Syarat mutu pasta gigi Dewan Standarisasi Nasional, 1995 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Syarat mutu pasta gigi No
Jenis Uji Satuan
Syarat
1 Sukrosa atau karbohidrat
lain yang terfermentasi -
Negatif 2
pH -
4,5-10,5 3
Cemaran logam a. Pb
b. Hg c. As
ppm ppm
ppm Maksimal 5,0
Maksimal 0,02 Maksimal 2,0
4 Cemaran mikroba
a. Angka lempeng total b. E.coli
- -
10
5
Negatif 5
Zat Pengawet Sesuai dengan yang diijinkan Dept
Kes 6
Formaldehida maks sebagai formaldehida bebas
0,1 7
Flour bebas Ppm
800-1500 8
Zat warna -
Sesuai dengan yang diijinkan Dept Kes
9 Organoleptik
a. Keadaan b. Benda Asing
Harus lembut, serba sama homogen tidak terlihat adanya
gelembung udara, gumpalan, dan partikel yang terpisah.
Tidak tampak
2.3.1 Fungsi pasta gigi
Secara umum fungsi pasta gigi dapat disimpulkan sebagai berikut: •
menghilangkan plak. •
mengurangi kerusakan gigi akibat karies gigi. •
memberikan efek lain, seperti: mengurangi rasa nyeri akibat pencabutan gigi, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
• membersihkan gigi dan memberikan rasa segar pada mulut Cawson dan
Spector, 1985.
2.3.2 Bahan pasta gigi
Pada umumnya pasta gigi mengandung bahan abrasif, surfaktan, humektan, bahan pengikat, pemanis, bahan pewangi dan perasa serta bahan
minor lainnya seperti pewarna dan pengawet Poucher, 2000. Di bawah ini adalah komposisi umum dan kandungan bahan aktif yang
biasa diaplikasikan ke dalam pasta gigi: a. Bahan Abrasif
Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi umumnya berbentuk bubuk pembersih yang dapat memolish dan menghilangkan stain dan plak.
Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk menambah kekentalan pasta gigi. Contoh bahan abrasif ini antara lain silika atau silika
hidrat, sodium bikarbonat, aluminium oksid, dikalsium fosfat dan kalsium karbonat Siregar, dkk., 2011.
Kalsium karbonat adalah salah satu abrasif yang paling sering digunakan dalam pasta gigi. Endapan kalsium karbonat kapur tersedia dengan
warna putih atau semi putih dan ukuran serta bentuk kristal yang bervariasi, tergantung kondisi pembuatannya. Karena kandungan kalsium maka endapan
kalsium karbonat tidak kompatibel bila dicampurkan dengan natrium fluorida, tetapi sedikit lebih stabil dengan natrium monofluoropospat. Kalsium karbonat
juga digunakan pada konsentrasi antara 30 dan 50 untuk memberikan tekstur pasta yang relatif baik Poucher, 2000.
Universitas Sumatera Utara
b. Surfaktan Surfaktan digunakan dalam pasta gigi untuk membantu penetrasi film
pada permukaan gigi dengan menurunkan tegangan permukaan. Surfaktan juga memberikan manfaat sekunder dengan menghasilkan
busa untuk
membersihkan dan menghapus debris. Surfaktan yang digunakan dalam pasta gigi tidak boleh beracun dan
non-iritasi untuk mukosa oral dalam kondisi normal. Hal ini membatasi pilihan bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai surfaktan.
Awalnya, sabun yang digunakan sebagai surfaktan, tetapi sabun sangat alkali sehingga tidak sesuai dengan beberapa komponen lain dari pasta. Selain
itu, sabun juga dapat mempengaruhi rasa produk karena memiliki bau yang tidak enak dan rasa pahit. Oleh karena itu, bahan sintetis lebih disukai karena
memiliki daya berbusa lebih baik, dan lebih kompatibel dengan bahan lain karena memiliki rentang pH yang umumnya netral. Bahan sintetis juga tersedia
dengan tingkat kemurnian yang tinggi sehingga dapat menghilangkan beberapa komponen rasa pahit. Secara umum, surfaktan digunakan pada konsentrasi
sekitar 1-2 dari berat pasta gigi Poucher, 2000. Surfaktan yang banyak terdapat dalam pasta gigi di pasaran adalah
Sodium Lauryl Sulfat SLS yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan, mengemulsi melarutkan lemak dan memberikan busa sehingga pembuangan
plak, debris, material alba dan sisa makanan menjadi lebih mudah. SLS ini juga memiliki efek antibakteri Siregar, dkk., 2011.
Universitas Sumatera Utara
c. Humektan Humektan digunakan untuk mencegah pasta kering dan mengeras.
Humektan juga memberikan penampilan pasta yang mengkilat. Contoh humektan antara lain gliserin, sorbitol, propilen glikol dan xylitol. Humektan
biasanya digunakan dalam pasta gigi pada konsentrasi 10-30. Gliserin merupakan humektan yang paling umum digunakan dalam
pasta gigi. Penggunaan gliserin sebagai humektan dapat menghasilkan produk mengkilat. Gliserin stabil, tidak beracun, tersedia dalam bentik sintesis dan
alami, dan memberikan rasa manis untuk pasta. d. Bahan Pengikat
Bahan pengikat adalah koloid hidrofil yang dapat terdispersi dan mengembang dalam fase air pasta gigi dan diperlukan untuk menjaga
kestabilan pasta, mencegah pemisahan fase solid dan liquid pada pasta gigi. Pemilihan bahan pengikat dapat mempengaruhi dispersibilitas pasta di dalam
mulut, pembentukan busa dan pelepasan komponen perasa. Beberapa formulasi mengkombinasikan beberapa bahan pengikat untuk mencapai tekstur yang
diinginkan konsumen. Konsentrasi pengunaan bahan pengikat dalam pasta gigi bervariasi antara 0,5-2,0. Contoh bahan pengikat antara lain Sodium
Carboximethyl Cellulose CMC, karagenan, xanthan gum, gom arab, dll. e. Pemanis
Bahan ini penting bagi penerimaan produk, karena produk akhir harus tidak terlalu manis atau terlalu pahit. Pengunaan bahan-bahan ini harus
diperhatikan efek kombinasinya dengan bahan perasa.
Universitas Sumatera Utara
Sakarin adalah bahan pemanis yang paling sering digunakan secara komersil, dan umumnya digunakan pada konsentrasi antara 0,05-0,5.
f. Bahan pewangi dan perasa Bahan ini merupakan bagian penting dari pasta gigi karena
mempengaruhi kesukaan konsumen. Secara umum digunakan rasa mint pada pasta gigi.
Bahan pewangi dan perasa umumnya merupakan campuran dari berbagai minyak yang cocok seperti peppermint dan spearmint. Minyak yang
juga sering digunakan adalah minyak yang mengandung thymol, anethole, mentol untuk memberikan efek pendinginan menyenangkan, eugenol
minyak cengkeh. Minyak kayu manis, eucalyptol, adas manis, dan wintergreen juga digunakan sebagai bahan perasa pada pasta gigi yang juga
dapat memberikan efek antibakteri Poucher, 2000. g. Pewarna
Kebanyakan pasta gigi mengandung zat warna untuk memberikan penampilan yang menarik. Zat warna yang digunakan adalah yang
diklasifikasikan oleh Colour Index CI, atau dengan sistem yang disebut F D C Colours. Titanium Dioksida sering ditambahkan ke pasta gigi untuk
memberi warna putih buram Storehagen, et al., 2003. h. Pengawet
Pengawet mencegah pertumbuhan mikro-organisme dalam pasta gigi. Bahan pengawet yang umum digunakan adalah natrium benzoat, metil paraben
dan etil paraben Storehagen, et al., 2003.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat-Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik Boeco Germany, pH meter Hanna Instruments, mikroskop, piknometer 50
ml, polarimeter, refraktometer, buret, colony counter, penangas air, batang pengaduk, gelas ukur, beaker glass, pipet tetes, cawan porselen, kaca bulat,
anak timbangan, lumpang porselen, stamfer, objek dan dek gelas, spatel, sudip, pot plastik, tube.
3.2 Bahan-Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuades, gom arab, kalsium karbonat, magnesium karbonat, kalsium dihidroksida, gliserin, natrium
lauril sulfat, sakarin, nipagin, asam sitrat, minyak kemangi CV Jujur Mujur.
3.3 Pemeriksaan Standar Mutu Minyak Kemangi
Pemeriksaan standar mutu minyak kemangi meliputi pemeriksaan berat jenis, putaran optik, indeks bias, bilangan asam dan kelarutan dalam etanol.
Pemeriksaan dilakukan di UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi Pemeriksaan Mutu Barang Medan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Provinsi Sumatera
Utara.
Universitas Sumatera Utara