2.3 Klasifikasi Collembola
Pada awalnya Collembola digolongkan di dalam takson Hexapoda dengan status sebagai salah satu ordo dari kelas Insecta. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan kegiatan penelitian, maka terjadi revisi kedudukan beberapa takson. Ada takson yang berkembang sehingga naik jenjang, seperti Collembola
yang semula berstatus ordo berkembang dan terpisah dari Insecta dan menjadi kelas tersendiri. Perubahan klasifikasi Hexapoda juga berpengaruh terhadap
klasifikasi Collembola. Dengan semakin banyaknya jenis yang dideskripsi, Collembola menunjukkan keanekaragaman yang tinggi. Klasifikasi yang
dikemukakan oleh Gisin 1960 dan Chritiansen Bellinger 1980-1981 merupakan tatanan yang sederhana. Namun kesederhanaan tersebut akan
menimbulkan dampak terjadinya kompleks takson di bawah ordo karena di dalam satu ordo akan mencakup kelompok famili, genus atau spesies yang cukup besar
Suhardjono et al., 2012. Klasifikasi yang telah ada dipertegas oleh Deharveng 2004 dan diperkuat
oleh Soto-Adames 2006. Dalam klasifikasi yang dibuat untuk membedakan takson Deharveng 2004 memadukan banyak karakter taksonomi baru yang
semuanya berdasarkan ketoksasi bagian-bagian tubuh antena, tungkai, tergit, pola S-seta pada tergit, bagian mulut, labrum, serta labium. Dari defenisi klas yang
diungkapkan Soto- Adames 2006 memperjelas bahwa Collembola memang berbeda nyata dari anggota Arthropoda lainnya. Dengan klasifikasi yang baru ini,
maka kedudukan Collembola adalah klas yang mempunyai empat ordo yaitu Poduromorpha, Entomobryomorpha, Symphypleona dan Neelipleona.
2.4. Peranan Collembola
Sebagai komponen ekosistem, Collembola mempunyai peran yang beranekaragam bergantung pada jenis atau kelompoknya. Peran tersebut dapat sebagai perombak
bahan organik, penunjuk indikator, perubahan keadaan tanah, penyeimbang fauna tanah, pemangsa, hama dan atau penyerbuk. Pada umumnya Collembola
dikenal sebagai hewan tanah. Oleh karena itu, peran Collembola yang paling menonjol adalah sebagai perombak bahan organik dalam tanah. Peran perombak
ini dapat ditunjukkan dengan adanya fraksi-fraksi bahan organik tanah berupa
Universitas Sumatera Utara
miselium, spora, bagian bangkai hewan, mayat atau kotoran dan bahan lain yang sudah terfermentasi di dalam saluran pencernaannya Suhardjono, 1992.
Sebagai pemakan jamur ternyata Collembola juga dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit tanaman pertanian akibat serangan jamur.
Keberadaannya di lahan pertanian dapat menekan serangan patogen tersebut Sabatini Innocetti 2000. Selanjutnya Suhardjono et al., 2012 menjelaskan
bahwa Collembola telah dikenal dapat dimanfaatkan sebagai indikator hayati tingkat kesuburan atau keadaan tanah. Peran ini sudah banyak dibahas
dimanfaatkan di kawasan Eropa dan Amerika, tetapi belum banyak diketahui di Indonesia. Hal itu dimungkinkan karena beberapa jenis Collembola tertentu peka
terhadap unsur atau senyawa kimia tertentu di dalam tanah. Collembola juga dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator adanya ion-ion
racun dan logam berat. Ion racun dan logam berat yang terperangkap tidak berpengaruh terhadap Collembola sendiri, karena akan hilang bersama dengan
proses pergantian kulit. Oleh karena itu, Collembola tanah diharapkan jasanya sebagai penunjuk adanya pencemaran tanah oleh racun atau logam berat yang
terdapat di dalam tubuh Collembola. Pemeriksaan kandungan logam berat dan ion racun ini pernah dilakukan di Belanda dan Amerika. Pemanfaatan jasa Collembola
sebagai bioindikator ini sangat dimungkinkan di Indonesia Suhardjono, 1992.
2.5. Faktor yang Mempengaruhi Collembola