5
dengan dilakukannya suatu pengendalian internal gaji dan upah yang baik untuk menunjang kelancaran aktifitas perusahaan itu sendiri. Namun selain itu,
pengendalian internal juga dilakukan untuk menjaga perusahaan dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Tujuan Utama diadakannya
sistem pengendalian internal gaji dan upah adalah untuk mengevaluasi ada atau tidaknya penyimpangan terhadap sistem penggajian dan pengupahan yang
memberikan masukan koreksi bagi pihak yang berkepentingan. Oleh sebab itu sistem pengendalian internal gaji dan upah ini sangat penting dilakukan untuk
menjaga harta milik perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang : “Sistem Pengendalian Internal Gaji dan Upah Pada
Dinas Pendapatan Daerah Dispenda Kota Padangsidimpuan.
B. Rumusan Masalah
Pengendalian gaji dan upah sangatlah penting dilakukan untukmenghindari kemungkinan terjadinya penyelewangan terhadap penetapan sampai
pendistribusian gaji yang dapat merugikan tenaga kerja atau instansi itu sendiri. Dengan adanya pengendalian yang tegas dan objektif, perusahaan dapat
mendorong karyawan untuk semakin produktif dan bertindak jujur terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka
penulis mencoba untuk membahas permasalahan “Apakah Sistem Pengendalian Internal Gaji dan Upah yang diterapkan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota
Padangsidimpuan sudah berjalan baik dan efektif sesuai dengan peraturan yang diterapkan”.
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun maksud dari penelitian ini adalah : a.
Berguna untuk mengetahui bagaimana manajemen Dispenda Kota Padangsidimpuan dalam melaksanakan pengendalian internal gaji dan
upah. b.
Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal gaji dan upah yang diterapkan Dispenda daerah Kota Padangsidimpuan telah
berjalan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. 2.
Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian yang dilakukan penulis
adalah : a.
Bagi penulis berguna untuk mengetahui perbedaan yang ada antara praktek yang dilakukan oleh perusahaan dengan teori bangku
perkulliahan dan melalui buku-buku perusahaan. b.
Bagi perusahaan dapat memberikan masukan untuk memperbaiki pengendalian internal gaji dan upah pada Dinas Pendapatan Daerah
Kota Padangsidimpuan. c.
Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai pembanding untuk melakukan penelitian pada waktu yang akan datang.
D. Rencana Penulisan
Rencana penulisan terdiri jadwal survey dan sistematikapenulisan. 1.
Jadwal Penelitian
7
Penelitian dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan. Untuk lebih jelasnya jadwal survey ini dapat di lihat
pada table 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1 Jadwal SurveiObservasiTugas Akhir
No Kegiatan
April 2015
I II
III IV
1 Pengesahan Tugas Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
No Kegiatan
Mei 2015
I II
III IV
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan
8
tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhi harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir
ini disusun sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, dan rencana penulis.
BAB II : DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA
PADANGSDIMPUAN
Pada bab ini, penulis akan menguraikan sejarah Ringkas, struktur organisasi dan personalia, Uraian
Tugas Job Description, jaringan usahakegiatan, kinerja usaha terkini, serta rencana kegiatan pada
Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan
BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL GAJI
DAN UPAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN
Pada bab ini, penulis akan menguraikan pengertian sistem pengendalian internal gaji dan upah, unsur-
unsur gaji dan upah, prosedur pencatatan gaji dan upah, pengendalian internal Gaji dan Upah pada
9
Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagaimana akhir dari tugas ini, maka penulis akan mengambil kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan.
10
BAB II DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN
A. SejarahRingkas
Pada awalnya Padangsidimpuan adalah kota Administrasi yang masihberada di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.Namun pada tahun 2001,
berdasarkanUndang-undang No. 04 Tahun 2001 makaterbentuklahpemerintah KotaPadangsidimpuan. Sesuai dengan surat keputusan Walikota
Padangsidimpuan No.188.4524 Tahun 2001 tentang pembentukan organisasi Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan yang bertugas untuk mengelola bidang
penerimaan dan pendapatan di daerah kota Padangsidimpuan termasuk untuk mengelola penerimaan pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para
wajib pajak wajib retribusi yang berada di daerah kota Padangsidimpuan yang terdiri dari 6 kecamatan yaitu Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kecamatan Padangsidimpuan Batu Nadua, Kecamatan Hutaimbaru dan Kecamatan Angkola
Julu. Instansi Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan merupakan salah satu instansi pemerintah yang berada dalam koordinasi Biro keuangan sebagai
pajak dan pendapatan. Namun pada tahun 2008 sesuai dengan peraturan pemerintah No.14 Tahun
2007 maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan melakukan peleburan dengan Bagian Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Pemerintah
11
Kota Padangsidimpuan. Makasesuai dengan Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan No. 03 Tahun 2008 tentang Dinas-Dinas Daerah Kota
Padangsidimpuan, Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan berganti nama menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Asset Daerah Kota
Padangsidimpuan. Di dalam struktur organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Asset Daerah yang baru ini dibentuk seksi-seksi
administrasu Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Asset Daerah juga dibentuk bagian sekretariat yang membawahi 3 Kepala Sub Bagian yang
merupakan kontribusi yang cukup penting bagi Pemerintah Kota Padangsidimpuan dalam mendukung serta memelihara hasil-hasil pembangunan
dari peningkatan pendapatan daerah. Meningkatnya pendapatan daerag hendaknya tidak harus ditempuh dengan cara kebijaksanaannya menaikkan tarif, tetapi yang
lebih penting dengan memperbaiki atau menyempurnakan administrasi, system, dan prosedur organisasi dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Asset
Daerah yang ada sekarang. Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan memiliki visi dan misi
yang jelas dalam menjalankan usahanya. Dengan adanya visi dan misi maka tujuan dapat tercapai dengan baik. Visi dan misi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut: 1.
Visi Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut ke mana instansi
pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan
12
tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan
instansi pemerintah. “Menjadi Dinas Pendapatan Daerah yang Profesional dan Berkualitas dalan
Pemberdayaan Potensi Daerah Menuju Otonomi Daerah yang Maju dan Mandiri.” Visi terserbut diartikan sebagai berikut :
a. Menjadikan Dinas Pendapatan Daerah yang Profesional yaitu terwujudnya
Dinas Pendapatan yang memiliki Standar Pelayanan Minimun dengan sistem kerja yang teroganisir secara efisien, efektif, transparan, terukur,
memilili kejelasan, waktu penyelesaian, non diskriminasi, dan akuntabel yang berbasis pada teknologi informasi dalam pengelolaan data pendapatan.
b. Berkualitas yaitu wujud dari Dinas Pendapatan yang memiliki hasil kinerja
yang optimal yang dicirikan dengan tepat waktu dan hasil memuaskan karena didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana, kuantitas, dan
kualitas yang memadai. c.
Dalam pemberdayaan Potensi Daerah yaitu terwujudnya Dinas Pendapatan Daerah yang mampu segala potensi secara optimal berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan senantiasa melakukan upaya-upaya intensifikasi dan ekstensifikasi.
d. Menuju Otonomi Daerah yaitu Maju dan Mandiri adalah menggambarkan
terwujudnya suatu keadaan yang ingin dicapai.
13
e. Meningkatkan jumlah pendapatan. Pendapatan masyarakat akan sejalan dan
sebangun dengan tersedianya lapangan pekerjaan dan iklim mikro dan menengah yang kondusif.
2. Misi
Untuk mewujudkan visi Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan, ada 2 misi yang akan dilaksanakan, yaitu :
a. Meningkatkan Kemandirian Daerah dalam pembiayaan
penyelenggaraan pemerintah umum dan pembangunan. b.
Meningkatkan kualitas dan pelayanan yang profesional.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan atau
keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi berfungsi untuk menyelenggarakan tugas dengan tujuan yang
diinginkan. Dengan struktur organisasi masing-masing pegawai tahu akan tugas, wewenang, dan tanggung jawab sehingga pegawai tersebut dengan sendirinya
menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan tanggung jawab akan lancar hendaknya pegawai ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan
bakat, pendidikan, pengalaman, dan keahlian fisiknya. Demi tercapai tujuanumum
14
suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.
Tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan prinsip-prinsip adanya pemisahan tugas dan sekaligus diperlukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah diterangkan sebelumnya.
Wadah tersebut disusun dalam suatu terstruktur organisasi dalam instansi. Struktur organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Asset Daerah
KotaPadangsidimpuan terdiri dari :
STRUKTUR ORGANISASI 2.1 DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN, DAN ASSET
DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN
15
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub bagian Perencanaan dan pelaporam
c. Sub bagian Keuangan
3. Bidang Pengembangan dan pengendalian, terdiri dari :
a. Seksi Pengembangan dan Pengendalian Pendapatan Daerah
b. Seksi Evaluasi dan Pengendalian Pendapatan Daerah
c. Seksi Hukum dan Publikasi
4. Bidang Anggaran, terdiri dari :
a. Seksi Anggaran Belanja Pegawai
b. Seksi Anggaran Belanja Non Pegawai
5. Bidang Perbendaharaan, terdiri dari :
a. Seksi Perbendaharaan Belanja Pegawai
b. Seksi Perbendaharaan Belanja Non Pegawai
c. Seksi Fasilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
6. Bidang Verifikasi dan Pembukuan, terdiri dari :
a. Seksi Verifikasi
b. Seksi Pembukuan dan Pelaporan Realisasi Belanja
c. Seksi Pembukuan Dan Pelaporan Realisasi Pendapatan
7. Bidang Pengelolaan Asset Daerah, terdiri dari :
a. Seksi Pendataan, Monitoring , dan Evaluasi Asset Daerah
b. Seksi Optimaliasasi Asset Daerah
16
8. Bidang Pendapatan, terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan dan Pengembangan
b. Seksi Pajak Daerah dan Dana Bagi Hasil
c. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain
9. Unit pelaksana Teknis Daerah
10. Jabatan Fungsional Tertentu
C. Job Description
Adapun uraian tugas dari struktur organisasi adalah : 1.
Kepala Dinas a.
Kepala Dinas pendapatan mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi, dan tuga
pembantu di bidang pendapatan. b.
Untuk menyelenggarakan tugas Kepala Dinas Pendapatan menyelenggarakan fungsi :
1. Persiapan konsep kebijakan daerah, ketentuan,dan standart
pelaksanaan daerah kabupaten atau kota serta standard pelaksanaan tugas-tugas dibidang pendapatan daerah.
2. Penyelenggara koordinasi dan kerja sama dengan pihak
terkait, pembinaan, pengendalian teknis, dan evaluasi panggilan potensi, pemberdayaan potensi, dan pemungutan
sumber yang ditetapkan.
17
3. Penyusuan, pengalokasian ,dan pelaksanaan rencana jangka
menengah dan tahunan di bidang pendapatan. 4.
Pelaksanaan tugas-tugas lain menyangkut pendapatan yang diberikan Walikota dan Sekretaris Daerah sesuai standar
yang ditetapkan. 5.
Pemberian masukan yang perlu kepada Walikota dan Sekretaris Daerah sesuai bidang tugas dan fungsinya.
6. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas
dan fungsinya kepada Walikota dan Sekretaris Daerah sesuai standar yang ditetapkan.
2. Sekretaris
a. Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
pembinaan dan pengelolaan kepegawaian, keuangan, umum, dan penyusunan program.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagai berikut :
1. Penyusunan, pengelompokkan, pengkalasifikasian, dan
penyempurnaan standar penyelenggara urusan pemberdayaan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan
administrasi umu barang. 2.
Perencanaa dan pengadaan, kebutuhan internal, dan kebutuhan administrasi umum barang sesuai ketentuan dan
standar yang ditetapkan.
18
3. Perencanaan, pengelolaan, dan pengurusan pertanggung
jawaban keuangan dinas sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
4. Melaksanakan penatausahaan keuangan dinas.
5. Perencanaan, pengelolaan, dan peningkatan pendayagunaan
organisir dan kepegawaian. 6.
Perencanaan dan peningkatan sistem kerja serta pengelolaan barang dinas.
7. Pelaksanaan tugas yang diberikan Kepala Dinas
8. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Dinas
9. Pelaporan dan Pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas
dan fungsi Kepala Dinas. 3.
Bidang Pengembangan dan Pengendalian a.
Bidang pengembangan dan pengendalian mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang penyusunan, perencanaan,
dan pengembangan pendapatan daerah, evaluasi,dan pengendalian pendapatan daerah serta hukum dan publikasikan.
b. Adapun beberapa tugas Bidang Pengembangan dan Pengendalian
adalah : 1.
Penyusunan rencana strategis jangka menengah dan tahunan dinas.
2. Pelaksanaan penyusunan , pengelompokkan, maupun
pengklasifikasikan perencanaan, dan pengembangan
19
pendapatan daerah, evaluasi dan pengendalian pendapatan daerah serta hukum dan publikasikan.
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai bidang tugas dan fungsinya. 4.
Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya.
5. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas
dan fungsinya kepada Kepala Dinas. 4.
Bidang Anggaran Bidang Anggaran mempunyai tugas dan menyiapkan bahan
perumusan dan pelaksanaan penyusunan anggaran belanja. Tugas bidang anggaran sebagai berikut :
a. Menyusun perencanaan Anggaran penanganan urusan pemerintah
daerah. b.
Menyusun rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan perubahan APBD.
c. Menyusun rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran
APBD, penjabaran P.APBD , dan nota Keuangan. d.
Menyusun rancangan pedoman evaluasi APBD. e.
Melaksanakan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang APBD.
f. Menyusun rancangan Kebijakan keseimbangan fisikal.
g. Menyusun rancangan kebijakan pendanaan kerjasama pemerintah.
20
h. Melaksanakan fasilitas perencanaan dan penganggaran pemerintah.
i. Melaksanakan pembinaan dan penilaian kepala seksi.
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai tugas dan fungsinya. k.
Penyiapan bahan perumusan kebijakan anggaran. l.
Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian anggaran. 5.
Bidang Perbendaharaan Bidang perbendaharaan mempunyai tugas menyiapkan bahan
perumusan kebijakan dan pelaksanaan perbendaharaan. Adapun beberapa tugas dan fungsi Perbendaharaan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rancangan Peraturan Daerah tentang pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah. b.
Menyusun rancangan standar satuan harga dan analisis standar belajar daerah.
c. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan perbendaharaan.
d. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan administrasi
keuangan. e.
Melaksanakan pembinaan kebendaharawan. f.
Melaksanakan program dan petunujk teknis di bidang perbendaharaan.
g. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan
instansi lain di bidang perbendaharaan. 6.
Bidang Verifikasi dan Pembukuan
21
Bidang verifikasi dan pembukuan mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pelaksaan verifikasi dan pembukuan. Adapun
beberapa fungsi adalah sebagai berikut : a.
Menyiapkan bahan perumusan kebijakan verifikasi dan pembukuan. b.
Melaksanakan pembukuan. c.
Melaksanakan verifikasi. d.
Melaksanakan penyusunan nota keuangan perhitungan APBD. e.
Melaksanakan penyusunan laporan keuangan pelaksanaan APBD. f.
Melaksanakan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang verifikasi dan pembukuan.
g. Melaksanakan koordinas dan kerja sama dengan lembaga dan instansi
lain di bidang verifikasi dan pembukuan. h.
Melaksanakan pembinaan dan penilaian Kepala Seksi. i.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.
7. Bidang Pengelolaan Asset Daerah
Bidang Pengelolaan Asset Daerah mempunyai tuga menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan asset dan investasi
daerah. Adapun beberapa tugas dan fungsi di Bidang Pengelolaan Asset daerah adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pengelolaan asset dan
investasi daerah.
22
b. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan dan pemeliharaan
barang daerah. c.
Melaksanakan pengelolaan investasi barang. d.
Melaksanakan administrasi penghapusan barang milik daerah. e.
Melaksanakan pengelolaan investasi dan asset daerah. f.
Melaksanakan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang pengelolaan investasi dan asset daerah.
g. Melaksanakan pembukuan buku standar harga barang.
h. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian di bidang
pengelolaan investasi dan asset daerah. 8.
Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang
fungsional yang terbagai dalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Uraian tugas kelompok Jabatan Fungsional ditetapkan dengan
keputusan Kepala Dinas.
D. Jaringan UsahaKegiatan
Adapun jenis usaha atau kegiatan dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan ialah suatu instansi yang dibentuk pemerintah yang
dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dinas pendapatan Daerah Kota
Padangsidimpuan merupakan instansi yang memiliki sumber pendanaan
23
secaraumum yang berasal dari pajak, retribusi, utang, obligasi pemerintah, laba BUMN, penjualan aset negara, dan sumbangan. Setiap dana yang diterima harus
dipertanggungjawabkan kepada publik terkait dengan diperlukannya transparasi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak-hak publik.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Dari kegiatan ini Dinas Pendaptan Daerah Kota
Padangsidimpuan berorientasi pada pelayan mereka terhadap masyarakat dan juga berusaha mencapai visi dan misinya.
E. Kinerja Terkini
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi
dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi. Menurut Mangkunegara 2005 : 67 , kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Setiap instansi mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai hal itu membutuhkan kerja
keras yang tinggi dan displin serta loyalitas dalam bekerja. Di dalam kinerja usaha ditetapkan rencana capaian kinerja untuk seluruh indicator kinerja yang ada pada
tingkat sasaran dan kegiatan melalui penetapan kinerja Pemerintah Kota Padangsidimpuan. Kinerja usaha memuat informasi tentang sasaran yang ingin
dicapai dalam tahun yang bersangkutan, indikator kinerja, dan rencana capainnya.
24
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Penetapan indikator kinerja
harus didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang harus di organisasi.
Kinerja terkini yang dilakukan pada Dispenda Kota Padangsidimpuan penatausahaan Keuangan di Lingkungan Pemerintahan Kota Padangsidimpuan
untuk meningkatkan kualitas penatausahaan keuangan.
F. Rencana UsahaKegiatan
Rencana kegiatan Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan antara lain sebagai berikut :
1. Perluasan dan peningkatan sumber pendapatan daerah serta mendorong
peningkatan tertib administrasi dan penatausahaan. 2.
Pengembangan atau peningkatan sarana dan prasarana publik. 3.
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan mendekatkan pelayanan. 4.
Meningkatkan kualitas pelayanan dengan pemanfaatan teknologi informasi sebagai pendukung utama kelembagaan.
5. Penyederhanaan peraturan perundang-undangan, pengembangan , dan
pelaksanaan manajemen pendapatan daerah dengan prinsip profesionalitas, efisiensi , transparan, dan bertangungg jawab.
6. Peningktan kapabilitas dan profesionalisme sumber daya manusia aparatur
dibidang pendapatan daerah.
25
7. Pengembangan sistem dan prosedur pemungutan dan pembayaran pajak
retribusi daerah dan pendapatan lainnya. 8.
Peningkatan hubungan kerja sama antara Dinas di lingkungan Pemerintah Kota Padangsidimpuan dan dengan Pemerintah BUMN dalam rangka
peningkatan penerimaan bagi hasil dari pemerintah.
26
BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA DINAS
PENDAPATAN DAERAH DISPENDA KOTA PADANGSIDIMPUAN
Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan memperkerjakan orang yang disebut pegawai atau buruh, secara umum disebut karyawan.Dalam hal ini
pegawai, buruh ataupun karyawan tersebut menjual jasa tenaga yang dipunyainya untuk mendapatkan imbalan yang disebut gaji dan upah.Didalam suatu
perusahaan atau instansi pembayaran gaji dan upah harus mendapat perhatian pimpinan perusahaan karena para pegawai sangat sensitif terhadap kesalahan-
kesalahan dalam penggajian. Selain itu besar atau kecilnya gaji yang akan dibayarkan berpengaruh terhadap laba bersih di perusahaan. Dalam hal ini maka
dibutuhkan sistem pengendalian internal untuk menghindari kesalahan dan kecurangan, mengecek kekayaan perusahaan, mengecek keandalan, ketelitian data
akuntansi, mendorong efisiensi, dan dipatuhinya kebijakan perusahaan terhadap penggajian.
Penggajian yang dimaksud adalah kegiatan suatu instansi yang mengatur jumlah gaji yang seharusnya yang diberikan kepada pegawai agar tidak terjadi
kecurangan dan kesalahan dalam pemberian gaji. Pada bab ini, peneliti mencoba untuk membandingkan antara penerapan pengendalian gaji dan upah pada Dinas
Pendapatan Daerah Dispenda Kota Padangsidimpuan dengan teori yang didapatkan peneliti. Setiap instansi melaksanakan kegiatannya sudah pasti
27
membutuhkan karyawan untuk menjalankan kegiatan operasi. Begitu juga dengan Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan. Karyawan yang bekerja akan
mendapat balas jasa kompensasi. Dimana kompensasi yaitu fungsi manajemen personalia yang merupakan balas jasa untuk memotivasi karyawan tersebut.
Karyawan-karyawan tersebut bekerja bukan berdasarkan unsur paksaan dari instansi atau perusahaan. Oleh karena itu jumlah gaji dan upah yang diberikan
harus berdasarkan peraturan yang dapat diterima semua pihak baik pimpinan dan karyawan. Untuk itu didalam bab ini penulis mencoba membahas yang menjadi
topik penelitian yaitu bagaimana Sistem Pengendalian Internal Gaji dan Upah pada Dinas Pendapatan Daerah Dispenda Kota Padangsidimpuan.
A. Pengertian Gaji dan Upah
Menurut Mulyadi 2001 : 385 “Sistem yaitu kelompok dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang
sama. Sedangkan sistem pengendalian yaitu sistem yang diartikan sebagai alat untuk mengendalikan suatu kegiatan. Gaji adalah suatu bentuk balas jasa ataupun
penghargaan yang diberikan secara teratur kepada seorang pegawai atas jasa dan hasil kerjanya. Gaji sering juga disebut sebagai upah, dimana keduanya
merupakan suatu kompensasi yakni imbalan jasa yang diberikan secara teratur atas prestasi kerja yang diberikan kepada seseorang. Istilah gaji biasanya
digunakan untuk pembayaran kepada pegawai yang diberi tugas-tugas administratif dan pimpinan. Sedangkan upah adalah balas jasa yang diberikan
pada karyawan yang pembayarannya didasarkan oleh waktu atau hasil kerja.
28
Karena itu jumlah upah yang diterima setiap pegawai atau karyawan bisa berfluktuasi antara satu periode”.Pada umumnya jumlah gaji ditetapkan secara
bulanan atau tahunan. Imbalan diberikan kepada buruh-buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih mengandalkan kekuatan fisik biasanya disebut upah.
Pada umumnya jumlah upah ditetapkan secara harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan. Perusahaan harus menaati pembayaran upah
minimun yang ditetapkan oleh pemerintah. Menurut Malthis dan H Jeckson 2002 : 119-378 upah adalah bayaran
sewa yang secara langsung dihitung berdasarkan jumlah waktu kerja, sedangkan gaji merupakan yang konsisten dari satu periode ke periode lain dengan tidak
mengandung jumlah jam kerja.Selain itu ada beberapa definisi lain menurut para ahli ekonomi mengenai gaji dan upah antara lain : menurut Malayu 2005:118
gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Maksudnya gaji akan tetap dibayarkan walaupun
pekerja tidak masuk kerja. Upah menunjukkan kompensasi langsung yang diterima oleh seorang pegawai yang dibayar menuruti tarif jamnya.
Definisi gaji dan upah menurut Achmad S. Ruky 2001:8, upah digunakan untuk menggambarkan pembayaran jasa kerja untuk satuan waktu yang
pendek misalnya per hari atau per jam. Gaji menggambarkan pembayaran jasa kerja untuk satuan waktu yang lebih panjang biasanya sebulan. Jadi gaji dan upah
merupakan kompensasi yang paling besar yang diberikan oleh perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawan dengan berbagai tunjangan dan fasilitas lainnya. Gaji
dan upah sangat penting bagi karyawan karena merupakan nilai atau prestasi
29
mereka sebagai motivator dalam bekerja. Hal ini sedemikian penting bagi perusahaan karena gaji dan upah merupakan kompenen biaya yang besar dan
perlu secara terus menerus diawasi, dan karena pentingnya gaji dan upah maka perlu diperhatikan dan di pertahankan agar dedikasi pegawai terhadap
pengendalian ini tinggi. Perusahaan harus membayar gaji dan uoah secara lancar kepada karyawan hingga karyawan di harapkan berusaha meningkatkan
kinerjanya dan memperjuangkan tugas yang telah dipercayakan padanya. Disamping itu tingkat upah juga dipengaruhi oleh hal-hal seperti
pendidikan, pengalaman kecakapan, inisiatif, kejujuran , serta keberanian karyawan itu sendiri. Upah biasanya tidak ditetapkan dengan perbandingan
langsung terhadap faktor-faktor tersebut diatas. Dengan kata lain upah itu dibayar pada tingkat yang memungkinkan produktivitas buruh yang menguntungkan.
Dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal gaji dan upah yaitu sistem pengendalian gaji dan upah terhadap apa yang diberikan kepada karyawan
yang telah memberikan jasanya kepada perusahaan. Jumlah gaji yang dibayarkan secara berskala dan tetap sedangkan besarnya upah tergantung kepada hasil kerja
dan waktu kerja. Dan pengendalian internal meliputi rencana organisasi serta semua cara ketentuan-ketentuan yang dikoordinasikan, yang digunakan dalam
perusahaan untuk melindungi harta milik pemerintah, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, meningkatkan efisiensi di dalam operasi dan
mendorong dipatuhinya kebijaksanaan pemerintah yang telah ditetapkan. Dan demi terciptanya pengawasan yang baik ini maka perusahaan melibatkan bagian
SDM Sumber Daya Manusia, bagian inilah diperhatikan hal-hal yang
30
menyangkut kepentingannya karyawan dalam tugas dan tanggung jawabnya sebagai karyawan.
B. Unsur Gaji dan Upah Karyawan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota
Padangsidimpuan Gaji merupakan penghasilan yang diterima oleh seseorang dan digunakan
untuk memenuhi kebutuhannya. Gaji bukanlah merupakan satu-satunya motivasi karyawan dalam berprestasi, tetapi gaji merupakan salah satu motivasi penting
yang ikut mendorong karyawan untuk berprestasi sehingga tinggi rendahnya gaji yang diberikan akan mempengaruhi kinerja dan kesetiawan karyawan. Karyawan
adalah aset perusahaan, oleh karena itu harus diperhatikan sebaik-baiknya tenaga dan keahlian yang diberikan karyawan harus sesuai dengan imbalan atau penilain.
Perushaan membeli jasa karyawan maka dapat menjamin kesejahteraan dan kelangsungan hidup keluarganya dengan pemberian gaji dan upah.
Menurut hermanto 2001 : 110 sistem pengendalian internal adalah suatu tipe pengawasan yang dirancangan dengan diintegrasikan keadaan sistem pembagian
dan pendelegasian tugas, tanggung jawab, wewenang dalam struktur organisasi perusahaan.
Perbedaan antara gaji dan upah : 1.
Gaji -
Berlaku secara nasional. -
Dikeluarkan oleh pemerintah.
31
- Biasanya ditinjau 5 tahun sekali.
- Ada sistem kenaikan dengan jumlah perincian dari pusat
pemerintahan. -
Dasar pemberian adalah golongan atau tingkat pekerjaan. -
Diikuti dengan sistem tunjangan. 2.
Upah -
Dapat berlaku secara lokal. -
Dikeluarkan pemerintah daerah. -
Ditinjau setiap 1 tahun sekali. -
Dasar pemberian adalah hasil dan waktu. -
Tidak ada sistem kenaikan upah. -
Tidak ada sistem tunjangan. -
Tidak ada sistem tunjangan. Menurut Sugiyarso dan Winarni 2005 : 97 unsur- unsur gaji dan
upah antara lain : 1.
Gaji Pokok Gaji pokok merupakan gaji yang telah ditetapkan perusahaan
berdasarkan kontrak kerjanya.
2. Premi
Premi adalah upah tambahan yang diberikan kepada karyawan dikarenakan karyawan tersebut telah bekerja dengan baik melebihi
standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Maka bagi karyawan tersebut akan diberikan upah tambahan sebesar jumlah kelebihan
standar.
3. Lembur
Lembur merupakan upah yang dibayar kepada karyawan yang melebihi jam kerja yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Bonus
32
Bonus merupakan upah yang diberikan perusahaan pada suatu tahun fisikal memperoleh keuntungan yang ditetapkan setelah berkonsultasi
dengan pemerintah.
5. Perlengkapan dan sarana lain
Perlengkapan dan sarana lain merupakan upah yang diterima karyawan secara tidak langsung. Upah ini berbentuk jasa.
Unsur – unsur yang telah dijelaskan diatas tentunya mempunyai latar belakang yang mendasar untuk diadakan. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian
dari strategi dan kebijakan walaupun ada sebagian yang ditetapkan oleh pemerintah melalui peraturan perundangan. Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota
Padangsidimpuan unsur-unsur gaji dan upah karyawan adalah sebagai berikut : 1.
Gaji pokok adalah gaji yang diberikan kepada PNSCPNS yang diangkat dalam satu pangkat atau golongan ruang dan masa kerja sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. 2.
Tunjangan suami istri adalah tunjangan yang diberikan kepada PNSCPNS yang beristri suami yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
besarnya adalah 10 dari gaji pokok. 3.
Tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan kepada PNSCPNS yang mempunyai anak kandung, paling banyak anak yang ditanggung adalah 2
orang dan belum berusia 21 tahun, tidak belum menikah, tidak mempunyai penghasilan sendiri, dan berusia maksimun 25 tahun jika masih menjalani
pendidikan dengan melampirkan surat keterangan aktif kuliah. Besarnya tunjangan adalah 2 dari gaji pokok untuk satu anak.
33
4. Tunjangan Jabatan adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai
negeri sipil yang menjabat dengan jabatan tertentu menurut ketentuan yang berlaku.
a. Tunjangan Jabatan strukturual adalah tunjangan yang berdasarkan
pada sekretariat daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis lainnya. Tunjangan struktural dibagi 3 yaitu : eselon 2, eselon 3, eselon 4.
b. Tunjangan jabatan fungsional adalah tunjangan yang diberikan kepada
pegawai negeri sipil yang tidak menjabat jabatan struktural sebagaiman diatur dalam keputusan menteri yang membidangi
pendayagunaan aparatur negara. Tunjangan jabatan fungsional terbagi atas 3 golongan yaitu : golongan 4, golongan 3, golongan 2.
Dalam pembayaran gaji karyawan ada beberapa unsur-unsur yang diperhitungkan dalam menentukan besarnya gaji maupun bonus dan tunjangan
yang diberikan, yaitu : 1.
Intensitas waktu hadir karyawan. Bertujuan untuk mencatat waktu kehadiran karyawan selama masa
kerja berlangsung. 2.
Jumlah waktu kerja karyawan. Pembayaran gaji karyawan dapat dihitung dari besarnya waktu kerja
karyawan. 3.
Pembuatan daftar gaji dan upah. Pembuatan daftar gaji dan upah yaitu membuat daftar gaji dan upah
karyawasn secara terperinci.
34
C. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah pada Dinas Pendapatan Daerah Kota
Padangsidimpuan Prosedur pencatatan gaji dan upah tercantum hal-hal yang berkaitan dengan
dokumen-dokumen yang digunakan sebagai pendukung pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan. Hal-hal yang perlu dip perhatikan dalam memilih prosedur
pencatatan gaji dan upah menurut Mulyadi 2001:358 adalah sebagai berikut : 1.
Prosedur pencatatan waktu hadir. Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan yang diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu
dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor administrasi.
2. Prosedur pencatat waktu kerja. Pencatat waktu kerja diperlukan bagi
karyawan difungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya gaji karyawan kepada produk atau pesanan yang menikmati jasa karyawan
tersebut. Prosedur pembuatan daftar gaji dalam prosedur ini fungsi pembuatan daftar gaji kepada karyawan.
3. Prosedur distribusi biaya gaji. prosedur ini biaya tenaga kerja
didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja.
4. Prosedur pembayaran gaji. Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dan
fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji.
Menurut Mulyadi 2001 : 389 dalam buku sistem akuntansi, dokumen ini terdiri dari:
1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah
Dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan. Misalnya surat
keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, dan lain-lain.
2. Kartu jam hadir
Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat
berupa daftar hadir biasa dan dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu.
3. Daftar gaji dan upah
Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan dikurangi potongan-potongan berupa PPh pasal 21 utang karyawan, iuran untuk
organisasi karyawan dan lain-lain.
35
4. Kartu jam kerja
Dokumen ini digunakan untuk pencatatan waktu yang dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung.
5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah.
6. Surat pertanyaan gaji dan upah
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuatan daftar gaji dan upah. 7.
Bukti kas keluar Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh
fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan
upah.
8. Amplop gaji dan upah
Utang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada setiap karyawan dalam amplop gaji dan upah.
Didalam suatu perusahaan atau instansi pemerintah gaji dan upah biasanya ditangani oleh bagian Gaji dan Upah yang berfungsi untuk menghitung
penghasilan tiap pegawai selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Hasil perhitungan ini dituangkan dalam daftar gaji dan upah untuk kemudian diserahkan
kepada Bagian Utang guna pembuktian kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji dan upah kepada pegawai.
Pembayaran gaji dan upah biasanya disertai dengan beberapa catatan yang digunakan dalam pencatatan gaji dan upah, antara lain :
1. Jurnal Umum
Dalam gaji dan upah, jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja kedalam setiap departemen dalam perusahaan.
2. Kartu Harga pokok produk
36
Kartu ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu. Catatan ini digunakan untuk mencatat upah
tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu. 3.
Kartu penghasilan pegawai Kartu penghasilan pegawai merupakan catatan mengenai penghasilan dan
berbagai potongannya yang diterima oleh tiap pegawai. Informasi dalam kartu penghasilan ini dipakai sebagai dasar perhitungan PPh pasal 21 yang menjadi
beban tiap karyawan. Di samping itu, kartu penghasilan pegawai ini digunakan sebagai tanda terima gaji dan upah pegawai dengan ditandatanganinya kartu
tersebut oleh pegawai yang bersangkutan. Setiap instansi pemerintahan di Indonesia memiliki tingkat kepangkatan,
termasuk juga pada Dinas Pendapatan Kota Padangsidimpuan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan pemerintah. Adapun tingkat kepangkatan dan
jumlah orang tersebut adalah :
Tabel 3.1 Golongan dan Jumlah Orang Pegawai
No Golongan
Jumlah 1
IVb 2 orang
2 IVa
2 orang 3
IIId 9 orang
4 IIIc
15 orang
37
5 IIIb
13 orang 6
IIIa 15 orang
7 IId
2 orang 8
IIc 6 orang
9 IIb
10 orang 10
IIa 15 orang
Jumlah 89 orang
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2013.
Penggajian dan pengupahan merupakan onjek yang sangat mudah untuk diselewengkan oleh karyawan maupun pegawai. Ada beberapa cara untuk
melakukan kecurangan dan penyelewengan terhadap gaji dan upah yaitu : 1.
Pegawai fiktif, penerbitan cek gaji ke orang yang tidak bekerja lagi. 2.
Penyiapan bukti pembayaran gaji dan upah palsu dengan maksud untuk mendapatkan pembayaran dua kali.
3. Membuat kesalahan-kesalahan dalam perhitungan sehingga gaji dan upah
yang diterima karyawan melebihi ataupun mengurangi jumlah yang semestinya dibayar.
4. Adanya karyawan yang melakukan absensi untuk beberapa orang
karyawan lain. 5.
Mencantumkan jumlah total gaji dan upah yang tidak benar dalam buku gaji dan upah.
38
6. Pinjaman pegawai yang tidak mendapat dicatat sebagai pengeluaran.
D. Pengendalian Internal Gaji dan Upah pada Dinas Pendapatan Kota
Padangsidimpuan Istilah Internal Control diartikan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai kontrol
intern atau sering juga ditulis sebagai pengendalian Intern. Secara umum pengendalian Intern bertujuan untuk meminimumkan kesalahan-kesalahan yang
terjadi dalam perusahaan. Pengawasan pasti berhubungan dengan pengendalian. Adapun pengendalian
merupakan suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris Manajemen dan personil lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan pengertian dari
pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh orang, dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai bukan keyakain mutlak bagi
manajemen dan dewan komisaris, dan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan dalam bidang pelaporan, kepatuhan,dan operasi.
Menurut Hermanto 2001 : 110 sistem pengendalian internal adalah suatu tipe pengawasan yang dirancang dengan diintegrasikan kedalam sistem
pembagian dan pendelegasian tugas, tanggung jawab, wewenang dalam struktur organisasi perusahaan. Untuk terlaksananya pengendalian internal gaji dan upah
dengan baik maka perlu diadakan pemisahan tugas dan fungsi dimana suatu
39
kegiatan mulai dari awal sampai dengan selesai tidak boleh dikerjakan oleh satu orang. Hal ini penting untuk menghindari tugas rangkap yang dapat
memungkinkan terjadinya penyelewengan. Penerimaan karyawan tidak boleh dilakukan oleh bagian yang membutuhkan.
Adapun beberapa asumsi dasar yang perlu dipahami mengenai pengendalian internal bagi suatu instasi, yaitu :
1. Sistem pengendalian intern merupakan management responsibility. Bahwa
sesungguhnya yang paling berkepentingan terhadap sistem pengendalian intern suatu instansi pemerintah adalah manajemen. Karena dengan sistem
pengendalian intern yang baik itulah top management dapat mengharapkan kebijakan yang dipatuhi, aktiva atau harta tetap dilindungi, dan
penyelenggaraan pencatatan baik. 2.
Sistem pengendalian intern seharusnya bersifat generic, mendasar, dan dapat diterapkan pada setiap instansi.
3. Sistem pengendalian intern adalah reasonable assurance artinya tingkat
rancangan yang didesain adalah yang paling optimal. Internal control tidak menjamin sepenuhnya bahwa entitas akan dapat mencapai tujuan,
melainkan hanya member reasonable assurance keyakinan memadai yang mendorong tercapainya tujuan manajemen.
4. Sistem pengendalian intern memiliki keterbatasan-keterbatasan. Misalnya
sebaik-baiknya control kalau karyawan yang melaksanakannya tidak cakap atau kolusi maka tujuan pengendalian itu mungkin tidak tercapai.
40
5. Sistem pengendalian intern harus selalu dan terus-menerus di evaluasi,
diperbaiki, disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kondisi. Penilaian terhadap pengendalian internal gaji dan upah karyawan yang
ditetapkan Dinas Pendapatan Kota Padangsidimpuan antara lain : 1.
Di Dinas Pendapatan Kota Padangsidimpuan syarat-syarat sistem pengendalian internal yang baik telah terlaksana dengan alasan bahwa
struktur organisasi yang terdapat dalam perusahaan mempunyai pemisahan fungsi secara tepat, sehingga dengan sistem tersebut instansi pemerintah
dapat melakukan pembayaran gaji dan upah dengan baik. 2.
Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan sangat memperhatikan masalah pengendalian internal gaji dan upah. Hal ini disebabkan karena
instansi dapat dengan segera menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gaji dan upah.
3. Dinas Pendapatan Kota Padangsidimpuan telah melakukan pemisahan
fungsi secara tepat dalam hal gaji pada beberapa bagian instansi tersebut. Personalia akan menerima karyawan yang dibutuhkan sesuai dengan yang
diinginkan, serta akan mencatat, mengkonsep, dan mencetak daftar gaji dan upah masing-masing karyawan.
Prosedur-prosedur pengendalian internal gaji dan upah dimulai dari penerimaan karyawan ,pencatatan gaji dan upah, dan kegiatan terakhir
pembayaran gaji dan upah kepada karyawan telah dijalankan dengan baik oleh Dinas Pendapatan Kota Padangsidimpuan. Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota
41
Padangsidimpuan, sistem pengendalian internal gaji dan upah bagian-bagian yang berhubungan dalam pengendalian gaji dan upah tersebut yaitu :
1. Bagian personalia
Apabila ada suatu bagian dalam perusahaan yang membutuhkan karyawan baru harus mengajukan pendaftaran permintaan tenaga kerja baru.
2. Bagian pengawasan waktu
Semua pembayaran gaji dikendalikan oleh personalia. Tiap karyawan wajib hadir dan harus mengisi daftar hadir yang telah disediakan.
3. Bagian administrasi dan keuangan
Bagian ini bertugas untuk menandatangi daftar gaji dan upah. Kartu gaji dan upah yang diterima dari bagian pendistribusian biaya dan dikirimkan
kepada kasir di bagian pembukuan. 4.
Bagian pembukuan Daftar gaji dan upah karyawan yang diterima dari bagian pendistribusian
biaya dibukukan dalam buku besar dengan jurnal : Beban Gaji dan Upah
xxx Hutang Gaji dan Upah
xxx Ketika kwitansi diterima oleh karyawan sebagai bukti bahwa gaji dan upah
telah dibayarkan maka bagian pembukuan akan menjurnal : Hutang Gaji dan Upah
xxx Kas
xxx
42
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kegunaan pokok dari pengendalian internal gaji dan upah untuk mengendalikan jumlah gaji dan upah
yang diterima karyawan. Untuk melaksanakan sistem pengendalian internal gaji dan upah ada 5 komponen yaitu lingkungan pengawasan, penilain, resiko,
kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan monitoring. Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan, sistem pengendalian
internal gaji dan upah dilakukan dengan cara membuat daftar gaji yang dilakukan oleh pembuat daftar gaji berdasarkan golongan masing-masing pegawai kemudian
diperiksa oleh kuasa pembuat komitmen lalu diajukan oleh pejabat penandatangan dengan mengeluarkan Surat Perintah Membayar SPM setelah itu diajukan oleh
Kantor Pelayanan Perbendaharaan yang diajukan oleh bendaharawan rutin diperiksa lagi oleh kebendaharawaan tersebut dan ditanda tangani dengan
menggunaka rekening kebendaharawaan rutin.
E. Perhitungan Gaji dan Upah Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota
Padangsidimpuan Perhitungan gaji yang dilakukan di Dinas Pendapata Dispenda Daerah Kota
Padangsidimpuan telah menggunakan sistem komputerisasi yang telah dipublikasikan pada perusahaan instansi tersebut dan berdasarkan ketentuan yang
telah ditetapkan pemerintah pusat. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan dan pencatatan gaji setiap pegawai pada kantor tersebut mengingat
43
teknologi informasi saat ini sudah semakin canggih. Perhitungan gaji bagi setiap pegawai dapat dilakukan secara manual yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2 Contoh Perhitungan Gaji dan Upah Pegawai
Penghasilan :
Gaji Pokok Rp xxx
Tunjangan suamiistri Rp xxx
Tunjangan anak Rp xxx
Tunjangan jabatan Rp xxx
Tunjangan beras Rp xxx
Tunjangan PPH Rp xxx
Pembulatan Jumlah Penghasilan
Rp xxx Rp xxx
Potongan :
Iuran Wajib Rp xxx
Iuran Asuransi Rp xxx
PPH Pasal 21 Rp xxx
Iuran Perumahan Jumlah Potongan
Rp xxx Rp xxx
Total Gaji Bersih Rp
xxx
Keterangan : Tunjangan diukur berdasarkan harga beras per kilogram
44
Iuran Wajib = 10 x Gaji pokok + Tunjangan istri dan anak Perhitungan gaji yang telah dijelaskan diatas merupakan perhitungan gaji bagi
pegawai tetap Dinas Pendapatan Dispenda Daerah Kota Padangsidimpuan. Bagi pegawai honor, perhitungan gaji DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang
telah dianggarkan oleh bagian Dinas Pendapatan Dispenda daerah Kota Padangsidimpuan.
Penetapan gaji bagi pegawai tetap berdasarkan golongan setiap pegawai dan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Penentuan Gaji
bagai pegawai honor dianggarkan dan dibatasi tingkat kewajaran dan beban tugas perhitungan besarnya honor berdasarkan standar yang telah ditetapkan dengan
keputusan Kepala Daerah.
45
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian akhir dari tugas akhir ini penulis mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan mengenai sistem pengendalian internal gaji dan upah pada
Dinas Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan. Penulis akan mencoba memberikan saran-saran yang sifatnya membangun dan diharapkan berguna bagi
instansi di masa yang akan datang.
A. Kesimpulan