Pesan Efektivitas Pembawa Acara

kepuasan dari usaha menyamakan diri dengannya melalui kepercayaan yang diberikan. Atau komunikator dapat dianggap mempunyai persaaman dengan komunikan, sehingga komunikan bersedia untuk tunduk kepada pesan yang dikomunikasikan komunikator. Byrne telah melakukan demonstrasi bahwa komunikan menyenangi komunikator, apabila ia merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya. Khususnya kesamaan ideologi lebih penting daripada kesamaan demografi. Tampaknya ada kecenderungan yang kuat pada orang-orang untuk menyukai orang lain, kalau mereka merasa bahwa orang lain tadi mengambil bagian dalam kepercayaannya. Menurut Cangara 2006:90, daya tarik seseorang terletak pada empat hal, yaitu : 1similarity, kesamaan demografik, seperti bahasa, suku, agama, ideologi, dll; 2familiarity, dikenal baiknya seorang komunikator; 3liking, disukai atau diidolakannya seorang komunikator; dan 4phisycs,bentuk dan tampilan seorang komunikator. Seorang komunikator akan sukses dalam komunikasinya, kalau ia menyesuaikan komunikasinya dengan the image dari komunikan, yaitu memahami kepentingannya, kebutuhannya dan kecakapannya, pengalamannya, kemampuan berpikirnya, kesulitannya dan sebagainya. Singkatnya, komunikator harus dapat menjagai kemestaan alam mental yang terdapat pada komunikan the image of other Effendy,1993:43-45.

II.3.2. Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan tema yang sebenarnya menjadi pengarah di Universitas Sumatera Utara dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu Widjaja,2000:32. Membicarakan pesan message dalam proses komunikasi, kita tidak bisa melepaskan diri dari apa yang disebut simbol dan kode, karena pesan yang dikirim komunikator kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode. Simbol adalah lambang yang memiliki suatu obyek, sedangkan kode adalah seperangkat simbol yang telah disusun secara sistematis dan teratur sehingga memilki arti. David K.Berlo 1960 menyatakan bahwa sebuah simbol yang tidak memiliki arti bukanlah kode. Pemberian arti pada simbol adalah suatu proses kmunikasi yang dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya yang berkembang pada suatu masyarakat. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa: − semua kode memiliki unsur nyata − semua kode memiliki arti − semua kode tergantung pada persetujuan pemakainya − semua kode memiliki fungsi − semua kode dapat dipindahkan, apakah melalui media atau saluran- saluran komunikasi lainnya. Menurut Cangara, 2006:95, kode pada dasarnya dapat dibedakan atas dua macam, yakni : Universitas Sumatera Utara 1. Kode Verbal Kode verbal dalam pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefenisikan sebagai seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti. Sekurang-kurangnya, ada tiga fungsi bahasa yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif, yaitu: a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia c Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia. 2. Kode Nonverbal Manusia dalam berkomunikasi, selain memakai kode verbal bahasa, juga memakai kode nonverbal. Kode nonverbal biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa diam silent language. Mark Knapp 1978 Cangara,2006:100 menyebutkan bahwa penggunaan kode nonverbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk: a. meyakinkan apa yang diucapkannya repetition b. menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata- kata substition c. menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya identity d. menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna. Ada tiga macam bentuk pesan Widjaja,2000:32: 1. Informatif, yaitu yang bersifat memberikan keterangan fakta-fakta, kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri. Universitas Sumatera Utara 2. Persuasif, yaitu berisi bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap, tetapi perubahan ini adalah atas kehendak sendiri bukan dipaksakan. 3. Koersif, yaitu yang bersifat memaksa dengan menggunkan sanksi-sanksi apabila tidak dilaksanakan.

II.4. Talkshow

Kata talkshow berasal dari bahasa Inggris, yaitu 1talk yang berarti percakapan, pembicaraan, pembicaraan, perbincangan; dan 2show yang artinya pameran, tontonan acara, pertunjukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa talkshow adalah suatu pertunjukan atau tontonan acara perbincangan. Secara umum, masyarakat mengartikan talkshow sebagai suatu acara bincang-bincang yang biasanya membahas suatu topik tertentu dan dengan pembicaraan atau narasumber yang berhubungan dengan topik yang akan sedang dibahas tersebut. Acara talkshow diudarakan pertama kali pada tanggal 27 September 1954 oleh jaringan televisi NB, dengan judul mata acara Tonight Show. Mata acara ini dengan cepat menjadi kegemaran khalayak pemirsa karena narasumber yang ditampilkan sangat variatif dan dinamis. Jika suatu wawancara diselenggarakan di tengah-tengah show, maka acara ini disebut talkshow. Pembawa acara bisa juga dibantu oleh pewawancara untuk melakukan wawancara dengan narasumber Wahyudi,1995:91-92. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Minat Mahasiswa Fmipa Usu Memilih Laptop Dengan Metode Kendall’s W Dan Analisis Konjoin

2 87 78

Pembawa Acara Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pembawa Acara Radio Show Tv One Terhadap Minat Menonton Mahasiswa FISIP USU)

5 82 84

Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya di SCTV terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU)

0 38 116

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

Tayangan Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” di RCTI dan Global TV Terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 39 100

Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 181

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

Presenter Tayangan Talkshow Mata Najwa dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh tayangan “Talkshow Mata Najwa” di MetroTV terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

1 9 128

PENGARUH TALKSHOWTELEVISI KAJIAN TENTANG MINAT SERTA PENGARUH MENONTON ACARA TALKSHOW TELEVISI DI SURAKARTA PERIODE PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2009

0 1 3

Tinjauan Terhadap Pembawa Acara Pada Program Talkshow.

0 0 2