• Selisih anatara nilai tukar aktiva yang lama dengan harga aktiva
yang baru merupakan jumlah yang harus dibayar atau yang terhutang.
• Keuntungan diperoleh dalam penukaran aktiva tetap yang sejenis
apabila nilai tukar melebihi nilai buku. Keuntungan ini tidak diakui dalam penyajian laporan keuangan, dan dikurangkan pada harga
aktiva tetap yang baru.
F. Jenis-Jenis Pengawasan Intern Aktiva Tetap
Adapun pengawasan dalam Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat meliputi:
1. Pengawasan Administratif
Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu : a.
Terkait dan berhubungan dengan masalah sistem dan prosedur penyelenggaraan inventarisasi,
b. Terkait dan berhibungan dengan masalah teknis atau materi inventarisasi,
buku induk barang atau buku lainnya. 2.
Pengawasan Fisik, Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus
keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah sesuai catatan inventaris atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi jumlah maupun
kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap yang sebenarnya. 3.
Pengawasan Penggunaan.
Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar dalam penggunaannya. Hal ini dilakukan
dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan. Pengawasan ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap, seperti keamanan atau
keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada. Dalam mengawasi suatu aktiva tetap, Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administratif, fisik maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan
dengan cara mengansuransikan aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada
bidangnya supaya tercipta suatu spesifikasi kerja yang baik. Pada dasarnya pengawasan intern bertujuan untuk mengamankan
harta benda perusahaan yang dalam hal ini adalah aktiva tetap, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dipercaya dapat meningkatkan efisiensi usaha
serta mendorong kepatuhan terhadap kebijaksanaan kepemimpinan.
G. Unsur Pengendalian Intern Aktiva Tetap
Unsur pengendalian intern dalam aktiva tetap mencakup organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat.
1. Organisasi Fungsi pemakai harus terpisah dari dari fungsi akuntansi aktiva tetap.
Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya, fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap harus dipisahkan dari
fungsi pemakaian aktiva tetap. Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit
yang organisasi yang bekerja secara independen. Untuk menciptakan pengecekan intern dalam setiap transaksi dibentuk sedemikian rupa sehingga
tidak ada satupu transaksi yang mengubah aktiva tetap yang dilaksanakan secara penuh hanya oleh satu organisasi saja.
2. Sistem Otoritas Anggaran investasi diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham
karena investasi dalam aktiva pada umumnya melipiti jumlah yang besar dan menyebabkan keterikatan dana dalam jangka waktu yang lama, maka
penggunaan anggaran investasi merupakan sarana yang baik sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap.
Anggaran investasi dalam aktiva tetap ini diotorisasi oleh pemilik perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan perubahan terhadap rekening
aktiva tetap. Surat permintaan otorisasi investasi diotorisasi oleh direktur yang bersangkutan. Setiap investasi yang tercantum dalam anggaran investasi
harus mendapat pesetujuan direktur yang bersangkutan sebelum disetujui pelaksanaannya oleh direktur utama perusahaan.
Surat permintaan otorisasi reparasi oleh direktur utama, surat otorisasi reparasi yang berisi persetujuan dilaksanakannya, pengeluaran
modal harus mendapat otorisasi oleh direktur utama. Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen yang
bersangkutan. Work Order yang berisi persetujuan dilaksanakannya
pengeluaran modal untuk pembangunan reparasi, pembongkaran aktiva tetap harus mendapat otorisasi oleh kepala departemen yang bersangkuan.
Surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Jika jumlah harga beli aktiva tetap tinggi, otorisasi surat order pembelian berada
ditangan direktur utama. Laporan penerimaan barang otorisasi oleh fungsi penerimaan.
Laporan penerimaan barang yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembayaran harga aktiva tetap yang di beli harus
mendapat otorisasi oleh direktur utama. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi-fungsi akuntansi. Bukti kas
keluar yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembelian harga aktiva tetap yang dibeli harus mendapat otorisasi oleh
direktur utama. Bukti memorial oleh fungsi akuntansi yang berisi persetujuan
dilaksanakannya up dating terhadap kartu aktiva tetap dan jurnal umum harus diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi.
3. Prosedur Pencatatan Perubahan kartu aktiva tetap harus diberikan pada bukti kas keluar
dan bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Setiap pemutakhiran
data yang dicacat dalam kartu aktiva tetap harus dilaksanakan oleh fungsi akuntansi, dan harus didasarkan pada dokumen sumber yang diotorisasi oleh
pejabat yang berwenang serta dilampiri oleh dokumen pendukung yang sah.
4. Praktik Yang Sehat Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu
aktiva tetap. Pengawasan intern dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakannya dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam
anggaran inverstasi. Anggaran investasi ini disusun setelah telaah terhadap dan studi kelayakan terhadap usulan investasi.
Penutupan investasi aktiva tetap terhadap kerugian untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebaikan dan kecelakan, aktiva tetap
harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan yang memadai. Dalam melaksanakan pengawasan terhadap aktiva tetap perlu
diperhatikan dan dijadikan pedoman hal-hal sebagai berikut : 1.
Aktiva tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta diselenggarakan juga administrasi melalui buku tambahan untuk jenis aktiva tetap.
2. Aktiva tetap harus diberi kode pada setiap jenis aktiva tetap.
3. Perolehan aktiva tetap harus atas dasar persetujuan yang diberikan pejabat
yang berwenang dan sebelumnya ada permintaan bahwa aktiva tetap tersebut benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan.
4. Penjualan atas aktiva tetap harus mendapat persetujuan lebih dahulu oleh
pejabat yang berwenang dan dibukukan oleh bagian pembukuan atas dasar pemberitahuan tertulis yang diterimanya.
5. Aktiva yang merupakan barang-barang kecil yang mudah dipindahkan
harus berada dibawah pengawasan pejabat tertentu sedikit mungkin dan
harus disimpan di tempat yang aman agar barang tersebut dapat terjamin keamanannya dan terpelihara dengan baik.
H. Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap