Asam Lemak Asam Miristat

O H 2 C – OH HOOCR 1 H 2 C – O – C – R 1 O HC – OH + HOOCR 2 HC – O – C – R 2 + 3H 2 O O H 2 C – OH HOOCR 3 H 2 C – O – C – R 3 Gliserol asam lemak trigliserida air Gambar 2.1 Proses kondensasi 1 molekul gliserol dengan 3 molekul asam lemak Mangoensoekarjo, 2003 Kalau R 1 =R 2 =R 3 maka trigliserida yang terbentuk disebut trigliserida sederhana simple triglyceride sebaliknya kalau berbeda-beda disebut trigliserida campuran mixed triglyceride . Apabila satu molukul gliserol hanya mengikat satu molekul asam lemak maka hasilnya disebut monogliserida dan kalau dua asam lemak disebut digliserida. Mono dan digliserida ini sengaja dibuat misalnya dari sintesa gliserida yang tak sempurna atau dengan hidrolisa tak sempurna bahan trigliserida Suarmadji, 1989.

2.2.1 Asam Lemak

Asam-asam lemak yang ditemukan di alam, biasanya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam-asam lemak yang ditemukan di alam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam-asam lemak mempunyai jumlah atom C genap dari C 2 sampai C 30 dan dalam bentuk bebas atau ester dengan gliserol. Asam lemak jenuh yang paling banyak Universitas Sumatera Utara ditemukan dalam bahan pangan adalah asam palmitat, yaitu 15 – 50 dari seluruh asam-asam lemak yang ada. Asam stearat terdapat dalam konsentrasi tinggi pada lemak biji-bijian tanaman tropis dan dalam lemak cadangan beberapa hewan darat, yaitu 25 dari asam-asam lemak yang ada Winarno, 1992. Tabel 2.3 Jenis – jenis asam lemak, panjang rantai atom C nya Rantai C Nama Umum Nama Sistematis Asam Lemak Jenuh 4 Butirat Butanoat 6 Kaproat Heksanoat 8 Kaprilat Oktanoat 12 Laurat Dodekanoat 14 Miristat Tetradekanoat 18 Stearat Oktadekanoat Asam Lemak Tak Jenuh 1 ikatan rangkap 12 : 1 Lauroleat 9 - Dodecenoat 18 : 1 Oleat 9 – Oktadecenoat Asam lemak Tak Jenuh Dengan Dua atau Lebih ikatan Rangkap 18 : 2 Linoleat cis-cis- 9,12 – Oktadekadienoat 18 : 3 Linolenat cis,cis- 9,12,1Oktadekatrienoat Universitas Sumatera Utara Semakin panjang rantai atom C asam lemak semakin tinggi titik cairnya. Namun apabila ada ikatan tak jenuhnya, maka titik cair rantai C asam lemak yang sama akan turun. Dengan prinsip perbedaan titik cair asam-asam lemak ini trigliserida dapat dipisahkan secara fisis antara komponen minyak dan lemaknya. Komponen- komponen minyak umumnya terdiri dari trigliserida yang memiliki asam-asam lemak yang jenuh Suarmadji , 1989.

2.2.2 Asam Miristat

Asam miristat terdapat secara melimpah dalam biji pala Myristica fragransi dan berbagai jenis spesies myritica . Umumnya, asam miristat diisolasi dari biji pala dengan prosedur dan teknik pemisahan yang didasarkan pada ekstraksi trimiristin yang terkandung dalam biji pala menggunakan pelarut yang sesuai pelarut non- polar untuk mendapatkanmelarutkan trimiristin sebanyak-banyaknya. Karena trimiristin terdapat dalam biji pala dengan kadar tinggi , maka hasil ekstraksi yang murni dapat dicapai dengan cara ekstraksi sederhana dan kristalisasi. Proses ekstraksi dilakukan secara berulang, umumnya sebanyak 7 kali sirkulasi dan dilakukan pada temperatur tak terlalu tinggi 65 °C untuk menghindari rusaknya struktur trimiristin. Setelah 7 kali sirkulasi, barulah didapat larutan bening pelarut non-polar yang kaya akan trimiristin. Larutan bening hasil ekstraksi pertama ini kemudian dicampur dengan aseton lalu dipanaskan lagi r efluks . Hasil refluks nantinya akan didinginkan dan disaring untuk mendapatkan kristal trimiristin. Setelah didapatkan Kristal trimiristin yang murni, dilanjutkan dengan hidrolisa trimiristin dalam suasana basa sehingga dihasilkan asam miristatdan gliserol. Asam miristat kemudian dipisahkan dengan cara kristalisasi . Universitas Sumatera Utara Asam miristat atau biasa juga dikenal sebagai asam tetradekanoat merupakan salah satu jenis asam lemak jenuh dengan rumus molekul CH 3 CH 2 12 COOH. Asam miristat pertama kali di isolasi oleh Playfair pada tahun 1841 dan sekaligus mengemukakan bahwa asam miristat merupakan komponen utama biji Pala Myristica fragransi Pala Maluku dan sebagain besar spesies myritica , namun dalam jumlah yang tidak terlalu besar dibanding dengan pala. Pada biji pala terkandung 73 gliserida jenuh dengan 76,6 komponen asam lemaknya berupa asam miristat yang berada pada biji pala dalam dalam bentuk trimiristin. Trimiristin merupakan suatu trigliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat Cahyono , 2010. Sifat sangat hidrofobik yang dimiliki asam miristat disebabkan oleh struktur dari “ekor” asam lemak ini berupa rantai hidrokarbon lurus dengan panjang karbon 13 sehingga kelarutannya dalam air akan menjadi sangat kecil. Ekor berupa rantai lurus ini akan menciptakan susunan yang rapat dan stabil. Bagian polar berada pada bagian “kepala” yang berupa gugus karboksilat. Sifat polar didapat dari ikalan -O-H yang kurang stabil sehingga atom –H akan mudah lepas . Sifat inilah yang nantinya akan dimanfaatkan dalam aplikasi asam miristat dalam keidupan sehari-hari Desnelli, 2009. Dengan sifat –sifat yang dimiliki oleh asam miristat, didapatkan berbagai aplikasi pemanfaatan seperti kegunaannya untuk bahan sabun, kosmetik, parfum, ester sintesis untuk flavor dan aditif pada makanan. Pemanfaatan sebagai sabun dan Universitas Sumatera Utara kosmetik didasarkan pada sifat ampifilik asam miristat yang memiliki bagian hidrofobik dan hidrofilik. Sedikit perbedaan sabun dan kosmetik dari asam miristat dibanding dariasam lemak lain yaitu tekstur yang moisture dan kecepatannya mengangkat kotoran dari kulit serta mengurangi kadar minyak di wajah. Di Jepang telah berkembang pesat sabun dan kosmetik berbahan asam miristat campuran dangan komponen lain , salah satunya merek dagang Anosa Perdana , 2008 . O HO Gambar 2.2 struktur asam miristat

2.2.3. Sifat- Sifat Asam Lemak