1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya kasus dinegara Indonesia saat ini khususnya didunia pendidikan membuktikan bahwa moral yang ada di Indonesia sangat menurun.
Salah satu faktor dari penyebab rendahnya moral saat ini adalah kurang maksimalnya penerapan pendidikan karakter yang dilakukan, pada kenyataan
dilapangan bahwa saat ini pendidikan lebih mengutamakan pada kecerdasan dan aspek keilmuan saja, pada dasarnya aspek moral sangat penting untuk membentuk
suatu karakter bangsa yang memiliki eksistensi budaya yang baik dan memiliki moral yang baik. Maka tidak heran apabila sering terjadi suatu penyimpangan
perilaku, sikap yang kurang baik antar sesama manusia dan tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma hukum yang ada. Dari banyaknya kasus-kasus
penyimpangan moral bangsa menjadikan suatu lembaga pendidikan untuk memberi pengetahuan, ketrampilan melalui pendidikan karakter didalam
pembelajaran intrakurikuler maupun di dalam ektrakurikuler. Menurut Mulyasa 2012 mengatakan bahwa “Di Indonesia, pendidikan
karakter bangsa sebenarnya telah berlangsung lama, jauh sebelum Indonesia Merdeka. Ki Hajar Dewantara dalam Fadillah; 2013 sebagai Pahlawan
Pendidikan Nasional memiliki pandangan tentang pendidikan karakter sebagai asas Taman Siswa 1992, dengan tujuh prinsip sebagai berikut; yang pertama
adalah hak sesorang untuk mengatur diri sendiri dengan tujuan tertibnya persatuan dalam kehidupan umum. Yang kedua pengajaran berarti mendidik anak agar
merdeka batinnya, pikirannya, dan tenagannya. Yang ketiga pendidikan harus selaras dengan kehidupan. Yang keempat kultur sendiri yang selaras dengan
kodrat harus dapat memberi kedamaian hidup. Yang kelima harus bekerja menurut kekuatan sendiri. Yang keenam perlu hidup dengan diri sendiri, dan yang
ketujuh ialah dengan tidak terikat, lahir dan batin dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik”.
Pendidikan karakter muncul didunia pendidikan pada akhir-akhir ini, setelah terjadi degradasi moral yang melanda bangsa Indonesia. Meskipun kalau
ditelusuri lebih jauh sebenarnya pendidikan karakter ini sudah ada sejak dahulu, hanya saja ternyata baru bermunculan saat ini. Dimulai pada ketika Presiden RI
Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan kata-kata karakter dalam pidatonya. Bermula dari sinilah, akhirnya Kemendiknas membuat kebijakan baru, yaitu
memasukkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran disekolah, Fadlillah : 2013.
Pentingnya pendidikan karakter dalam sistem pendidikan nasional sering diangkat dalam wacana publik. Wacana tersebut umumnya berisi kritik terhadap
pendidikan yang selama ini lebih mengutamakan pengembangan kemampuan intelektual akademis dibandingkan aspek yang fundamental, yaitu pengembangan
karakter. Seseorang dengan kemampuan intelektualnya yang tinggi dapat menjadi orang yang tidak berguna atau bahkan membahayakan masyarakat jika
karakternya rendah, Wiyani : 2013. Pendidikan karakter diSekolah Dasar sangat bagus dilakukan karena
dengan pendidikan karakter di Sekolah Dasar siswa-siswa akan mempunyai bekal moral dan etika yang sangat baik untuk siswa menjalani kehidupupan sehari-hari
maupun untuk masa depannya, karena dengan pendidikan karakter siswa tidak hanya mempelajari kegiatan intelektual saja tetapi diimbangi dengan
intraintelektual, sehingga siswa mempunyai dua kelebihan tentang ilmu-ilmu pengetahuan yang tinggi dan bermoral baik, sehingga siswa menjadi siswa yang
sempurna. Dalam proses pendidikan dikenal ada dua kegiatan yang elementer, yaitu
kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang didalamnya terjadi proses belajar
mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan. Sementara kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan
bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan
sekitar, Wiyani : 2013 Di Indonesia kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan sekolah bukan sesuatu
yang baru lagi, akan tetapi masih banyak sekolah-sekolah yang tidak menerapkannya dengan maksimal, oleh karena itu masih banyak pendidikan
karakter yang belum diterapkan dengan maksimal oleh sekolah-sekolah tersebut, dan menjadikan peserta didik kurang mempunyai etika, moral, dan sikap sopan
santun kepada teman, guru dan orang tua, maka tidak heran lagi kalau berbagai kasus yang sering terjadi di Indonesia yang tidak sejalan dengan etika, moral,
sopan, santun, atau perilaku yang menunjukkan rendahnya karakter yang ada di Indonesia.
Hal ini membuktikan bahwa pendidikan kurang berhasil dalam membentuk karakter yang baik. Di tingkat Sekolah Dasar pada umumnya jenis
ekstrakurikuler yang dilakukan adalah kegiatan pramuka, karena pada dasarnya ekstrakurikuler kepramukaan ini merupakan salah satu pendidikan non formal
yang memiliki prinsip moral yang kuat, hal ini bisa dilihat diprinsip pramuka didalam pramuka .
Peserta didik Sekolah Dasar yang menjadi anggota pramuka dimasukkan sebagai kelompok Siaga dan sebagian yang lain dikelompokkan Penggalan.
Kegiatan yang biasa dilakukan adalah berlatih sesuai dengan jadwal. Pada saat- saad tertentu diadakan perkemahan sabtu minggu yang akrab di sebut dengan
Persami. Kegiatan pramuka hampir menyentuh semua peserta didik Sekolah dasar di Indonesia baik didesa maupun organisasi kecil Pramuka, itulah salah satu
contoh semarak kegiatan ektrakurikuler pramuka di Sekolah Dasar, Wiyani : 2013.
Pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler pramuka sangat bagus untuk diterapkan pada sekolah-sekolah khususnya pada sekolah dasar, dengan melalui
kegiatan ektrakurikuler inilah siswa dapat secara langsung menerapkan moral yang baik, sikap yang baik dan prilaku yang baik didalamnya, dengan kegiatan
tersebut siswa akan mendapatkan bekal untuk mempunyai karakter yang baik dalam arti mempunyai budi pekerti yang baik, mempunyai sopan santun pada
sesama dikemudian hari. Dan dengan ekstrakurikuler inilah siswa dapat memaksimalkan karakter-karakter yang sudah dimiliki sejak lahir yang tentunya
mengarah pada hal-hal yang positif, karena didalam ekstrakurikuler dilatih karakter-karakter yang baik contohnya: kejujuran, keberanian, kedisiplinan, suka
menolong teman, saling mengormati yang tua, menyayangi yang muda, tanggung jawab, dan masih banyak lainnya, dengan demikian siswa-siswa akan lebih
mempunyai karakter yang baik didalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi masih banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang masih
belum menerapkan kegiatan pelaksanaan pendidikan karakter ini melalui ektrakurikuler pramuka, karena masih banyak sekolah yang tidak mengadakan
kegiatan pramuka, pada observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 17 Agustus 2014 SDN Mojolangu 02 Kota Malang sudah diterapkannya kegiatan
ekstrakurikuler pramuka sudah lama berlangsung bahkan sekolah ini mengundang
guru ahli khusus untuk mengajar kegiatan ekstrakurikuler pramuka tersebut, akan tetapi sekolah SDN Mojolangu 02 Malang ini pernah berhenti selama 3 bulan
kegiatan pramuka itu, bahkan guru Pembina pramukanya sendiri sering tidak masuk untuk membina pramuka, dan sering terjadinya pergantian guru Pembina
pramuka. Pada kegiatan pramuka pada dasarnya guru untuk mengajar pramuka tidaklah guru biasannya, karena guru tersebut harus mempunyai sifat tegas dan
bertanggung jawab, dan ahli dalam ilmu-ilmu kepramukaan. Akan tetapi pada kenyataan dalam pelaksanaan kegiatan pramuka masih
banyak karakter-karakter yang belum diterapkan secara maksimal oleh Pembina pramuka pada SDN Mojolangu 02 malang ini terutama pada Pembina kelas V,
terbukti bahwa masih banyak siswa yang kurang sadar tentang pendidikan karakter tersebut, seperti contohnya siswa-siswi masih yang mempunyai sifat
kurang disiplin, tegas, dan berani, itu terbukti bahwa masih banyak siswa yang tidak memakai atribut lengkap pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka tersebut,
selain faktor dari Pembina itu sendiri, faktor juga berasal dari kurang sadarnya
siswa akan arti penting pendidikan karakter itu sendiri, sehingga masih banyak karakter yangbaik dari siswa-siswi yang tidak muncul dalam kehidupan sehari-
hari. Sehingga pelaksanaan pendidikann karakter sangat cocok dilaksanakan
melalui ekstrakurikuler pramuka, karena pada dasarnya siswa menyukai bermain, dan kegiatan ekstrakurikuler itu kaya akan sebuah permainan, sehingga kegiatan
pramuka sangat cocok untuk melaksanakan pendidikan krakter tersebut, pelaksanaanya bisa mengaplikasikan sebuah opermainan yang didalamnya
mengandung unsur-unsur pendidikan karakter, sehingga siswa akan secara langsung menerapkan pendidikan karakter tersebut.
Dalam sekolah SDN Mojolangu 02 Malang ini pelaksanaan ektrakurikuler pramuka sudah banyak diterapkan pendidikan karakter itu sendiri, akan tetapi
masih banyak kendala terutama dalam kebiasaan peserta didik yang masih belum banyak menerapkannya pendidikan karakter yang sudah diajarkan melalui
ektrakurikuler pramuka didalam kehidupan sehari-hari, maka dari itu Pembina ektrakurikuler pramuka harus dengan kesabaran ekstra menuntun peserta didik
untuk melaksanakan pendidikan karakter yang sudah diajarkan didalam ektrakurikuler pramuka dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dalam
melaksanakan kehidupan sehari-hari anak mempunyai bekal pendidikan karakter yang maksimal sehingga nantinya peserta didik menjadi orang yang berguna bagi
Nusa dan Bangsa. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan karakter yang dilaksanakan
melalui ekstrakurikuler pramuka kurang maksimal dilaksanakan dalam pelaksanaannya, yang sebenarnya pendidikan karakter itu sangat penting untuk
diterapakan pada Sekolah Dasar Negeri Mojolangu 02 Malang melalui ekstrakurikuler pramuka, dengan adannya masalah tentang pelaksanaan
pendidikan karakter yang kurang maksimal diterapkan oleh Pembina dan kurangnya kesadaran siswa dalam melaksanakan pendidikan karakter, peneliti
tertarik untuk melakukan pengamatan pelaksanaan pendidikan karakter melalui ektrakurikuler kepramukaan.
Karena pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler banyak permainan sehingga sangat cocok untuk mengimplementasikan pendidikan karakter, jadi
seharusnya dalam setiap pelaksanaan kegiatan ekstarkurikuler pramuka itu harus melaksanakan pendidikan karakter didalamnya. Dengan adannya kegiatan
ekstrakurikuler pramuka yang mengimplementasikan pendidikan karakter siswa akan lebih mudah untuk pelaksanakan pendidikan karakter tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu peneliti akan meneliti Pelaksanaan Pendidikan Karakter melalui Ekstrakurikuler pramuka Kelas V SDN Mojolangu
02 Malang.
B. Fokus Masalah