Locus of Control PENDAHULUAN

c. Tipe kepribadian Pada penelitian eksperimen Davis et al., ditemukan mahasiswa dengan tipe kepribadian A lebih banyak melakukan cheating daripada mahasiswa dengan tipe kepribadian B. d. Locus of control Locus of control juga diteliti melalui penelitian eksperimen, hasil penelitiannya ditemukan lebih konsisten. Penelitian Forsyth et al., Karakbenick Srull, serta Leming menemukan bahwa seseorang yang memiliki eksternal locus of control lebih berkemungkinan melakukan cheating. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi cheating yaitu, tekanan untuk nilai yang baik, stress siswa, penghindaran yang tidak efektif, ampunan guru, dan kekurangan integritas akademis dalam Puett, 2009.

2.2 Locus of Control

2.2.1 Pengertian locus of control Locus of control pusat kendali adalah gambaran keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya. Locus of control merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan perilaku individu dalam Ghufron Rini, 2010. 18 Julian rotter dalam Ghufron Rini, 2010 mendefinisikan locus of control sebagai gambaran pada keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya. Locus of control menurut Soemanto 2006 yaitu bagaimana individu merasa atau melihat garis atau hubungan antara tingkah lakunya dan akibatnya, apakah ia dapat menerima tanggung jawab atau tidak atas tindakannya. Locus of control merupakan ekspektansi yang umum dari individu yang berfokus dimana kontrol terletak pada peristiwa selanjutnya. Dengan kata lain, siapa atau apa yang bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi. Locus of control dikisarkan pada teori ekspektansi value, yang menjelaskan perilaku individu ditentukan oleh persepsi mengenai kemungkinan munculnya peristiwa pada perilaku yang dipertanyakan dan suatu nilai yang terletak pada peristiwa. Dikutip dalam Schunk dkk 2008, locus of control dinyatakan sebagai sesuatu yang mempengaruhi pembelajaran, motivasi, dan perilaku. Di dalam Ghufron dan Rini 2010 dijelaskan bahwa konsep locus of control berasal dari teori konsep diri Julian Rotter yang menggunakan empat konsep dasar locus of control, yaitu: 1. Potensi perilaku, yaitu setiap kemungkinan yang secara relatif muncul pada situasi tertentu. Hal ini berkaitan dengan hasil yang diinginkan dalam kehidupan seseorang. 2. Harapan merupakan suatu kemungkinan dari berbagai kejadian yang akan muncul dan dialami oleh seseorang. 19 3. Nilai unsur penguat adalah pilihan terhadap berbagai kemungkinan penguatan atas hasil dari beberapa penguat hasil-hasil lainnya yang dapat muncul pada situasi serupa. 4. Suasana psikologis adalah bentuk rangsangan baik secara internal maupun eksternal yang diterima seseorang pada suatu saat tertentu, yang meningkatkan atau menurunkan harapan terhadap munculnya hasil yang sangat diharapkan. 2.2.2 Dimensi locus of control Locus of control diklasifikasikan menjadi dua dimensi, yaitu: 1. Internal control, merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan keyakinan bahwa kendali utama mengenai masa depan terletak pada diri seseorang dalam Soemanto, 2006. Orang yang mempunyai LoC internal mempunyai keyakinan bahwa apa yang terjadi pada dirinya, kegagalan dan keberhasilannya karena pengaruh dirinya sendiri. Menurut Julian Rotter, orang yang mempunyai pusat kendali internal memandang hubungan antara perbuatannya dengan penguat atau reinforcement yang didapatkannya sebagai hubungan sebab akibat. Orang internal merasa yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk mengendalikan penguat yang diterimanya dalam Ghufron dan Rini, 2010. 2. Eksternal control, menunjukan ekspektansi bahwa kontrol berada di luar diri seseorang, baik berada pada kekuasaan seseorang atau pada kesempatan dalam Soemanto, 2006. Orang yang mempunyai LoC eksternal mempunyai 20 anggapan bahwa faktor-faktor yang ada di luar dirinya akan mempengaruhi tingkah lakunya, seperti kesempatan, nasib, dan keberuntungan Ghufron dan Rini, 2010. Kesimpulannya, orang yang mempunyai locus of control eksternal memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik maupun buruk disebabkan oleh faktor-faktor kesempatan, keberuntungan, nasib, dan orang lain yang berkuasa serta kondisi-kondisi yang mereka tidak kuasai. Locus of control mengacu pada derajat kendali yang diamati terhadap situasi tertentu yang diberikan. Orang yang berorientasi internal percaya bahwa keputusan dan tindakan pribadi mempengaruhi hasil. Orang yang berorientasi eksternal percaya bahwa hasil lebih ditentukan oleh keputusan dan keyakinan dari orang lain atau ditentukan oleh nasib, kekuatan di luar dirinya dalam Munandar, 2001. Aspek yang dapat mempengaruhi locus of control seseorang adalah lingkungan fisik dan social. Lingkungan sosial yang pertama bagi seseorang adalah keluarga. Di dalam keluarga inilah terjadi suatu interaksi antara orang tua dan anak, termasuk di dalamnya penanaman nilai-nilai dan norma-norma yang akan diwariskan kepada anak-anaknya. Penelitian Katkovsky dkk. menyatakan bahwa interaksi antara orang tua dan anak yang hangat, membesarkan hati, fleksibel, menerima, dan memberikan kesempatan untuk berdiri sendiri sewaktu masih kecil akan menghasilkan anak yang orientasinya internal, bila dibandingkan dengan orang tua yang menolak, memusuhi, dan mendominasi dalam segala sesuatu Ghufron Rini, 2010. 21

2.3 Goal Orientation