Tempat Persalinan Upacara Kelahiran Di Jepang

Ada berbagai legenda kepercayaan yang dikaitkan dengan kehamilan. Ada beberapa jenis makanan yang tabu berdasarkan bentuk dan kualitas makanan tersebut. Contohnya , jika ibu mengandung makan 2 porsi kastanye atau makan lobak dengan garpu, maka ia akan mendapat anak kembar, memakan daging kelinci atau minum teh langsung dari ceret akan menyebabkan bibir sumbing. Jika memakai jelly akan menyebabkan bayi lahir dengan penyakit lupus. Seorang ibu yang mengandung bayi perempuan akan memiliki raut wajahyang lembut, Sedangkan yang mengandung bayi laki-laki akan memiliki raut wajah yang tegas, jika janin berada disamping kiri akan melahirkan bayi laki-laki, jika janin berada disamping kanan akan melahirkan bayi perempuan.

2.2 Tempat Persalinan

Tempat persalinan di Jepang ada bermacam-macam.Tetapi tempat persalinan dulu dan sekarang telah mengalami perubahan tempat, melahirkan di Jepang nampak sekali pada 50 tahun belakangan ini. Sekarang tempat melahirkan bukan lagi di Ubuya, karena Ubuya dipercayai tempat yg tidak bersih untuk wanita yang baru pertama kalinya melahirkan, maka sudah berubah yaitu di rumah sakit dengan menggunakan alat-alat medis yang mutakhir. Oleh karena itu walaupun seandainya didapati berbagai kelainan dalam kondisi melahirkan, sudah dapat ditangani dengan baik.Demikian juga dengan fasilitas-fasilitas tempat melahirkan banyak yang sudah menyamai fasilitas hotel.Sebelum perang dunia kedua orang Jepang banyak melahirkan di ubuya, tetapi pada akhir perang dunia kedua berubah, kebanyakan wanita melahirkan dirumah bukan lagi di ubuya. 5 Dalam cerita Kojiki 712 dan Nihonshoki 720, juga sudah ditemui tentang adanya ubuya, pada waktu itu didirikan ditepi pantai. Di ubuya ini ada yang bekerja sebagai penolong orang yang sedang melahirkan. Kemudian dijelaskan bahwa pada zaman dahulu ubuya bukan hanya ditempati oleh orang yang akan melahirkan tetapi juga ditempati oleh orang yang sedang datang bulan. Adapun alasan didirikannya ubuya ini adalah karena adanya pemikiran kecemaran dan kesucian dalam pemikiran shintois di Jepang. Darah adalah sesuatu yang kotor, oleh karena itu supaya anggota keluarga tidak tercemar, maka orang melahirkan di Ubuya. Kemudian api yang dipergunakan untuk memasak di ubuya juga dianggap sudah tercemar, oleh karena itu api tersebut tidak boleh dipergunakan memasak dirumah. Sampai tahun 1960, kira-kira separuh dari wanita Jepang melahirkan dirumah yang dibantu oleh ibu-ibu tetangga mereka yang berpengalaman. Kelahiran biasanya mengambil tempat dikamar ibu yang mengandung tersebut di daerah pertanian.Tempat kelahiran dengan menyebar jerami disudut kamar dengan lantai yang kotor.Dibanyak tempat struktur pembatas digunakan untuk tujuan ini , beberapa jarak dari rumah untuk membuat ibu yang mengandung untuk beristirahat.Tetapi kebiasaan ini sudah jarang terlihat dan sering dibagi pada komunitas , dikenal dengan istilah lain yaitu Betsu memisahakan rumah, Taya rumah ladang, dan Debeya gubuk coplok.Kadang-kadang wanita dikirim ke gubuk ini sebelum melahirkan, biasanya tempat kelahiran berada di keluarganya dengan memindahkan tatami pasangan dan menempatkan mereka pada lembaran jerami dimana jerami pasangan dipisahkan.

2.3 Fungsi Upacara