Mangan 0,4 mgl, Seng 3 mgl dan Tembaga 2 mgl. Zat besi di dalam air minum pada tingkat konsentrasi mgl tidak memberikan pengaruh yang buruk pada
kesehatan, tetapi dalam kadar yang besar dapat meneyebabkan air menjadi coklat kemerahan yang tidak diharapkan. Oleh karena itu didalam proses pengolahan air
minum, garam besi valensi dua ferro yang larut di dalam air perlu dirubah menjadi garam besi valensi tiga ferri yang tidak larut di dalam air sehingga mudah
dipisahkan Tatsunami,1971.
Air yang
mengandung banyak
aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi, dan bila Zink dalam kadar
yang besar didalam air akan menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena
kekuranganSeng dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
2.3 Model Pengolahan Air
Pengolahan air dapat dilakukan secara biologi, kimia dan fisika. Pengolahan air secara biologi dilakukan agar air dapat memenuhi standar parameter biologi,
antara lain dengan pemanasan dan penyinaran dengan sinar ultraviolet sehingga bakteri yang terdapat dalam air akan mati. Secara kimia pengolahan air
digunakan bahan – bahan kimia guna memenuhi parameter kimia, misalnya
untuk mengontrol pH air supaya netral. Pengolahan secara fisika dilakukan untuk menghilangkan kotoran pada air berupa zat padat misalnya, sampah, kayu dan
pasir. Pengolahan secara fisika dilakukan dengan filtrasi, pengendapan atau sedimentasi dan elektrokoagulasi.
a. Proses Filtrasi
Filtrasi dalam sistem pengolahan air bersih adalah proses penghilangan partikel-partikel atau flok-flok halus yang lolos dari unit sedimentasi, dimana
partikel-partikel atau flok-flok tersebut akan tertahan pada media penyaring selama air melewati media tersebut. Filtrasi diperlukan untuk menyempurnakan
penurunan kadar kontaminan seperti bakteri, warna, rasa, bau dan logam yang
Universitas Sumatera Utara
terkandung didalam air, sehingga diperoleh air bersih yang memenuhi standar kualitas air minum Asmadi,2011. Ada beberapa macam filter yang dipakai
dalam proses filtrasi terhadap zat atau unsur mineral dan kuman pathogen. Filter yang dimaksud adalah filter karbon aktif, filter keramik, filter selaput, filter
karang aktif. Kumalasari .F dan Sato. Y 2011.
b. Proses Elektrokoagulasi
Elektrokoagulasi merupakan metode pengolahan air secara elektrokimia dimana pada anoda terjadi pelepasan koagulan aktif berupa ion logam biasanya alumunium atau
besi ke dalam larutan, sedangkan pada katoda terjadi reaksi elektrolisis berupa pelepasan gas Hidrogen Holt et al., 2004 .Menurut Mollah 2004, elektrokoagulasi adalah proses
kompleks yang melibatkan fenomena kimia dan fisika dengan menggunakan elektroda untuk menghasilkan ion yang digunakan untuk mengolah air limbah. Sedangkan
elektrokoagulasi menurut Ni’am 2007, adalah proses penggumpalan dan pengendapan
partikel-partikel halus dalam air menggunakan energi listrik. Proses elektrokoagulasi dilakukan pada bejana elektrolisis yang didalamnya terdapat dua penghantar arus listrik
searah yang disebut elektroda, yang tercelup dalam larutan elektrolit.
c. Proses Sedimentasi
Secara umum proses sedimentasi diartikan sebagai proses pengendapan, dimana akibat gaya grafitasi, partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar dari berat
jenis air akan mengendap kebawah dan yang lebih kecil akan mengapung atau melayang. Ada beberapa pengertian proses sedimentasi yaitu:
proses untuk memisahkan flok partikel suspensi yang terkandung di dalam air yang diolah sampai tingkat dimana beban filter menjadi lebih ringan untuk keberhasilan
proses filtrasi. Proses penjernihan air, dimana yang akan diolah berada pada suatu tangku atau bak
pada periode waktu yang dipertimbangkan.
Universitas Sumatera Utara
Proses penghilangan sebagian besar pedatan yang terkandung dalam air dengan pengendapan secara gravitasi dan dalam waktu tertentu.
Adapun tujuan proses sedimentasi adalah untuk pemisahan air dan suspensi dimana air menjadi bentuk yang lebih jernih dan suspensi menjadi larutan yang lebih
pekat.
2.4 Metode Deteksi Kualitas Air