Faktor alam Pembahasan Temuan Penelitian

4. Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Garis Pantai

Faktor yang mempengaruhi perubahan garis pantai Pulau Untung Jawa berupa faktor alam dan faktor campur tangan manusia. Faktor alam dapat berupa angin, arus, pasut, batimetri dan gelombang. Faktor kegiatan manusia dapat berupa pencemaran minyak dan sampah pada perairan dekat pulau.

a. Faktor alam

Faktor alam yang berpengaruh besar dalam perubahan garis pantai Pulau Untung Jawa adalah gelombang. Gelombangombak pada Pulau Untung Jawa dipengaruhi oleh angin, pasut, dan gelombang yang di sebabkan oleh gerakan kapal. Angin yang bertiup di atas permukaan merupakan faktor utama pembangkit gelombang. 59 Gelombang angin merupakan gelombang yang di bangkitkan oleh angin dan dapat menyebabkan arus.Perubahan garis pantai Pulau Untung Jawa dipengaruhi oleh arah angin musiman. Terdapat 2 angin yang melewati Kepulauan Seribuyaitu musim barat dan musim timur. Citra Satelit yang digunakan berada pada kondisi musim timur. Berikut merupakan bersebaran arah angin tahunan kepulauan seribu. Grafik 4.2 Persebaran arah angin 2013 Sumber :Kepulauan seribu dalam angka 2014 59 Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, Pengantar Oseanografi, Jakarta: UI Press, 2014, h. 81. Barat Barat Daya Selatan Barat Laut Timur Laut Timur Tenggara Utara Gambar 4.14 Arah Pergerakan Arus Sumber: ECMWF, Agustus 2013 Arah angin terbanyak di Kepulauan Seribu berasal dari timur laut di bulan desember yaitu sebanyak 20 dengan kecepatan maksimal sebesar 46 knots dan minimum sebesar 11 knots. 60 Arah angin terbanyak di dominasi oleh arah Angin Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara dan Selatan. 61 Kecepatan angin mempengaruhi tinggi gelombang. Kecepatan angin dan gelombang yang datang dapat di klasifikasikan menggunakan skala beaufort hal ini disebabkan karena kecepatan angin yang datang dapat mempengaruhi tinggi gelombang yang terbentuk. Tabel 4.4 Skala Beaufort No Wind speed Kmhr Heigh of waves m General description of wind Condition of sea Less than 1 Calm Sea smooth as a mirror 1 2-5 0,15 Light air Small wavelets like scales; no 60 Kepulauan Seribu Dalam Angka 2014, Jakarta: BPS Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, 2014, h. 24. 61 Ibid, h. 25. foam crets 2 6-11 0,30 Linght breeze Waves short; crets begin to break 3 12-20 0,60 Gentle breeze Foam has glassy appearance, not yet white 4 21-29 1,60 Moderate breeze Waves not longer; many white areas 5 30-39 3,10 Fresh breeze Waves pronounce and long; white foam crets 6 40-50 4,70 Strong breeze Langer waves from; white foam crets all over 7 51-61 6,20 Moderate gale Sea heapes up; wind blows foam in streaks 8 62-74 7,80 Fresh gale Heigh of waves and crests increasing 9 75-87 9,30 Strong gale Foam is blown in dense steaks 10 88-101 10,80 Whole gale High waves with long overhanging crests; large foam patches 11 102-120 - Storm Hingh waves; ships in shight hidden in troughs 12 Above 121 - Hurricane Sea covered with streaky foam; air filled with spraay Sumber : Sahala Hutabarat, 2014 Gambar 4.15 Tinggi Gelombang Kepulauan Seribu Sumber :ECMWF, Januari 2012 Pulau Untung Jawa memiliki tinggi gelombang yang sedikit tenang dengan nilai skala beaufort 1 dimana arah angin terlihat dari arah gerak asap tetapi belum menggerakkan panah angin.Tinggi gelombang di Kepulauan Seribu pada musim Barat sebesar 0,5-1,5 meter, sedangkan pada musim Timur sebesar 0,5-1,0 m. Tinggi gelombang sangat bervariasi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya disebabkan oleh variasi kecepatan angin, adanya penjalanan gelombang dan perairan sekitarnya, sesuai dengan letak gugusan Kepulauan Seribu yang berbatasan dengan perairan terbuka. Perairan pada pantai tidak pernah tetap hal ini dikarenakan pengaruh pasang surut. Pasang surut dapat menimbulkan arus yang cukup kuat terutama di daerah yang sempit, misalkan di teluk, estuary, dan muara sungai. Kondisi di mana air laut pasang dapat menimbulkan pengendapan sedimen namun akan mengikis sedimen yang ada saat kondisi mulai surut. Gelombang besar yang datang ke pantai pada saat air pasang bisa menyebabkan kerusakan pantai sampai jauh ke daratan. Data pasang surut digunakan dalam meramalkan atau memodelkan pola arah dan kecepatan arus pada lokasi penelitian. Tipe pasut dapat ditentukan berdasarkan frekuensi pasang dan surut setiap hari. Pasang surut di Tanjung Priok pada bulan Januari 2010 termasuk pasut tipe tunggal dengan hasil perhitungan Formzhal sebesar 4,47 dengan nilai surut terendah sebesar -0,150 dan pasang tertinggi sebesar 0,725. Pasang surut harian tunggal diurnal tide dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pasang surut tipe harian tunggal memiliki nilai Formzhal sebesar F3. 62 62 Musrifin , “Analisis Pasang Surut Perairan Muara Sungai Mesjid Dumai”, Jurnal Perikanan dan Kelautan, Vol.16, 2011, h. 50. Grafik 4.3 Pasang Surut Tanjung Priok Sumber: UOHSLC, 2010 Pulau Untung Jawa memiliki beberapa dermaga sebagai tempat berlabuh kapal yang datang. Pergerakan lalu-lalang kapal menuju dermaga menimbulkan riakan gelombang. Riakan gelombang yang datang secara continue dapat mempengaruhi garis pantai hal ini terlihal pada lokasi 3, 4 dan 5 dimana lokasi ini merupakan lokasi yang berdekatan dengan dermaga kapal sehingga mendapat pengaruh langsung gelombang yang di timbulkan oleh lalu lalang kapal.

b. Faktor Kegiatan Manusia