Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Asuransi Pendidikan Di Kota Medan

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMINTAAN ASURANSI PENDIDIKAN

DI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

JAMARDUA HARO

087018008/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

S

E K

O L

A

H

P A

S C

A S A R JA

N


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMINTAAN ASURANSI PENDIDIKAN

DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

JAMARDUA HARO

087018008/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERMINTAAN ASURANSI

PENDIDIKAN DI KOTA MEDAN

Nama Mahasiswa : Jamardua Haro

Nomor Pokok : 087018008

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Murni Daulay, M.Si) Ketua

(Kasyful Mahalli, SE, M.Si) Anggota

Ketua Program Studi,

(Dr. Murni Daulay, M.Si)

Direktur,

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal 10 Maret 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Murni Daulay, M.Si

Anggota : 1. Kasyful Mahalli, SE, M.Si 2. Dr. Rahmanta, M.Si 3. Drs. Rujiman, MA


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis faktor faktor yang mempengaruhi Permintaan Asuransi Pendidikan di Kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Jumlah Anak, Lama Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Besar Premi dan Usia Nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Untuk mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat digunakan persamaan regresi linier ganda (multiple lenear regression). Variabel terikat (dependent variable) adalah permintaan asuransi pendidikan dan sebagai variabel bebas (independent variable) adalah Jumlah Anak, Lama Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Besar Premi dan Usia Nasabah. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan sampel non probabilitas (non-probability sampling method). Sampel ditunjuk berdasarkan atas kemudahan (convenience sampling) waktu dan biaya, dan untuk mengetahui siapa saja yang dipilih digunakan teknik sampling kuota dan snowball sampling.

Untuk mengetahui relevansi antar variable digunakan Uji Kesesuaian yaitu: Koefisien determinasi (R²), Uji parsial (t-test), Uji serempak (F-test), dan Uji Penyimpangan asumsi klasik seperti: Uji normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas. Hasil pengujian diperoleh Nilai R2 = 0.545 bermakna bahwa variasi Jumlah Anak, Lama Pendidikan, Tingkat Pendapatan, besar Premi dan Usia Nasabah mampu menjelaskan variasi permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan sebesar 55% dan sisanya sebesar 45% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.

Berdasarkan uji parsial (Uji t-statistik) dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan terdapat empat dari lima variabel bebas yang signifikan mempengaruhi asuransi pendidikan, yaitu variabel jumlah anak, mempengaruhi permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan.

Total elastisitas seluruh variabel bebas adalah 1.97 yaitu lebih besar dari satu (elastis) hal ini menunjukkan bahwa Jumlah Anak, Lama Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Besar Premi dan Usia Nasabah mampu menjelaskan variasi permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan.


(6)

ABSTRACT

This research is entitled: “Factors Analysis Influencing Education Insurance Demand in Medan City”. This research is intended to analize the influence of some variables, i.e. Amount of Children, Education Period, Income Rate, Amount of Premium, Age on the Education Insurance Demand in Medan City.

The data used in this research are premier data-questionaires. Multiple Linear Regression is used to identify the independent and dependent variables in which Education Insurance Demand is regarded as dependent variable on one hand, and Amount of Children, Education Period, Income Rate, Amount of Premium, and Age are regarded as independent variables on the other hand. In this research, the samples are drawn based on duration and cost (onvenience sampling), and snowball-sampling and quota-snowball-sampling techniques are used to choose the samples.

In order to know the variables relevance, concordance-test is used, i.e. Determinant Coefficient (R2), T-Test, F-Test, and the deviation of classical assumption, i.e. Normality Test, Multi Co-linearity Test, Heteroskedasticity. The result of test is Value R2 = 0.545 which means that children amount variation, education, income, premium, and age of customers can describe the variation education insurance demand in Medan City, i.e. 55%; while the 45% is described by other variables which are not included in estimation model.

Based on T-Statistic Test, it is known that significantly influential variables on education insurance demand is the amount of children, education period, income rate and age, while premium doesn’t influence significantly on the education insurance demand in Medan city.

The elasticity total of all independent variables is 1,97. This shows that the amount of children, education period, income rate, amount of premium, age of customers can describe the variation of education insurance demand in Medan city.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini, yang merupakan syarat akademis untuk menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada Istriku tercinta Connie Lindawati Pangaribuan serta kepada kedua anakku tersayang Sari Raphyta Olivia Grace dan Evan Tamaro Arianda yang telah banyak memberikan doa dan dorongan sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H., Sp.A (K), Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, Wakil Direktur I Sekolah Pascasarjana.

4. Dr. Murni Daulay, M.Si, Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana USU.

5. Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si, Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana USU.

6. Dr. Murni Daulai, M.Si dan Kasyful Mahalli S.E, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan arahan dan kritikan untuk penyelesaian tesis ini.

7. Dr. Rahmanta, M.Si, Drs. Rujiman, MA dan Drs. Iskandar Syarief, MA sebagai Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan kritikan demi untuk kesempurnaan tesis ini.


(8)

8. Seluruh staf pengajar dan Administrasi Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana USU.

9. Ir. Zulkifli Lubis, M.I.Kom, Direktur Politeknik Negeri Medan yang telah memberikan motivasi serta bantuan moril dan materil.

10.Seluruh teman-teman Staf Pengajar Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan, terima kasih atas segala bantuannya.

11.Sahabat seperjuangan Angkatan 14 Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas kerjasama selama ini dan tetaplah berkomunikasi.

12.Khusus buat Dainang Naburju A. Sitinjak mauliate ma Inong, alani tangiangmi do umbahen naboi saut sikkolakkon, sai ganjangma umurmu jala sehat ho da Inong.

13.D. Pangaribuan dan S.O Hutahaean, terima kasih Amang/Inang atas motivasi yang diberikan sehingga selesai tesis ini.

14.Kepada seluruh keluarga yang tidak dapat disebutkan, terima kasih atas doa dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak kekurangan dalam hal tata bahasa dan penyampaian. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan tesis ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Medan Maret 2010 Penulis,

Jamardua Haro NIM. 087018008


(9)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Jamardua Haro

Tempat dan Tanggal Lahir : Tambadolok, 30 Maret 1964

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Kristen Protestan

Sttus Perkawinan : Menikah

Nama Orang Tua

Ayah : M. Haro

Ibu : A. Sitinjak

Alamat Rumah : Jl. Setia Budi Psr I, Gg. Pribadi V No. 25 A Tanjung Sari Medan

Pendidikan

1. Tahun 1971-1976 : SDN Janjimaria Pagarbatu 2. Tahun 1977-1981 : SMP N 1 Pangururan Samosir

3. Tahun 1981-1984 : SMAN 3 Pematang Siantar

4. Tahun 1984-1989 : Fakultas Ekonomi USU, Jurusan Ekonomi Pembangunan

5. Tahun 2008-2010 : Sekolah Pascasarjana Program Studi Ekonomi Pembangunan USU, Medan.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Lembaga Keuangan ... 9

2.2. Asuransi ... 11

2.3. Jenis Usaha Asuransi ... 12

2.4. Manfaat Asuransi ... 14

2.5. Pendidikan dan Pembangunan Ekonomi... 15

2.6. Teori Permintaan ... 20

2.7. Hukum Permintaan... 28

2.8. Elastisitas terhadap Permintaan... 30

2.9. Penelitian Sebelumnya ... 31


(11)

2.11. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.2. Populasi dan Sampel ... 36

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 37

3.4. Metode Analisis ... 38

3.5. Uji Kesesuaian (Test Goodness of Fit)... 40

3.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 40

3.7. Definisi Operasional... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1. Gambaran Umum Kota Medan ... 44

4.2. Daftar Perusahaan Perasuransian ... 48

4.3. Industri Asuransi Jiwa... 50

4.4. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan ... 51

4.5. Perkembangan Pendidikan di Kota Medan ... 54

4.6. Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 57

4.6.1. Deskripsi Data... 57

4.6.2. Uji Statistik Hasil Estimasi Model... 64

4.6.3. Uji Asumsi Klasik ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1. Kesimpulan ... 77

5.2. Saran-Saran ... 78


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Permintaan... 25

4.1 Daftar Perusahaan Perasuransian ... 49

4.2. Rangking Kepemilikan Polis (Juta Rupiah)... 50

4.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2005-2007... 54

4.4. Jumlah Anak ... 58

4.5. Tingkat Pendidikan Nasabah... 59

4.6. Pendapatan Nasabah... 60

4.7. Besarnya Premi Asuransi Nasabah ... 61

4.8. Usia Nasabah Asuransi ... 62

4.9. Permintaan Asuransi Pendidikan ... 63

4.10. Hasil Uji Jarque-Bera ... 72

4.11. Hasil Uji Ramsey... 73

4.12. Hasil Uji Multikolinieritas ... 74

4.13. Hasil Uji White... 75


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Kurva Permintaan... 25 2.2. Kurva Permintaan... 26 2.3. Kerangka Berfikir Penelitian... 34


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Tabulasi Data ... 81

2. Output dengan Least Square ... 84

3. Uji Asumsi Klasik ... 85

Uji Normalitas Data ... 85

4. Uji Autokorelasi ... 86

5. Uji Heterokedastisitas ... 87

6. Uji Linieritas ... 88

7. Uji Multikolinearitas ... 89


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis faktor faktor yang mempengaruhi Permintaan Asuransi Pendidikan di Kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Jumlah Anak, Lama Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Besar Premi dan Usia Nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Untuk mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat digunakan persamaan regresi linier ganda (multiple lenear regression). Variabel terikat (dependent variable) adalah permintaan asuransi pendidikan dan sebagai variabel bebas (independent variable) adalah Jumlah Anak, Lama Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Besar Premi dan Usia Nasabah. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan sampel non probabilitas (non-probability sampling method). Sampel ditunjuk berdasarkan atas kemudahan (convenience sampling) waktu dan biaya, dan untuk mengetahui siapa saja yang dipilih digunakan teknik sampling kuota dan snowball sampling.

Untuk mengetahui relevansi antar variable digunakan Uji Kesesuaian yaitu: Koefisien determinasi (R²), Uji parsial (t-test), Uji serempak (F-test), dan Uji Penyimpangan asumsi klasik seperti: Uji normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas. Hasil pengujian diperoleh Nilai R2 = 0.545 bermakna bahwa variasi Jumlah Anak, Lama Pendidikan, Tingkat Pendapatan, besar Premi dan Usia Nasabah mampu menjelaskan variasi permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan sebesar 55% dan sisanya sebesar 45% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.

Berdasarkan uji parsial (Uji t-statistik) dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan terdapat empat dari lima variabel bebas yang signifikan mempengaruhi asuransi pendidikan, yaitu variabel jumlah anak, mempengaruhi permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan.

Total elastisitas seluruh variabel bebas adalah 1.97 yaitu lebih besar dari satu (elastis) hal ini menunjukkan bahwa Jumlah Anak, Lama Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Besar Premi dan Usia Nasabah mampu menjelaskan variasi permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan.


(16)

ABSTRACT

This research is entitled: “Factors Analysis Influencing Education Insurance Demand in Medan City”. This research is intended to analize the influence of some variables, i.e. Amount of Children, Education Period, Income Rate, Amount of Premium, Age on the Education Insurance Demand in Medan City.

The data used in this research are premier data-questionaires. Multiple Linear Regression is used to identify the independent and dependent variables in which Education Insurance Demand is regarded as dependent variable on one hand, and Amount of Children, Education Period, Income Rate, Amount of Premium, and Age are regarded as independent variables on the other hand. In this research, the samples are drawn based on duration and cost (onvenience sampling), and snowball-sampling and quota-snowball-sampling techniques are used to choose the samples.

In order to know the variables relevance, concordance-test is used, i.e. Determinant Coefficient (R2), T-Test, F-Test, and the deviation of classical assumption, i.e. Normality Test, Multi Co-linearity Test, Heteroskedasticity. The result of test is Value R2 = 0.545 which means that children amount variation, education, income, premium, and age of customers can describe the variation education insurance demand in Medan City, i.e. 55%; while the 45% is described by other variables which are not included in estimation model.

Based on T-Statistic Test, it is known that significantly influential variables on education insurance demand is the amount of children, education period, income rate and age, while premium doesn’t influence significantly on the education insurance demand in Medan city.

The elasticity total of all independent variables is 1,97. This shows that the amount of children, education period, income rate, amount of premium, age of customers can describe the variation of education insurance demand in Medan city.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan jasa perasuransian semakin penting baik oleh perorangan maupun dunia usah karena asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki.

Walaupun banyak metode yang digunakan untuk menangani resiko, namun asuransi merupakan merupakan metode yang paling bagus dan efektif digunakan, hal ini disebabkan oleh manfaat asuransi yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung kepada resiko yang akan dihadapi perorangan maupun yang dihadapi perusahaan. Resiko merupakan kondisi ketidakpastian yang diakibatkan oleh ketidaksempurnaan peramalan seperti musibah, cedera, kegagalan pendidikan dan lain-lain yang sifatnya menimbulkan kerugian.

Resiko kegagalan dalam pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diantisipasi oleh perusahaan perasuransian karena asuransi sangat erat hubungannya dengan jaminan pelaksanaan pendidikan, karena asuransi berfungsi untuk memberikan perlindungan dalam mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kesulitan pembiayaan dalam pendidikan di mana untuk peningkatan pendidikan akan membutuhkan pembiayaan yang relatif mahal. Dengan demikian untuk mengatasi pembiayaan dalam kelangsungan pendidikan, maka seharusnya para orang tua harus menjadi nasabah asuransi pendidikan.


(18)

Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam kehidupan manusia baik usia anak anak maupun usia dewasa dengan kata lain bahwa pendidikan itu tidak mengenal usia, hal ini dapat diketahui sekarang ini bahwa setiap orang berusaha untuk meningkatkan kemampuannya baik secara formal atau non formal, dengan tujuan agar mampu bersaing untuk mengatasi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Karena pendidikan merupakan bagian yang terutama bagi setiap orang, maka diharapkan kepada setiap orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya yang relatif mahal harus membuat perencanaan yang matang dengan menggunakan fasilitas yang ada pada perusahaan yang mendukung terhadap perkembangan pendidikan seperti perusahaan asuransi, karena setiap orang tua tentunya menginginkan masa depan yang lebih baik bagi anaknya agar mampu bersaing di masa mendatang.

Untuk mencapai pendidikan yang lebih baik diharapkan kepada para orang tua agar dapat merencanakan pembiayaan untuk keperluan pendidikan sejak dini supaya kelangsungan pendidikan tidak terganggu yang disebabkan oleh kekurangan biaya pendidikan. Dengan mengikuti asuransi pendidikan ini, diharapkan dapat mengatasi kekurangan biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan ke tahap yang lebih tinggi.

Pendidikan merupakan hal yang fundamental untuk membentuk kemampuan manusia untuk menganalisa serta pengambilan keputusan yang baik dan lebih bermanfaat terutama dalam pelaksanaan pembangunan yang seutuhnya. Tingkat Pendidikan merupakan indikator utama dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan


(19)

kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan (Todaro, 2006).

Mengingat pentingnya pendidikan maka dianjurkan kepada orang tua agar segera membuat perencanaan pendidikan dengan memiliki asuransi pendidikan, sehingga pendidikan anak-anak mereka dapat melanjutkan pendidikan sampai pada tingkat perguruan tinggi. Bila semua anak memiliki pendidikan yang tinggi, maka kualitas sumber daya manusia akan meningkat juga sehingga pembangunan ekonomi akan mudah dilaksanakan.

Perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan bergerak di bidang penjualan jasa-jasa pertanggungan mempunyai peranan penting dalam usaha pengumpulan dana masyarakat serta mendukung kesinambungan pembangunan nasional dalam negeri, dalam arti memperkecil resiko yang dapat menghambat jalannya pembangunan. Di samping sebagai alat yang menghimpun dana pembangunan, usaha perasuransian itu dapat juga dilihat manfaatnya sebagai salah satu alat yang memberikan jaminan bagi kelangsungan usaha-usaha besar yang suatu ketika mengalami kerugian sebagai akibat dari suatu peristiwa yang menimpa perusahaan tersebut.

Bukan hanya perusahaan yang mengalami kerugian tetapi manusia juga akan menghadapi kerugian atau kehilangan akibat suatu peristiwa yang tidak terduga seperti kebakaran rumah, kehilangan barang-barang, kecelakaan dalam perjalanan baik di darat, di laut, ataupun di udara. Jika kerugian yang dialami hanya relatif kecil, maka dapat diatasi dengan uang simpanan, sehingga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap yang telah direncanakan atau operasional perusahaan, namun


(20)

apabila kerugianya relatif besar di mana uang simpanan tidak mencukupi untuk menutupi kerugian tersebut, akan menyebabkan gangguan terhadap operasional perusahaan, maka di sinilah pentingnya usaha perasuransian.

Yang dimaksud dengan perusahaan perasuransian adalah perusahaan yang terkait dengan bisnis asuransi dan pertanggungan, artinya perusahaan asuransi akan menanggung semua resiko yang dipertanggungkan baik resiko kerugian maupun resiko kematian. Perusahaan tersebut adalah perusahaan asuransi jiwa, kerugian, reasuransi, pialang asuransi maupun agen asuransi.

Asuransi pendidikan merupakan bagian dari asuransi jiwa yang mempertanggungkan jaminan pendidikan terhadap nasabah yang dipertanggungkan. Jenis asuransi ini cukup diminati oleh masyarakat umumnya dan masyarakat Kota Medan khususnya hal ini kemungkinan masyarakat telah mengerti arti dan manfaat asuransi tersebut. Asuransi pendidikan merupakan jenis asuransi yang memiliki prinsip jaminan atas masa depan yang cerah kepada keluarga khususnya terhadap anak yang di masa datang karena adanya jaminan kelangsungan pendidikan.

Asuransi pendidikan mengajak masyarakat untuk mewujudkan masa depan anak melalui kepastian atas jaminan terhadap pendidikan. Fenomena yang ada menunjukkan bawa masih banyak anak yang putus sekolah akibat kekurangan biaya yang seharusnya dapat diatasi dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh lembaga perasuransian.

Asuransi pendidikan menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha “mutual” atau “usaha bersama”. Semua pemegang


(21)

polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelolanya, merupakan kekuatan utama perusahaan asuransi hingga saat ini.

Walaupun biaya pendidikan relatif mahal, namun demikian, setiap orang tua pasti mempunyai harapan dan keinginan yang tinggi untuk dapat meningkatkan pendidikan putra-putrinya sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, namun sering terganjal dengan keterbatasan biaya yang dibutuhkan. Mereka mengharapkan dengan meningkatnya tingkat pendidikan akan mampu bersaing untuk meningkatkan kwalitas hidupnya pada masa yang akan datang. Keadaan ini mendorong mereka melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut, salah satunya adalah dengan mendaftarkan diri sebagai pemegang polis (nasabah) pada perusahaan asuransi khususnya asuransi pendidikan.

Dengan menjadi nasabah asuransi pendidikan maka kebutuhan akan jaminan pendidikan terhadap generasi muda (putra-putri), perusahaan asuransi siap membantu dalam hal pembiayaan pendidikan. Asuransi mitra beasiswa adalah salah satu jenis asuransi pendidikan merupakan produk asuransi perorangan yang memberikan proteksi sampai saat tertanggung meninggal dunia. Manfaat dari asuransi tersebut tetap terlaksana sesuai dengan perjanjian yaitu memberikan uang pertanggungan serta beasiswa tanpa harus membayar premi yang belum dibayarkan berdasarkan yang telah disepakati dalam perjanjian.


(22)

Asuransi jiwa yang memberikan proteksi biaya pendidikan bagi putra-putri tercinta mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, baik tertanggung masih hidup maupun meninggal dengan asumsi biaya premi dibayar lancar, karena jenis asuransi ini menggabungkan unsur tabungan dan proteksi sampai tertanggung meninggal dunia.

Potensi asuransi pendidikan sangat besar manfaatnya terhadap masyarakat, khususnya untuk meningkatkan kapasitas pendidikan masyarakat, di mana salah satu indikator utama pembangunan adalah tingkat pendidikan yang telah dimiliki oleh masyarakat. Semakin tinggi pendidikan masyarakat maka kegiatan pelaksanaan pembangunan akan semakin bagus. Jadi peranan pendidikan dalam pembangunan sangat penting, oleh karena itu dukungan dan upaya agar pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik adalah melalui asuransi pendidikan.

Potensi jumlah penduduk usia sekolah yang cukup banyak belum dimanfaatkan secara optimal oleh perusahaan asuransi yang jumlahnya cukup banyak, jadi persentase penduduk yang masuk ke dalam asuransi pendidikan belum banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa asuransi pendidikan memiliki potensi pengembangan cukup besar dengan adanya kebutuhan masyarakat dan dukungan kebijakan pengembangan yang kuat. Oleh karena itu penulis mengambil judul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN ASURANSI PENDIDIKAN DI KOTA MEDAN”.


(23)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah pendapatan nasabah berpengaruh terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan?

2. Apakah usia nasabah berpengaruh terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan?

3. Apakah jumlah anak nasabah berpengaruh terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan?

4. Apakah pendidikan nasabah berpengaruh terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan?

5. Apakah besarnya premi asuransi nasabah berpengaruh terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan?.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui manfaat suatu kegiatan, maka kegiatan tersebut harus mempunyai tujuan yang jelas. Demikian juga dalam suatu penelitian harus mempunyai arah dan tujuan yang jelas, dalam penelitian ini bertujuan:

1. Untuk menganalisis pengaruh jumlah anak nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan.

2. Untuk menganalisis pengaruh pendidikan nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan.


(24)

3. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan.

4. Untuk menganalisis pengaruh besar premi nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan.

5. Untuk menganalisis pengaruh usia nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang arti dan fungsi asuransi pendidikan.

2. Dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi perusahaan asuransi khususnya asuransi pendidikan untuk bahan perencanaan dalam pengambilan keputusan asuransi.

3. Dapat mengetahui bagaimana perkembangan asuransi pendidikan di Kota Medan.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lembaga Keuangan

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tentang Pokok-pokok Perbankan, yang dimaksud Lembaga Keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik uang dari dan menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. Secara garis besar lembaga keuangan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Lembaga Keuangan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan). b. Lembaga Keuangan Non Bank. Sebagaimana bank, Lembaga Keuangan

Bukan Bank (LKNB) ini juga berfungsi sebagai pengumpul dan penyalur dana dari dan ke masyarakat, yang bertujuan untuk menunjang pengembangan pasar uang dan modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan. Akan tetapi, lembaga keuangan non bank tidak dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka. Lembaga keuangan non bank hanya memfokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja. Misalnya perusahaan leasing menyalurkan dana dalam


(26)

bentuk barang modal kepada perusahaan penyewa (lessee), pegadaian menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman jangka pendek dengan jaminan barang bergerak. Secara garis besar, lembaga keuangan non bank dapat dikelompokkan menjadi: Asuransi, Dana Pensiun, Pegadaian, Pasar Modal, Pasar Uang, dan Reksadana.

Untuk menjadi suatu perusahaan asuransi yang layak harus memiliki 6 macam prinsip dasar, yaitu: insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan contribution.

1. Insurable interest, yaitu hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara Anda dengan obyek yang diasuransikan dan dapat diakui secara hukum.

2. Utmost good faith, yaitu suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak.

3. Proximate cause, yaitu suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan

rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya suatu intervensi yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.

4. Indemnity, yaitu suatu mekanisme di mana perusahaan asuransi menyediakan

kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan Anda dalam posisi keuangan yang Anda miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD Pasal 252, 253 dan dipertegas dalam Pasal 278).

5. Subrogation, yaitu pengalihan hak tuntut dari nasabah kepada perusahaan asuransi setelah klaim dibayar.


(27)

6. Contribution, yaitu hak suatu perusahaan asuransi untuk mengajak perusahaan asuransi lainnya untuk sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung dalam memberikan indemnity.

2.2. Asuransi

Salah satu penanggulangan resiko melalui pembiayaan adalah dengan mengasuransikan suatu resiko kepada perusahaan asuransi. Cara ini dianggap sebagai metode yang efektif dalam upaya penanggulangan resiko yang diakibatkan oleh ketidakpastian dalam suatu perencanaan. Asuransi telah berkembang menjadi bidang usaha/bisnis yang menarik dan mempunyai peranan penting dalam kehidupan ekonomi maupun pembangunan ekonomi terutama di bidang pendanaan.

Ada beberapa definisi tentang asuransi seperti:

1. Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian:

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.


(28)

2. Asuransi adalah transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak, tertanggung dan penanggung (Djojosoedarso, 2003).

3. Menurut Mehr dan Cammark (Djojosoedarso, 2003); Asuransi adalah alat sosial untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah yang memadai unit unit yang terkena resiko, sehingga kerugian individual mereka secara ojektif dapat diramalkan.

4. Menurut C. Arthur William Jr dan Richard M Heins (Djojosoedarso); bahwa Asuransi dilihat dari dua sudut pandang, yaitu:

a. Asuransi adalah suatu pengamanan terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh seorang penanggung.

b. Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial.

2.3. Jenis Usaha Asuransi

Sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, maka usaha perasuransian dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Usaha asuransi yang terdiri dari:

1) Asuransi kerugian (non life insurance). 2) Asuransi jiwa (life insurance).

3) Reasuransi (reinsurance).

b. Usaha penunjang usaha asuransi yang terdiri dari: 1) Pialang asuransi.


(29)

2) Pialang reasuransi. 3) Penilai kerugian asuransi. 4) Konsultan aktuaria. 5) Agen asuransi.

Menurut jenis bidang yang ditangani asuransi dapat dikelompokkan menjadi:

1. Asuransi jiwa; pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kerjasama antara orang orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi resiko yang diakibatkan oleh resiko kematian; resiko hari tua dan resiko kecelakaan.

2. Asuransi kecelakaan diri yaitu usah untuk melindungi resiko finansial akibat kecelakaan yang mengakibatkan kematian atau cacat/luka yang sifat dan tempatnya ditentukan oleh dokter.

3. Asuransi sosial; merupakan asuransi yang menyediakan jaminan sosial bagi anggota masyarakat baik secara lokal, regional ataupun Nasional.

4. Asuransi Sosial Tenaga Kerja yaitu perlindungan sosial bagi tenaga kerja yang dijalankan melalui pola mekanisme asuransi yang dikelola oleh perum ASTEK. 5. Asuransi Kesehatan yaitu asuransi yang memberikan santunan kesehatan

kepada seseorang (tertanggung) berupa sejumlah uang untuk biaya pengobatan dan perawatan.

6. Asuransi Kecelakaan Penumpang yaitu asuransi yang mengelola perlindungan sosial dalam kecelakaan penumpang dan lalu lintas jalan.

7. Asuransi Kebakaran yaitu pertanggungan yang menjamin kerugian/kerusakan atas harta benda yang diakibatkan kebakaran.


(30)

8. Asuransi Kredit yaitu pertanggungan yang diberikan kepada pemberi kredit (bank, lembaga keuangan) terhadap resiko kredit.

9. Asuransi Rekayasa (engineering insurance) adalah pertanggungan yang diterapkan pada proyek proyek pembangunan yang berhubungan dengan rekayasa.

10.Asuransi Perusahaan yang meliputi pertanggungan terhadap: Asuransi pengiriman uang, penyimpanan uang, penggelapan uang dan pencurian uang. 11.Asuransi tanggung gugat yang dijamin adalah kewajiban untuk bertanggung

jawab atas kerugian yang diderita oleh pihak lain.

12.Asuransi transportasi adalah asuransi yang berkenaan dengan barang-barang dalam transit atau barang-barang yang sedang ditangani perusahaan pengangkutan.

2.4. Manfaat Asuransi

Asuransi memberikan manfaat bagi tertanggung, penanggung, dan pemerintah. Manfaat yang diterima tertanggung baik sebagai individu atau sebagai pengusaha dari jasa asuransi, yaitu:

1) Rasa aman dan perlindungan.

2) Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil.

3) Polis asuransi dapat dijadikan memperoleh kredit dan dapat dijadikan sebagai kelengkapan memperoleh kredit.


(31)

Asuransi dapat memberikan manfaat bagi penanggung untuk mendorong peningkatan kegiatan usaha serta memperoleh keuntungan.

Asuransi dapat memberikan manfaat kepada pemerintah, yaitu: 1) Mendorong peningkatan investasi di berbagai bidang usaha. 2) Mendorong peningkatan kesempatan kerja.

3) Meningkatkan penerimaan pajak.

2.5. Pendidikan dan Pembangunan Ekonomi

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya. Masyarakat, bangsa dan negara (UUD RI; 6).

Pendidikan menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi atau standar kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, 2001). Mardhapi (2001) memberikan batasan standar kompetensi yaitu batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu. Cakupan materi yang terkandung pada setiap standar kompetensi cukup luas terkait dengan konsep yang ada dalam suatu mata pelajaran. Pendidikan berbasis kompetensi ini berimplikasi terhadap pengembangan silabus dan sistem pengujian


(32)

berbasis kemampuan dasar. Kemampuan dasar yakni kemampuan minimal (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang harus dimiliki siswa dalam mempelajari mata pelajaran atau bidang studi tertentu. Kompetensi standar merupakan standar atau bakuan kinerja yang harus dicapai ketika siswa harus menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu.

Setiap standar kompetensi dijabarkan menjadi beberapa kemampuan dasar yang merupakan perincian lebih lanjut dari standar kompetensi tersebut. Perumusan kemampuan dasar menurut Sutiman (2001), dapat menggunakan kata-kata kerja

misalnya: menunjukkan, menghitung, menggambarkan, membedakan,

mengidentifikasikan, menafsirkan, menerapkan, menggunakan, menentukan, menyusun, menyimpulkan, mengevaluasi, merumuskan, membuat, menganalisis, mensintesis dan sebagainya yang merupakan tingkah laku hasil belajar yang dapat diamati (observable) dan diukur (measurable).

Silabus disusun dengan mengacu kepada kompetensi standar dan kemampuan dasar. Silabus inilah yang dijadikan acuan untuk merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran, di mana pihak sekolah dan para guru mempunyai tugas menentukan indikator pencapaian kemampuan dasar. Pengembangan kemampuan dasar menjadi sejumlah indikator dan pengembangan indikator menjadi soal ujian harus mengikuti prosedur tertentu (Azra, 2002).

Mangkunegara (2003) menyatakan bahwa tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk


(33)

tujuan-tujuan umum. Demikian pula Hariandja (2002) menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang karyawan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas perusahaan.

Konsekuensi dunia pendidikan dengan sektor ekonomi masyarakat Indonesia memiliki hubungan yang erat, di mana kedua komponen lembaga tersebut merupakan aset negara yang memerlukan pengelolaan secara hati-hati dan cermat. Secara lebih khusus hubungannya menyangkut modal fisik, tenaga kerja dan kemajuan teknologi yang merupakan faktor produksi pokok sebagai masukan (input) dalam produksi pendapatan nasional. Semakin besar jumlah tenaga kerja, berarti laju pertumbuhan penduduk tinggi dan semakin besar pendapatan nasional akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Perhatian terhadap faktor manusia menjadi bagian yang utama yang berkaitan dengan perkembangan dalam ilmu ekonomi pembangunan dan sosiologi. Para ahli di kedua bidang tersebut umumnya sepakat pada bahwa manusia merupakan modal utama yang berperan secara signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor teknologi, dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Modal manusia tersebut tidak hanya menyangkut kuantitas tetapi yang jauh lebih penting adalah dari segi kualitas.

Di antara berbagai aspek ini, pendidikan dianggap memiliki peranan paling penting dalam menentukan kualitas manusia. Melalui pendidikan, manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya dengan lebih baik. Implikasinya, semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas. Dalam kaitannya dengan


(34)

perekonomian secara umum (nasional), semakin tinggi kualitas hidup suatu bangsa, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan bangsa tersebut.

Menurut Tobing (2001) dewasa ini berkembang paling tidak tiga perspektif secara teoritis yang menjelaskan hubungan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi, yakni teori modal manusia, teori alokasi dan teori reproduksi strata sosial. Teori modal manusia menjelaskan proses di mana pendidikan memiliki pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi. Teori ini mendominasi literatur pembangunan ekonomi dan pendidikan pada pasca perang dunia kedua sampai pada tahun 70-an. Termasuk para pelopornya adalah pemenang hadiah Nobel ilmu ekonomi Gary Becker dari Universitas Chicago, Amerika Serikat, Edward Denison dan Theodore Schultz (dalam Tobing, 2001), juga pemenang hadiah Nobel ekonomi atas penelitiannya tentang masalah ini.

Argumen yang disampaikan pendukung teori ini adalah manusia yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, yang diukur juga dengan lamanya waktu sekolah, akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibanding yang pendidikannya lebih rendah. Apabila upah mencerminkan produktivitas, maka semakin banyak orang yang memiliki pendidikan tinggi, semakin tinggi produktivitas dan hasilnya ekonomi nasional akan bertumbuh lebih tinggi.

Pada tahun 70-an, teori ini mendapat kritik tajam. Argumen yang disampaikan adalah tingkat pendidikan tidak selalu sesuai dengan kualitas pekerjaan, sehingga orang yang berpendidikan tinggi ataupun rendah tidak berbeda produktivitasnya dalam menangani pekerjaan yang sama. Juga ditekankan bahwa dalam ekonomi


(35)

modern sekarang ini, angkatan kerja yang berkeahlian tinggi tidak begitu dibutuhkan lagi karena perkembangan teknologi yang sangat cepat dan proses produksi yang semakin dapat disederhanakan.

Dengan demikian, orang berpendidikan rendah tetapi mendapat pelatihan (yang memakan periode jauh lebih pendek dan sifatnya nonformal) akan memiliki produktivitas relatif sama dengan orang berpendidikan tinggi dan formal. Argumen ini diformalkan dalam suatu teori yang dikenal dengan teori alokasi atau persaingan status yang mendapat dukungan dari Lester Thurow, 1974, John Meyer, 1977 dan Randall Collins, 1979 (sebagaimana dituangkan oleh Tobing, 2001).

Teori persaingan status ini memperlakukan pendidikan sebagai suatu lembaga sosial yang salah satu fungsinya mengalokasikan personil secara sosial menurut strata pendidikan. Keinginan mencapai status lebih tinggi menggiring orang untuk mengambil pendidikan lebih tinggi. Meskipun orang-orang berpendidikan tinggi memiliki proporsi lebih tinggi dalam pendapatan nasional, tetapi peningkatan proporsi orang yang bependidikan lebih tinggi dalam suatu bangsa tidak akan secara otomatis meningkatkan ekspansi ataupun pertumbuhan ekonomi.

Teori pertumbuhan kelas atau strata sosial berargumen bahwa fungsi utama pendidikan adalah menumbuhkan struktur kelas dan ketidakseimbangan sosial. Pendidikan pada kelompok elit lebih menekankan studi-studi tentang hal-hal klasik, kemanusiaan dan pengetahuan lain yang tidak relevan dalam pembangunan ekonomi masyarakat.


(36)

Romer (Tobing, 2001) menyatakan bahwa, modal manusia merujuk pada stok pengetahuan dan keterampilan berproduksi seseorang. Pendidikan adalah satu cara di mana individu meningkatkan modal manusianya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, diharapkan stok modal manusianya semakin tinggi. Oleh karena modal manusia, seperti dikemukakan di atas memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi, maka implikasinya pendidikan juga memiliki hubungan positif dengan produktivitas atau pertumbuhan ekonomi.

Secara implisit, pendidikan sangat bermanfaat dalam menyumbang penggalian ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena dari pendidikan akan diperoleh pengembangan sumber daya manusia melalui penelitian dan pengembangan informasi yang ada, karena pada hakikatnya, pengetahuan yang sama sekali tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan manusia akan mubazir. Oleh karena itu aspek penelitian dan pengembangan SDM menjadi salah satu agenda utama bagi suatu bangsa karena apabila bangsa tersebut berkeinginan untuk hidup sejajar dengan bangsa-bangsa lain maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan.

2.6. Teori Permintaan

Pada dasarnya permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan (Rosyidi, 2005). Sedangkan menurut Gaspersz, permintaan (demand) dapat didefinisikan sebagai kuantitas barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu berdasarkan kondisi-kondisi tertentu (Gaspersz, 2000).


(37)

Permintaan suatu barang atau jasa pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Harga dari barang atau jasa itu (the price of good). b. Pendapatan konsumen (the consumers income).

c. Harga diri barang-barang atau jasa yang berkaitan (the price of related goods or services).

d. Ekspektasi konsumen yang berkaitan dengan harga barang atau jasa, tingkat pendapatan, dan ketersediaan dari barang atau jasa itu di masa mendatang (consumer expectations with respect to future price levels, income levels, and product availability).

e. Selera konsumen (the taste of consumers).

f. Banyaknya konsumen potensial (the number of potensial consumer). g. Pengeluaran iklan (advertising expenditure).

h. Atribut atau features dari produk itu (features or atributes of product).

i. Faktor-faktor spesifik lainnya yang berkaitan dengan permintaan terhadap produk (other demand related factorers specific to product).

Jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga/konsumen disebut jumlah yang diminta (quantity demand) untuk komoditi tersebut. Konsep dasar dari fungsi permintaan untuk suatu barang atau jasa dapat dinyatakan dalam bentuk hubungan antara kuantitas yang diminta dan sekumpulan variabel spesifik yang mempengaruhi permintaan dari barang atau


(38)

jasa itu. Dalam bentuk model matematik konsep permintaan untuk suatu barang atau jasa dinotasikan sebagai berikut (Vincent Gaspers, 2000).

Qdx = f (Px, I, Pr, Pe, Ie,, T, A, F) Di mana:

Qdx = Kuantitas permintaan barang atau jasa X

f = Notasi fungsi yang berarti dari atau tergantung pada Px = Harga dari barang atau jasa X

I = Pendapatan konsumen

Pr = Harga dari barang lain yang berkaitan

Pe = Ekspektasi konsumen terhadap tingkat pendapatannya di masa mendatang Ie = Ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan barang atau jasa X di masa

mendatang

T = Selera konsumen

N = Banyaknya konsumen potensial A = Pengeluaran iklan

F = Features atau atribut dari barang atau jasa itu

Kita tidak dapat memahami pengaruh setiap variabel di atas secara terpisah jika kita ingin mengetahui apa yang terjadi manakala segalanya berubah pada waktu yang sesuai. Maka dari itu kita hanya mempelajari pengaruh variabel-variabel tersebut satu demi satu pada saat tertentu. Untuk maksud ini kita mempertahankan semua variabel konstan kecuali satu variabel yang kita pelajari pengaruhnya.


(39)

Kemudian kita biarkan satu variabel ini berubah dan mempelajari bagaimana pengaruhnya terhadap kuantitas yang diminta. Dengan cara yang sama kita dapat mempelajari semua variabel lainnya dan dengan demikian kita dapat memahami tingkat kepentingan masing-masing variabel. Sekali pekerjaan ini dilakukan, kita dapat menyangkut kembali pengaruh variabel-variabel secara sendiri-sendiri untuk mengetahui apa yang akan terjadi jika beberapa hal berubah pada saat yang sama, seperti yang sering terjadi pada prakteknya.

Mempertahankan konstan semua variabel yang ada pengaruhnya sering kali diungkapkan dengan istilah ceteris paribus. Kalau dikatakan pengaruh harga mobil terhadap jumlah mobil yang diminta ceteris paribus, ini dimaksudkan bahwa perubahan harga mobil mempengaruhi jumlah mobil yang diminta jika semua faktor lain yang mempengaruhi permintaan mobil tidak berubah.

Secara konseptual untuk keperluan analisis permintaan produk, biasanya variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan suatu produk dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu:

1. Variabel harga jual dari produk itu sendiri (P).

2. Semua variabel lain di luar variabel harga jual produk itu (I, Pr, Pe, Ie, T, N, A, F) yang dikategorikan sebagai variabel penentu permintaan (demand determinants). Perlu ditekankan di sini bahwa setiap produk (barang atau jasa) memiliki sekumpulan variabel ini mempengaruhi permintaan dan sekumpulan variabel ini mempengaruhi permintaan produk itu dengan cara yang mungkin unik untuk setiap item spesifik.


(40)

Dalam ilmu ekonomi hubungan antara variabel harga jual dari suatu produk dan kuantitas permintaan produk untuk suatu periode waktu tertentu, sementara semua variabel penentu permintaan terhadap produk dibuat konstan, disebut sebagai permintaan saja. Dengan demikian secara konseptual, fungsi permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu tabel, grafik, atau persamaan matematik yang menunjukkan bagaimana hubungan antara kuantitas permintaan produk dan harga jual dari produk itu, sementara variabel-variabel lain yang dikategorikan sebagai variabel penentu dibuat konstan (ceteris paribus). Suatu fungsi permintaan yang dipergunakan dalam analisis permintaan yang dinyatakan secara umum dalam model matematik berikut:

Qdx = f (Px, I, Pr, Pe, Ie, T, N, A, F) = f (Px)

Dari seluruh variabel bebas di atas, maka variabel produk itu sendiri yang dianggap paling penting sehingga digunakan sebagai variabel bebas, sedangkan variabel bebas lainnya dianggap konstan (ceterius paribus). Dengan demikian penulisan fungsi permintaan tersebut dapat ditulis menjadi:

Qdx = f (Px)

Bila fungsi ini ditransformasikan ke dalam bentuk persamaan linier, maka bentuk umumnya adalah:

Qdx = a – bPx

Di mana Qdx = Jumlah Produk X yang diminta Px = Harga Produk X


(41)

Parameter b bernilai negatif disebabkan bahwa fungsi permintaan tunduk kepada hukum permintaan yaitu jika harga suatu produk naik (turun) maka jumlah produk yang diminta konsumen akan berkurang (bertambah) dengan asumsi (ceteris paribus).

Dengan demikian fungsi permintaan ini bila digambarkan dalam sebuah kurva permintaan akan mempunyai kemiringan (slope) yang negatif yaitu menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

(0,Px)

Qd = a - bP

: (Qx,0)

Gambar 2.1. Kurva Permintaan

Jika jenis barang yang diminta lebih dari satu unit, maka secara kumulatif dapat disajikan dalam tabel dan grafik berikut:

Tabel 2.1. Permintaan

Jenis Barang Harga (P) Jumlah (Q) Hasil Total R = PxQ

A 5 9 45

B 4 10 40

C 3 12 36

D 4 15 60

E 1 20 20


(42)

Gambar 2.2. Kurva Permintaan

Analisis permintaan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel atau grafik. Apabila ditunjukkan dalam bentuk tabel, analisis ini disebut sebagai skedul permintaan (demand schedule), sedangkan apabila ditunjukkan dalam grafik, analisis ini disebut sebagai kurva permintaan (demand curve).

Dengan demikian skedul permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu tabel yang menunjukkan daftar berbagai kemungkinan harga produk yang bersesuaian dengan kuantitas permintaan produk itu. Sedangkan kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu grafik yang menunjukkan hubungan antara kuantitas permintaan dan harga produk, apabila semua variabel lain penentu permintaan produk

5 4 3 2 1 0

9 10 12 15 20

A B

C

D

E Kurva permintaan

Jumlah yang diminta

Harga


(43)

itu dibuat konstan (ceteris paribus). Seperti telah dianyatakan dalam pendahuluan dari bab ini, menurut pendapat ahli-ahli ekonomi klasik dalam suatu perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga penuh akan selalu tercapai. Menurut Sukirno (2002) menjelaskan mekanisme pasar didasarkan kepada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak pernah terdapat kekurangan permintaan. Apabila para produsen menaikkan produksi mereka atau menciptakan jenis-jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu wujud permintaan atas barang-barang itu. maka di dalam perekonomian pada umumnya tidak pernah berlaku kekurangan permintaan.

Keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaan dapat dengan jelas dilihat dari pandangan Jean Baptiste Say (Sadono Sukirno, 2002), seorang ahli ekonomi klasik bangsa Perancis. Ia mengatakan: “Penawaran menciptakan sendiri permintaan atasnya” atau “Supply creates its own demand”.

Menurut pendapatannya dalam setiap perekonomian jarang sekali masalah kelebihan produksi. Masalah kelebihan produksi, apabila hal itu terjadi, adalah masalah sementara. Mekanisme pasar akan membuat penyesuaian-penyesuaian sehingga akhirnya jumlah produksi akan turun di sektor-sektor yang mengalami kelebihan produksi dan akan naik di sektor-sektor di mana permintaan ke atas produksi mereka sangat berlebihan. Berdasarkan kepada pandangan yang seperti ini ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa di dalam suatu perekonomian sering sekali wujud keadaan di mana jumlah keseluruhan penawaran barang-barang dalam


(44)

perekonomian (penawaran agregat) pada penggunaan tenaga penuh akan akan selalu diimbangi oleh keseluruhan permintaan atas barang-barang tersebut (permintaan agregat) yang sama besarnya. Oleh karenanya kekurangan permintaan tidak akan berlaku.

2.7. Hukum Permintaan

Besarnya permintaan masyarakat atas suatu barang ditentukan oleh banyak faktor, seperti jumlah penduduk, tingkat pendapatan mereka, cita rasa masyarakat, dan tingkat harga. Dalam teori ekonomi besarnya permintaan atas sesuatu barang biasanya dihubungkan dengan tingkat harganya. Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi jumlah permintaan dianggap tidak mengalami perubahan. Sifat hubungan diantara tingkat harga sesuatu barang dengan jumlah permintaan atas barang tersebut dinamakan hukum permintaan.

Menurut Sukirno (2002) “Hukum tersebut menyatakan bahwa apabila harga

sesuatu barang tinggi maka jumlah permintaan sedikit, dan sebaliknya apabila harga barang tersebut rendah maka jumlah yang diminta banyak”.

Hukum permintaannya pada dasarnya menjelaskan sifat berkaitan di antara permintaan suatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan hipotesa yang menyatakan makin rendah harga suatu barang semakin banyak permintaan akan barang tersebut, sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit atau rendah permintaan ke atas barang tersebut.


(45)

Secara sederhana menyatakan hukum permintaan sebagai berikut: “Kuantitas

yang akan dibeli per unit pada suatu waktu tertentu menjadi lebih besar apabila harga semakin rendah, ceteris paribus”, (A. Richard Bilas, 2003).

Prinsip dari hukum permintaan (law of demand) adalah “Jumlah barang yang diminta konsumen berubah secara berlawanan arah dengan perubahan harga, dengan anggapan penghasilan dan harga nominal barang-barang lain tetap. Sedangkan menurut Winardi, “Bilamana harga suatu benda dinaikkan maka jumlah benda yang

diminta akan berkurang” (Winardi, 1998).

Ada dua pendekatan (approach) untuk menjelaskan mengapa konsumen berprilaku seperti yang dinyatakan oleh Hukum Permintaan, yaitu:

1. Pendekatan Marginal Utility, yang bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan setiap konsumen bisa diukur dengan uang (Cardinal). Dalam pendekatan Marginal Utily (MU) dapat dijelaskan dengan:

a. Utility dapat diukur dengan uang.

b. Hukum Gossen.

c. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum. Dalam pendekatan ini kepuasan total maksimum tercapai apabila:

Px = Mux atau 1

Px MUx

Jika konsumen menghadapi beberapa macam barang yang dibeli, maka posisi equilibrium konsumen adalah:


(46)

1 .

...

Pz MUz Py

MUy Px

MUx

2. Pendekatan Indiference Curve, yang tidak memerlukan adanya anggapan bahwa kepuasan konsumen bisa diukur, anggapan yang diperlukan adalah bahwa bahwa tingkat kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa mengatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah (ordinary).

Dengan sejumlah uang tertentu (M) konsumen bisa membelikannya untuk semua barang X dan memperoleh (M/Px) atau membelikannya untuk semua barang Y dan memperoleh (M/Py) atau bisa membelanjakan untuk berbagai kemungkinan kombinasi X dan Y kombinasi X dan Y (Boediono: 17).

2.8. Elastisitas terhadap Permintaan

Elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentase perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan (Sukirno, 2002).

Dalam menganalisis akibat perubahan terhadap harga terhadap perubahan jumlah barang yang diminta adalah sangat berguna apabila dihitung koefisien elastisitas permintaan (Ed). Koefisien elastisitas permintaan adalah suatu angka

petunjuk yang menggambarkan sampai seberapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas permintaan dihitung dengan menggunakan rumus:


(47)

a h perubahan Persentase a yang barang jumlah perubahan Persentase Ed arg int dim 

Misalkan harga berubah dari P menjadi P1 dan jumlah barang yang diminta

berubah dari Q ke Q1, maka rumus di atas dapat dinyatakan sebagai berikut:

P P P Q Q Q Ed    1 1

Elastisitas ini menunjukkan bagaimana perubahan Q dalam nilai persentase merespon perubahan P, artinya bahwa P dan Q bergerak dengan arah yang berlawanan (kecuali untuk paradoks giffen), maka elastisitas QP akan Negatif. Jika EQP memiliki nilai -1, berarti bahwa kenaikan harga suatu barang sebesar 1% menyebabkan penurunan kuantitas sebesar 1% dan apabila nilai EQP adalah -2, berarti kenaikan harga 1% akan menyebabkan kuantitas jumlah barang yang diminta turun 2%.

Apabila diketahui koefesien elastisitas permintaan, maka dapat dihitung kasus harga meningkat dan kasus harga menurun dan elastisitas yang disempurnakan.

2.9. Penelitian Sebelumnya

Nauli Sari (2004) dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Asuransi pada Asuransi PT. PRUDENTIAL Life Assurance Cabang Yogyakarta (Studi Kasus Program Asuransi Dana Investasi Hari Tua) dengan mempergunakan variabel-variabel premi asuransi, jumlah anggota keluarga,


(48)

pendapatan konsumen dan pendidikan. Hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa pendapatan, jumlah anggota keluarga, premi asuransi berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi.

Sari (2001) dengan judul “Analisis Permintaan Jasa Asuransi Jiwa pada PT. ASURANSI JIWA ASTRA CMG LIFE Cabang Jakarta (Studi Kasus: pada Asuransi Pendidikan)”. Variabel jumlah jasa asuransi pendidikan/uang tanggungan dipengaruhi oleh pendapatan nasabah, jumlah anggota keluarga dan tingkat umur nasabah. Dengan menggunakan alat regresi berganda non linier, diperoleh pendapatan konsumen, besar jumlah anggota keluarga dan tingkat umur berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi sedangkan pendidikan dan uang tanggungan tidak signifikan pengaruhnya terhadap asuransi pendidikan.

2.10. Kerangka Berpikir

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya serta hasil pengamatan di lapangan, nasabah dengan tingkat pendapatan yang tinggi cenderung memilih program asuransi yang uang pertanggungannya tinggi dengan demikian variabel pendapatan mempunyai hubungan yang positif dengan permintaan asuransi/uang pertanggungan, artinya jika tingkat pendapatan nasabah tinggi maka permintaan asuransi akan tinggi.

Nasabah dengan tingkat usia yang tinggi cenderung mengambil program asuransi yang uang pertanggungannya tinggi. Tingkat usia yang tinggi mempunyai resiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tingkat usianya lebih


(49)

rendah, sehingga variabel usia mempunyai hubungan yang positif dengan permintaan asuransi/uang pertanggungan, artinya semakin tinggi tingkat usia maka semakin tinggi pula permintaan asuransinya.

Nasabah dengan jumlah anak yang lebih banyak cenderung mengambil program asuransi yang uang pertanggungannya rendah. Dengan jumlah anak yang banyak, pemenuhan kebutuhan hidup akan semakin besar jika dibandingkan dengan keluarga dengan jumlah anak sedikit. Dengan demikian variabel jumlah anak mempunyai hubungan yang negatif dengan variabel permintaan asuransi/uang pertanggungan, artinya semakin banyak jumlah anak dalam keluarga semakin kecil permintaan asuransinya.

Nasabah yang tingkat pendidikannya lebih tinggi cenderung memilih program asuransi yang uang pertanggungannya tinggi. Kesadaran akan pentingnya asuransi dalam menanggulangi ketidakpastian akan adanya suatu resiko. Dengan demikian variabel pendidikan mempunyai hubungan yang positif dengan variabel permintaan asuransi/uang pertanggungan.

Jumlah premi asuransi yang tinggi akan mengurangi keinginan nasabah untuk masuk ke asuransi pendidikan. Jadi besarnya premi berhubungan negatif dengan permintaan asuransi pendidikan.


(50)

Konsep kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.3. Kerangka Berfikir Penelitian

2.11. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian empiris sebelumnya, maka hipotesis yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Jumlah anak nasabah berpengaruh negatif terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan, Ceteris paribus.

2. Pendidikan nasabah berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan, Ceteris paribus.

3. Pendapatan nasabah berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan, Ceteris paribus.

Pendidikan

Besar Premi Pendapatan

Usia

Permintaan Asuransi Pendidikan Jumlah Anak


(51)

4. Besar premi asuransi nasabah berpengaruh negatif terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan, Ceteris paribus.

5. Usia nasabah berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan, Ceteris paribus.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Medan dengan ruang lingkup penelitian pada Nasabah Asuransi yang telah menjadi Nasabah Asuransi pendidikan untuk semua perusahaan asuransi yang ada di Kota Medan. Penelitian dimulai pada April 2009.

3.2. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2003), Populasi merupakan jumlah keseluruhan objek yang diteliti sedangkan Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel digunakan apabila data yang digunakan dalam suatu penelitian tersebut relatif banyak dan sulit untuk memperolehnya yang diakibatkan oleh wilayah yang relatif luas. Melalui sampel diharapkan data yang diperoleh merupakan representatif data secara umum supaya hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan (tidak bias).

Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan sampel dengan menggunakan metode penelitian sampel non probabilitas (non-probability sampling method) yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang (kesempatan) sama bagi setiap unsur untuk dipilih


(53)

menjadi sampel artinya sampel dibatasi sesuai dengan syarat yang ditetapkan dalam suatu penelitian. Sampel ditunjuk/dipilih berdasarkan atas kemudahan (convience sampling) waktu dan biaya. Dalam penelitian ini pemilihan sampel dilakukan terhadap sebagian konsumen yang telah memiliki polis asuransi pendidikan. Untuk mengetahui siapa saja yang dipilih digunakan teknik sampling kuota dan snowball sampling (Sugiyono, 2003: 95), sampling kuota yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan, artinya bahwa sampel yang akan diambil adalah nsabah yang telah memiliki polis asuransi pendidikan, sedangkan snowball sampling adalah teknik penentuan sampel mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar.

Dalam penelitian ini dengan menggunakan sampel kuota ditetapkan data sebanyak 75 orang responden dengan ketentuan bahwa data yang diambil telah memiliki polis asuransi pendidikan serta diasumsikan data adalah homogen. Sedangkan untuk menentukan untuk sampel yang dipilih menggunakan metode snowball sampel, maksudnya untuk mencari data yang akan diteliti diperoleh dari objek atau responden sebelumnya dan jika jumlah data yang diperlukan sudah sampai 75 orang maka pengambilan data untuk keperluan penelitian telah selesai.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Dalam sebuah penelitian, data merupakan bagian yang sangat penting karena melalui data yang akan diolah dapat diperoleh hasil melalui suatu pengolahan. Dalam penelitian ini data diperoleh dari peserta asuransi pendidikan dengan memberikan


(54)

daftar pertanyaan (quessioner) yang berkaitan dengan judul dari penelitian ini, dengan lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Kota Medan.

3.4. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Metode Ordinary Least Square (OLS). Hal ini digunakan untuk melihat elastisitas Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Penelitian ini dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data adalah dengan menggunakan program Eviews versi 4,1.

Metode analisis data dengan eviews sangan banyak digunakan karena:

1. Pengestimasian parameter dengan menggunakan metode ini akan menghasilkan parameter yang bersifat optimum.

2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini cukup mudah jika dibandingkan dengan metode ekonometrika yang lain dan metode ini tidak membutuhkan banyak data.

3. Metode Kuadrat Terkecil ini banyak digunakan secara luas dalam hubungan ekonomi dan banyak menghasilkan keputusan ekonomi yang baik. Dengan demikian metode ini banyak digunakan pada waktu mengestimasi hubungan dalam metode Ekonometrika.

4. Teknik-teknik dalam metode kuadrat terkecil sangat mudah dipahami.


(55)

Untuk mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat digunakan persamaan regresi linier berganda (multiple linear regression). Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah permintaan asuransi pendidikan dan sebagai variabel bebas (independent variable) adalah pendapatan, usia, jumlah anak, pendidikan, premi asuransi. Untuk itu fungsi persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

PAP = f { JA, PDK, PDP, PRE, US } ... 1) Selanjutnya fungsi tersebut dispesifikasikan ke dalam model linier sebagai berikut:

PAP= á0 + á 1 JA +á 2 PDK + á 3 PNP + á 4 PRE + á 5 US+ µ ...2) Di mana:

PAP = Permintaan asuransi pendidikan (orang)

JA = Jumlah Anak Nasabah (orang)

PDK = Pendidikan Nasabah (tahun)

PNP = Pendapatan Nasabah (Ribu Rupiah)

PRE = Premi Asuransi Nasabah (Ribu Rupiah)

US = Usia Nasabah (tahun)

µ = Kesalahan Pengganggu


(56)

3.5. Uji Kesesuaian (Test Goodness of Fit)

Estimasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan metode yang tersedia pada program statistik Eviews versi 4.1. Koefisien yang dihasilkan dapat dilihat pada output regresi berdasarkan data yang dianalisis untuk kemudian diinterpretasikan serta dilihat signifikansi tiap-tiap variabel yang diteliti.

a. R² (koefisien determinasi) bertujuan untuk mengetahui kekuatan variabel

bebas (independent variable) menjelaskan variabel terikat (dependent variable).

b. Uji parsial (T-test), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara parsial. Jika thit > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

c. Uji serempak (F-test), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara serempak. Jika Fhit > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

3.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Setelah dilakukan pengujian regresi, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier berganda dalam menganalisis telah memenuhi asumsi klasik yang dipersyaratkan.


(57)

Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: a. Uji Normalitas

Asumsi model regresi linier klasik adalah faktor pengganggu µ mempunyai

nilai rata-rata yang sama dengan nol, tidak berkorelasi dan mempunyai varian yang konstan. Dengan asumsi ini, OLS estimator atau penaksir akan memenuhi sifat-sifat yang diniginkan, seperti ketidakbiasan dan mempunyai varian yang minimum. Untuk mengetahui normal tidaknya faktor pengganggu

µ dilakukan dengan Jarque-Bera Test (J-B Test). Uji ini menggunakan hasil

estimasi residual dan X² probability distribution, yaitu dengan membandingkan nilai JBhitung atau X²hitung dengan X²tabel. Kriteria keputusan sebagai berikut:

1. Jika nilai JBhitung > X²-tabel (Prob < 0,05), maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual ui berdistribusi normal ditolak.

2. Jika nilai JBhitung < X²-tabel (Prob > 0,05), maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual ui berdistribusi normal diterima.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear diantara variabel-variabel dalam model regresi. Interprestasi dari persamaan regresi linier secara emplisit bergantung bahwa variabel-variabel beda dalam persamaan tidak saling berkorelasi. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi dengan sempurna, maka disebut multikolinieritas sempurna. Multikolinieritas dapat dideteksi dengan besaran-besaran regresi yang didapat, yaitu:


(58)

1. Variasi besar (dari taksiran OLS).

2. Interval kepercayaan lebar (karena variasi besar, maka standar error besar sehingga interval kepercayaan lebar).

3. Uji-t tidak signifikan. Suatu variabel bebas secara substansi maupun secara statistik jika dibuat regresi sederhana bias tidak signifikankarena variasi besar akibat kolinieritas. Bila standar error terlalu besar pula kemungkinan taksiran koefisien regresi tidak signifikan.

4. R² tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari t-test.

5. Terkadang nilai taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan substansi sehingga dapat menyesatkan interprestasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah variasi residual yang tidak sama untuk semua pengamatan. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui terjadinya penyimpangan model karena varian gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi yang lain. Dalam model regresi linier berganda juga harus bebas dari heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, digunakan metode uji white atau white’s general heteroscedasticity test (Gujarati, 2003).


(59)

3.7. Definisi Operasional

1. Permintaan asuransi Pendidikan adalah nilai tanggungan dari asuransi pendidikan yang dipertanggungkan dalam perjanjian, diukur dengan satuan ribu Rupiah.

2. Jumlah Anak Nasabah, yang dimaksud jumlah anak Nasabah adalah jumlah anak kandung dalam satu keluarga berdasarkan orang.

3. Pendidikan Nasabah, adalah lama pendidikan yang ditempuh nasabah berdasarkan tahun.

4. Pendapatan Nasabah, yang dimaksud dengan pendapatan Nasabah adalah penghasilan yang diperoleh pemegang polis setiap bulan, dihitung dalam ribu Rupiah.

5. Besarnya premi, adalah jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada perusahaan asuransi berdasarkan atas satuan ribu Rupiah. 6. Usia Nasabah, yang dimaksud usia Nasabah adalah umur pemegang polis

pada saat mengajukan permintaan asuransi pendidikan. Usia didasarkan pada satuan tahun.


(60)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan dinyatakan sebagai tempat kediaman Sultan Deli. Pada tahun 1883, Medan telah menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran.

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Medan terdiri atas 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis Kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' -

98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan cenderung miring ke Utara dan

berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Secara administratif, wilayah Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Barat, Selatan, dan Timur. Sedangkan di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, yang merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara


(61)

geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan rata rata kepadatan penduduk adalah 7. 858 per km², jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.

Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.


(1)

Tabel 4.13. Hasil Uji White

Nilai Obs*R Square Probability Kesimpulan

11.37974 0.328708 Bebas Heteroskedastis

Sumber: Output Eviews White Heterocedasticity Test.

Pada Tabel 4.13 di atas, nilai Obs*R Square memiliki nilai probabilitas sebesar 0,328 > alpha = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

e. Implikasi Asuransi terhadap Perekonomian di Kota Medan

Sifat dasar asuransi adalah untuk proteksi terhadap kerugian finansial akibat kejadian yang tidak pasti sperti benca alam, kondisi perekonomian yang tidak stabil dan lain sebagainya. Dengan adanya perusahaan perasuransian serta fasilitas yang diberikannya maka diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Kota Medan, hal ini didukung dari manfaat asuransi yaitu untuk melindungi resiko investasi, sebagai sumberdana investasi, persyaratan kredit, mengurangi kekhawatiran, mengurangi biaya modal, menjamin kestabilan perusahaan, meratakan keuntungan, menyediakan layanan profesional, pencegahan kerugian dan membantu pemeliharaan kesehatan.

Jika dianalisis dari sudut manfaatnya terhadap pendidikan, dapat dikatakan bahwa asuransi pendidikan sangat bermanfaat untuk menjamin kelangsungan pendidikan nasabahnya. Hal ini dapat diketahui bahwa pada umumnya biaya


(2)

memiliki Polis Asuransi akan lebih terjamin kelangsungan pendidikan anaknya ke jenjang yang lebih baik karena sudah diproteksi perusahaan asuransi, hal ini akan mempunyai korelasi yang positif terhadap tingkat perekonomian di Kota Medan, karena kemajuan pendidikan merupakan keberhasilan perekonomian suatu daerah.

Jika dianalisis dari kesempatan kerja, maka perusahaan perasuransian juga ikut dalam penyediaan lapangan kerja. Dalam mencari kerja sangat erat kaitannya dengan kwalitas dari pencari kerja, maka dalam hal ini asuransi pendidikan ikut bertanggung jawab terhadap kwalitas pencari kerja melalui jaminan pendidikan bagi nasabahnya. Pendidikan yang berkwalitas akan memperoleh kesempatan yang relatif lebih besar dibanding dengan masyarakat yang kwalitas pendidikannya lebih rendah. Maka dari penjelasan tersebut dapat dikatakan asuransi pendidikan sangat berperan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Medan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat diberikan kesimpulan bahwa:

1. Model yang digunakan dalam mengestimasi determinan permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan sangat baik, karena model terbebas dari pelanggaran asumsi klasik.

2. Berdasarkan uji serempak (Uji F-statistik) diperoleh hasil R2 = 0.545 bermakna bahwa variabel Jumlah Anak, Pendidikan, Pendapatan, besar Premi dan Usia Nasabah mampu menjelaskan variasi permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan sebesar 55% dan sisanya sebesar 45% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.

3. Berdasarkan uji partial (Uji t-statistik) terdapat empat dari lima variabel bebas yang signifikan mempengaruhi permintaan asuransi pendidikan, yaitu variabel jumlah anak, pendidikan, pendapatan dan usia sedangkan variabel premi tidak signifikan mempengaruhi permintaan asuransi pendidikan di Kota Medan dengan tingkat kepercayaan 95%, hal ini disebabkan bahwa nasabah asuransi pendidikan sudah semakin mengerti arti dan manfaat asuransi pendidikan.


(4)

4. Hasil elastisitas diketahui bahwa variabel Jumlah Anak, Pendidikan, Besar Premi dan Usia Nasabah masing-masing mempunyai tingkat elastisitas yang tidak elastis (inelastis).

5.2. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran, sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Jumlah anak berpengaruh signifikan secara negatif terhadap Permintaan Asuransi dengan koefisiennya yaitu – 5888,614 artinya semakin banyak anak nasabah akan mengurangi permintaan asuransi pendidikan, maka untuk mengatasi ini, perlu dilakukan sosialisasi arti dan manfaat Keluarga Berencana.

2. Sebaiknya perusahaan asuransi mengambil kebijakan mengantisipasi asuransi terhadap bertambahnya jumlah anak dalam keluarga, artinya diberikan insentif terhadap anak kedua dan seterusnya bagi nasabah yang memiliki anak lebih dari satu yang akan diasuransikan sehingga pengaruh jumlah anak tidak menjadi negatif terhadap permintaan asuransi pendidikan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi. 2002. Pendidikan Multikultural: Membangun Kembali Indonesia Bhineka Tunggal Ika. Makalah Disampaikan dalam Symposium Internasional Antropologi Indonesia ke-3. Denpasar: Kajian Budaya UNUD.

Billas, Richard A. 1993. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Gaspersz, Vincent. 2000. Ekonometrika Managerial. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hariandja, Marihot T.E. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo. Husein, Umar. 2007. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Edisi Pertama.

Cetakan Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama.

Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.

Mulyasa, M. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Paul A. Samuelson dan Willian D. Nordhaus. 2000. Makro Ekonomi. Edisi Keempatbelas. Jakarta: Erlangga.

Prakoso, D. Murtika, I.K. 2000. Hukum Asuransi Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Purba, R. 2002. Memahami Asuransi di Indonesia, Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Karya Unipress.


(6)

Salvatore, Dominick. 2006. Theory and Problem of Micro Economic Theory, 3rd Edition. Alih Bahasa oleh Rudi Sitompul. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Samuelson, Paul, A dan Nordhaus D, William. 1992. Ekonomi. Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sari, N. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Asuransi pada Asuransi PT. PRUDENTIAL Life Assurance Cabang Yogyakarta (Studi kasus program Asuransi Dana Investasi Hari Tua). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Sari, R. D. C. 2001. Analisis Permintaan Jasa Asuransi Jiwa pada PT. ASURANSI JIWA ASTRA CMG LIFE Cabang Jakarta (Studi Kasus pada Asuransi Pendidikan). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Keempat. Bandung: Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2005. Makroekonomi Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sunyoto, Danang. 2007. Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat, Ringkasan dan

Kasus. Amara Books. Jakarta.

Todaro, P, Michael. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Wahyu A.P, Paidi H. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan: USU Press.