Analisis Ketidaksesuaian Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat Kabar

penggunaan kata mubazir dan klise. Selain itu juga tidak jarang terdapat penggunaan tata bahasa yang kurang bisa dipahami oleh pembaca. 27 Masalah ini terlihat jelas, meskipun pembaca dari kalangan wartawan yang memang mengerti tentang kaidah jurnalistik maupun pembaca dari kalangan biasa. Dalam suatu surat kabar tentunya terdapat berita utama. Berita tersebut merupakan berita yang terpenting dari berita-berita lainnya menurut redaktur surat kabar. Berita utama merupakan berita yang disajikan pada halaman pertama dalam surat kabar. Setiap surat kabar akan berbeda dalam menentukan berita utama, tergantung dari hasil rapat redaksi yang dilakukan. Berita utama dalam surat kabar Empat Lawang Express ditentukan pada rapat redaksi mingguan. Penentuan berita yang layak untuk jadi berita utama dibahas dalam rapat redaksi. Redpel memilih berita untuk diangkat menjadi utama, kemudian diserahkan kepada Pemred untuk disetujui atau tidak. 28 Pemilihan berita utama dalam surat kabar Empat Lawang Express berdasarkan beberapa kriteria. Kriteria yang paling utama adalah dilihat dari nilai beritanya. Selain itu dilihat pula dari segi dampaknya terhadap publik, khususnya masyarakat Kabupaten Empat Lawang. Maksudnya adalah apakah berita tersebut besar dampaknya atau tidak terhadap masyarakat Empat Lawang itu sendiri. Dalam struktur organisasi keredaksian, surat kabar Empat Lawang Express tidak memiliki editor. Karena proses editing dilakukan langsung oleh Pemimpin 27 Wawancara dengan Gumi Alpiansya Riza Astria pembaca tanggal 28 Juli 2011 28 Wawancara dengan Syamsul Fikri Pemimpin Redaksi tanggal 20 Januari 2011 Redaksi pemred. 29 Hal ini disebabkan oleh SDM di Empat Lawang masih kurang. Maka dari itu, proses editing berita ditangani sendiri oleh Pemred. Akan tetapi, wartawankoresponden diwajibkan untuk mengetahui atau memahami kaidah-kaidah bahasa jurnalistik. Berita 1 : Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat Kabar Empat Lawang Express EDISI 89, 17 DESEMBER 2010 Berita pertama adalah berita utama Surat Kabar Empat Lawang Express Edisi 89, tanggal 17 Desember 2010. Berita yang disajikan berjudul “Bangku Panjang Hantui Pejabat” dengan subjudul “Dampak Perampingan SKPD, Ada Pejabat Mulai Malas- malasan”. Berita tersebut terdiri dari 17 paragraf. Analisis datanya adalah sebagai berikut: Paragraf Teks Analisis Judul Bangku Panjang Hantui Pejabat  Dampak Perampingan SKPD  Ada Pejabat Mulai Malas- malasan Ada banyak kesalahan dalam penulisan judul menurut analisis peneliti. Kesalahan tesebut diantaranya: Pertama, kalimatnya terlalu panjang dan bertele-tele. 29 Wawancara dengan Syamsul Fikri Pemimpin Redaksi tanggal 20 januari 2011 Kedua, menggunakan istilah kata yang tidak populis. Kata “Bangku Panjang” bukan merupakan kata yang popular dan tidak asing didengar bagi pembaca khalayak. Kata “bangku panjang” sendiri mengandung makna dihilangkan posisi atau kursi jabatannya, dan kemudian pejabat tersebut dijadikan pengganti apabila ada pejabat yang dinonaktifkan dari jabatannya. Ketiga, dalam judul dituliskan kalimat “Ada Pejabat Mulai Malas- malasan”, akan tetapi kondisi tersebut sama sekali tidak digambarkan dalam isi berita. Sebaiknya judul diubah menjadi: Dampak Perampingan SKPD Khawatirkan Pejabat Paragraf Teks Analisis 1 Sejumlah Pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD di lingkungan pemerintah kabupaten Pemkab Empat Lawang, sejak dua pekan terakhir mulai ketar- ketir dan berusaha melakukan pendekatan dengan petinggi yang dianggap berpengaruh untuk menyelamatkan jabatan agar tidak mendapat penghargaan bangku panjang. Terdapat kesalahan pada paragraf ke-1. Dalam konteks kesalahan bahasa jurnalistik, kata “ketar-ketir” termasuk dalam kesalahan pembentukan istilah. Dalam penulisan berita, wartawan seharusnya tidak mengunakan istilah yang dapat membingungkan pembaca. Dalam paragraf ini melanggar karakteristik bahasa jurnalistik yakni populis. Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang terdapat dalam penulisan berita harus akrab di telinga pembaca. Kata “ketar- ketir” sebaiknya diganti dengan kata “khawatir atau panik”. Selain itu, kalimat dalam paragraf ini terlalu panjang, sehingga membingungkan pembaca untuk mencerna maknanya. Sebaiknya kalimat tersebut diubah menjadi “Sejumlah Pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD di lingkungan pemerintah kabupaten Pemkab Empat Lawang, sejak dua pekan terakhir mulai khawatir. Mereka berusaha melakukan pendekatan dengan petinggi yang dianggap berpengaruh untuk menyelamatkan jabatan agar tidak mendapat penghargaan bangku panjang.” 2 Kondisi ini mulai nampak setelah Paragraf ini melanggar kaidah disahkannya Peraturan Daerah Perda tentang Penggabungan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, oleh DPRD Kabupaten Empat Lawang. bahasa jurnalistik, yakni lugas dan jelas. Lugas artinya bahasa jurnalistik mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung. Jelas artinya bahwa informasi yang disampaikan dengan mudah dapat dipahami oleh pembaca. Pada kata “kondisi ini” sebaiknya diganti dengan “kekhawatiran ini”. 3 Menjelang diterapkannya Perda terbaru di Pemkab Empat Lawang tersebut, pejabat SKPD yang bakal terkena perampingan nampak mulai ketar-ketir. Ada diantaranya tetap legowo kendati jabatannya akan hilang dan nantinya dibangkupanjangkan. Kalimat dalam paragraf ini tidak efektif dan terlalu bertele-tele. Kondisi dalam kalimat “Menjelang diterapkannya Perda terbaru di Pemkab Empat Lawang tersebut, pejabat SKPD yang bakal terkena perampingan nampak mulai ketar- ketir” sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Sebaiknya kalimatnya diubah menjadi ”meskipun penerapan Perda baru tersebut membuat para pejabat SKPD khawatir, ada diantaranya yang tetap legowo kendati jabatannya akan hilang dan dibangkupanjangkan.” 4 Namun ada pula pejabat yang sudah mulai berupaya melakukan lobi-lobi politik agar dirinya tetap dipercaya dan ditunjuk untuk menjabat salah satu SKPD perampingan nanti. Terdapat kesalahan pengulangan kata dalam kata “lobi-lobi politik”. Kata “lobi-lobi” tidak seharusnya diulang karena akan mengubah makna. Kata “lobi- lobi” menunjukkan makna kata benda, sedangkan kata “lobi” yang dimaksud dalam paragraf ini ditujukan untuk kata kerja. 5 Informasi lapangan menyebutkan, pelantikan terhadap kepala SKPD perambingan akan dilakukan menjelang tahun anggaran 2011 nanti. Menurut sumber di seputaran rumah kabupatenan, Dalam pemakaian bahasa pers atau bahasa jurnalistik wartawan hendaknya menjauhkan diri dari ungkapan klise atau ste-reotype yang sering dipakai dalam transisi berita. Kalimat pejabat yang bakal ditunjuk yakni mereka yang dinilai mempunyai kinerja yang baik. “informasi lapangan menyebutkan….” Merupakan kata-kata yang klise dan dianggap mubazir. Sebaiknya kalimat “informasi lapangan menyebutkan…” dihilangkan agar menerapkan ekonomi kata atau penghematan dalam bahasa. 6 “Karena bupati termasuk kalangan muda, maka ada baiknya pejabat SKPD yang ditunjuk nanti juga orang-orang yang masih muda dan mempunyai kinerja yang baik,” harap tokoh pemuda Empat Lawang, Windera Safri SE, ketika dimintai komentarnya terkait pengesahan perda tersebut. Dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraph ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya tidak berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik maksudnya disusun oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir. 7 Menurut Safri, upaya perampingan SKPD di lingkungan Pemkab Empat Lawang merupakan terobosan yang cukup baik dalam rangka lebih efisien dan efektif dalam menjalankan roda pembangunan di Bumi Saling Keruani Saling Kerawati. “Karena tidak perlu terlalu banyak SKPD kalau tidak ada hasil karya nyata dalam mengisi pembangunan di Empat Lawang,” ujarnya. Paragraf ini tidak jelas dan tidak lugas. Bahasa jurnalistik seharusnya mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi yang dengan mudah dapat dipahami pembaca. Kalimat “Menurut Safri, upaya perampingan SKPD di lingkungan Pemkab Empat Lawang merupakan terobosan yang cukup baik dalam rangka lebih efisien dan efektif dalam menjalankan roda pembangunan di Bumi Saling Keruani Saling Kerawati” seharusnya diubah menjadi “Menurut Safri, upaya perampingan SKPD di lingkungan Pemkab Empat Lawang merupakan terobosan yang cukup baik, lebih efisien dan efektif dalam menjalankan roda pembangunan di Bumi Saling Keruani Saling Kerawati”. 8 Sebagaimana diketahui, pengesahan Perda Penggabungan Organisasi dan Tata Kerja Dinas tersebut ditandai dengan penandatanganan surat keputusan bersama antara pihak eksekutif dengan legislatif, melalui sidang paripurna DPRD Empat Lawang, Senin 2211 lalu. Dari pihak eksekutif penandatanganan dilakukan oleh Wakil Bupati Wabup Empat Lawang H Sofyan Jamal SH MH, sedangkan pihak legislatif oleh Ketua DPRD Empat Lawang David Hadrianto Aljufri Amd. Terdapat kesalahan dalam kalimat “Sebagaimana diketahui, pengesahan Perda Penggabungan Organisasi dan Tata Kerja Dinas tersebut ditandai dengan penandatanganan surat keputusan bersama antara pihak eksekutif dengan legislatif, melalui sidang paripurna DPRD Empat Lawang, Senin 2211 lalu. Kalimat “Sebagaimana diketahui…” juga merupakan kata-kata yang klise dan dianggap mubazir. Sebaiknya kalimat “sebagaimana diketahui…” dihilangkan agar menerapkan ekonomi kata atau penghematan dalam bahasa. 9 Turut menyaksikan penandatanganan, Wakil Ketua I DPRD Empat Lawang Joncik Muhammad S.si MM serta para ketua fraksi di DPRD Empat Lawang. Ikut disahkan empat Raperda menjadi Perda, masing- masing tentang perubahan kedua atas Perda Kabupaten Empat Lawang Nomor 4 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi daerah Kabupaten Empat Lawang; Perda tentang perubahan ketiga atas Perda Kabupaten Empat Lawang No 2 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Setda dan Sekwan Kabupaten Empat Lawang; Perda tentang pembentukan organisasi dan tata kerja kantor pelayanan perizinan terpadu; serta Perda tentang pencabutan perda Nomor Dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraph ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya tidak berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik maksudnya disusun oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir. 16 tahun 2009 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja pelaksaan harian Badan Narkotika Kabupaten Empat Lawang. 10 Sementara itu, SKPD yang mengalami penggabungan diantaranya, Dinas Sosial dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi digabung menjadi satu dinas; Dinas Perdagangan dan Dinas Perindustrian, Dinas Pasar dan Pertamanan serta Dinas Koperasi dan UKM menjadi satu dinas; Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata menjadi satu dinas; sedangkan Kebudayaan digabung dengan Dinas Pendidikan. Sama halnya pada paragraf ke-5 dan ke-8, dalam paragraf ini pun terdapat kata mubazir dan klise. Kata “sementara itu…” pada awal paragraf merupakan kata klise dan mubazir. Sebaiknya kata “sementara itu…” dalam paragraf ini dihilangkan untuk menerapkan ekonomi kata atau penghematan dalam bahasa. Selain itu terdapat kesalahan penggunaan tanda baca pada kalimat “…SKPD yang mengalami penggabungan diantaranya, Dinas Sosial dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi digabung menjadi satu dinas; Dinas Perdagangan dan Dinas Perindustrian, Dinas Pasar dan Pertamanan serta Dinas Koperasi dan UKM menjadi satu dinas; Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata menjadi satu dinas; sedangkan Kebudayaan digabung dengan Dinas Pendidi kan.” Penempatan tanda baca koma , dan titik koma ; dalam kalimat tersebut tidak tepat. Menurut hemat peneliti, tanda baca dalam kalimat yang tepat seharusnya “SKPD yang mengalami penggabungan diantaranya: Dinas Sosial dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi digabung menjadi satu dinas, Dinas Perdagangan dan Dinas Perindustrian, Dinas Pasar dan Pertamanan serta Dinas Koperasi dan UKM menjadi satu dinas, Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata menjadi satu dinas, sedangkan Kebudayaan digabung dengan Dinas Pendidikan.” 11 Selanjutnya Dinas Kehutanan dan Perkebunan digabung menjadi satu dinas dengan Dinas Pertambangan dan Energi Distamben. Kemudian penggabungan juga dilakukan pada beberapa badan, sedangkan beberapa badan, bahkan salah satu badan digabungkan dengan bagian di Sekretariat Pemkab Empat Lawang. Dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraph ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya tidak berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik maksudnya disusun oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir. 12 Ketua DPRD Kabupaten Empat Lawang, David Hadrianto Aljufri Amd, mengatakan, pengesahan lima perda tersebut dilakukan setelah melalui pembahasan yang cukup alot oleh masing-masing fraksi di DPRD Empat Lawang. Hasil pembahasan juga telah disampaikan oleh fraksi melalui juru bicaranya masing-masing pada sidang paripurna dewan. Paragraph ke-12 terdapat kesalah penggunaan huruf kapital pada kata “perda” dalam kalimat “…, David Hadrianto Aljufri Amd, mengatakan, pengesahan lima perda tersebut dilakukan setelah melalui pembahasan yang cukup alot oleh masing-masing fraksi di DPRD Empat Lawang.” Dalam penulisan akronim harus diawali dengan huruf kapital. 13 Menyinggung Perda Penggabungan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, David Hadrianto Aljufri mengatakan, setelah pengesahan untuk nama-nama dinas telah disusun dan masih dalam pembahasan pihak provinsi. “Namun tetap mengacu pada Dalam paragraf ini terdapat kata mubazir. Dalam pedoman penggunaan bahasa pers, wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir, seperti: adalah kata kerja kopula, telah penunjuk masa lampau, bahwa sebagai kata peraturan pemerintah PP Nomor 41,” ujarnya. sambung. Kata “telah” dianggap mubazir karena dengan menghilangkan kata “telah” tersebut tidak akan merubah makna kalimat. 14 Terhadap pejabat yang harus ditempatkan pada dinas penggabungan nanti, David Hadrianto meminta pihak eksekutif menempatkan pejabat pada jabatan eselon II maupun III sesuai dengan kapasitasnya dan profesionalisme di bidangnya. “Kita harap penempatan pejabat sesuai dengan bidangnya,” harapnya. Paragraf ini terdapat kesalahan , yaitu kalimatnya kurang efektif. Kata “harapnya” sebaiknya diubah menjadi “demikian diungkapkan David Hadrianto”. Karena kata “harapnya” merupakan kata majemuk. 15 Wakil Bupati Wabup Empat Lawang H Sofyan Djamal SH MH mengatakan, dengan penggabungan organisasi dinas bukan berarti pemerintah Dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraph ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat menyusutkan pejabat eselon II di lingkungan Pemkab Empat Lawang. Menurutnya, penggabungan dilakukan karena Pemkab Empat Lawang berupaya untuk memberikan pelayanan yang konstruktif dan efektif untuk masyarakat Empat Lawang. kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya tidak berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik maksudnya disusun oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir. 16 “Kita bermaksud supaya roda pemerintahan di Kabupaten Empat Lawang berjalan efektif dan efisien, terutama memberikan birokrasi yang mudah kepada masyarakat,” katanya. Kalimat “Kita bermaksud supaya roda pemerintahan di Kabupaten Empat Lawang berjalan efektif dan efisien, terutama memberikan birokrasi yang mudah kepada masyarak at,” sebaiknya diubah menjadi “Kita bermaksud supaya roda pemerintahan di Kabupaten Empat Lawang berjalan efektif dan efisien, terutama dalam memberikan birokrasi yang mudah kepada masyarakat”. Agar kalimatnya lebih jelas dan mudah dipahami 17 Menanggapi harapan dewan agar eksekutif menempatkan pejabat sesuai kapasitas kemampuannya, Wabup Sofyan Djamal berjanji akan berusaha memenuhi harapan dari para wakil rakyat tersebut. dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraph ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya tidak berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik maksudnya disusun oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir. Sesuai Analisa di atas, maka bentuk berita bakunya adalah: Dampak Perampingan SKPD, Khawatirkan pejabat Sejumlah Pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD di lingkungan pemerintah kabupaten Pemkab Empat Lawang, sejak dua pekan terakhir mulai khawatir. Mereka berusaha melakukan pendekatan dengan petinggi yang dianggap berpengaruh untuk menyelamatkan jabatan agar tidak mendapat penghargaan bangku panjang. Kekhawatiran ini mulai nampak setelah disahkannya Peraturan Daerah Perda tentang Penggabungan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, oleh DPRD Kabupaten Empat Lawang. Meskipun penerapan Perda baru tersebut membuat pejabat khawatir, ada diantaranya tetap legowo kendati jabatannya akan hilang dan nantinya dibangkupanjangkan. Namun ada pula pejabat yang sudah mulai berupaya melakukan lobi politik agar dirinya tetap dipercaya dan ditunjuk untuk menjabat salah satu SKPD perampingan nanti. Pelantikan terhadap kepala SKPD perambingan akan dilakukan menjelang tahun anggaran 2011 nanti. Menurut sumber di seputaran rumah kabupatenan, pejabat yang bakal ditunjuk yakni mereka yang dinilai mempunyai kinerja yang baik. “Karena bupati termasuk kalangan muda, maka ada baiknya pejabat SKPD yang ditunjuk nanti juga orang-orang yang masih muda dan mempunyai kinerja yang baik,” harap tokoh pemuda Empat Lawang, Windera Safri SE, ketika dimintai komentarnya terkait pengesahan perda tersebut. Menurut Safri, upaya perampingan SKPD di lingkungan Pemkab Empat Lawang merupakan terobosan yang cukup baik, lebih efisien dan efektif dalam menjalankan roda pembangunan di Bumi Saling Keruani Saling Kerawati. “Karena tidak perlu terlalu banyak SKPD kalau tidak ada hasil karya nyata dalam mengisi pembangunan di Empat Lawang,” ujarnya. pengesahan Perda Penggabungan Organisasi dan Tata Kerja Dinas tersebut ditandai dengan penandatanganan surat keputusan bersama antara pihak eksekutif dengan legislatif, melalui sidang paripurna DPRD Empat Lawang, Senin 2211 lalu. Dari pihak eksekutif penandatanganan dilakukan oleh Wakil Bupati Wabup Empat Lawang H Sofyan Jamal SH MH, sedangkan pihak legislatif oleh Ketua DPRD Empat Lawang David Hadrianto Aljufri Amd. Turut menyaksikan penandatanganan, Wakil Ketua I DPRD Empat Lawang Joncik Muhammad S.si MM serta para ketua fraksi di DPRD Empat Lawang. Ikut disahkan empat Raperda menjadi Perda, masing-masing tentang perubahan kedua atas Perda Kabupaten Empat Lawang Nomor 4 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi daerah Kabupaten Empat Lawang; Perda tentang perubahan ketiga atas Perda Kabupaten Empat Lawang No 2 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Setda dan Sekwan Kabupaten Empat Lawang; Perda tentang pembentukan organisasi dan tata kerja kantor pelayanan perizinan terpadu; serta Perda tentang pencabutan perda Nomor 16 tahun 2009 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja pelaksaan harian Badan Narkotika Kabupaten Empat Lawang. SKPD yang mengalami penggabungan diantaranya: Dinas Sosial dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi digabung menjadi satu dinas, Dinas Perdagangan dan Dinas Perindustrian, Dinas Pasar dan Pertamanan serta Dinas Koperasi dan UKM menjadi satu dinas, Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata menjadi satu dinas, sedangkan Kebudayaan digabung dengan Dinas Pendidikan. Selanjutnya Dinas Kehutanan dan Perkebunan digabung menjadi satu dinas dengan Dinas Pertambangan dan Energi Distamben. Kemudian penggabungan juga dilakukan pada beberapa badan, sedangkan beberapa badan, bahkan salah satu badan digabungkan dengan bagian di Sekretariat Pemkab Empat Lawang. Ketua DPRD Kabupaten Empat Lawang, David Hadrianto Aljufri Amd, mengatakan, pengesahan lima Perda tersebut dilakukan setelah melalui pembahasan yang cukup alot oleh masing-masing fraksi di DPRD Empat Lawang. Hasil pembahasan juga telah disampaikan oleh fraksi melalui juru bicaranya masing- masing pada sidang paripurna dewan. Menyinggung Perda Penggabungan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, David Hadrianto Aljufri mengatakan, setelah pengesahan untuk nama-nama dinas disusun dan masih dalam pembahasan pihak provinsi. “Namun tetap mengacu pada peraturan pemerintah PP Nomor 41,” ujarnya. Terhadap pejabat yang harus ditempatkan pada dinas penggabungan nanti, David Hadrianto meminta pihak eksekutif menempatkan pejabat pada jabatan eselon II maupun III sesuai dengan kapasitasnya dan profesionalisme di bidangnya. “Kita harap penempatan pejabat se suai dengan bidangnya,” demikian diungkapkan David. Wakil Bupati Wabup Empat Lawang H Sofyan Djamal SH MH mengatakan, dengan penggabungan organisasi dinas bukan berarti pemerintah menyusutkan pejabat eselon II di lingkungan Pemkab Empat Lawang. Menurutnya, penggabungan dilakukan karena Pemkab Empat Lawang berupaya untuk memberikan pelayanan yang konstruktif dan efektif untuk masyarakat Empat Lawang. “Kita bermaksud supaya roda pemerintahan di Kabupaten Empat Lawang berjalan efektif dan efisien, terutama dalam memberikan birokrasi yang mudah kepada masyarakat ,” katanya. Menanggapi harapan dewan agar eksekutif menempatkan pejabat sesuai kapasitas kemampuannya, Wabup Sofyan Djamal berjanji akan berusaha memenuhi harapan dari para wakil rakyat tersebut. Berita 2 : Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat Kabar Empat Lawang Express EDISI 90, 28 DESEMBER 2010 Berita kedua adalah berita utama Surat Kabar Empat Lawang Express Edisi 90, tanggal 28 Desember 2010. Berita yang disajikan berjudul “Kadinkes Diduga Korupsi ” dengan subjudul “Lima Paket Proyek Kadinkes, Kerugian Negara Senilai Rp113 juta Lebih. ” Berita tersebut terdiri dari 17 paragraf. Analisis datanya adalah sebagai berikut: Paragraf Teks Analisis Judul Kadinkes Diduga Korupsi  Lima Paket Proyek Dinkes  Kerugian Negara Senilai Rp113 juta Lebih Dalam penulisan judul, kalimatnya terlalu panjang dan bertele-tele. Sebaiknya judul tersebut diubah menjadi: Kadinkes Diduga Korupsi Lima Paket Proyek Paragraf Teks Analisis 1 Kepala dinas kesehatan Kadinkes Empat Lawang dr Teguh Idrus akhirnya duduk Terdapat kesalahan dalam paragraf pertama. Dalam konteks kesalahan bahasa menjadi pesakitan di Pengadilan Negeri PN Lahat, atas dugaan kasus korupsi lima paket proyek di jajaran Dinkes Empat Lawang tahun 2008 lalu, yang mengakibatkan kerugian Negara sebesar Rp113 juta lebih. jurnalistik, kata “pesakitan” termasuk dalam kesalahan pembentukan istilah. Dalam penulisan berita wartawan seharusnya tidak menggunakan istilah-istilah baru atau istilah yang tidak populis yang dapat membingungkan pembaca. Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang terdapat dalam karya- karya jurnalistik harus akrab ditelinga, di mata, dan di benak pikiran khalayak pembaca. Bahasa jurnalistik haruslah bisa diterima, diakrabi dan dimengerti oleh semua lapisan masyarakat. 2 Tiga kali persidangan telah digelar Pengadilan Negeri PN Lahat. Lima orang saksi Dalam paragraf ke-2 melanggar karakteristik bahasa jurnalistik, yaitu juga telah di sidang guna meminta kesaksiannya dalam kasus tersebut. Sidang lanjutan akan kembali digelar pada 4 Januari 2011 mendatang dengan agenda penetapan status terdakwa. terdapat kata mubazir. Dalam pedoman penggunaan bahasa pers, wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir, seperti: adalah kata kerja kopula, telah penunjuk masa lampau, bahwa sebagai kata sambung. Kata “telah” dianggap mubazir karena dengan menghilangkan kata “telah” tersebut tidak akan merubah makna kalimat. Kalimat “Lima orang saksi juga telah di sidang guna meminta kesaksiannya dalam kasus tersebut” adalah merupakan kalimat aktif. Pada kata “meminta” seharusnya menggunakan imbuhan di- , sehingga kalimat seharusnya adalah “Lima orang saksi juga telah di sidang guna diminta kesaksiannya dalam kasus tersebut”. 3 Kelima paket proyek yang diduga telah dikorupsi, antara lain proyek penambahan ruang rawat inap Puskesmas Tebing Tinggi, pengadaan konstruksi air besi perpipaan Puskesmas Tebing Tinggi, pengadaan konstruksi air besi perpipaan Puskesmas Pendopo, pengadaan alat pendingin ruangan dan alat penunjang lain di Puskesmas Tebing Tinggi, serta penyervisan atau perbaikan 5 unit ambulance Puskesmas. Terdapat kesalahan dalam paragraf ke-3. Pada kalimat “…,pengadaan konstruksi air besi perpipaan Puskesmas Tebing Tinggi, pengadaan konstruksi air besi perpipaan Puskesmas Pendopo,…” dianggap melalakukan pemborosan kata serta kalimatnya yang tidak efisien. Dalam kalimat tersebut sebaiknya ditulis “…,pengadaan konstruksi air besi perpipaan Puskesmas Tebing Tinggi dan Puskesmas Pendopo,” Selain itu, kata “penyervisan” bukan merupakan kata baku dan tidak terdapat dalam KBBI, karena “penyervisan merupakan serapan dari bahasa asing. “penyervisan” seharusnya diganti dengan “perbaikan”. Sedangkan kalimat “…,pengadaan alat pendingin ruangan dan alat penunjang lain di Puskesmas Tebing Tinggi, serta penyervisan atau perbaikan 5 unit ambulance Puskesmas.” Seharusnya ditulis “…,pengadaan alat pendingin ruangan dan alat penunjang lain di Puskesmas Tebing Tinggi, serta perbaikan 5 unit ambulance Puskesmas.” 4 Lima orang saksi telah diperiksa oleh majelis hakim yang diketuai Zuhairi MH beranggotakan Mulyadi Dalam paragraf ke-4 terdapat kesalahan, yaitu terdapat kata mubazir. Dalam pedoman penggunaan bahasa pers, Ariwibowo SH dan Silvi Ariani SH. Dari keterangan yang disampaikan para saksi, tak satupun yang memberikan keterangan meringankan dr Teguh Idrus. Dengan raut wajah memerah dan cemas, dr Teguh Idrus hanya bisa tertunduk lesu mendengarkan keterangan para saksi. wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir, seperti: adalah kata kerja kopula, telah penunjuk masa lampau, bahwa sebagai kata sambung. Kata “telah” dianggap mubazir karena dengan menghilangkan kata “telah” tersebut tidak akan merubah makna kalimat. 5 Kelima saksi yang telah dihadirkan Jaksa Penuntut Umum JPU M Fadly SH dan Yunita SH, Joko Prayitno Skm selaku Kasubag Keuangan Dinkes Empat Lawang dan Wiwik Supriarti selaku Kabid Dinkes Empat Lawang, Junaidi selaku Pejabat Pembuat Teknis Kegiatan PPTK dan Hasibuan Zuhaimi selaku Dalam paragraf ke-5 terdapat kata mubazir. Dalam pedoman penggunaan bahasa pers, wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir, seperti: adalah kata kerja kopula, telah penunjuk masa lampau, bahwa sebagai kata sambung. Kata “telah” dianggap mubazir karena dengan bendahara proyek. menghilangkan kata “telah” tersebut tidak akan merubah makna kalimat. Kalimat dalam paragraf ini juga tidak jelas dan tidak lugas, karena tidak sesuai dengan makna yang dituju dan tidak bias dari segi makna dan susunan katanya. Kalimat yang seharusnya adalah “Kelima saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum JPU M Fadly SH dan Yunita SH, yaitu: Joko Prayitno Skm selaku Kasubag Keuangan Dinkes Empat Lawang dan Wiwik Supriarti selaku Kabid Dinkes Empat Lawang, Junaidi selaku Pejabat Pembuat Teknis Kegiatan PPTK dan Hasibuan Zuhaimi selaku bendahara proyek”. 6 Dalam kesaksiannya, Joko mengaku mengetahui adanya pengerjaan lima item proyek Dinkes Empat Lawang tahun annggaran 2008 lalu. Namun demikian dirinya tidak menngetahui kalau proyek itu bakal bermasalah. Dia juga bersaksi bahwa dirinya tidak memiliki Surat Keputusan SK resmi tentang keterlibatannya sebagai panitia pelelangan. Dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraf ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya tidak berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik maksudnya disusun oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir. 7 “Saat itu saya mendapat perintah dari kepala dinas untuk menandatangani dokumen, pengadaan barang. Dalam paragraf ini memiliki kesalahan penggunaan tanda baca. Pada kalimat “Saat itu saya mendapat perintah dari Sebagai bawahan saya menurut saja. Saya baru mendapat SK penunjukan sebagai panitia ketika proyek itu hampir rampu ng,” terangnya di hadapan majelis hakim. kepala dinas untuk menandatangani dokumen, pengadaan barang ” seharusnya tidak dibubuhi tanda koma , sehingga kalimat semestinya adalah “Saat itu saya mendapat perintah dari kepala dinas untuk menandatangani dokumen pengadaan barang”. 8 Kesaksian serupa juga disampaikan Syahrial. Dalam pelaksaan proyek itu dirinya hanya bertugas menandatangani lima paket kegiatan yang akan dilaksanakan. “Saya tidak pernah mengetahui apa isi dokumen yang saya tandatangani itu. Posisi saya hanya sebagai pegawai biasa. Jadi apapun yang Dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraf ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya tidak berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik maksudnya disusun oleh kalimat-kalimat pendek. diperintahkan atasan, saya ikuti,” katanya lugu. Hemat kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir. 9 Kesaksian Wiwin juga tak jauh berbeda dengan dua saksi terdahulu. Bahkan Wiwin mengaku hanya mengetahui pelaksaan proyek itu dan dirinya selaku tim verifikasi keuangan tidak pernah dilibatkan dalam penandatanganan pencairan dana. “Jadi seluruh dana yang keluar dalam proyek itu, tidak diverifikasi lagi,” ungkapnya. dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraph ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya tidak berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik maksudnya disusun oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir. 10 Berbeda dengan keterangan dua orang saksi, Junaidi dan Hasibuan Suhaimi. Dari kesaksian yang diberikan dua orang saksi, terungkap bahwa Kadinkes dr Teguh Idrus telah memonopoli seluruh proyek Dinkes tersebut. dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraph ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya tidak berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik maksudnya disusun oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir. 11 Seperti diungkapkan saksi Junaidi, dirinya sama sekali tidak mengetahui adanya lima paket proyek dinkes yang dipermasalahkan tersebut. Dalam paragraph ini terdapat kata mubazir. Kata “semua” dalam kalim at “Sebab, menurutnya, semua pengerjaan proyek diambil Sebab, menurutnya, semua pengerjaan proyek diambil alih seluruhnya oleh Kadinkes dr Teguh. Bahkan, sejumlah penandatanganan yang dilakukan, semuanya merupakan permintaan dari kepala dinas tanpa pemberitahuan alasan sebelumnya. alih seluruhnya oleh Kadinkes dr Teguh” seharusnya tidak perlu ditulis karena sama artinya dengan kata “seluruhnya” dalam kalimat yang sama. Sehingga, jika kata “semua” dihilangkan tidak akan mengubah makna. 13 “Terus terang Pak, saya hanya diminta menandatangani beberapa berkas. Namun, ketika saya tanya untuk apa tandatangan, saya tidak diberitahukan kegunaannya,” ungkap Junaidi. Dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraf ini spesifik, jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya tidak berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik maksudnya disusun oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir. 14 Ironisnya lagi, Junaidi membeberkan, tidak pernah diberi mandat apa-apa dalam pengerjaan itu. Ketika majelis hakim bertanya apakah saksi pernah diberi hadiah atau sejenisnya, saksi mengaku tidak pernah mendapatkan apa- apa dari proyek itu selain melakukan penandatanganan saja. Kata “pengerjaan itu” dalam paragraf ini sebaiknya diganti menjadi “proyek tersebut” agar lebih jelas maknanya. 15 “Silahkan saja, langsung dicek apa yang saya dapat dari proyek itu. Saya tidak mendapat apa-apa. dalam paragraf ini tidak ada kesalahan ataupun masalah. Pembuktiannya ialah kalimat dalam paragraph ini spesifik, Penandatanganan yang saya lakukan juga terjadi di sore hari. Ketika saya akan meninggalkan kantor,” jelasnya dengan sedikit kesal. jelas makna, komunikatif, hemat kata dan tidak ada kata mubazir. Komunikatif artinya tidak berbelit-belit dan langsung pada pokok permasalahan. Spesifik maksudnya disusun oleh kalimat-kalimat pendek. Hemat kata dalam artian berprinsip pada ekonomi kata. Maknanya jelas dan mudah ditangkap, dan tidak terdapat kata-kata mubazir. 16 Berbeda dengan kesaksian Hasibuan. Selaku bendahara dirinya hanya bertugas mencaikan anggaran pengadaan proyek itu, secara bersamaan dalam satu kali yang dilakukan oleh Yanto dan Suardiansyah, yang berkedudukan sebagai Dalam paragraf ini terdapat ketidaksesuaian bahasa jurnalistik, yakni kalimatnya tidak lugas. Lugas, maksudnya tidak ambigu, tegas, sesuai dengan makna yang dituju. Dengan bahasa yang lugas, pembaca akan terhindar dari pemborong. “Saya tahunya hanya mencairkan saja dan itu semua berdasarkan instruksi dari Kepala Dinas dr Teguh,” tuturnya. kesalahpahaman persepsi. Kalimat dalam paragraf ini tidak jelas makna tujuan kalimat karena menimbulkan dua persepsi, yaitu: Pertama, ada seorang saksi yang memberikan kesaksian yang berbeda dengan Hasibuan, saksi tersebut bersaksi bahwa dirinya hanya bertugas mencairkan anggaran pengadaan proyek, secara bersamaan dalam satu kali yang dilakukan oleh Yanto dan Suardiansyah, yang berkedudukan sebagai pemborong. Kedua, bahwa Hasibuan bersaksi yang mana kesaksiannya berbeda dengan saksi lainnya. 17 Menurut Hasibuan, dirinya Kalimat dalam paragraf ini diletakkan selaku bendahara dalam proyek itu hanya untuk pelengkap saja. Sedangkan, untuk segala sesuatunya Kadinkes yang berkuasa penuh. “Saya cuma sebagai pelengkap saja karena yang berkuasa penuh adalah Kadinkes,” tambahnya. terlalu berbelit-belit dan mub azir. Kata ““Saya cuma sebagai pelengkap saja karena yang berkuasa penuh adalah Kadinkes,” tambahnya, ” seharusnya tidak perlu dikutip lagi, karena sudah dijelaskan hanya penegasan dari kalimat sebelumnya. Pada kalimat sebelumnya pun sudah dijelaskan secara sama persis. Selain itu, kalimat “Menurut Hasibuan dirinya diletakkan selaku bendahara dalam proyek itu hanya untuk pelengkap saja” terlalu berbelit-belit. Kalimat yang seharusnya adalah “Menurut Hasibuan, posisinya sebagai bendahara dalam proyek itu hanya untuk pelengkap saja”. Kalaimat secara keseluruhan dalam paragraf ini seharusnya adalah “Menurut Hasibuan, posisinya sebagai bendahara dalam proyek itu hanya untuk pelengkap saja. Sedangkan, untuk segala sesuatunya Kadinkes yang berkuasa penuh.” Dengan demikian kalimatnya menjadi jelas dan hemat kata. Sesuai analisa di atas, maka bentuk berita bakunya adalah sebagai berikut: Kadinkes Diduga Korupsi Lima Paket Proyek Kepala dinas kesehatan Kadinkes Empat Lawang dr Teguh Idrus akhirnya duduk menjadi terdakwa di Pengadilan Negeri PN Lahat, atas dugaan kasus korupsi lima paket proyek di jajaran Dinkes Empat Lawang tahun 2008 lalu, yang mengakibatkan kerugian Negara sebesar Rp113 juta lebih. Tiga kali persidangan telah digelar Pengadilan Negeri PN Lahat. Lima orang saksi juga di sidang guna meminta kesaksiannya dalam kasus tersebut. Sidang lanjutan akan kembali digelar pada 4 Januari 2011 mendatang dengan agenda penetapan status terdakwa. Kelima paket proyek yang diduga telah dikorupsi, antara lain proyek penambahan ruang rawat inap Puskesmas Tebing Tinggi, pengadaan konstruksi air besi perpipaan Puskesmas Tebing Tinggi dan Puskesmas Pendopo, pengadaan alat pendingin ruangan dan alat penunjang lain di Puskesmas Tebing Tinggi, serta perbaikan 5 unit ambulance Puskesmas. Lima orang saksi diperiksa oleh majelis hakim yang diketuai Zuhairi MH beranggotakan Mulyadi Ariwibowo SH dan Silvi Ariani SH. Dari keterangan yang disampaikan para saksi, tak satupun yang memberikan keterangan meringankan dr Teguh Idrus. Dengan raut wajah memerah dan cemas, dr Teguh Idrus hanya bisa tertunduk lesu mendengarkan keterangan para saksi. Kelima saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum JPU M Fadly SH dan Yunita SH, yaitu: Joko Prayitno Skm selaku Kasubag Keuangan Dinkes Empat Lawang dan Wiwik Supriarti selaku Kabid Dinkes Empat Lawang, Junaidi selaku Pejabat Pembuat Teknis Kegiatan PPTK dan Hasibuan Zuhaimi selaku bendahara proyek. Dalam kesaksiannya, Joko mengaku mengetahui adanya pengerjaan lima item proyek Dinkes Empat Lawang tahun annggaran 2008 lalu. Namun demikian dirinya tidak menngetahui kalau proyek itu bakal bermasalah. Dia juga bersaksi bahwa dirinya tidak memiliki Surat Keputusan SK resmi tentang keterlibatannya sebagai panitia pelelangan. “Saat itu saya mendapat perintah dari kepala dinas untuk menandatangani dokumen pengadaan barang. Sebagai bawahan saya menurut saja. Saya baru mendapat SK penunjukan sebagai panitia ketika proyek itu hampir rampung,” terangnya di hadapan majelis hakim. Kesaksian serupa juga disampaikan Syahrial. Dalam pelaksaan proyek itu dirinya hanya bertugas menandatangani lima paket kegiatan yang akan dilaksanakan. “Saya tidak pernah mengetahui apa isi dokumen yang saya tandatangani itu. Posisi saya hanya sebagai pegawai biasa. Jadi apapun yang diperintahkan atasan, saya ikuti,” katanya lugu. Kesaksian Wiwin juga tak jauh berbeda dengan dua saksi terdahulu. Bahkan Wiwin mengaku hanya mengetahui pelaksaan proyek itu dan dirinya selaku tim verifikasi keuangan tidak pernah d ilibatkan dalam penandatanganan pencairan dana. “Jadi seluruh dana yang keluar dalam proyek itu, tidak diverifikasi lagi,” ungkapnya. Berbeda dengan keterangan dua orang saksi, Junaidi dan Hasibuan Suhaimi. Dari kesaksian yang diberikan dua orang saksi, terungkap bahwa Kadinkes dr Teguh Idrus telah memonopoli seluruh proyek Dinkes tersebut. Seperti diungkapkan saksi Junaidi, dirinya sama sekali tidak mengetahui adanya lima paket proyek dinkes yang dipermasahkan tersebut. Sebab, menurutnya, pengerjaan proyek diambil alih seluruhnya oleh Kadinkes dr Teguh. Bahkan, sejumlah penandatanganan yang dilakukan, semuanya merupakan permintaan dari kepala dinas tanpa pemberitahuan alasan sebelumnya. “Terus terang Pak, saya hanya diminta menandatangani beberapa berkas. Namun, ketika saya Tanya untuk apa tandatangan, saya tidak diberitahukan kegunaannya,” ungkap Junaidi. Ironisnya lagi, Junaidi membeberkan, tidak pernah diberi mandat apa-apa dalam proyek tersebut. Ketika majelis hakim bertanya apakah saksi pernah diberi hadiah atau sejenisnya, saksi mengaku tidak pernah mendapatkan apa-apa dari proyek itu selain melakukan penandatanganan saja. “Silahkan saja, langsung dicek apa yang saya dapat dari proyek itu. Saya tidak mendapat apa-apa. Penandatanganan yang saya lakukan juga terjadi di sore hari. Ketika saya akan meninggalkan kantor,” jelasnya dengan sedikit kesal. Dalam kesaksian Hasibuan, dirinya selaku bendahara mengaku bahwa ia hanya bertugas mencaikan anggaran pengadaan proyek itu, secara bersamaan dalam satu kali yang dilakukan oleh Yanto dan Suardiansyah, yang berkedudukan sebagai pemborong. “Saya tahunya hanya mencairkan saja dan itu semua berdasarkan instruksi dari Kepala Dinas dr Teguh,” tuturnya. Menurut Hasibuan, posisinya sebagai bendahara dalam proyek itu hanya untuk pelengkap saja. Sedangkan, untuk segala sesuatunya Kadinkes yang berkuasa penuh.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa Indonesia. Ia bukanlah bahasa yang benar-benar khusus hingga berbeda sekali dengan bahasa Indonesia. Bahasa jurnalistik harus tetap didasarkan pada bahasa baku Bahasa Indonesia. Ia tetap memperhatikan kaidah-kaidah tata bahasa, ejaan dan tanda baca yang benar, serta dalam pemilihan kosa kata pun mengikuti perkembangan bahasa dalam masyarakat. Hanya saja, bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat tertentu, dan ini terkait dengan sifat-sifat media massa, baik cetak maupun elektronik. Penggunaan bahasa jurnalistik dalam media cetak perlu diperhatikan. Karena media cetak berbeda dengan media massa yang bersifat audio dan audio visual. Media cetak merupakan media yang menekankan pada unsur tulisan atau tercetak. Bahasa dalam media cetak memegang peranan penting dalam fungsi utama media massa, yakni menyampaikan pesan atau informasi. Surat kabar Empat Lawang Express merupakan salah satu media cetak di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan. Meskipun surat kabar lokal, surat kabar Empat Lawang Express berbahasa Indonesia. Surat kabar Empat Lawang Express dalam penulisan beritanya bersandar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Ejaan yang Disempurnakan EYD, serta Kode Etik Jurnalistik. Surat kabar Empat Lawang Express tidak memiliki Standar Operasional Prosedural SOP. Meskipun demikian, dalam menulis berita wartawankoresponden diwajibkan mengetahui dan menguasai karakteristik bahasa jurnalistik. Bahkan terkadang surat kabar Empat Lawang Express menggunakan SOP Persda Tribun sebagai acuan pedoman bahasa jurnalistik dalam penulisan berita. Penggunaan Bahasa dalam Berita Utama Surat Kabar Empat Lawang Express sama seperti penulisan berita straight news lainnya di Empat Lawang Express. Yakni tetap berstandar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI dan Ejaan Yang Disempurnakan EYD. Berita utama merupakan berita yang disajikan pada halaman utama dalam sebuah surat kabar, sehingga kecil kemungkinan untuk terdapat kesalahan- kesalahan. Namun faktanya peneliti menemukan beberapa kesalahan atau pelanggaran dalam karakteristik bahasa jurnalistik. Hasil penelitian yang peneliti lakukan terhadap berita utama edisi 89 tanggal 17 Desember 2010 menunjukkan beberapa kesalahan yakni terdapat banyak kalimat yang mubazir dan penggunaan kata-kata klise dan kata yang tidak populis. Buktinya ialah dari 17 paragraf, terdapat: 1 paragraf yang menggunakan kata yang tidak populis, 4 paragraf yang merupakan kalimat mubazir dan klise, 1 paragraf yang terdapat kesalahan dan penggunaan tanda baca, 1 paragraf yang terdapat kesalahan dalam penulisan akronim, 1 paragraf yang terdapat kesalahan pengulangan kata, dan 1 paragraf yang kalimatnya terlalu panjang. Pada edisi 90 terbitan tanggal 28 Desember peneliti juga menemukan kesalahan-kesalahan atau ketidaksesuaian dengan karakteristik bahasa jurnalistik. Pembuktiannya adalah dari 17 paragraf terdapat: 1 paragraf yang di dalamnya

Dokumen yang terkait

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK OLEH SURAT KABAR KRIMINAL Analisis Isi Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pada Surat Kabar Memo Arema Edisi 13 1 Agustus 2007

0 3 2

Analisis bahasa jurnalistik berita utama surat kabar republika edisi Desember 2008

5 24 109

Penerapan bahasa jurnalistik pada Bberita utama“Straight News” di surat kabar “Radar Bekasi” edisi 1-5 Oktober 2012

0 8 103

ANALISIS EUFEMISME PADA BERITA UTAMA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI 2015 Analisis Eufemisme Pada Berita Utama Surat Kabar Solopos Edisi Bulan Januari 2015.

1 3 14

ANALISIS EUFEMISME PADA BERITA UTAMA SURAT KABAR Analisis Eufemisme Pada Berita Utama Surat Kabar Solopos Edisi Bulan Januari 2015.

0 3 12

ANALISIS MAKNA BAHASA SAPAAN DALAM WACANA BERITA OLAHRAGA PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2014 Analisis Makna Bahasa Sapaan Dalam Wacana Berita Olahraga Pada Surat Kabar Solopos Edisi Oktober-Desember 2014.

0 3 15

ANALISIS MAKNA BAHASA SAPAAN DALAM WACANA BERITA OLAHRAGA DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2014 Analisis Makna Bahasa Sapaan Dalam Wacana Berita Olahraga Pada Surat Kabar Solopos Edisi Oktober-Desember 2014.

0 3 14

PENDAHULUAN Analisis Makna Bahasa Sapaan Dalam Wacana Berita Olahraga Pada Surat Kabar Solopos Edisi Oktober-Desember 2014.

0 2 6

ANALISIS KATEGORIAL CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI DESEMBER 2012 Analisis Kategorial Campur Kode Pada Judul Berita Surat Kabar Harian SOLOPOS Edisi Desember 2012.

0 5 14

ANALISIS KATEGORIAL CAMPUR KODE JUDUL BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI DESEMBER 2012 Analisis Kategorial Campur Kode Pada Judul Berita Surat Kabar Harian SOLOPOS Edisi Desember 2012.

0 2 14