E. Jenis dan Sumber Data
Teknik pengumpulan data deskriptif dapat dilakukan dengan observasi lapangan, pengukuran dan pemetaan, wawancara, kuesioner, dan studi
pustaka.
51
Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan survei lapangan dan interpretasi citra. Terdapat dua data
yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat berdsarkan pengamatan langsung sedangkan
data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode
observasi dan interpretasi citra sedangkan data diperoleh dari beberapa instansi terkait untuk memperkuat data primer.
Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis Data Sifat Data
Sumber Primer
Sekunder
Ground Check Citra
Arus Gelombang
Batimetri Pasut
√ √
√ √
√ √
Pengamatan Lapang Google Earth 2010-2013
ECMWF ECMWF
P3SDLP University Of Hawaii Sea
Level Center
F. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan dalam penelitian ini digunakan untuk mengolah data hingga menghasilkan output. Berikut merupakan alat dan bahan yang
digunakan dalam peelitian ini.
Tabel 3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan Kegunaan
Laptop Input data citra hingga menghasilkan
output Sofware
ArcGis, Surfer,
ODV, Google Earth, Ms Exel, dan Global Mapeer
Pengolahan data citra dan data pendukung citra
Camera Dokumentasi
Hasil Pengamatan
51
Ibid,. h. 117.
Lapang
Citra Tahun 2010-2013 Tumpang Susun Garis pantai
Lembar Kerja Pencatatan Hasil Pengamatan Lapang
G. Teknik Pengolahan Data Penginderaan Jauh
1. Tahap Persiapan
Tahap ini meliputi studi kepustakaan dan pemilihan citra. Citra Satelit yang digunakan adalah Citra Google Earth tahun 2010-2013.
Citra Google Earth ini dapat diperoleh di Google Earth dan
pengumpulan data sekunder. 2.
Tahap Pengolahan Data
Citra satelit Landsat yang dipilih diolah dengan bantuan sofware ArcGis versi 10.3. Berikut merupakan tahapan yang dilakukan dalam
penelitian ini, yaitu:
a. Retifikasi
Citra Google Earth yang didapat dari google earth berbentuk JPEG dan tidak memiliki koordinat sehingga dapat menyulitkan proses
analisa perubahan garis pantai. berikut langkah-langkah dalam proses retifikasi peta:
1. Buka arcgis kemudian buka shapefile peta yang akan kita
rectify. 2.
Proses retify ini menggunakan tools “add control point” ,
3. Masukan titik ikat minimal 4 yang di peroleh dari google eart
untuk mendapatkan titik ikat yang baik. 4.
Setelah terikat kemudian klik “Georeferencing” klik “update georeferencing”.
5. Citra telah ter georeferencing.
b. Digitasi
Setelah citra teretifikasi proses digitasi dapat dilakukan. Pada tahap ini masing-masih citra di digitasi tiap garis pantainya, dengan
tujuan mendapatkan data perubahan garis pantai untuk di proses
pada tahap overlay. Berikut langkah-langkah dalam proses digitasi citra
1 Pada ArcCatalog buat shapefile baru dengan klik kanan pada
folder - New – Shapefile
2 Tentukan nama, tipe data dan koordinat shp. Point untuk
kenampakan marker titik, polyline untuk garis, dan polygon untuk luasan area. lalu OK.
3 Setelah shp tampil dalam table of content, dari menu utama
Editor - Start Editing. 4
Setelah proses digitasi selesai klik “save ediding”. 5
Lakukan hal yang sama pada seluruh data.
c. Tumpang Susun Overlay
Setelah melakukan digitasi batas darat dan air pada masing- masing citra, kemudian hasil dari digitasi dilakukan tumpang susun
overlay antar interval pada masing-masing kondisi. Dari hasil overlay akan terbentuk data polygon features baru yang mencakup
didalamnya abrasi dan akresi. Polygon features yang baru ini kemudian akan pecah sesuai dengan lokasi terjadinya abrasi dan
akresi.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dapat digunakan dalam penginderaan jauh adalah interpretasi visual dan interpretasi secara digital menggunakan klasifikasi
multispektral atau berbagai transformasi indeks yang ada. Metode analisis data yang dipergunakan untuk mendapatkan hasil
kesimpulan penelitian antara lain:
1.
Metode Overlay Tumpang Susun Peta Metode overlay atau tumpang susun peta merupakan cara menghubungkan garis pantai tiap Citra
tahun 2010,2011,2012 dan 2013. Metode tumpang susun peta digunakan untuk mengetahui perubahan garis pantai.
2.
Analisis Kebenaran Interpretasi Metode analisis ini diperoleh dari survey lapangan dengan alat berupa GPS.
3.
Analisa perhitungan luas menggunakan measure tolls untuk mengetahui luas perubahan garis pantai.
4.
Metode Analisis Deskriptif Metode ini untuk menjelaskan dan menggambarkan lebih lanjut tentang dua metode diatas.
Berikut merupakan skema alur penelitian :
Croping location
Data Primer Data Sekunder
Citra Google Earth2010-2013
Data Arus
Data Pasut
Data Tinggi
Gelomban Data
Batimert i
Retifikasi Digitized
on scren Overlay
Garis pantai
2013
Ground check
Croping location
Created txt file
Sort and filter
Created DAT file
Griding DAT file
Layout Arah Arus
Kepulauan Seribu Convert
Grafik Pasut
Tanjung Priok
Created txt file
Sort and filter
Created DAT file
Griding DAT file
Layout Tinggi
Gelombang Kepulauan Seribu
Convert ASCII TO
DEM SelectedLoc
ation Generate
contour Digitized on
scren Batimetri
Pulau Untung
Jawa
Analisa Data SELESAI
Keterangan:
Excel ODV
ArcGis Surfer
Global Mapper
34
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL
A. Temuan Penelitian
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian
a. Letak dan Luas
Pulau Untung Jawa merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan
Seribu, Jakarta, Indonesia. Pulau Untung Jawa mempunyai luas 40,10 ha.
52
Secara astronomis Pulau Untung Jawa terletak pada 5
58’44”-5 58’35,12” LS dan 106
42’40”-106 42’8,40”.
Gambar 4.1 Batas Administratif Pulau Untung Jawa
Berdasarkan posisi geografisnya Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu berbatasan dengan :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Tanjung Pasir.
52
BPS Kepulauan Seribu, Kepulauan Seribu Dalam Angka 2016, Jakarta: BPS Kabupaten Kepulauan Seribu, 2016, h. 16