Peramalan Prediksi Pendapatan Perusahaan Menggunakan Metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (Anfis)

penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa fees, bunga, dividen, royalti dan sewa.” Definisi tersebut memberikan pengertian yang berbeda dimana income memberikan pengertian pendapatan yang lebih luas, income meliputi pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan maupun yang berasal dari luar operasi normalnya. Sedangkan revenue merupakan penghasil dari penjualan produk, barang dagangan, jasa dan perolehan dari setiap transaksi yang terjadi. Pengertian pendapatan dikemukakan oleh Dyckman 2002 : 234 bahwa pendapatan adalah “arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban atau kombinasi dari keduanya selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung”. Pengertian pendapatan didefinisikan oleh Sofyan Syafri 2002 : 58 sebagai “kenaikan gross di dalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang beras al dari kegiatan mencari laba”. Definisi pendapatan menurut Niswonger 1999 : 45, memberikan penekanan pada konsep pengaruh terhadap ekuitas pemilik, yaitu “pendapatan revenue adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang dan jasa kepada pembeli.

2.3 Peramalan

forecasting Menurut Murahartawaty 2009:41, peramalan forecasting merupakan bagian vital bagi setiap organisasi bisnis dan untuk setiap pengambilan keputusan manajemen yang sangat signifikan. Peramalan menjadi dasar bagi perencanaan jangka panjang perusahaan. Dalam area fungsional keuangan, peramalan memberikan dasar dalam menentukan anggaran dan pengendalian biaya. Pada bagian pemasaran, peramalan penjualan dibutuhkan untuk merencanakan produk baru, kompensasi tenaga penjual, dan beberapa keputusan penting lainnya. Selanjutnya, pada bagian produksi dan Universitas Sumatera Utara operasi menggunakan data-data peramalan untuk perencanaan kapasitas, fasilitas, produksi, penjadwalan, dan pengendalian persedian inventory control . Untuk menetapkan kebijakan ekonomi seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat inflasi, dan lain sebagainya dapat pula dilakukan dengan metode peramalan. Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Asumsi dasar dalam penerapan teknik-teknik peramalan adalah: “If we can predict what the future will be like we can modify our behaviour now to be in a better position, than we otherwise would have been, when the future arrives.” Artinya, jika kita dapat memprediksi apa yang terjadi di masa depan maka kita dapat mengubah kebiasaan kita saat ini menjadi lebih baik dan akan jauh lebih berbeda di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan kinerja di masa lalu akan terus berulang setidaknya dalam masa mendatang yang relatif dekat Murahartawaty,2009. 2.3.1 Metode Peramalan Salah satu cara untuk mengklasifikasikan permasalahan pada peramalan adalah mempertimbangkan skala waktu peramalannya yaitu seberapa jauh rentang waktu data yang ada untuk diramalkan. Terdapat tiga kategori waktu yaitu jangka pendek minggu  bulan, menengah bulan  tahun, dan jangka panjang tahun  dekade. Tabel berikut ini menunjukkan tipe-tipe keputusan berdasarkan jangka waktu peramalannya. Tabel 2.1 Rentang Waktu dalam Peramalan Rentang Waktu Tipe Keputusan Contoh Jangka Pendek 3 – 6 bulan Operasional Perencanaan Produksi, Distribusi Jangka Menengah 2 tahun Taktis Penyewaan Lokasi dan Peralatan Jangka Panjang Strategis Penelitian dan Universitas Sumatera Utara Lebih dari 2 tahun Pengembangan untuk akuisisi dan merger Atau pembuatan produk baru Selain rentang waktu yang ada dalam proses peramalan, terdapat juga teknik atau metode yang digunakan dalam peramalan. Metode peramalan dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu: 1. Metode Kualitatif Metode ini digunakan dimana tidak ada model matematik, biasanya dikarenakan data yang ada tidak cukup representatif untuk meramalkan masa yang akan datang long term forecasting . Peramalan kualitatif menggunakan pertimbangan pendapat- pendapat para pakar yang ahli atau experd di bidangnya. Adapun kelebihan dari metode ini adalah biaya yang dikeluarkan sangat murah tanpa data dan cepat diperoleh. Sementara kekurangannya yaitu bersifat subyektif sehingga seringkali dikatakan kurang ilmiah. Salah satu pendekatan peramalan dalam metode ini adalah Teknik Delphi, dimana menggabungkan dan merata-ratakan pendapat para pakar dalam suatu forum yang dibentuk untuk memberikan estimasi suatu hasil permasalahan di masa yang akan datang. Misalnya: berapa estimasi pelanggan yang dapat diperoleh dengan realisasi teknologi 3G. 2. Metode Kuantitatif Penggunaan metode ini didasari ketersediaan data mentah disertai serangkaian kaidah matematis untuk meramalkan hasil di masa depan. Terdapat beberapa macam model peramalan yang tergolong metode kualitiatif, yaitu: a Model-model Regresi Perluasan dari metode Regresi Linier dimalan meramalkan suatu variabel yang memiliki hubungan secra linier dengan variabel bebas yang diketahui atau diandalkan. Universitas Sumatera Utara b Model Ekonometrik Menggunakan serangkaian persamaan-persamaan regresi dimana terdapat variabel-variabel tidak bebas yang menstimulasi segmen-segmen ekonomi seperti harga dan lainnya. c Model Time Series Analysis Deret Waktu Memasang suatu garis trend yang representatif dengan data-data masa lalu historis berdasarkan kecenderungan datanya dan memproyeksikan data tersebut ke masa yang akan datang. 2.4 Fuzzy System Sistem fuzzy atau Fuzzy Inference System FIS adalah adalah sistem kendali logika fuzzy yang dapat melakukan penalaran dengan prinsip serupa seperti manusia melakukan penalaran dengan nalurinya dan pengetahuannya Effendi, 2009. Logika fuzzy adalah logika mengandung unsur ketidakpastian. Pada logika biasa atau logika tegas crisp hanya terdapat 2 anggota himpunan nilai yakni salah atau benar, 0 atau 1. Sedangkan logika fuzzy mengenal nilai antara benar dan salah. Kebenaran dalam logika fuzzy dapat dinyatakan dalam derajat kebenaran atau fungsi keanggotaan dalam interval 0 hingga 1 Widodo, 2005. Aturan Kaidah-Kaidah Fuzzifikasi Penalaran Defuzzifikasi Output Input Gambar 2.1 Proses F uzzy Inference System Effendi, 2009 Pada Fuzzy Inference System terdapat beberapa proses mulai dari pemasukan data hingga penarikan kesimpulan. Proses tersebut terdiri dari proses fuzzifikasi, inferensi penalaran dengan memanfaatkan aturan-aturan fuzzy fuzzy rule , dan defuzzifikasi. Gambaran umum bagan Fuzzy Inference System dapat dilihat pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

2.4.1 Fuzzifikasi

Fuzzifikasi adalah pemetaan nilai input yang merupakan nilai tegas ke dalam fungsi keanggotaan himpunan fuzzy , untuk kemudian diolah di dalam mesin penalaran Effendi, 2009. Fungsi keanggotaan membership function dari himpunan fuzzy dapat disajikan dengan dua cara yaitu numerik dan fungsional. Secara numerik himpunan fuzzy disajikan dalam bentuk gabungan derajat keanggotaan tiap –tiap elemen pada semesta pembicaraan yang dinyatakan sebagai berikut: F =  µ F u i u i 2.1 Secara fungsional himpunan fuzzy disajikan dalam bentuk persamaan matematis sehingga untuk mengetahui derajat keanggotaan dari masing-masing elemen dalam semesta pembicaraan memerlukan suatu perhitungan Suratno, 2011. Pembentukan derajat keanggotaan dapat dilakukan dengan memetakan data secara langsung pada fungsi keanggotaan atau dengan menggunakan data cluster yang kemudian dipetakan pada fungsi keanggotaan.

2.4.1.1 Fungsi keanggotaan

Fungsi keanggotaan digunakan untuk mendapatkan derajat keanggotaan dari suatu data terhadap himpunan semestaya. Adapun Fungsi keanggotaan yang biasa digunakan dalam logika fuzzy adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Keanggotaan Segitiga Fungsi keanggotaan segitiga memiliki tampilan kurva berbentuk segitiga yang ditunjukkan oleh Gambar 2.2. 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Derajat keanggotaan 0.2 0.4 0.6 0.8 1 x Gambar 2.2 Kurva Segitiga Irawan, 2007 Universitas Sumatera Utara Fungsi keanggotaan kurva segitiga dapat dinyatakan sebagai berikut: 2.2 2. Fungsi Keanggotaan Trapesium Fungsi keanggotaan trapesium memiliki tampilan kurva berbentuk trapesium yang ditunjukkan oleh Gambar 2.3. Fungsi keanggotaan trapesium dapat dinyatakan sebagai berikut: 2.3 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Derajat keanggotaan 0.2 0.4 0.6 0.8 1 x mf1 Gambar 2.3 Kurva Trapesium Irawan, 2007 3. Fungsi Keanggotaan Generalized Bell GBell Bentuk dari fungsi keanggotaan generalized bell ditentukan oleh tiga parameter {a,b, c } seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Kurva Generali z ed Bell Irawan, 2007 Fungsi keanggotaan Generalized Bell GBell dapat dinyatakan sebagai berikut: Keterangan : : nilai bias yang biasanya bernilai positif agar kurva menghadap ke bawah. Jika negatif, maka fungsi keanggotaan akan menjadi upside-down bell . c : nilai mean kurva. a : standar deviasi yang terbentuk. 4. Fungsi Keanggotaan Gaussian Gauss Bentuk dari fungsi keanggotaan gaussian ditentukan oleh dua parameter { c , } seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.5. Gambar 2.5 Kurva Gaussian Irawan, 2007 Universitas Sumatera Utara Fungsi keanggotaan gaussian dapat dinyatakan sebagai berikut:  Keterangan: : merupakan pusat dari fungsi keanggotaan gaussian , : menentukan lebar fungsi keanggotaan. Fungsi keanggotaan segitiga dan trapesium telah banyak digunakan secara luas karena memiliki rumus yang sederhana dan efisiensi dalam komputasi. Namun karena fungsi keanggotaan terdiri dari segmen-segmen garis lurus, fungsi keanggotaan segitiga dan trapesium tidak halus smooting pada titik-titik tertentu. Untuk mendapatkan fungsi keanggotaan yang lebih halus dan bersifat continue dapat digunakan fungsi keanggotaan lainnya seperti fungsi keanggotaan Generalized Bell GBell dan Gaussian . Fungsi keanggotaan Generalized Bell GBell dan Gaussian menyediakan fungsi yang lebih halus dan cocok digunakan oleh sistem pembelajaran seperti neural network s. Fungsi keanggotaan Gbell dan Gaussian juga sering digunakan dalam bidang probabilistik dan statistik Melin, et al, 2002.

2.4.1.2 Fuzzy clustering

Fuzzy clustering merupakan pengelompokan data atau data cluster yang memiliki karakteristik yang hampir sama secara matematis dalam sebuah kelompok atau kelas tertentu. Membership function yang akan digunakan pada fuzzy clustering dimodelkan dari data-data yang telah ada. Proses pembentukan membership function ini disebut modeling Fariska, 2010. Metode fuzzy clustering yang biasa digunakan untuk memodelkan data adalah Fuzzy C- Means FCM dan Fuzzy Subclustering . Fuzzy Subclustering merupakan metode pengelompokan data secara tidak terawasi dimana jumlah cluster tidak perlu didefenisikan terlebih dahulu. Berbeda dengan Fuzzy Subclustering , FCM merupakan metode pengelompokan data secara Universitas Sumatera Utara terawasi dimana jumlah cluster harus ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengelompokan data. Konsep dasar FCM pertama kali adalah menentukan pusat cluster pada kondisi awal pusat cluster ini masih belum akurat. Setiap data memiliki derajat keanggotaan untuk tiap cluster dengan cara memperbaiki pusat cluster dan nilai keanggotaan tiap data secara berulang, maka akan dapat dilihat bahwa pusat cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat Fariska, 2010. Bila fungsi keanggotaan yang digunakan adalah kurva Generalized Bell GBell, maka standar deviasi setiap cluster harus dihitung terlebih dahulu. Nilai fuzzy membership function pada setiap data dapat diperoleh dengan memasukkan data yang telah dinormalkan, nilai center dan standar deviasi cluster ke dalam persamaan kurva GBell. Informasi cluster ini nantinya akan membantu dalam pembangunan FIS model Sugeno yang bisa memodelkan hubungan data input - output dengan jumlah rule minimum . Definisi sebuah rule diasosiasikan dengan suatu cluster data Sari, et al, 2012 .

2.4.2 Inferensi

Pada tahapan ini sistem menalar nilai masukan input untuk menentukan nilai keluaran output sebagai bentuk pengambil keputusan. Sistem terdiri dari beberapa aturan dimana kesimpulan diperoleh dari kumpulan dan korelasi antaraturan Effendi, 2009. Metode inferensi yang sering digunakan yaitu, metode Mamdani, Sugeno dan Sukamoto. Untuk melakukan proses inferensi, terdapat 3 operasi dasar yang umum digunakan yaitu max, min dan not.

2.4.2.1 Operasi himpunan fuzzy

Operasi-operasi pada himpunan fuzzy pada dasarnya mirip dengan operasi pada himpunan klasik dimana operasi logika AND diganti dengan min, operasi logika OR Universitas Sumatera Utara diganti dengan max, sedangankan operator NOT diganti dengan operasi komplemen pada himpunan tersebut Irawan, 2007. Menurut Sari 2001, operasi dasar himpunan fuzzy adalah sebagai berikut: 1. Operasi “dan” Intersection A “dan” B merupakan himpunan fuzzy dari X, ditunjukkan sebagai derajat keanggotaan dari A  B adalah hasil yang diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terkecil antara elemen-elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan. 2. Operasi “atau” Union A “atau” B merupakan himpunan fuzzy dari X, ditunjukkan sebagai derajat keanggotaan dari A  B adalah hasil yang diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antara elemen-elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan. 3. Operasi “Tidak” Complement Operasi “tidak” A merupakan himpunan fuzzy dari X, ditunjukkan sebagai derajat keanggotaan dari A’ A komplemen adalah hasil yang diperoleh dengan mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1. Universitas Sumatera Utara

2.4.2.2 Metode inferensi sugeno

Metode ini diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985. Secara umum, bentuk model aturan metode inferensi Sugeno menggunakan bentuk aturan IF-THEN. Terdapat dua bentuk model aturan pada metode inferensi Sugeno Sari, et al, 2012, yaitu: 1. Model Fuzzy Sugeno Orde-Nol Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde-Nol adalah: IF x 1 is A 1 • x 2 is A 2 • x 3 is A 3 • ...... •x n is A n THEN z=k dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke -i sebagai anteseden, dan k adalah suatu konstanta tegas sebagai consequent . 2. Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde-Satu adalah: IF x 1 is A 1 • ...... • x n is A n THEN z = p 1 x 1 + … + p n x n + q dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke- i sebagai anteseden, dan p i adalah suatu konstanta tegas ke- i dan q juga adalah konstanta dalam consequent . Metode inferensi Sugeno memformulasikan pendekatan sistematis menggunakan aturan fuzzy dari kumpulan data masukan-keluaran guna membentuk semua operasi dari fungsi keanggotaan menjadi kesimpulan tunggal. Metode inferensi Sugeno memiliki efisiensi komputasi dan bekerja dengan baik dengan teknik linier, teknik optimasi, teknik adaptif, serta cocok untuk analisis matematis. Metode inferensi Sugeno memiliki hasil yang tidak jauh berbeda dengan metode inferensi Mamdani. Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Defuzzifikasi

Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy , sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Sehingga jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crsip tertentu sebagai output Sari, et al, 2012. Metode defuzzifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah weight average . Pada metode weight average ini mengambil nilai rata-rata dengan menggunakan pembobotan berupa derajat keanggotaaan, sehingga z didefinisikan sebagai: 2.9 dimana z adalah nilai crisp dan μz adalah derajat keanggotaan dari nilai crisp z.

2.5 Jaringan Saraf Tiruan