3.4. PERENCANAAN PULI
Puli berfungsi sebagai penuntun arah tali baja. Pada perencanaan puli, hal hal yang perlu diperhitungkan adalah:
1. diameter puli
2. diameter poros tali
3. pemeriksaan tekanan pada alur puli oleh tali
3.4.1. Diameter Puli
Diameter puli D
min
dihitung dari persamaan D
min
d = 25. Dari perhitungan sebelumnya telah diperoleh diameter tali d = 14,2 mm, sehingga
diameter puli : D
min
= 25 . d = 25 . 14,2
= 355 mm Diameter puli yang dipergunakan disini adalah D
min
= 355 mm. Dimensi alur puli selengkapnya diambil berdasarkan standarisasi diameter puli
yang dapat dilihat pada table dibawah ini: Table 3.7. Dimensi Alur Puli Penggerak
Universitas Sumatera Utara
Maka dengan cara interpolasi diperoleh ukukran ukuran puli penggerak untuk diameter tali d = 14,2 adalah sebagai berikut:
S
2
= 20,8 mm c
2
= 10,4 mm r
2
= 1,8 mm 3.4.2. Perencanaan Diameter Poros Puli
Diameter poros puli dapat dihitung dari persamaan: P =
d L
Q .
Dimana : P =
tekanan bidang pada puli yang tergantung pada kecepatan keliling permukaan. Tekanan ini tidak boleh melebihi harga haraga yang
tertera pada table dibawah ini: Table 3.7. Tekanan Bidang Pada Puli
Untuk kecepatan v = 1.5 ms diperoleh P = 47 kgcm
2
L =
Panjag bus tali cm =
1,5 ÷1,8 d …………………………. lit.1 hal. 72
= 1,8 d dipilih
Q =
beban total puli =
kapasitas lift + berat + berat bobot Pengimbang Berat bobot pengimbang
= berat Sangkar + 0,5 kapasitas = 650 + 0,5 1050 = 1175 kg
Universitas Sumatera Utara
= 1050 kg + 650 +1175 = 2875 kg
Maka : P =
d L
Q .
47 = d
d .
8 ,
1 2875
d
2
= 47
. 8
, 1
2875
d
2
= 98
, 33
d =
98 ,
33
= 5,83 ≈ 60 mm standarisasi
Berdasarkan standarisasi diameter poros lampiran 22 diameter poros puli penggerak yang dipergunakan adalah sebesar 60 mm. poros puli penggerak
dipilih dari bahan baja karbon S 55 C-D JIS G 3123 yang memiliki tegangan tarik izin
t
σ = 85 kgmm
2
.
3.4.3 Pemeriksaan tekanan pada Alur puli oleh tali
Tekanan pada alur puli diasumsikan terdistribusi secara merata diseluruh permukaan kontak antara tali baja dengan alur puli. Besarnya tekanan tersebut
dapat dihitung dari persamaan:
2 .
. 2
1
mm kg
d D
S P
=
………………………. lit. 3 hal 75 Dimana :
S = tegangan yang terjadi pada tali kg
D = diameter puli mm
Universitas Sumatera Utara
= 355 mm d
= diameter tali mm = 18,6 mm
Maka :
2 ,
14 .
355 38
, 122
. 2
1
= P
= 0,049 kgmm
2
Agar perencanaan aman maka tekanan yang terjadi pada alur puli harus lebih kecil dari tekanan izin. Tekanan izin pada alur puli dapat dihitung dari
persamaan:
K p
t
σ
=
1
Dimana :
t
σ = kekuatan tarik bahan puli
= 17 kgmm
2
besi cor kelabu JIS G5501 FC 15 K
= faktor keamanan lift = 9,5
Maka :
5 ,
9 15
1
= p
= 1,58 kgmm
2
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh tekanan pada alur puli seesar P
1
= 0,049 kgmm
2
, sedangkan tegangan izin alur puli
1
p = 1,58 kgmm
2
sehingga alur puli aman terhadap tekanan yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI
4.1 PERENCANAAN DAYA MOTOR
4.1.1. Pemilihan Motor Penggerak Sebelum menetntukan reduksi dan dimensi pasangan roda gigi yang akan
dipergunakan pada system transmisi, maka terlebih dahulu harus ditentukan jenis motor penggerak. Hal ini disebabkan karena besarnya putran motor akan
menentukan besarnya reduksi yang harus dihasilkan oleh rangkaian roda gigi. Disamping itu daya motor yang harus dipilih harus mencukupi kebutuhan daya
yang diperlukan bagi rangkaian lift. Daya motor yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan system lift dapat
dihitung dari persamaan:
. 75
Hp V
G G
Q N
tot CW
S st
η −
+ =
………………………………. Lit.3 hal.362 Dimana :
Q = Kapasitas lift 15 orang
= 1050 kg diasumsikan 1 orang beratnya = 70 kg G
s
= Bobot sangkar lift = 650 kg
G
cw
= Berat bobot Pengimbang = G
s
+ 0,5 Q = 650 + 0,5 1050
= 1175 kg V
= Kecepatan lift = 1,5 ms
Universitas Sumatera Utara