4. Lingkungan sekolah yang tidak kondusif
Suasana yang ramai, bising, tentu saja sangat menganggu siswa yang ingin belajar dalam suasana tenang
5. Tempat dan letak sekolah
Pembangunan gedung sekolah yang tidak jauh dari hiruk pikuklalu lintas, pabrik-pabrik, pasar dapat menimbulkan kebisingan dan kegaduhan di dalam
kelas. Keramaian sayup-sayup terdengar dari dalam kelas sehingga anak tidak dapat berkonsentrasi dengan baik.Seseorang yang hilir mudik atau bercakap-akap
disekitar anak walau hanya sebentar saja dapat menyebabkan anak tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, apalagi bila berbagai gangguan di luar sekolah seperti
kebisingan dan hiruk pikuk yang ditimbulkan oleh pabrik, lalu lintas, maupun pasar dirasakan oleh anak didik setiap harinya. Suara bising dari knalpot
kendaraan bermotor juga tidak jarang mengejutkan peserta didik yang sedang berkonsentrasi menerima materi pelajaran dari guru. Sekolah yang dibangun dekat
dengan tempat pembuangan akhir sampah juga dapat mengganggu kegiatan Belajar siswa. Bebagai hal tersebut tentu dapat berdampak buruk bagi
prosesbelajar peserta didik. Oleh karena itu, akan sangat bijaksana apabila penbangunan gedung sekolah diletakkan pada tempat-tempat yang jauh dari hiruk
pikuk lalu lintas, pabrik, pasar, maupun tempat-tempat keramaian lainnya dan juga tempat-tempat yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap seperti tempat
pembuangan akhir. Mengingat banyak pengaruh yang kurang menguntungkan bila gedung sekolah dibangun dekat dengan tempat-tempat tersebutNurmalia, 2010.
2.2. Kondisi Belajar
2.2.1. Defenisi
Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Definisi lain tentang kondisi belajar adalah suatu keadaan
yang terjadi pada aktivitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental. Kondisi belajar juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan
yang harus dialami oleh siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Gagne dalam bukunya “condition of learning” 1977 menyatakan, “the occurrence of
Universitas Sumatera Utara
learning is inferred from a difference in human being’s performance before and after being placed in a learning situation”.
Terjadinya belajar pada manusia dapat disimpulkan bila terdapat penampilan atau kinerja manusia sebelum dan sesudah
ia ditempatkan dalam situasi belajar. Dengan kata lain, ia menyatakan bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi belajar learning situation yang dapat
menghasilkan perubahan perilaku performance pada seseorang setelah ditempatkan pada situasi tersebut atau dua kategori, yaitu sebagai berikut :
a. Kondisi internal internal condition adalah kemampuan yang telah ada pada
diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru. Kondisi internal dihasilkan oleh seperangkat proses transformasi.
b. Kondisi eksternal external condition adalah situasi perangsangan diluar diri
si pelajar. Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk tiap kasus. Jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan
kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi internal berbeda pula.
2.2.2 Masalah Belajar Internal dan Eksternal
Secara umum, kondisi belajar internal dan eksternal akan mempengaruhi belajar. Kondisi belajar yang pertama, lingkungan fisik. Lingkungan fisik yang
ada dalam proses dan di sekitar proses pembelajaran memberi pengaruh bagi proses belajar. Kedua, suasana emosional siswa. Suasana emosional siswa akan
memberi pengaruh dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini bisa dicermati ketika kondisi emosional siswa sedang labil maka proses belajar akan mengalami
gangguan. Ketiga, lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang berada disekitar siswa juga turut mempengaruhi bagaimana seorang siswa belajar. Dalam hal
pembelajaran, maka problematika masalah-masalah pembelajaran dikategorikan ke dalam dua hal berdasarkan sifatnya, yaitu internal dan eksternal. Masalah
belajar internal adalah masalah-masalah yang timbuh didalam diri siswa atau faktor-faktor internal yang menimbulkan kekurang beresan siswa dalam belajar.
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dalam diri anak itu sendiri, seperti berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Kesehatan.
b. Keamanan.
c. Faktor kemampuan intelektual.
d. Faktor efektif seperti perasaaan dan percaya diri.
e. Motivasi.
f. Kematangan untuk belajar.
g. Latar belakang sosial.
h. Kebiasaan belajar.
i. Kemampuan mengingat.
j. Usia.
k. Jenis kelamin.
l. Kemampuan mengindera seperti melihat, mendengar, atau merasakan.
Masalah belajar eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luas diri siswa sendiri atau faktor-faktor eksternal yang menyebabkan kekurang
beresan dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa, seperti berikut :
a. Kebersihan rumah.
b. Udara yang panas.
c. Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat.
d. Alat-alat pelajaran yang tidak memenuhi syarat.
e. Lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah.
f. Kualitas proses belajar mengajar.
2.3 Kebisingan 2.3.1 Definisi Kebisingan