, dapat memberikan gambaran


(37)

rasio juga memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi para

kreditor dan investor serta memberikan pandangan kedalam tentang

bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh. Rasio analisis keuangan meliputi

dua jenis perbandingan. Pertama, analisis dapat memperbandingkan rasio

sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang

sama. Jika rasio keuangan disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode

beberapa tahun, analisis dapat mempelajari komposisi perubahan-perubahan

dan menetapkan apakah telah terdapat suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya

didalam kondisi keuangan dan prestasi perusahaan selama jangka waktu

tertentu.

Kedua, perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan

perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik

yang sama. Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif tentang

kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Rasio keuangan adalah hal penting

yang harus ada, karena hanya dengan cara membandingkan rasio keuangan

satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis seorang analis dapat

memberikan pertimbangan yang realistis (Sawir, 2001:6-7).

Pada dasarnya rasio keuangan dikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu:

1. Rasio Likuiditas

2. Rasio Aktivitas

3. Rasio Profitabilitas

4. Rasio Leverage


(38)

Sejumlah rasio yang tidak terbatas banyaknya dapat dihitung, akan

tetapi dalam prakteknya cukup digunakan beberapa jenis rasio saja. Walaupun

rasio-rasio merupakan alat yang sangat berguna, tetapi tidak terlepas dari

beberapa kelemahan dan harus digunakan dengan hati-hati (J. Fred Weston

dan Eugene F. Brigham, 1997). Karena perbedaan tujuan dan harapan yang

ingin dicapai, maka analisis keuangan juga beragam. Bagi pemilik (pemegang

saham) dan calon investor akan melihat dari segi profitabilitas dan resiko,

karena kestabilan harga saham tergantung dengan tingkat keuntungan yang

diperoleh dan dividen dimasa datang.

Bagi manajemen akan lebih memperhatikan semua aspek analisis

keuangan apakah yang sifatnya jangka pendek ataupun jangka panjang, karena

tanggungjawabnya untuk mengelola operasi perusahaan setiap hari dan

memperoleh laba yang kompetitif. Maka agar kebijakan yang diambil manajer

tepat, maka rasio-rasio keuangan akan menjadi landasan para manajer dalam

pengambilan keputusannya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Lima kelompok rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar

kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas

perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang

mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga,


(39)

Dengan menggunakan laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

laporan laba rugi, laporan perubahan modal maka rasio-rasio tersebut

adalah: Current Ratio=

Lancar Utang

Lancar Aktiva

Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Aktiva

lancar yang dimaksud adalah termasuk kas, piutang, surat berharga dan

persediaan. Dari aktiva lancar tersebut, persediaan merupakan aktiva

lancar yang kurang likuid dibandingkan dengan kas, piutang dan surat

berharga (Sartono, 1996:121).

Rasio Test

Acid =

Lancar Utang

Persediaan Lancar

Aktiva 

Rasio ini seperti halnya current ratio, tetapi hanya memperhitungkan aktiva lancar yang benar-benar likuid saja, yakni aktiva

lancar diluar persediaan. Pengertian likuiditas sebenarnya mengandung

dua dimensi yaitu waktu yang diperlukan untuk mengubah aktiva menjadi

kas serta kepastian harga yang akan terjadi.

Dengan demikian diantara ketiga elemen aktiva lancar tersebut

memang piutang lebih likuid dibandingkan dengan persediaan dan

memerlukan waktu lebih pendek untuk mengubahnya menjadi kas

(Sartono, 1996:122).

2. Rasio aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang digunakan untuk


(40)

sumber daya ekonomis untuk menghasilkan penjualan yang

menguntungkan .

Oleh karena itu penjualan yang menguntungkan memerlukan

pelaksanaan investasi yang sehat. Salah satu tujuan manajer keuangan

adalah menentukan seberapa besar efisiensi investasi pada berbagai aktiva.

Dengan kata lain rasio aktivitas menunjukkan berbagai sumber daya telah

dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan

rasio aktivitas dengan standar industri maka dapat diketahui tingkat

efisiensiperusahaan dalam industri (Sartono, 1996:125).

Rasio aktivitas meliputi :

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Adalah rasio antara harga pokok penjualan atau penjualan

dengan rata-rata persediaan yang mengukur efisiensi pengguna

persediaan. Perputaran persediaan yang tinggi menunjukkkan bahwa

perusahaan tidak mempertahankan persediaan yang berlebihan. Pola

tersebut perlu disesuaikan apabila usaha perusahaan sangat

dipengaruhi oleh faktor musim (seasonal) atau sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu dalam satu periode tertentu.

Rumus Perputaran Persediaan adalah :

Persediaan Perputaran = Persediaan rata Rata Kredit Penjualan  Atau Persediaan Perputaran = Persediaan rata Rata Penjualan Pokok Harga 


(41)

Perusahaan yang perputaran persediaannya makin tinggi berarti

makin efisien, tetapi perputaran yang terlalu tinggi juga tidak baik,

untuk itu perlu ditentukan keseimbangan (Sartono, 1997:23).

b. Rata-rata periode pengumpulan piutang (Periode penagihan rata-rata

atauaverage collection period)

Adalah rasio antara piutang dengan penjualan per hari. Rasio

ini mengukur efisiensi dalam pengumpulan piutang perusahaan dengan

membandingkan persyaratan penjualan yang telah ditentukan. Periode

penagihan piutang rata-rata dihitung dalam dua langkah yaitu

penjualan tahunan dibagi dengan 360 untuk menentukan penjualan

harian rata-rata dan piutang dagang dibagi dengan penjualan harian

untuk mendapatkan jumlah hari penjualan terikat dalam piutang

(Sartono, 1997:24).

Rumus rata-rata penagihan piutang :

Piutang

Perputaran =

rata Rata Piutang

Penjualan 

Penagihan rata

Rata =

Piutang Perputaran

Hari 360

Terlalu tinggi periode pengumpulan piutang berarti bahwa

kebijakan kredit terlalu bebas, akibatnya timbulbad-debtdan investasi dalam piutang menjadi terlalu besar akibatnya keuntungan akan

menurun. Sebaliknya periode pengumpulan piutang yang terlalu


(42)

perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh

keuntungan. Untuk itu standar kredit perlu diperlonggar.

c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)

Adalah rasio antara penjualan dengan aktiva tetap yang

mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap atau perputaran aktiva

tetap. Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan

aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan

kantor.

Rumus Perputaran Aktiva Tetap :

Tetap Aktiva

Perputaran =

Bersih Tetap

Aktiva

Penjualan

d. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)

Perputaran Total Aktiva adalah rasio antara penjualan dengan

total aktiva yang digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan

secara keseluruhan. Rasio yang rendah merupakan indikasi bahwa

perusahaan tidak beroperasi pada volume memadai bagi kapasitas

investasinya. Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana

efektifitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva untuk

menciptakan penjualan dan memperoleh laba (Sartono, 1997:24).

Rumus Perputaran Total Aktiva :

Aktiva Total

Perputaran =

Aktiva Total


(43)

3. Rasio Profitabillitas

Rasio Frofitabillitas adalah rasio keuangan yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya

dengan penjualan, total aktiva, investasi maupun modal sendiri. Ada

beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan diantaranya

adalah:

a. Margin laba terhadap penjualan (Net Profit Margin)

Net profit margin adalah rasio antara laba bersih setelah pajak

dengan penjualanyang mengukur laba bersih yang dihasilkan dari

setiap rupiah penjualan (Sartono, 1997:24 ). Profit margin digunakan

untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan

laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini dapat dipengaruhi

oleh intensitas modal dalam industri tempat perusahaan bergerak.

Untuk menghasilkan hasil pengembalian atas modal, diperlukan hasil

pengembalian atas penjualan yang lebih tinggi. Semakin tinggi net

profit margin, semakin baik kinerja operasional perusahaan.

Rumus margin laba bersih:

Margin Profit

Net =

Penjualan Bersih Laba

b. Return On Investment atau Return On Asset (ROI / ROA)

Adalah rasio keuangan yang mennunjukkan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunkan. Semakin

tinggi rasio return on asset, semakin baik keadaan suatu perusahaan (Syamsudin, 1998:63)


(44)

Rumus ROA : Asset On Return = Aktiva Total Pajak Setelah Bersih Laba

c. Return On Equity (ROE)

Adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan memperoleh laba atas modalnya sendiri

(Tjiptono dan Hendy, 2006:200).

Rumus ROE =

Equity On Return = Sendiri Modal Pajak Setelah Bersih Laba

4. Financial Leverage Ratio

Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang

untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai

leverage berarti menggunakan modal sendiri semuanya yaitu sebesar

100% modal usahanya tidak di biayai oleh hutang. Pengguna utang itu

sendiri bagi perusahaan mengandung tiga dimensi yaitu :

a. Pemberi kredit akan menitik beratkan pada besarnya jaminan atas

kredit yang diberikan.

b. Dengan menggunakan hutang, maka apabila perusahaan mendapatkan

keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik

perusahaan keuntungannya akan meningkat.

c. Menggunakan hutang maka agar memperoleh dana dan tidak


(45)

Rasio-rasio hutang antara lain :

1) Debt total assets

Adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara total

hutang atau kewajiban dengan total aktiva. Rasio ini juga akan menjadi

variabel bebas dalam penelitian ini.

Rumus : Aktiva Total Kewajiban Total Asset Total to Debt 

2) Debt to equity ratio

Adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara total

hutang atau kewajiban dengan modal sendiri.

Rumus : Sendiri Modal Kewajiban Total Ratio Equity to Debt 

Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang

dihadapi dan investor akan meminta keuntungan yang semakin tinggi.

Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang

rendah untuk membiayai aktiva (Sartono, 1996:127).

3) Time interest earned ratio

Adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)

dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan

memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mnegukur seberapa jauh

laba dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan


(46)

penting dalam menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap

pendapatan saham pada sebuah perusahaan.

Rumus : Bunga Beban EBIT Ratio Earned Interest Time 

4) Fixed charge coverage ratio

Adalah rasio yang mengukur berapa besar kemampuan

perusahaan untuk menutup beban tetapnya termasuk pembayaran

deviden saham preferen, bunga, angsuran pinjaman dan sewa. Karena

tidak jarang perusahaan menyewa aktivanya dari perusahaan leasing

dan harus membayar angsuran tertentu.

Rumus : Sewa Pembayaran Bunga Sewa Pembayaran Bunga EBIT Coverage Charge

Fixed  

5) Debt service coverage

Adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman. Jadi

sama dengan leverage yang lain, hanya dengan memasukkan angsuran

pokok pinjaman. (Sartono, 1996:129).

RumusDebt service coverage:

T 1 pinjaman pokok Angsuran Sewa i EBIT coverage Service Debt    

Keterangan: i =Bunga


(47)

5. Rasio Penilaian

Rasio penilaian adalah ukuran kinerja yang paling menyeluruh

untuk suatu perusahaan karena mencerminkan pengaruh gabungan dari

rasio hasil pengembalian dan resiko (Weston dan Copeland, 1995:244).

Rasio penilaian merupakan suatu rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menciptakan nilai pada pemegang saham.

Rasio ini terdiri dari :

a Price Earning Ratio(PER)

Adalah rasio yang menunjukkan perbandingan harga pasar per

saham terhadap laba per saham. Semakin tinggi rasio price earning ratio, maka semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan laba yang diharapkan, sehingga semakin tinggi tingkat kepercayaan investor

terhadap masa depan perusahaan.

Rumus : Ratio Earning Price = Saham Per Laba Saham Harga

b Price to Book Value(PBV)

Rasio Price to Book Value adalah rasio yang dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar

dibandingkan dengan nilai buku sahamnya.

Rumus : Value Book to Price = Saham Per Buku Nilai Saham Harga


(48)

D. Return Saham

1. Pengertian Return Saham

Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang

berbentuk Perseroan Terbatas (PT). pemilik saham suatu perusahaan

disebut sebagai pemegang saham. Saham merupakan surat berharga yang

mempunya return paling tinggi dengan resiko yang paling tinggi pula.

Semakin tinggi resiko maka akan semakin tinggi tingkat return yang

diharapkan. Seorang pemegang saham pada prinsipnya lebih

berkepentingan dengan keuntungan saat ini dan dimasa-masa yang akan

datang, dengan stabilitas keuntungan tersebut dan perbandingannya

dengan perusahaan lain.

Pendapatan saham adalah perubahan nilai saham antara periode t1

dengan periode t dibandingkan dengan periode t. Investor yang melakukan

investasi pada saham dapat memperoleh pendapatan yang tinggi, melalui

pemilihan saham perusahaan yang berprospek cerah, sehingga investor

mempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk memperoleh pendapatan

saham lebih besar dimasa mendatang.

2. Rumus Return Saham

Ri =

1 -Pt

1 -Pt -Pt

Ri = Return saham

Pt = Harga saham pada periode tertentu


(49)

E. Pengaruh Rasio Keuangan Bagi Pemegang Saham

Para pemegang saham sebagai investor sangat berkepentingan pada

analisis rasio keuangan perusahaan. Secara teoritis pemegang saham

sebenarnya merupakan pemodal yang menjadi pemilik sebuah perusahaan,

namun dalam kenyataannya para investor memiliki motif yang berbeda-beda.

Sebagian investor membeli saham sebuah perusahaan untuk tujuan spekulasi

dengan harapan akan mempeoleh keuntungan dari selisih perubahan harga

saham jangka pendek. Kelompok investor ini lebih mengharapkan keuntungan

dari selisih harga beli dengan harga jual saham di pasar modal, sehingga

kelompok investor ini lebih suka menggunakan rasio profitabilitas yang

meliputi return on investment (ROI), return on asset (ROA) dan margin laba terhadap penjualan. Sedangkan kelompok investor lain lebih cenderung

bertujuan untuk memiliki saham perusahaan dalam jangka panjang dengan

tujuan khusus untuk menguasai perusahaan. Kelompok investor ini lebih suka

menggunakan rasio earning power yaitu hasil kali net profit dengan perputaran aktiva.

Earning power merupakan tolok ukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan

pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada perputaran aktiva. Apabila

perputaran aktiva meningkat dan net profit margin tetap maka earning power

juga akan meningkat. Hingga pada akhirnya rasio keuangan perusahaan yang

akan menjadi salah satu acuan memilih oleh para investor untuk melakukan


(50)

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang “Pengaruh rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio leverage, dan rasio penilaian terhadap pendapatan saham perusahaan Automotif and Allied product di BES” telah dilakukan oleh Sonang Sitohang (2003). Sonang Sitohang adalah seorang staff pengajar sebuah perguruan

tinggi dan praktisi pasar modal. Penelitian tersebut dilakukan dengan menguji

hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi berganda. Dengan hasil

pengujian, variabel yang dominant berpengaruh terhadap pendapatan saham

adalah price to book value (X7) dan dari pengujian secara parsial diperoleh

hasil bahwa variabel Return on Asset (X3), Debt to Equity(X4) serta Price to

Book Value (X7) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap

pendapatan saham (Y). Secara bersama-sama juga variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat dengan hasil uji Fhitung> Ftabel.

Yarnest (2002) meneliti mengenai “Pengaruh Variable Kinerja Keuangan Suatu Perusahaan Terhadap Return Saham (study kasus di Bursa Efek Surabaya)”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui apakah kinerja kinerja keuangan perusahaan yang terdiri dari EPS, EVA,

ROA, ROE, dan Financial Leverage secara simultan mempunyai pengaruh yang berarti terhadap return saham dan untuk mengetahui variable kinerja keuangan manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap return

saham. Hasil dari peneltian tersebut menunjukkan bahwa variable kinerja

keuangan yang terdiri dari EPS, EVA, ROA, ROE, dan Financial Leverage


(51)

variabelreturn on asset (ROA) mempunyai pengaruh yang dominan terhadap

returnsaham di Bursa Efek Surabaya.

Penelitian yang dilakukan Almilia dan kristijadi (2003) mengenai

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Penelitian ini menggunakan 24 perusahaan sampel yang dikategorikan mengalami

financial distress dan 37 yang tidak mengalami financial distress. Metode yang digunakan adalah metode analisis statistik regresi logistik dan

membentuk 12 kali persamaan regresi logit untuk mengkombinasikan setiap

rasio keuangan. Hasil dari penelitian ini adalah rasio NI/S, CL/TA, CA/CL

dan growth NI/TA merupakan varibel yang signifikan untuk memprediksi

financial distress perusahaan. Variabel NI/S berpengaruh signifikan pada tingkat 5% dan berpengaruh negative padafinancial distresssuatu perusahaan, CL/TA signifikan pada tingkat 10% dan berpengaruh negatif pada financial distresssuatu perusahaan, CA/CL signifikan pada tingkat 5% dan berpengaruh negative pada financial distress sedangkan variabel growth NI/TA signifikan pada tingkat 5% dan berpengaruh secara positif pada financial distress suatu perusahaan.

G. Kerangka Berpikir

Penulis berpikir bahwa langkah awal yang harus ditempuh adalah

mencari data dari mengenai laporan keuangan, index statistic serta harga


(52)

Indonesia. Kemudian mengolah data yang telah didapat yang berupa laporan

keuangan dan harga saham beserta data index statistic dari

perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian. Setelah itu kemudian menghitung

rasio keuangan yang dijadikan sebagai variabel bebas serta return saham

sebagai variabel terikatnya. Setelah itu barulah dilakukan pengujian model

regresi serta melakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui apakah

model regresi yang digunakan baik. Selanjutnya melakukan pengujian regresi

berganda, sampai pada akhirnya melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan uji-F secara simultan, uji-t untuk pengujian secara parsial, dan

koefisien Determinasi. Setelah itu maka dengan menggunakan metode tersebut

akan diketahui pengaruh rasio keuangan terhadap return saham dan dapat

digambarkan dengan bagan pada gambar 2.1 tentang kerangka pemikiran


(53)

Perputaran Total Aktiva

PER

Uji Model Regresi

Uji Asumsi Klasik ROA

DTA Analisis Rasio Keuangan dan

Return Saham

Uji Regresi Berganda

Uji F Uji t Koefesien Determinasi R²

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Rasio Aktivitas Rasio Profitabilitas Rasio

Leverage

Rasio Penilaian

Perputaran Persediaan

DER


(54)

H. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau salah.

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ho : βj = 0 ; Perputaran persediaan (X1), perputaran total aktiva (X2),

Return on Asset (X3), Debt to Total Assets (X4), Debt to

Equity Ratio (X5), Price Earnig Ratio (X6) dan Price to

Book Ratio (X7) tidak berpengaruh terhadap return saham

perusahaan Telekomunikasi.

Ha : βj ≠ 0 ; Perputaran persediaan (X1), perputaran total aktiva (X2),

Return on Asset (X3), Debt to Total Assets (X4), Debt to

Equity Ratio (X5), Price Earnig Ratio (X6) dan Price to

Book Ratio (X7) berpengaruh terhadap return saham

perusahaan Telekomunikasi.

2. Ho : βj = 0 ; Perputaran persediaan (X1), perputaran total aktiva (X2),

Return on Asset (X3), Debt to Total Assets (X4), Debt to

Equity Ratio (X5), Price Earnig Ratio (X6) dan Price to

Book Ratio (X7) secara parsial tidak berpengaruh terhadap

return saham perusahaan Telekomunikasi.

Ha : βj ≠ 0 ; Perputaran persediaan (X1), perputaran total aktiva (X2),

Return on Asset (X3), Debt to Total Assets (X4), Debt to

Equity Ratio (X5), Price Earnig Ratio (X6) dan Price to

Book Ratio(X7) secara parsial berpengaruh terhadap return


(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang bergerak

dibidang telekomunikasi di Indonesia dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) serta memiliki laporan keuangan triwulanan secara berturut-turut dari

tahun 2003 sampai dengan tahun 2007.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi

yang akan diteliti yaitu perusahaan-perusahaan yang termasuk kedalam

perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia dan mempunyai laporan keuangan secara berturut-turut dari

tahun 2003 sampai tahun 2007.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan, teknik pengumpulan

data sekunder adalah sebagai berikut :

1. Riset kepustakaan

Yaitu teknik pengumpulan data yang didasarkan pada teori-teori

dari berbagai literature yang berhubungan dengan obyek penelitian. Data


(56)

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Data yang

dibutuhkan dapat juga diambil dari internet sebagai salah satu media riset

kepustakaan.

2. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mencatat data dari dokumen yang berkaitan dengan obyek penelitian di

Bursa Efek Indonesia.

Data sekunder tersebut adalah :

a. Data berupa laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahun dan

prospectus perusahaan di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003 sampai

dengan 2007 serta data index statistic dari Bursa Efek Indonesia.

b. Data berupa informasi harga saham perusahaan-perusahaan yang

bergerak di bidang telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia dari tahun

2003 sampai dengan 2007.

D. Metode Analisis

1. Metode Analisis Regresi Berganda

Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu

variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel

tergantung atau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut

variabel bebas atau variabel independen. Regresi yang memiliki satu

variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen disebut regresi


(57)

model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari

asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu multikolineritas, autokorelasi, dan

heteroskedastisitas.

Adapun persamaan dari regresi berganda dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Dimana:

Y = Return saham

x

1 = Perputaran Persediaan

x

2 = Perputaran Total Aktiva

x

3 =Return on Asset

x

4 =Debt to Total Assets

x

5 =Debt to Equity Ratio

x

6 =Price Earnig Ratio

x

7 =Price to Book Ratio

a = Konstanta

b = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau

penurunan variabel terikat yang didasarkan pada hubungan nilai

variabel bebas

е = Error


(58)

2. Uji Asumsi Klasik

Suatu model regresi berganda dapat dikatakan sebagai model yang

baik jika model tersebut terbebas dari asumsi-asumsi klasik, baik itu

multikolineritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

a. Uji Autokorelasi

Autokorelasi akan terjadi apabila terdapat korelasi antara residu

(ei) dengan variabel tergantung (Y). untuk mendeteksi terjadi/tidaknya

auto korelasi dapat dilihat dari nilai koefesien Durbin-watson test

(DWT). Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series dengan n–sampel adalah periode waktu. Sedangkan untuk sampel data section dengan n-sampel item seperti perusahaan, orang, wilayah dan yang lain sebagainya jarang terjadi, karena variabel

penggangu item sampel yang satu berbeda dengan yang lain.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui distribusi

data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang

baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang yang

memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan

beberapa cara, diantaranya:

1) Nilai skewness

Nilai skewness digunakan untuk mengetahui bagaimana

distribusi normal data dalam variabel dengan menilai kemiringan


(59)

Jika kemiringan dilihat dari nilai skewness, nilai skewness ini

bersifat mutlak (+/-), ketinggian kurva dilihat dari nilai kurtosis.

Nilai kurtosis tidak berpengaruh terhadap penilaian distribusi

normal.

2). Normal P-Plot

Uji normalitas data dengan Normal P-Plot, suatu variabel

dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang

menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data

searah mengikuti garis diagonal.

c. Multikolineritas

Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya

variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel

independen lain dalam suatu model (Nugroho, 2005 : 58). Artinya, uji

ini melihat adakah hubungan linier antara variabel dependen dan

independen pada sebuah regresi.

Deteksi multikolineritas pada suatu model dapat dilihat dari

beberapa hal (Nugroho:2005:58):

a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerancetidak kurang dari 0.1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0.1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendahTolerance.


(60)

b. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel

independen kurang dari 0.7, maka model dapat dinyatakan bebas

dari asumsi klasik multikolineritas. Jika lebih dari 0.7 maka

diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel

independen sehingga terjadi multikolineritas.

c. Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R2 maupun R-Square diatas 0.60 namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka model terkena

multikolineritas.

d. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui terjadinya

perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode

pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang

diprediksi dengan Studentized Delete Residual. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual

suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain. Cara

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat

dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada

gambar Scatterplot yang menyatakan model linier berganda tidak

terdapat heteroskedastisitas jika :

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka

0 (Nol).


(61)

c. Penyebaran titik-titik data yang di peroleh tidak boleh membentuk

pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar

kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

2. Uji Regresi Berganda

a. Uji Simultan dengan F-Test

Uji F-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama

variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil F-test ini pada

output SPSS 16.0 dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil F-test

menunjukan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen jika p-value (pada kolom Sig.) lebih kecil darilevel of significant yang ditentukan, atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F tabel dihitung dengan cara df1 = k-1, dan

df2 = n- k, k adalah jumlah variabel dependen dan independen. Jika

nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel yang telah di peroleh

berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara

bersama-sama adalah signifikan.

b. Uji Parsial dengan T-Test

Uji t-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual (parsial)

terhadap variabel dependen. Pada output SPSS 16.0 dapat dilihat pada

tabel Coefficientsa. Nilai dari uji t-test dapat dilihat dari p-value(pada kolom Sig.) pada masing-masing variabel independen, jika p-value


(62)

lebih kecil darilevel of significantyang ditentukan, atau t-hitung (pada kolom t) lebih besar dari t-tabel.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel

dependen. NilaiR Square dikatakan baik jika diatas 0.5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. Pada output SPSS koefisien

determinasi terletak pada tabelModel Summarybdan tertulisR Square.

E. Operasional Variabel Penelitian

Definisi Operasional Variabel

1. Yang menjadi variabel bebas (X) adalah rasio keuangan

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2005) (X). Di dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah rasio keuangan

karena variabel tersebut mempengaruhi atau yang menjadi sebab

timbulnya variabel terikat. Variabel bebas (X) yaitu:

a. Rasio Aktivitas

Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif

perusahaan dalam memanfaatkan investasi dan sumberdaya ekonomis

untuk menghasilkan penjualan yang menguntungkan. Rasio ini

menunjukkan seberapa cepat aktiva lancar dapat sikonversikan


(63)

Pengukuran rasio aktivitas meliputi :

1). Perputaran persediaan (X1)

Adalah rasio antara harga pokok penjualan atau penjualan

dengan rata-rata persediaan dengan rata-rata persediaan yang

mengukur efisiensi penggunaan persediaan.

2). Perputaran total aktiva (X2)

Adalah rasio antara penjualan dengan total aktiva yang

mengukur efisiensi pengguanaan aktiva secara keseluruhan.

b. Rasio Profitabilitas

Menurut Dewi Astuti didalam bukunya menyatakan bahwa

profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba. Rasio profitabilitas terdiri atas rasio marjin laba atas penjualan,

rasio pengembalian atas total aktiva yang dikenal dengan return on asset ratio, rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa ataureturn on equity ratio.

Pengukuran rasio profitabilitas yang digunakan adalah :

Return on Asset(X3)

Adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total

aktiva yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba

dari aktiva yang digunakan.

c. Rasio Leverage

Adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa jauh


(64)

Pengukuran rasio leverage meliputi :

1). Debt to Equty Ratio(X4)

Adalah rasio antara total hutang dengan modal sendiri yang

dinyatakan dengan prosentase.

2). Debt to total asset(X5)

Adalah rasio antara total hutang dengan total aktiva yang

dinyatakan dengan prosentase.

d. Rasio Penilaian (pasar)

Adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

menciptakan nilai pada masyarakat atau investor (pemegang saham).

Pengukuran rasio penilaian meliputi :

1). Price Earning Ratio(PER) (X6)

Adalah rasio antara harga saham dengan laba per saham

(EPS) yang dinyatakan dalam bentuk rasio.

2). Price to Book Value(PBV) (X7)

Nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas saham

biasa dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar.

2. Yang menjadi variabel terikat (Y) adalah return saham

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah return saham yang

merupakan variabel terikat karena return saham dipengaruhi oleh adanya

variabel bebas. Return saham adalah nilai perubahan saham antara periode


(65)

yang dinyatakan dalam bentuk prosentase dan merupakan prosentase

kekayaan pemegang saham untuk suatu jangka waktu. Peningkatan dalam

rupiah adalah sama dengan dividen tunai yang diterima dalam suatu

jangka waktu ditambah dengan perubahan dalam nilai saham yang berlaku

pada jangka waktu tersebut. Pada penelitian ini yang menjadi varibel


(66)

BAB IV

PENEMUAN DAN HASIL PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

a. Bursa Efek Indonesia

Efektif tanggal 1 Desember 2007, kita akan memasuki satu

babak baru dalam perjalanan Bursa Efek di Indonesia, yaitu dengan

adanya penggabungan (merger) Bursa Efek Surabaya kedalam Bursa Efek Jakarta. Penggabungan tersebut di ikuti dengan kehadiran entitas

baru yang mencerminkan kepentingan pasar modal secara nasional

yaitu Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange). Bursa Efek Indonesia memfasilitasi perdagangan saham(equity), surat utang(fixed income), maupun perdagangan derivatif (derivative instruments). Hadirnya bursa tunggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi

industri pasar modal di Indonesia dan menambah daya tarik untuk

berinvestasi. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum

Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman

kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal

ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan

pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak

tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan


(67)

modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa

faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari

pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan

berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat

berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia

mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa

tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan

berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Tonggak

perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

1) 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di

Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.

2) 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

3) 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama

dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.

4) Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek

di Semarang dan Surabaya ditutup.

5) 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang

Dunia II.

6) 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU

Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri

kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR.

Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan:


(68)

7) 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek

semakin tidak aktif.

8) 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.

9) 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden

Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana

Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar

Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan

go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

10) 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah

emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih

instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

11) 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES

87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk

melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan

modal di Indonesia.

12) 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar

Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa

terlihat meningkat.

13) 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),

sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

14) Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88


(1)

Ross & Jaffe, Westerfield, “

Corporate Finance”,

McGraw Hill, 1996.

S, Munawir.

“Analisis Laporan Keuangan”,

Liberty, Yogyakarta, 1995.

Sitohang, Sonang.

“Pengaruh rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio leverage,

dan rasio penilaian terhadap pendapatan saham perusahaan Automotif

and Allied products di BES”,

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia,

2003.

Sugiyono. “

Metode Penelitian Bisnis

”, CV Alfabeta, Bandung, 2005.

Tunggal, Amin Widjadja, “

Akuntansi Untuk Perusahaan Kecil Dan Menengah”,

Rineke Cipta, Jakarta, 1997.

Weston, J. F & Thomas E.Copeland. “

Manajemen Keuangan”,

Edisi Kesembilan,

Binarupa Aksara, Jakarta, 1995.

Yarnest,

“Analisis Pengaruh Variabel Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap

Return Saham (Studi Di Bursa Efek Surabaya),

Jurnal Ekonomi dan

Manajemen, 2002.

http//: www.IDX.com 2008

http//: www.Telkom.co.id 2008


(2)

(3)

Lampiran 1 Olah data SPSS 16.0

Hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 16.0

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 PBV, PER,

Perputaran Total Aktiva, DTA, DER, ROA, Perputaran Persediaana

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Return Saham

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .789a .623 .403 3.48444 2.245

a. Predictors: (Constant), PBV, DTA, DER, ROA, Perputaran Total Aktiva, Perputaran Persediaan, PER

b. Dependent Variable: Return Saham

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 273.813 7 39.116 4.170 .015a

Residual 112.554 12 9.379

1

Total 386.366 19

a. Predictors: (Constant), PBV, DTA, DER, ROA, Perputaran Total Aktiva, Perputaran Persediaan, PER


(4)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) 18.773 3.268 5.745 .000

Perputaran

Persediaan -3.816 3.262 -.273 -1.170 .265 .577 1.734

Perputaran

Total Aktiva -.126 .078 -.332 -1.611 .133 .742 1.347

ROA .510 1.060 .105 .481 .639 .655 1.528

DER 3.248 1.182 -.548 2.748 .018 .791 1.264

DTA 6.031 8.606 .149 .701 .497 .694 1.440

PER -6.911 2.661 -.523 -2.597 .023 .774 1.293

1

PBV .582 1.859 .073 .313 .759 .582 1.718

a. Dependent Variable: Return Saham

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions

Model Dimension Eigenvalue

Condition

Index (Constant)

Perputaran Persediaan

Perputaran

Total Aktiva ROA DER DTA PER PBV

1 5.870 1.000 .00 .00 .00 .00 .01 .00 .01 .00

2 .903 2.549 .00 .01 .00 .00 .10 .00 .40 .01

3 .511 3.390 .00 .00 .00 .02 .48 .01 .37 .01

4 .287 4.524 .00 .00 .00 .01 .15 .37 .01 .17

5 .182 5.673 .03 .00 .12 .59 .05 .00 .14 .02

6 .117 7.085 .05 .51 .13 .26 .01 .09 .03 .05

7 .092 7.994 .01 .42 .04 .12 .06 .37 .03 .66

1

8 .038 12.462 .91 .05 .70 .00 .14 .17 .01 .07


(5)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 4.0544 16.5443 11.4809 3.55906 20

Std. Predicted Value -2.087 1.423 .000 1.000 20

Standard Error of Predicted

Value 1.451 2.794 2.183 .308 20

Adjusted Predicted Value .2356 17.7716 11.6333 4.06765 20

Residual -4.85218 6.38437 .00000 2.76915 20

Std. Residual -1.393 1.832 .000 .795 20

Stud. Residual -1.719 2.015 -.017 1.010 20

Deleted Residual -7.39599 7.72368 -.15235 4.59623 20

Stud. Deleted Residual -1.896 2.372 -.012 1.087 20

Mahal. Distance 2.345 11.269 6.650 2.031 20

Cook's Distance .000 .361 .086 .107 20

Centered Leverage Value .123 .593 .350 .107 20

a. Dependent Variable: Return Saham

Regression Standardized Residual

2 1

0 -1

-2

F

re

q

u

en

cy

8

6

4

2

0

Histogram

Dependent Variable: Return Saham

Mean =5.9E-16 Std. Dev. =0.795


(6)

Regression Standardized Predicted Value 2 1 0 -1 -2 -3 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot

Dependent Variable: Return Saham Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013

0 12 11

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 26

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO-PUBLIC DI IND

0 1 14

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO-PUBLIC DI INDONESIA.

0 2 8

PENGARUH RASIO AKTIVITAS, RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO PENILAIAN TERHADAP PENDAPATAN SAHAM PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2008).

0 2 6

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK DI BURSA EFEK ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 13

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Leverage terhadap Return Saham pada Perusahaan Batubara di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 22

Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar Pada Return Saham Syariah BAB 0

1 1 16

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO PROFITABILITAS, RASIO AKTIVITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN RASIO NILAI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012).

0 0 126