Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

25 Farida Hanum : Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dari Unit Deoiling Ponds Menggunakan Membran Mikrofiltrasi, 2009 USU Repository © 2008

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

Limbah cair pabrik kelapa sawit PKS dihasilkan dari 3 tahap proses, yaitu : 1. Proses sterilisasi pengukusan untuk mempermudah perontokan buah dari tandannya, mengurangi kadar air, dan untuk inaktifasi enzim lipase dan oksidase. 2. Proses ekstraksi minyak untuk memisahkan minyak daging buah dari bagian lainnya. 3. Proses pemurnian klarifikasi untuk membersihkan minyak dari kotoran lain Buku panduan Teknologi Pengendalian Dampak Lingkungan Industri Minyak Kelapa Sawit Di Indonesia, 2001. Sedangkan teknik pengolahan limbah cair yang biasanya diterapkan di PKS adalah : 1. Kolam pengumpul fatfit Kolam ini berguna untuk menampung cairan-cairan yang masih mengandung minyak yang berasal dari air kondensat dan stasiun klarifikasi. 2. Kemudian dimasukkan ke unit deoiling ponds untuk dikutip minyaknya dan diturunkan suhunya dari 70 – 80 C menjadi 40-45 C melalui menara atau bak pendingin. 26 Farida Hanum : Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dari Unit Deoiling Ponds Menggunakan Membran Mikrofiltrasi, 2009 USU Repository © 2008 3. Kolam Pengasaman Pada proses ini digunakan mikroba untuk menetralisir keasaman cairan limbah. Pengasaman bertujuan agar limbah cair yang mengandung bahan organik lebih mudah mengalami biodegradasi dalam suasana anaerobik. Limbah cair dalam kolam ini mengalami asidifikasi yaitu terjadinya kenaikan konsentrasi asam-asam yang mudah menguap. Waktu penahanan hidrolisis WPH limbah cair dalam kolam pengasaman ini selama 5 hari. Kemudian sebelum diolah di unit pengolahan limbah kolam anaerobik, limbah dinetralkan terlebih dahulu dengan menambahkan kapur tohor hingga mencapai pH antara 7,0-7,5. 4. Kolam Anaerobik Primer Pada proses ini memanfaatkan mikroba dalam suasana anaerobik atau aerobik untuk merombak BOD dan biodegradasi bahan organik menjadi senyawa asam dan gas. WPH dalam kolam ini mencapai 40 hari. 5. Kolam Anaerobik Sekunder Adapun WPH limbah dalam kolam ini mencapai 20 hari. Kebutuhan lahan untuk kolam anaerobik primer dan sekunder mencapai 7 hektar untuk PKS dengan kapasitas 30 ton TBSjam. 6. Kolam Pengendapan 27 Farida Hanum : Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dari Unit Deoiling Ponds Menggunakan Membran Mikrofiltrasi, 2009 USU Repository © 2008 Kolam pengendapan ini bertujuan untuk mengendapkan lumpur-lumpur yang terdapat dalam limbah cair. WPH limbah dalam kolam ini berkisar 2 hari. Biasanya ini merupakan pengolahan terakhir sebelum limbah dialirkan ke badan air dan diharapkan pada kolam ini limbah sudah memenuhi standar baku mutu air sungai Pedoman Pengolahan Limbah Industri Kelapa Sawit, 2006. Dari uraian di atas terlihat bahwa pengolahan limbah cair PKS konvensional memiliki banyak kekurangan diantaranya kebutuhan lahan yang sangat luas dan WPH yang berkisar 67 hari. Oleh karena itu dikembangkan pengolahan limbah cair PKS dengan sistem reaktor atau tangki yang dikenal dengan reaktor anaerobik unggun tetap RANUT . Teknik pengohan limbah cair dengan sistem RANUT ini adalah salah satu sistem pengolahan limbah yang dilakukan secara anaerobik dengan kecepatan tinggi dan masa retensi relatif singkat. Prinsip kerjanya adalah degradasi bahan organik oleh bakteri secara anaerobik. Metode yang diterapkan adalah sistem tangki biofilter kecepatan tinggi Highrate Biofilter Tank. WPH dalam RANUT adalah 10 hari dan perombakan COD sebesar 80,8 . Jika dibandingkan dengan sistem kolam konvensional, RANUT dapat mengurangi WPH dari 50 hari menjadi 10 hari atau sebesar 80 dan mengurangi kebutuhan lahan untuk kolam anaerobik http:www.IOPRI.comDDarnoko, Penelitian Kelapa Sawit, 2007. 28 Farida Hanum : Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dari Unit Deoiling Ponds Menggunakan Membran Mikrofiltrasi, 2009 USU Repository © 2008 Selain itu ada alternatif lain untuk pengolahan limbah cair PKS yaitu dengan proses membran. Membran yang biasa dipakai untuk pengolahan limbah cair adalah membran mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, dan reverse osmosis. Namun untuk kategori heavy phase lebih baik digunakan membran mikrofiltrasi. Komposisi limbah awal yang digunakan sebagai umpan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Komposisi Limbah Awal Sumber Limbah COD mgl TS mgl TSS mgl pH Deoiling Ponds 39.117 21.960 875 4,6 Data yang terdapat dalam Tabel 1 merupakan hasil analisis yang dilakukan terhadap limbah segar. Dari Tabel terlihat bahwa limbah deoiling ponds kadar kontaminannya masih sangat tinggi, hal ini disebabkan karena limbah deoiling ponds merupakan limbah cair yang belum diolah hanya kadar minyaknya sudah berkisar 1 serta penurunan suhu dari 65 C menjadi 30 C. Daya saing suatu industri tidak hanya ditentukan oleh jumlah, kualitas, dan harga produk yang dihasilkan, tetapi juga ditentukan oleh proses produksi yang digunakan terutama untuk produk berorientasi ekspor. Beranjak dari permasalahan yang dijumpai di lapangan, solusi terpadu program zero waste effluent dan integrasi kebun-ternak dalam PKS merupakan alternatif yang sangat atraktif untuk menyelesaikan persoalan limbah industri tersebut. Program zero waste effluent diterapkan PKS dengan memanfaatkan 29 Farida Hanum : Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dari Unit Deoiling Ponds Menggunakan Membran Mikrofiltrasi, 2009 USU Repository © 2008 semua hasil samping dan limbah yang dihasilkan agar dapat meningkatkan nilai ekonomis dan menjaga kelestarian lingkungan. Sedangkan integrasi kebun-ternak dapat diterapkan dengan mengolah limbah PKS berupa serat buah sawit, padatan terlaruttersuspensi, dan bungkil inti sawit menjadi pakan ternak. Tabel 2. Komposisi Zat Nutrien Serat Buah, Padatan TerlarutTersuspensi, Daun Pelepah, Bungkil Inti Sawit, dan Dedak Padi Zat nutrien Serat buah sawit padatan terlarut Bungkil inti sawit Daun pelepah sawit Dedak padi Bahan kering 91,69 94,00 91,11 86,2 87,70 Protein 5,90 13,25 15,40 5,8 13,00 Lemak 5,20 13,00 7,71 5,8 8,64 Serat 40,80 16,00 10,50 48,6 13,90 Calcium 0,54 0,30 0,30 0,32 0,09 Phosphor 0,13 0,19 0,19 0,27 1,39 Energi kkalkg 1776 2840 2810 2412 2670 Sumber : Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian USU 2000 30 Farida Hanum : Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dari Unit Deoiling Ponds Menggunakan Membran Mikrofiltrasi, 2009 USU Repository © 2008 Padatan terlaruttersuspensi adalah larutan terbuang yang dihasilkan selama proses pemerasan dan ekstraksi minyak. Bahan ini merupakan emulsi yang mengandung sekitar 4-5 padatan, 0,5-1 sisa minyak, dan sekitar 94 air. Di PKS larutan ini langsung dialirkan ke kolam pengumpul fatfit untuk diproses lebih lanjut. Padatan terlaruttersuspensi dapat digunakan sebagai pengganti dedak padi sampai 100 pada sapi perah. Pemberiannya dalam bentuk kering. Pengeringannya dilakukan menggunakan sludge dryer yang juga terdapat di pabrik pengolahan kelapa sawit Hasnudi, 2005.

2.2. Proses Pemisahan Dengan Membran