Analisis Ketidaksesuaian Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat Kabar
penggunaan kata mubazir dan klise. Selain itu juga tidak jarang terdapat penggunaan tata bahasa yang kurang bisa dipahami oleh pembaca.
27
Masalah ini terlihat jelas, meskipun pembaca dari kalangan wartawan yang memang mengerti tentang kaidah
jurnalistik maupun pembaca dari kalangan biasa. Dalam suatu surat kabar tentunya terdapat berita utama. Berita tersebut
merupakan berita yang terpenting dari berita-berita lainnya menurut redaktur surat kabar. Berita utama merupakan berita yang disajikan pada halaman pertama dalam
surat kabar. Setiap surat kabar akan berbeda dalam menentukan berita utama, tergantung dari hasil rapat redaksi yang dilakukan. Berita utama dalam surat kabar
Empat Lawang Express ditentukan pada rapat redaksi mingguan. Penentuan berita yang layak untuk jadi berita utama dibahas dalam rapat
redaksi. Redpel memilih berita untuk diangkat menjadi utama, kemudian diserahkan kepada Pemred untuk disetujui atau tidak.
28
Pemilihan berita utama dalam surat kabar Empat Lawang Express berdasarkan beberapa kriteria. Kriteria yang paling utama adalah dilihat dari nilai beritanya. Selain
itu dilihat pula dari segi dampaknya terhadap publik, khususnya masyarakat Kabupaten Empat Lawang. Maksudnya adalah apakah berita tersebut besar
dampaknya atau tidak terhadap masyarakat Empat Lawang itu sendiri. Dalam struktur organisasi keredaksian, surat kabar Empat Lawang Express
tidak memiliki editor. Karena proses editing dilakukan langsung oleh Pemimpin
27
Wawancara dengan Gumi Alpiansya Riza Astria pembaca tanggal 28 Juli 2011
28
Wawancara dengan Syamsul Fikri Pemimpin Redaksi tanggal 20 Januari 2011
Redaksi pemred.
29
Hal ini disebabkan oleh SDM di Empat Lawang masih kurang. Maka dari itu, proses editing berita ditangani sendiri oleh Pemred. Akan tetapi,
wartawankoresponden diwajibkan untuk mengetahui atau memahami kaidah-kaidah bahasa jurnalistik.
Berita 1 : Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat Kabar Empat Lawang Express
EDISI 89, 17 DESEMBER 2010
Berita pertama adalah berita utama Surat Kabar Empat Lawang Express Edisi 89,
tanggal 17 Desember 2010. Berita yang disajikan berjudul “Bangku Panjang Hantui Pejabat” dengan subjudul “Dampak Perampingan SKPD, Ada Pejabat Mulai
Malas- malasan”. Berita tersebut terdiri dari 17 paragraf. Analisis datanya adalah
sebagai berikut:
Paragraf Teks
Analisis
Judul Bangku Panjang Hantui Pejabat
Dampak Perampingan SKPD
Ada Pejabat Mulai Malas- malasan
Ada banyak kesalahan dalam penulisan judul menurut
analisis peneliti. Kesalahan tesebut diantaranya:
Pertama, kalimatnya terlalu panjang dan bertele-tele.
29
Wawancara dengan Syamsul Fikri Pemimpin Redaksi tanggal 20 januari 2011
Kedua, menggunakan istilah kata yang tidak populis. Kata
“Bangku Panjang” bukan merupakan kata yang popular
dan tidak asing didengar bagi pembaca khalayak. Kata
“bangku panjang” sendiri mengandung makna
dihilangkan posisi atau kursi jabatannya, dan kemudian
pejabat tersebut dijadikan pengganti apabila ada pejabat
yang dinonaktifkan dari jabatannya.
Ketiga, dalam judul dituliskan kalimat “Ada Pejabat Mulai
Malas- malasan”, akan tetapi
kondisi tersebut sama sekali tidak digambarkan dalam isi
berita. Sebaiknya judul diubah
menjadi: Dampak
Perampingan SKPD Khawatirkan Pejabat
Paragraf Teks
Analisis
1 Sejumlah Pejabat Satuan Kerja
Perangkat Daerah SKPD di lingkungan pemerintah kabupaten
Pemkab Empat Lawang, sejak dua pekan terakhir mulai ketar-
ketir dan berusaha melakukan pendekatan dengan petinggi yang
dianggap berpengaruh
untuk menyelamatkan jabatan agar tidak
mendapat penghargaan bangku panjang.
Terdapat kesalahan
pada paragraf ke-1. Dalam konteks
kesalahan bahasa jurnalistik, kata “ketar-ketir” termasuk
dalam kesalahan pembentukan istilah. Dalam penulisan berita,
wartawan seharusnya
tidak mengunakan istilah yang dapat
membingungkan pembaca. Dalam paragraf ini melanggar
karakteristik bahasa jurnalistik yakni populis. Populis berarti
setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang terdapat dalam
penulisan berita harus akrab di telinga pembaca. Kata “ketar-
ketir” sebaiknya diganti dengan kata “khawatir atau panik”.
Selain itu,
kalimat dalam
paragraf ini terlalu panjang, sehingga
membingungkan pembaca
untuk mencerna
maknanya. Sebaiknya kalimat tersebut
diubah menjadi
“Sejumlah Pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD di
lingkungan pemerintah
kabupaten Pemkab
Empat Lawang,
sejak dua
pekan terakhir mulai khawatir. Mereka
berusaha melakukan pendekatan dengan petinggi yang dianggap
berpengaruh untuk
menyelamatkan jabatan agar tidak mendapat penghargaan
bangku panjang.”
2 Kondisi ini mulai nampak setelah Paragraf ini melanggar kaidah
disahkannya Peraturan Daerah Perda tentang Penggabungan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas, oleh DPRD Kabupaten Empat
Lawang. bahasa jurnalistik, yakni lugas
dan jelas. Lugas artinya bahasa jurnalistik
mampu menyampaikan pengertian atau
makna informasi
secara langsung. Jelas artinya bahwa
informasi yang
disampaikan dengan mudah dapat dipahami
oleh pembaca. Pada
kata “kondisi
ini” sebaiknya
diganti dengan
“kekhawatiran ini”.
3 Menjelang diterapkannya Perda
terbaru di Pemkab Empat Lawang tersebut, pejabat SKPD yang bakal
terkena perampingan
nampak mulai ketar-ketir. Ada diantaranya
tetap legowo kendati jabatannya akan
hilang dan
nantinya dibangkupanjangkan.
Kalimat dalam paragraf ini tidak efektif dan terlalu bertele-tele.
Kondisi dalam
kalimat “Menjelang diterapkannya Perda
terbaru di
Pemkab Empat
Lawang tersebut, pejabat SKPD yang bakal terkena perampingan
nampak mulai ketar- ketir” sudah
dijelaskan pada
paragraf sebelumnya.
Sebaiknya
kalimatnya diubah
menjadi ”meskipun penerapan Perda
baru tersebut membuat para pejabat SKPD khawatir, ada
diantaranya yang tetap legowo kendati jabatannya akan hilang
dan dibangkupanjangkan.”
4 Namun ada pula pejabat yang
sudah mulai berupaya melakukan lobi-lobi politik agar dirinya tetap
dipercaya dan ditunjuk untuk menjabat
salah satu
SKPD perampingan nanti.
Terdapat kesalahan pengulangan kata dalam kata “lobi-lobi
politik”. Kata “lobi-lobi” tidak seharusnya diulang karena akan
mengubah makna. Kata “lobi- lobi” menunjukkan makna kata
benda, sedangkan kata “lobi” yang dimaksud dalam paragraf
ini ditujukan untuk kata kerja. 5
Informasi lapangan menyebutkan, pelantikan terhadap kepala SKPD
perambingan akan
dilakukan menjelang tahun anggaran 2011
nanti. Menurut
sumber di
seputaran rumah
kabupatenan, Dalam pemakaian bahasa pers
atau bahasa jurnalistik wartawan hendaknya menjauhkan diri dari
ungkapan klise atau ste-reotype yang sering dipakai dalam
transisi berita.
Kalimat
pejabat yang bakal ditunjuk yakni mereka yang dinilai mempunyai
kinerja yang baik. “informasi
lapangan menyebutkan….”
Merupakan kata-kata
yang klise
dan dianggap mubazir. Sebaiknya
kalimat “informasi lapangan menyebutkan…”
dihilangkan agar menerapkan ekonomi kata
atau penghematan dalam bahasa. 6
“Karena bupati termasuk kalangan muda, maka ada baiknya pejabat
SKPD yang ditunjuk nanti juga orang-orang yang masih muda
dan mempunyai kinerja yang baik,” harap tokoh pemuda Empat
Lawang, Windera Safri SE, ketika dimintai
komentarnya terkait
pengesahan perda tersebut. Dalam paragraf ini tidak ada
kesalahan ataupun
masalah. Pembuktiannya ialah kalimat
dalam paragraph ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat
kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif
artinya tidak
berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik
maksudnya disusun
oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat
kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya
jelas dan mudah ditangkap, dan
tidak terdapat kata-kata mubazir.
7 Menurut Safri, upaya perampingan
SKPD di lingkungan Pemkab Empat
Lawang merupakan
terobosan yang cukup baik dalam rangka lebih efisien dan efektif
dalam menjalankan
roda pembangunan di Bumi Saling
Keruani Saling Kerawati. “Karena tidak perlu terlalu banyak SKPD
kalau tidak ada hasil karya nyata dalam mengisi pembangunan di
Empat Lawang,” ujarnya. Paragraf ini tidak jelas dan tidak
lugas. Bahasa
jurnalistik seharusnya
mampu menyampaikan pengertian atau
makna informasi yang dengan mudah dapat dipahami pembaca.
Kalimat “Menurut Safri, upaya perampingan
SKPD di
lingkungan Pemkab
Empat Lawang merupakan terobosan
yang cukup baik dalam rangka lebih efisien dan efektif dalam
menjalankan roda pembangunan di Bumi Saling Keruani Saling
Kerawati” seharusnya diubah menjadi “Menurut Safri, upaya
perampingan SKPD
di lingkungan
Pemkab Empat
Lawang merupakan terobosan yang cukup baik, lebih efisien
dan efektif dalam menjalankan
roda pembangunan di Bumi Saling
Keruani Saling
Kerawati”. 8
Sebagaimana diketahui,
pengesahan Perda Penggabungan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
tersebut ditandai
dengan penandatanganan surat keputusan
bersama antara pihak eksekutif dengan legislatif, melalui sidang
paripurna DPRD Empat Lawang, Senin 2211 lalu. Dari pihak
eksekutif penandatanganan
dilakukan oleh Wakil Bupati Wabup Empat Lawang H Sofyan
Jamal SH MH, sedangkan pihak legislatif oleh Ketua DPRD Empat
Lawang David Hadrianto Aljufri Amd.
Terdapat kesalahan
dalam kalimat
“Sebagaimana diketahui,
pengesahan Perda
Penggabungan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas
tersebut ditandai
dengan penandatanganan
surat keputusan bersama antara pihak
eksekutif dengan
legislatif, melalui sidang paripurna DPRD
Empat Lawang, Senin 2211 lalu. Kalimat “Sebagaimana
diketahui…” juga merupakan kata-kata
yang klise
dan dianggap mubazir. Sebaiknya
kalimat “sebagaimana
diketahui…” dihilangkan agar menerapkan ekonomi kata atau
penghematan dalam bahasa.
9 Turut
menyaksikan penandatanganan, Wakil Ketua I
DPRD Empat Lawang Joncik Muhammad S.si MM serta para
ketua fraksi di DPRD Empat Lawang. Ikut disahkan empat
Raperda menjadi Perda, masing- masing tentang perubahan kedua
atas Perda Kabupaten Empat Lawang Nomor 4 tahun 2008
tentang pembentukan organisasi daerah Kabupaten Empat Lawang;
Perda tentang perubahan ketiga atas Perda Kabupaten Empat
Lawang No 2 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata
kerja Setda
dan Sekwan
Kabupaten Empat Lawang; Perda tentang pembentukan organisasi
dan tata kerja kantor pelayanan perizinan terpadu; serta Perda
tentang pencabutan perda Nomor Dalam paragraf ini tidak ada
kesalahan ataupun
masalah. Pembuktiannya ialah kalimat
dalam paragraph ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat
kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif
artinya tidak
berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik
maksudnya disusun
oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat
kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya
jelas dan mudah ditangkap, dan
tidak terdapat kata-kata mubazir.
16 tahun
2009 tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja pelaksaan harian Badan
Narkotika Kabupaten
Empat Lawang.
10 Sementara
itu, SKPD
yang mengalami
penggabungan diantaranya, Dinas Sosial dan
Dinas Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi digabung menjadi satu dinas; Dinas Perdagangan dan
Dinas Perindustrian, Dinas Pasar dan
Pertamanan serta
Dinas Koperasi dan UKM menjadi satu
dinas; Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata menjadi satu
dinas; sedangkan
Kebudayaan digabung
dengan Dinas
Pendidikan. Sama halnya pada paragraf ke-5
dan ke-8, dalam paragraf ini pun terdapat kata mubazir dan klise.
Kata “sementara itu…” pada awal paragraf merupakan kata
klise dan mubazir. Sebaiknya kata “sementara itu…” dalam
paragraf ini dihilangkan untuk menerapkan ekonomi kata atau
penghematan dalam bahasa. Selain itu terdapat kesalahan
penggunaan tanda baca pada kalimat
“…SKPD yang
mengalami penggabungan
diantaranya, Dinas Sosial dan Dinas
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi digabung menjadi satu dinas; Dinas Perdagangan
dan Dinas Perindustrian, Dinas Pasar dan Pertamanan serta
Dinas Koperasi
dan UKM
menjadi satu
dinas; Dinas
Perhubungan dan
Dinas Pariwisata menjadi satu dinas;
sedangkan Kebudayaan
digabung dengan
Dinas Pendidi
kan.” Penempatan tanda baca koma , dan titik koma ;
dalam kalimat tersebut tidak tepat.
Menurut hemat peneliti, tanda baca dalam kalimat yang tepat
seharusnya “SKPD
yang mengalami
penggabungan diantaranya: Dinas Sosial dan
Dinas Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi digabung menjadi satu dinas, Dinas Perdagangan
dan Dinas Perindustrian, Dinas Pasar dan Pertamanan serta
Dinas Koperasi
dan UKM
menjadi satu
dinas, Dinas
Perhubungan dan
Dinas Pariwisata menjadi satu dinas,
sedangkan Kebudayaan
digabung dengan
Dinas Pendidikan.”
11 Selanjutnya Dinas Kehutanan dan
Perkebunan digabung menjadi satu dinas dengan Dinas Pertambangan
dan Energi
Distamben. Kemudian penggabungan juga
dilakukan pada beberapa badan, sedangkan
beberapa badan,
bahkan salah
satu badan
digabungkan dengan bagian di Sekretariat
Pemkab Empat
Lawang. Dalam paragraf ini tidak ada
kesalahan ataupun
masalah. Pembuktiannya ialah kalimat
dalam paragraph ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat
kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif
artinya tidak
berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik
maksudnya disusun
oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat
kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya
jelas dan mudah ditangkap, dan
tidak terdapat kata-kata mubazir.
12 Ketua DPRD Kabupaten Empat
Lawang, David Hadrianto Aljufri Amd, mengatakan, pengesahan
lima perda tersebut dilakukan setelah melalui pembahasan yang
cukup alot oleh masing-masing fraksi di DPRD Empat Lawang.
Hasil pembahasan juga telah disampaikan oleh fraksi melalui
juru bicaranya
masing-masing pada sidang paripurna dewan.
Paragraph ke-12
terdapat kesalah
penggunaan huruf
kapital pada kata “perda” dalam kalimat “…, David Hadrianto
Aljufri Amd,
mengatakan, pengesahan lima perda tersebut
dilakukan setelah
melalui pembahasan yang cukup alot
oleh masing-masing fraksi di DPRD Empat Lawang.”
Dalam penulisan akronim harus diawali dengan huruf kapital.
13 Menyinggung
Perda Penggabungan
Organisasi dan
Tata Kerja Dinas, David Hadrianto Aljufri
mengatakan, setelah
pengesahan untuk
nama-nama dinas telah disusun dan masih
dalam pembahasan pihak provinsi. “Namun tetap mengacu pada
Dalam paragraf ini terdapat kata mubazir.
Dalam pedoman
penggunaan bahasa
pers, wartawan
hendaknya menghilangkan kata mubazir,
seperti: adalah
kata kerja
kopula, telah penunjuk masa lampau, bahwa sebagai kata
peraturan pemerintah PP Nomor 41,” ujarnya.
sambung. Kata
“telah” dianggap
mubazir karena
dengan menghilangkan
kata “telah” tersebut tidak akan
merubah makna kalimat. 14
Terhadap pejabat yang harus ditempatkan
pada dinas
penggabungan nanti,
David Hadrianto
meminta pihak
eksekutif menempatkan pejabat pada jabatan eselon II maupun III
sesuai dengan kapasitasnya dan profesionalisme
di bidangnya.
“Kita harap penempatan pejabat sesuai
dengan bidangnya,”
harapnya. Paragraf ini terdapat kesalahan ,
yaitu kalimatnya kurang efektif. Kata “harapnya” sebaiknya
diubah menjadi “demikian diungkapkan David Hadrianto”.
Karena kata
“harapnya” merupakan kata majemuk.
15 Wakil Bupati Wabup Empat
Lawang H Sofyan Djamal SH MH mengatakan,
dengan penggabungan organisasi dinas
bukan berarti
pemerintah Dalam paragraf ini tidak ada
kesalahan ataupun
masalah. Pembuktiannya ialah kalimat
dalam paragraph ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat
menyusutkan pejabat eselon II di lingkungan
Pemkab Empat
Lawang. Menurutnya,
penggabungan dilakukan karena Pemkab Empat Lawang berupaya
untuk memberikan pelayanan yang konstruktif dan efektif untuk
masyarakat Empat Lawang. kata dan tidak ada kata mubazir.
Komunikatif artinya
tidak berbelit-belit dan langsung pada
pokok permasalahan. Spesifik maksudnya
disusun oleh
kalimat-kalimat pendek. Hemat kata dalam artian berprinsip
pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan
tidak terdapat kata-kata mubazir.
16 “Kita bermaksud supaya roda
pemerintahan di Kabupaten Empat Lawang
berjalan efektif
dan efisien,
terutama memberikan
birokrasi yang mudah kepada masyarakat,” katanya.
Kalimat “Kita bermaksud supaya roda pemerintahan di
Kabupaten Empat
Lawang berjalan efektif dan efisien,
terutama memberikan birokrasi yang
mudah kepada
masyarak at,” sebaiknya diubah
menjadi “Kita
bermaksud supaya roda pemerintahan di
Kabupaten Empat
Lawang berjalan efektif dan efisien,
terutama dalam memberikan
birokrasi yang mudah kepada masyarakat”. Agar kalimatnya
lebih jelas dan mudah dipahami 17
Menanggapi harapan dewan agar eksekutif menempatkan pejabat
sesuai kapasitas kemampuannya, Wabup Sofyan Djamal berjanji
akan berusaha memenuhi harapan dari para wakil rakyat tersebut.
dalam paragraf ini tidak ada kesalahan
ataupun masalah.
Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraph ini spesifik,
jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata mubazir.
Komunikatif artinya
tidak berbelit-belit dan langsung pada
pokok permasalahan. Spesifik maksudnya
disusun oleh
kalimat-kalimat pendek. Hemat kata dalam artian berprinsip
pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan
tidak terdapat kata-kata mubazir.
Sesuai Analisa di atas, maka bentuk berita bakunya adalah:
Dampak Perampingan SKPD, Khawatirkan pejabat Sejumlah Pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD di lingkungan
pemerintah kabupaten Pemkab Empat Lawang, sejak dua pekan terakhir mulai khawatir. Mereka berusaha melakukan pendekatan dengan petinggi yang dianggap
berpengaruh untuk menyelamatkan jabatan agar tidak mendapat penghargaan bangku panjang.
Kekhawatiran ini mulai nampak setelah disahkannya Peraturan Daerah Perda tentang Penggabungan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, oleh DPRD
Kabupaten Empat Lawang. Meskipun penerapan Perda baru tersebut membuat pejabat khawatir, ada
diantaranya tetap legowo kendati jabatannya akan hilang dan nantinya dibangkupanjangkan.
Namun ada pula pejabat yang sudah mulai berupaya melakukan lobi politik agar dirinya tetap dipercaya dan ditunjuk untuk menjabat salah satu SKPD
perampingan nanti. Pelantikan terhadap kepala SKPD perambingan akan dilakukan menjelang
tahun anggaran 2011 nanti. Menurut sumber di seputaran rumah kabupatenan, pejabat yang bakal ditunjuk yakni mereka yang dinilai mempunyai kinerja yang baik.
“Karena bupati termasuk kalangan muda, maka ada baiknya pejabat SKPD yang ditunjuk nanti juga orang-orang yang masih muda dan mempunyai kinerja yang
baik,” harap tokoh pemuda Empat Lawang, Windera Safri SE, ketika dimintai komentarnya terkait pengesahan perda tersebut.
Menurut Safri, upaya perampingan SKPD di lingkungan Pemkab Empat Lawang merupakan terobosan yang cukup baik, lebih efisien dan efektif dalam
menjalankan roda pembangunan di Bumi Saling Keruani Saling Kerawati. “Karena
tidak perlu terlalu banyak SKPD kalau tidak ada hasil karya nyata dalam mengisi pembangunan di Empat Lawang,” ujarnya.
pengesahan Perda Penggabungan Organisasi dan Tata Kerja Dinas tersebut ditandai dengan penandatanganan surat keputusan bersama antara pihak eksekutif
dengan legislatif, melalui sidang paripurna DPRD Empat Lawang, Senin 2211 lalu. Dari pihak eksekutif penandatanganan dilakukan oleh Wakil Bupati Wabup Empat
Lawang H Sofyan Jamal SH MH, sedangkan pihak legislatif oleh Ketua DPRD Empat Lawang David Hadrianto Aljufri Amd.
Turut menyaksikan penandatanganan, Wakil Ketua I DPRD Empat Lawang Joncik Muhammad S.si MM serta para ketua fraksi di DPRD Empat Lawang. Ikut
disahkan empat Raperda menjadi Perda, masing-masing tentang perubahan kedua atas Perda Kabupaten Empat Lawang Nomor 4 tahun 2008 tentang pembentukan
organisasi daerah Kabupaten Empat Lawang; Perda tentang perubahan ketiga atas Perda Kabupaten Empat Lawang No 2 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi
dan tata kerja Setda dan Sekwan Kabupaten Empat Lawang; Perda tentang pembentukan organisasi dan tata kerja kantor pelayanan perizinan terpadu; serta
Perda tentang pencabutan perda Nomor 16 tahun 2009 tentang pembentukan
organisasi dan tata kerja pelaksaan harian Badan Narkotika Kabupaten Empat Lawang.
SKPD yang mengalami penggabungan diantaranya: Dinas Sosial dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi digabung menjadi satu dinas, Dinas Perdagangan dan
Dinas Perindustrian, Dinas Pasar dan Pertamanan serta Dinas Koperasi dan UKM menjadi satu dinas, Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata menjadi satu dinas,
sedangkan Kebudayaan digabung dengan Dinas Pendidikan.
Selanjutnya Dinas Kehutanan dan Perkebunan digabung menjadi satu dinas dengan Dinas Pertambangan dan Energi Distamben. Kemudian penggabungan juga
dilakukan pada beberapa badan, sedangkan beberapa badan, bahkan salah satu badan digabungkan dengan bagian di Sekretariat Pemkab Empat Lawang.
Ketua DPRD Kabupaten Empat Lawang, David Hadrianto Aljufri Amd, mengatakan, pengesahan lima Perda tersebut dilakukan setelah melalui pembahasan
yang cukup alot oleh masing-masing fraksi di DPRD Empat Lawang. Hasil pembahasan juga telah disampaikan oleh fraksi melalui juru bicaranya masing-
masing pada sidang paripurna dewan.
Menyinggung Perda Penggabungan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, David Hadrianto Aljufri mengatakan, setelah pengesahan untuk nama-nama dinas disusun
dan masih dalam pembahasan pihak provinsi. “Namun tetap mengacu pada peraturan pemerintah PP Nomor 41,” ujarnya.
Terhadap pejabat yang harus ditempatkan pada dinas penggabungan nanti, David Hadrianto meminta pihak eksekutif menempatkan pejabat pada jabatan eselon
II maupun III sesuai dengan kapasitasnya dan profesionalisme di bidangnya. “Kita harap penempatan pejabat se
suai dengan bidangnya,” demikian diungkapkan David. Wakil Bupati Wabup Empat Lawang H Sofyan Djamal SH MH
mengatakan, dengan penggabungan organisasi dinas bukan berarti pemerintah menyusutkan pejabat eselon II di lingkungan Pemkab Empat Lawang. Menurutnya,
penggabungan dilakukan karena Pemkab Empat Lawang berupaya untuk memberikan pelayanan yang konstruktif dan efektif untuk masyarakat Empat Lawang.
“Kita bermaksud supaya roda pemerintahan di Kabupaten Empat Lawang berjalan efektif dan efisien, terutama dalam memberikan birokrasi yang mudah
kepada masyarakat ,” katanya.
Menanggapi harapan dewan agar eksekutif menempatkan pejabat sesuai kapasitas kemampuannya, Wabup Sofyan Djamal berjanji akan berusaha memenuhi
harapan dari para wakil rakyat tersebut.
Berita 2 : Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat Kabar Empat Lawang Express
EDISI 90, 28 DESEMBER 2010
Berita kedua adalah berita utama Surat Kabar Empat Lawang Express Edisi 90,
tanggal 28 Desember 2010. Berita yang disajikan berjudul “Kadinkes Diduga Korupsi
” dengan subjudul “Lima Paket Proyek Kadinkes, Kerugian Negara Senilai Rp113 juta Lebih.
” Berita tersebut terdiri dari 17 paragraf. Analisis datanya
adalah sebagai berikut:
Paragraf Teks
Analisis
Judul Kadinkes Diduga Korupsi
Lima Paket Proyek Dinkes Kerugian Negara Senilai
Rp113 juta Lebih Dalam
penulisan judul,
kalimatnya terlalu panjang dan bertele-tele. Sebaiknya judul
tersebut diubah
menjadi:
Kadinkes Diduga Korupsi Lima Paket Proyek
Paragraf Teks
Analisis
1 Kepala
dinas kesehatan
Kadinkes Empat Lawang dr Teguh Idrus akhirnya duduk
Terdapat kesalahan dalam paragraf
pertama. Dalam
konteks kesalahan bahasa
menjadi pesakitan
di Pengadilan Negeri PN Lahat,
atas dugaan kasus korupsi lima paket proyek di jajaran Dinkes
Empat Lawang tahun 2008 lalu,
yang mengakibatkan
kerugian Negara
sebesar Rp113 juta lebih.
jurnalistik, kata “pesakitan” termasuk dalam kesalahan
pembentukan istilah. Dalam penulisan berita wartawan
seharusnya tidak
menggunakan istilah-istilah
baru atau istilah yang tidak populis
yang dapat
membingungkan pembaca.
Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun
yang terdapat dalam karya- karya jurnalistik harus akrab
ditelinga, di mata, dan di benak
pikiran khalayak
pembaca. Bahasa jurnalistik haruslah
bisa diterima,
diakrabi dan dimengerti oleh semua lapisan masyarakat.
2 Tiga kali persidangan telah
digelar Pengadilan
Negeri PN Lahat. Lima orang saksi
Dalam paragraf
ke-2 melanggar
karakteristik bahasa
jurnalistik, yaitu
juga telah di sidang guna meminta kesaksiannya dalam
kasus tersebut. Sidang lanjutan akan kembali digelar pada 4
Januari 2011
mendatang dengan
agenda penetapan
status terdakwa. terdapat kata mubazir. Dalam
pedoman penggunaan bahasa pers, wartawan hendaknya
menghilangkan kata mubazir, seperti: adalah kata kerja
kopula, telah
penunjuk masa
lampau, bahwa
sebagai kata sambung. Kata “telah” dianggap mubazir
karena dengan
menghilangkan kata “telah” tersebut tidak akan merubah
makna kalimat. Kalimat “Lima orang saksi
juga telah di sidang guna meminta kesaksiannya dalam
kasus tersebut”
adalah merupakan
kalimat aktif.
Pada kata
“meminta” seharusnya
menggunakan imbuhan
di- ,
sehingga kalimat seharusnya adalah
“Lima orang saksi juga telah di
sidang guna
diminta kesaksiannya dalam kasus
tersebut”. 3
Kelima paket proyek yang diduga telah dikorupsi, antara
lain proyek penambahan ruang rawat inap Puskesmas Tebing
Tinggi, pengadaan konstruksi air besi perpipaan Puskesmas
Tebing Tinggi,
pengadaan konstruksi air besi perpipaan
Puskesmas Pendopo,
pengadaan alat
pendingin ruangan dan alat penunjang
lain di Puskesmas Tebing Tinggi, serta penyervisan atau
perbaikan 5 unit ambulance Puskesmas.
Terdapat kesalahan dalam paragraf ke-3. Pada kalimat
“…,pengadaan konstruksi air besi perpipaan Puskesmas
Tebing Tinggi, pengadaan konstruksi air besi perpipaan
Puskesmas Pendopo,…”
dianggap melalakukan
pemborosan kata
serta kalimatnya
yang tidak
efisien. Dalam
kalimat tersebut
sebaiknya ditulis
“…,pengadaan konstruksi air besi perpipaan Puskesmas
Tebing Tinggi
dan Puskesmas Pendopo,”
Selain itu, kata “penyervisan” bukan merupakan kata baku
dan tidak terdapat dalam KBBI, karena “penyervisan
merupakan serapan
dari bahasa asing. “penyervisan”
seharusnya diganti dengan “perbaikan”.
Sedangkan kalimat “…,pengadaan alat
pendingin ruangan dan alat penunjang lain di Puskesmas
Tebing Tinggi,
serta penyervisan atau perbaikan 5
unit ambulance Puskesmas.” Seharusnya
ditulis “…,pengadaan alat pendingin
ruangan dan alat penunjang lain di Puskesmas Tebing
Tinggi, serta perbaikan 5 unit
ambulance Puskesmas.”
4 Lima
orang saksi
telah diperiksa oleh majelis hakim
yang diketuai Zuhairi MH beranggotakan
Mulyadi Dalam paragraf ke-4 terdapat
kesalahan, yaitu terdapat kata mubazir. Dalam pedoman
penggunaan bahasa
pers,
Ariwibowo SH dan Silvi Ariani SH. Dari keterangan
yang disampaikan para saksi, tak satupun yang memberikan
keterangan meringankan dr Teguh Idrus. Dengan raut
wajah memerah dan cemas, dr Teguh
Idrus hanya
bisa tertunduk lesu mendengarkan
keterangan para saksi. wartawan
hendaknya menghilangkan kata mubazir,
seperti: adalah kata kerja kopula,
telah penunjuk
masa lampau,
bahwa sebagai kata sambung. Kata
“telah” dianggap mubazir karena
dengan menghilangkan kata “telah”
tersebut tidak akan merubah makna kalimat.
5 Kelima
saksi yang
telah dihadirkan
Jaksa Penuntut
Umum JPU M Fadly SH dan Yunita SH, Joko Prayitno Skm
selaku Kasubag
Keuangan Dinkes Empat Lawang dan
Wiwik Supriarti selaku Kabid Dinkes Empat Lawang, Junaidi
selaku Pejabat Pembuat Teknis Kegiatan
PPTK dan
Hasibuan Zuhaimi
selaku Dalam paragraf ke-5 terdapat
kata mubazir.
Dalam pedoman penggunaan bahasa
pers, wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir,
seperti: adalah kata kerja kopula,
telah penunjuk
masa lampau,
bahwa sebagai kata sambung. Kata
“telah” dianggap mubazir karena
dengan
bendahara proyek. menghilangkan kata “telah”
tersebut tidak akan merubah makna kalimat.
Kalimat dalam paragraf ini juga tidak jelas dan tidak
lugas, karena tidak sesuai dengan makna yang dituju
dan tidak bias dari segi makna dan susunan katanya.
Kalimat yang
seharusnya adalah “Kelima saksi yang
dihadirkan Jaksa Penuntut Umum JPU M Fadly SH
dan Yunita SH, yaitu: Joko Prayitno Skm selaku Kasubag
Keuangan Dinkes
Empat Lawang dan Wiwik Supriarti
selaku Kabid Dinkes Empat Lawang,
Junaidi selaku
Pejabat Pembuat
Teknis Kegiatan
PPTK dan
Hasibuan Zuhaimi
selaku
bendahara proyek”. 6
Dalam kesaksiannya,
Joko mengaku mengetahui adanya
pengerjaan lima item proyek Dinkes Empat Lawang tahun
annggaran 2008 lalu. Namun demikian
dirinya tidak
menngetahui kalau proyek itu bakal bermasalah. Dia juga
bersaksi bahwa dirinya tidak memiliki
Surat Keputusan
SK resmi
tentang keterlibatannya sebagai panitia
pelelangan. Dalam paragraf ini tidak ada
kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat
dalam paragraf ini spesifik, jelas makna, komunikatif,
hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya
tidak berbelit-belit
dan langsung
pada pokok
permasalahan. Spesifik
maksudnya disusun
oleh kalimat-kalimat
pendek. Hemat kata dalam artian
berprinsip pada
ekonomi kata. Maknanya jelas dan
mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir.
7 “Saat itu saya mendapat
perintah dari kepala dinas untuk
menandatangani dokumen, pengadaan barang.
Dalam paragraf ini memiliki kesalahan penggunaan tanda
baca. Pada kalimat “Saat itu saya mendapat perintah dari
Sebagai bawahan saya menurut saja. Saya baru mendapat SK
penunjukan sebagai panitia ketika
proyek itu
hampir rampu
ng,” terangnya
di hadapan majelis hakim.
kepala dinas
untuk menandatangani
dokumen, pengadaan
barang ”
seharusnya tidak dibubuhi tanda koma , sehingga
kalimat semestinya adalah “Saat itu saya mendapat
perintah dari kepala dinas untuk
menandatangani dokumen pengadaan barang”.
8 Kesaksian
serupa juga
disampaikan Syahrial. Dalam pelaksaan proyek itu dirinya
hanya bertugas
menandatangani lima paket kegiatan
yang akan
dilaksanakan. “Saya tidak pernah mengetahui apa isi
dokumen yang
saya tandatangani itu. Posisi saya
hanya sebagai pegawai biasa. Jadi
apapun yang
Dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah.
Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraf ini spesifik,
jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata
mubazir. Komunikatif artinya tidak
berbelit-belit dan
langsung pada
pokok permasalahan.
Spesifik maksudnya
disusun oleh
kalimat-kalimat pendek.
diperintahkan atasan,
saya ikuti,” katanya lugu.
Hemat kata dalam artian berprinsip
pada ekonomi
kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak
terdapat kata-kata mubazir. 9
Kesaksian Wiwin juga tak jauh berbeda dengan dua saksi
terdahulu. Bahkan
Wiwin mengaku hanya mengetahui
pelaksaan proyek itu dan dirinya selaku tim verifikasi
keuangan tidak
pernah dilibatkan
dalam penandatanganan
pencairan dana. “Jadi seluruh dana yang
keluar dalam proyek itu, tidak diverifikasi lagi,” ungkapnya.
dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah.
Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraph ini spesifik,
jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata
mubazir. Komunikatif artinya tidak
berbelit-belit dan
langsung pada
pokok permasalahan.
Spesifik maksudnya
disusun oleh
kalimat-kalimat pendek.
Hemat kata dalam artian berprinsip
pada ekonomi
kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak
terdapat kata-kata mubazir.
10 Berbeda dengan keterangan
dua orang saksi, Junaidi dan Hasibuan
Suhaimi. Dari
kesaksian yang diberikan dua orang saksi, terungkap bahwa
Kadinkes dr Teguh Idrus telah memonopoli seluruh proyek
Dinkes tersebut. dalam paragraf ini tidak ada
kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat
dalam paragraph ini spesifik, jelas makna, komunikatif,
hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya
tidak berbelit-belit
dan langsung
pada pokok
permasalahan. Spesifik
maksudnya disusun
oleh kalimat-kalimat
pendek. Hemat kata dalam artian
berprinsip pada
ekonomi kata. Maknanya jelas dan
mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir.
11 Seperti
diungkapkan saksi
Junaidi, dirinya sama sekali tidak mengetahui adanya lima
paket proyek dinkes yang dipermasalahkan
tersebut. Dalam paragraph ini terdapat
kata mubazir. Kata “semua” dalam
kalim at
“Sebab, menurutnya,
semua pengerjaan proyek diambil
Sebab, menurutnya,
semua pengerjaan proyek diambil alih
seluruhnya oleh Kadinkes dr Teguh.
Bahkan, sejumlah
penandatanganan yang
dilakukan, semuanya
merupakan permintaan dari kepala
dinas tanpa
pemberitahuan alasan
sebelumnya. alih
seluruhnya oleh
Kadinkes dr
Teguh” seharusnya tidak perlu ditulis
karena sama artinya dengan kata “seluruhnya” dalam
kalimat yang sama. Sehingga, jika
kata “semua”
dihilangkan tidak
akan mengubah makna.
13 “Terus terang Pak, saya hanya
diminta menandatangani
beberapa berkas.
Namun, ketika saya tanya untuk apa
tandatangan, saya
tidak diberitahukan kegunaannya,”
ungkap Junaidi. Dalam paragraf ini tidak ada
kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat
dalam paragraf ini spesifik, jelas makna, komunikatif,
hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya
tidak berbelit-belit
dan langsung
pada pokok
permasalahan. Spesifik
maksudnya disusun
oleh
kalimat-kalimat pendek.
Hemat kata dalam artian berprinsip
pada ekonomi
kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak
terdapat kata-kata mubazir. 14
Ironisnya lagi,
Junaidi membeberkan, tidak pernah
diberi mandat apa-apa dalam pengerjaan itu. Ketika majelis
hakim bertanya apakah saksi pernah diberi hadiah atau
sejenisnya, saksi
mengaku tidak pernah mendapatkan apa-
apa dari proyek itu selain melakukan
penandatanganan saja.
Kata “pengerjaan itu” dalam paragraf ini sebaiknya diganti
menjadi “proyek tersebut” agar lebih jelas maknanya.
15 “Silahkan saja, langsung dicek
apa yang saya dapat dari proyek
itu. Saya
tidak mendapat
apa-apa. dalam paragraf ini tidak ada
kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat
dalam paragraph ini spesifik,
Penandatanganan yang saya lakukan juga terjadi di sore
hari. Ketika
saya akan
meninggalkan kantor,”
jelasnya dengan sedikit kesal. jelas makna, komunikatif,
hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya
tidak berbelit-belit
dan langsung
pada pokok
permasalahan. Spesifik
maksudnya disusun
oleh kalimat-kalimat
pendek. Hemat kata dalam artian
berprinsip pada
ekonomi kata. Maknanya jelas dan
mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir.
16 Berbeda
dengan kesaksian
Hasibuan. Selaku bendahara dirinya
hanya bertugas
mencaikan anggaran
pengadaan proyek itu, secara bersamaan dalam satu kali
yang dilakukan oleh Yanto dan Suardiansyah,
yang berkedudukan
sebagai Dalam paragraf ini terdapat
ketidaksesuaian bahasa
jurnalistik, yakni kalimatnya tidak
lugas. Lugas,
maksudnya tidak ambigu, tegas, sesuai dengan makna
yang dituju. Dengan bahasa yang lugas, pembaca akan
terhindar dari
pemborong. “Saya tahunya hanya mencairkan saja dan itu
semua berdasarkan instruksi dari Kepala Dinas dr Teguh,”
tuturnya. kesalahpahaman persepsi.
Kalimat dalam paragraf ini tidak jelas makna tujuan
kalimat karena menimbulkan dua persepsi, yaitu:
Pertama, ada seorang saksi yang memberikan kesaksian
yang berbeda
dengan Hasibuan,
saksi tersebut
bersaksi bahwa dirinya hanya bertugas
mencairkan anggaran pengadaan proyek,
secara bersamaan dalam satu kali yang dilakukan oleh
Yanto dan
Suardiansyah, yang berkedudukan sebagai
pemborong. Kedua,
bahwa Hasibuan
bersaksi yang
mana kesaksiannya berbeda dengan
saksi lainnya. 17
Menurut Hasibuan,
dirinya Kalimat dalam paragraf ini
diletakkan selaku bendahara dalam proyek itu hanya untuk
pelengkap saja. Sedangkan, untuk
segala sesuatunya
Kadinkes yang
berkuasa penuh. “Saya cuma sebagai
pelengkap saja karena yang berkuasa
penuh adalah
Kadinkes,” tambahnya. terlalu
berbelit-belit dan
mub azir. Kata ““Saya cuma
sebagai pelengkap
saja karena yang berkuasa penuh
adalah Kadinkes,”
tambahnya, ” seharusnya tidak
perlu dikutip lagi, karena sudah
dijelaskan hanya
penegasan dari
kalimat sebelumnya. Pada kalimat
sebelumnya pun
sudah dijelaskan secara sama persis.
Selain itu, kalimat “Menurut Hasibuan dirinya diletakkan
selaku bendahara
dalam proyek
itu hanya
untuk pelengkap
saja” terlalu
berbelit-belit. Kalimat yang seharusnya adalah “Menurut
Hasibuan, posisinya sebagai bendahara dalam proyek itu
hanya untuk pelengkap saja”.
Kalaimat secara keseluruhan dalam paragraf ini seharusnya
adalah “Menurut Hasibuan, posisinya sebagai bendahara
dalam proyek itu hanya untuk pelengkap saja. Sedangkan,
untuk segala
sesuatunya Kadinkes
yang berkuasa
penuh.” Dengan demikian kalimatnya menjadi jelas dan
hemat kata.
Sesuai analisa di atas, maka bentuk berita bakunya adalah sebagai berikut:
Kadinkes Diduga Korupsi Lima Paket Proyek
Kepala dinas kesehatan Kadinkes Empat Lawang dr Teguh Idrus akhirnya duduk menjadi terdakwa di Pengadilan Negeri PN Lahat, atas dugaan kasus korupsi lima paket
proyek di jajaran Dinkes Empat Lawang tahun 2008 lalu, yang mengakibatkan kerugian Negara sebesar Rp113 juta lebih.
Tiga kali persidangan telah digelar Pengadilan Negeri PN Lahat. Lima orang saksi juga di sidang guna meminta kesaksiannya dalam kasus tersebut. Sidang lanjutan akan
kembali digelar pada 4 Januari 2011 mendatang dengan agenda penetapan status terdakwa. Kelima paket proyek yang diduga telah dikorupsi, antara lain proyek penambahan
ruang rawat inap Puskesmas Tebing Tinggi, pengadaan konstruksi air besi perpipaan Puskesmas Tebing Tinggi dan Puskesmas Pendopo, pengadaan alat pendingin ruangan dan
alat penunjang lain di Puskesmas Tebing Tinggi, serta perbaikan 5 unit ambulance Puskesmas.
Lima orang saksi diperiksa oleh majelis hakim yang diketuai Zuhairi MH beranggotakan Mulyadi Ariwibowo SH dan Silvi Ariani SH. Dari keterangan yang
disampaikan para saksi, tak satupun yang memberikan keterangan meringankan dr Teguh Idrus. Dengan raut wajah memerah dan cemas, dr Teguh Idrus hanya bisa tertunduk lesu
mendengarkan keterangan para saksi.
Kelima saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum JPU M Fadly SH dan Yunita SH, yaitu: Joko Prayitno Skm selaku Kasubag Keuangan Dinkes Empat Lawang dan Wiwik
Supriarti selaku Kabid Dinkes Empat Lawang, Junaidi selaku Pejabat Pembuat Teknis Kegiatan PPTK dan Hasibuan Zuhaimi selaku bendahara proyek.
Dalam kesaksiannya, Joko mengaku mengetahui adanya pengerjaan lima item proyek Dinkes Empat Lawang tahun annggaran 2008 lalu. Namun demikian dirinya tidak
menngetahui kalau proyek itu bakal bermasalah. Dia juga bersaksi bahwa dirinya tidak memiliki Surat Keputusan SK resmi tentang keterlibatannya sebagai panitia pelelangan.
“Saat itu saya mendapat perintah dari kepala dinas untuk menandatangani dokumen pengadaan barang. Sebagai bawahan saya menurut saja. Saya baru mendapat SK penunjukan
sebagai panitia ketika proyek itu hampir rampung,” terangnya di hadapan majelis hakim. Kesaksian serupa juga disampaikan Syahrial. Dalam pelaksaan proyek itu dirinya
hanya bertugas menandatangani lima paket kegiatan yang akan dilaksanakan. “Saya tidak pernah mengetahui apa isi dokumen yang saya tandatangani itu. Posisi saya hanya sebagai
pegawai biasa. Jadi apapun yang diperintahkan atasan, saya ikuti,” katanya lugu.
Kesaksian Wiwin juga tak jauh berbeda dengan dua saksi terdahulu. Bahkan Wiwin mengaku hanya mengetahui pelaksaan proyek itu dan dirinya selaku tim verifikasi keuangan
tidak pernah d ilibatkan dalam penandatanganan pencairan dana. “Jadi seluruh dana yang
keluar dalam proyek itu, tidak diverifikasi lagi,” ungkapnya. Berbeda dengan keterangan dua orang saksi, Junaidi dan Hasibuan Suhaimi. Dari
kesaksian yang diberikan dua orang saksi, terungkap bahwa Kadinkes dr Teguh Idrus telah memonopoli seluruh proyek Dinkes tersebut.
Seperti diungkapkan saksi Junaidi, dirinya sama sekali tidak mengetahui adanya lima paket proyek dinkes yang dipermasahkan tersebut. Sebab, menurutnya, pengerjaan proyek
diambil alih seluruhnya oleh Kadinkes dr Teguh. Bahkan, sejumlah penandatanganan yang dilakukan, semuanya merupakan permintaan dari kepala dinas tanpa pemberitahuan alasan
sebelumnya.
“Terus terang Pak, saya hanya diminta menandatangani beberapa berkas. Namun, ketika saya Tanya untuk apa tandatangan, saya tidak diberitahukan kegunaannya,” ungkap
Junaidi. Ironisnya lagi, Junaidi membeberkan, tidak pernah diberi mandat apa-apa dalam
proyek tersebut. Ketika majelis hakim bertanya apakah saksi pernah diberi hadiah atau sejenisnya, saksi mengaku tidak pernah mendapatkan apa-apa dari proyek itu selain
melakukan penandatanganan saja. “Silahkan saja, langsung dicek apa yang saya dapat dari proyek itu. Saya tidak
mendapat apa-apa. Penandatanganan yang saya lakukan juga terjadi di sore hari. Ketika saya akan meninggalkan kantor,” jelasnya dengan sedikit kesal.
Dalam kesaksian Hasibuan, dirinya selaku bendahara mengaku bahwa ia hanya bertugas mencaikan anggaran pengadaan proyek itu, secara bersamaan dalam satu kali yang
dilakukan oleh Yanto dan Suardiansyah, yang berkedudukan sebagai pemborong. “Saya tahunya hanya mencairkan saja dan itu semua berdasarkan instruksi dari Kepala Dinas dr
Teguh,” tuturnya. Menurut Hasibuan, posisinya sebagai bendahara dalam proyek itu hanya untuk
pelengkap saja. Sedangkan, untuk segala sesuatunya Kadinkes yang berkuasa penuh.