Lia Permata Sari : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Terhadap Asuransi Kerugian Pada PT.Jasaraharja Putera Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
• Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak
dapat berfungsi bekerja, dengan kata lain asuransi dapat berfungsi sebagai
tabungan dan sumber pendapatan.
2.1.4 Prinsip-Prinsip Dasar Asuransi
Industri asuransi, baik asuransi umum maupun asuransi jiwa memiliki prinsip-prinsip yang menjadi pedoman bagi seluruh penyelenggaraan kegiatan
perasuransian dimanapun berada. Prinsip-prinsip asuransi ini kadang-kadang disebut sebagai doktrin asuransi meliputi hal-hal sebagi berikut:
1. Insurable Interest kepentingan yang dipertanggungkan
Insurable Interest pada prinsipnya merupakan hal berdasarkan hukum untuk mempertanggungjawabkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan,
yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan.
2. Utmost Good Faith kejujuran sempurna
Seorang tertanggung berkewajiban untuk memberitahukan sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting berkaitan dengan obyek yang
diasuransikan. Prinsip ini juga berlaku bagi penanggung, yang juga harus menjelaskan risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan, segala
persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas dan teliti. Kewajiban untuk memberikan fakta-fakta penting tersebut berlaku:
• Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai
kontrak asuransi selesai dibuatdisepakati.
Lia Permata Sari : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Terhadap Asuransi Kerugian Pada PT.Jasaraharja Putera Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
• Pada saat perpanjangan kontrak asuransi.
• Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai hal-
hal yang ada kaitannya dengan perubahan-perubahan tersebut. 3.
Indemnity indemnitas Indemnity berarti mengembalikan posisi finansial tertanggung setelah
terjadi kerugian seperti pada posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut. Jika suatu obyek yang diasuransikan terkena musibah sehingga
menimbulkan kerugian maka penanggung akan memberikan ganti rugi untuk mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi kerugian menjadi
sama dengan sesaat sebelum terjadi kerugian. Beberapa cara ganti yang berlaku: •
Pembayaran secara tunai, atau •
Perbaikan, atau •
Penggantian, atau •
Pemulihan kembali. 4.
Subrogation Subrogasi Subrogasi pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah
memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
Prinsip Subrogasi diatur dalam Pasal 284 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang berbunyi: “Apabila seseorang penanggung telah membayar ganti
rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang telah
menimbulkan kerugian pada tertanggung”.
Lia Permata Sari : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Terhadap Asuransi Kerugian Pada PT.Jasaraharja Putera Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
5. Contribution kontribusi
Prinsip kontribusi pada dasarnya adalah suatu prinsip dimana penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang
sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum tentu sama
besar. Seseorang dapat saja mengasuransikan harta benda yang sama pada
beberapa perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas objek yang diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi.
Prinsip kontribusi berarti bahwa apabila penanggung telah membayar penuh ganti rugi yang menjadi hak tertanggung, maka penanggung yang
membayar ganti rugi yang pertama tersebut berhak menuntut perusahaan asuransi lain yang terlibat dalam suatu pertanggungan untuk membayar bagian kerugian
masing-masing yang besarnya sebanding dengan jumlah pertanggungan yang ditutupnya.
6. Proxima Causa Kausa Proksimal
Proxima Causa adalah suatu sebab aktif dan efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu
kekuatan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen.
Jika kepentingan yang diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan maka yang dilakukan oleh penanggung pertama kali adalah mencari sebab-sebab
Lia Permata Sari : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Terhadap Asuransi Kerugian Pada PT.Jasaraharja Putera Cabang Medan, 2008.
USU Repository © 2009
yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut.
Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan efisien adalah “Unbroken Chain of Events”, yaitu suatu rangkaian mata rantai
peristiwa yang tidak terputus. Sebagai contoh, kasus klaim kecelakaan diri berikut ini:
• Seseorang mengendarai kendaraan di jalan tol dengan kecepatan tinggi
sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik. •
Korban luka parah dan dibawa ke rumah sakit. •
Tidak lama kemudian korban meninggal dunia. Dari peristiwa tersebut diketahui bahwa kausa proksimalnya adalah korban
mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik. Melalui kausa proksimal akan dapat diketahui apakah penyebab
terjadinya musibah atau kecelakaan tersebut dijamin dalam kondisi polis asuransi atau tidak.
2.1.5 Jenis Usaha Perasuransian