TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Dukungan Keluarga dalam Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Spiritualitas 1.1. Definisi spiritualitas Spiritual didefinisikan sebagai kesadaran dalam diri seseorang dan rasa keterhubungan dengan sesuatu yang lebih tinggi, alami, dan tujuan yang lebih besar dari diri sendiri Mauk dan Schmidt dalam Potter Perry, 2010.Spiritualitas spirituality merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi Tuhan, yang menimbulkan sesuatu kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya tuhan, dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat Hidayat, 2009. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan tuhan. Dapat disimpulkan bahwa spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa ketertarikan, dan kebutuhan untuk memberi dan mendapatkan maaf Hamid, 2009. Universitas Sumatera Utara 8 1.2. Konsep spiritual Potter dan Perry 2010 konsep yang menggambarkan kesehatan spiritual begitu beragam. Setiap konsep menawarkan petunjuk dalam memahami pandangan yang dimiliki individu tentang kehidupan dan nilai- nilainya, diantaranya yaitu : 1.2.1 Energi Spiritualitas memberikan individu energi yang dibutuhkan untuk menemukan diri meraka, untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit, dan untuk memelihara kesehatan. Energi yang berasal dari spiritualitas membantu klien merasa sehat dan membantu membuat pilihan sepanjang kehidupan Chiu et al., 2004 dalam Potter Perry, 2010. 1.2.2 Transendensi diri self transcedence Kepercayaan yang merupakan dorongan dari luar dan lebih besar dari individu. Dorongan ini melebihi ruang dan waktu. Individu biasanya melihat dorongan ini sebagai sesuatu yang positif, dan ini memperbolehkan individu untuk memilikai pengalaman baru dan mengembangkan perspektifbaru yang melebihi batas fisik biasa. Contoh dari saat yang berlebihan adalah perasaan yang terpesona ketika memegang seorang bayibaru atau melihat pemandangan yang indah saat matahari terbenam Davis, 2003; Delgado, 2005; Hollins, 2005 dalam Potter Perry, 2010. Universitas Sumatera Utara 9 1.2.3 Keterhubungan connectedeness Spiritual menawarkan pengertian keterhubungan secara intrapersonal keterhubungan dengan diri sendiri, secara interpersonal keterhubungan dengan orang lain dan lingkungan, dan transpersonal keterhubungan dengan yang tidak terlihat, tuhan, atau kekuatan tertinggi Minner-Williams,2006. Setelah dihubungkan, klien dapat mengatasi tekanan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menemukan kenyamanan, kepercayaan, harapan, kedamaian, dan kekuasaan Chiu et al.,2004; Delgado, 2005; Tanyi, 2002; Villagomenza, 2005, dalam Potter Perry, 2010 1.2.4 Kepercayaan Kepercayaan memperbolehkan individu untuk memiliki kepercayaan yang teguh meskipun kurangnya bukti fisik. Hal ini membuat individu mempercayai dan membangun hubungan transpersonal. Meskipun banyak individu menghubungkan kepercayaan dengan kepercayaan keagamaan, tetapi tetap ada kepercayaan tanpa kepercayaan keagamaan Villagomenza, dalam Potter Perry, 2010 Universitas Sumatera Utara 10 1.2.5 Realitas eksistensial Spiritualitas melibatkan realitas eksistensial yang menyediakan pengalaman yang unik dan subjektif bagi semua individu. Perjalanan sepanjang hidup seseorang membuat individu menemukan dan membangun rasa arti dan tujuan hidup. Pencariaan tujuan biasanya dihubungkan dengan pekerjaan atau panggilan hidup Delgado, dalam Potter Perry 2010. Realitas eksistensial membantu individu bekerja sama dengan yang tidak terduga dan memperbolehkan individu untuk mencintai, menghibur, dan memaafkan orang lain Chiu et al.,dalam Potter Perry 2010. 1.2.6 Keyakinan dan nilai-nilai Keyakinan dan nilai-nilai menjadi dasar kepercayaan. Nilai- nilai membantu individu untuk menentukan apa yang penting bagi mereka dan membantu individu menghargai keindahan dan pemikiran, objek, dan perilaku Villagomenza 2005, dalam Potter Perry 2010. 1.2.7 Kekuatan batiniah Kekuatan batiniah merupakaan suatu sumber energi yang menanamkan harapan, memberikan motivasi, dan mempromosikan harapan yang positif pada kehidupan Chiu et al. 2004; Villagomenza 2005, dalam Potter Perry 2010. Universitas Sumatera Utara 11 1.2.8 Harmoni dan keindahan Harmoni dan keindahan nurani mendorong perasaan tenang, positif, dan penuh kedamaian meskipun pengalamaan hidup kacau- balau, penuh ketakutan, dan tidak pasti. Semua perasaan ini membantu individu merasa nyaman walaupun di saat sedang sangat tertekan Banks-Wallace dan Parks, 2004; Villagomenza 2005, dalam Potter Perry 2010 1.3. Karakteristik spiritual Ada beberapa karakteristik yang dimiliki spiritual, adapaun karakteristik itu antara lain: 1.3.1 Hubungan dengan diri sendiri Jiwa seseorang dan daya jiwa merupakan hal yang fundamental dalam eksplorasi atau penyelidikan spiritual Young dan Koopsen, 2007. Kozier, Erb, Blais Wilkinson 1995 menyakan bahwa hubungan dengan diri sendiri merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi pengetahuan diri yaitu siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan pada diri sendiri, percaya pada kehidupan atau masa depan, ketenangan pikiran, serta keselarasan dengan diri sendiri. Kekuatan yang timbul dari diri seseorang membantunya menyadari makna dan tujuan hidupnya, diantaranya memandang pengalaman hidupnya sebagai pengalaman yang Universitas Sumatera Utara 12 positif, kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan, dan tujuan hidup yang semakin jelas Kozier, Erb, Blais Wilkinson, 1995. Kepercayaan faith, Fowler dan Keen 1985, astria2009 dalam sirat 2014, menyatakan bahwa kepercayaan bersifat universal, dimana merupakan penerimaan individu terhadap kebenaran yang tidak dapat dibuktikan dengan pikiran yang logis. Kepercayaan dapat memberikan arti hidup dan kekuatan bagi individu ketika mengalami kesulitan atau stress. Mempunyai kepercayaan berarti mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang sehingga dapat memahami kehidupan manusia dengan wawasan yang lebih luas. Harapan hope,harapan merupakan suatu proses interpersonal yang terbina melalui hubungan saling percaya dengan orang lain, termasuk dengan Tuhan. Harapan sangat penting bagi individu untuk mempertahankan hidup, tanpa harapan banyak orang menjadi depresi dan lebih cenderung terkena penyakit Grimm, dalam Kozier, Erb, Blais Wilkinson, 1995. Makna atau arti dalam hidup meaning of live,merasakan hidup sebagai suatu pengalaman yang positif seperti membicarakan tentang situasi yang nyata, membuat hidup lebih terarah, penuh harapan tentang masa depan, merasa mencintai dan dicintai oleh orang lain Puchalski, 2004. Universitas Sumatera Utara 13 1.3.2 Hubungan dengan orang lain atau sesama Hubungan seseorang dengan sesama sama pentingnya dengan diri sendiri. Kebutuhan untuk menjadi anggota masyarakat dan saling keterhubungan telah lama diakui sebagai bagian pokok dalam pengalaman manusiawi Young dan Koopsen, 2007. Dyer 2001 dalam Young dan Koopsen, 2007 mengakui adanya hubungan antara manusia satu dengan lainnya yang pada taraf kesadaran spiritual kita tahu bahwa kita terhubung dengan setiap manusia. Hubungan ini terbagi atas harmonis dan tidak harmonisnya hubungan dengan orang lain. Keadaan harmonis meliputi pembagian waktu, ramah dan bersosialisasi, mengasuh anak, mengasuh orang tua dan orang yang sakit, serta meyakini kehidupan dan kematian. Sedangkan kondisi yang tidak harmonis mencakup konflik dengan orang lain dan resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan, serta keterbatasan hubungan Kozier, Erb, Blais Wilkinson, 1995. Maaf dan pengampunanforgiveness. Dengan pengampunan, seorang individu dapat meningkatkan koping terhadap stres, cemas, depresi dan tekanan emosional, penyakit fisik serta meningkatkan perilaku sehat dan perasaan damai Puchalski, 2004. Cinta kasih dan dukungan sosial love and social support.Keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan Universitas Sumatera Utara 14 antar manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit dan situasi krisis. Hart, 2002 dalam Kozier erb Wilkinson, 1995 1.3.3 Hubungan dengan alam Harmoni merupakan gambaran hubungan seseorang dengan alam yang meliputi pengetahuan tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim dan berkomunikasi dengan alam serta melindungi alam tersebut Kozier, Erb, Blais Wilkinson, 1995. Rekreasi joy. Rekreasi merupakan kebutuhan spiritual seseorang dalam menumbuhkan keyakinan, rahmat, rasa terima kasih, harapan dan cinta kasih. Dengan rekreasi seseorang dapat menyelaraskan antara jasmani dan rohani sehingga timbul perasaan kesenangan dan kepuasaan dalam pemenuhan hal-hal yang dianggap penting dalam hidup seperti nonton televisi, dengar musik, olahraga dan lain-lain Puchalski, 2004. Kedamaian peace. Kedamaian merupakan keadilan, rasa kasihan dan kesatuan. Dengan kedamaian seseorang akan merasa lebih tenang dan dapat meningkatkan status kesehatan Hamid, 2000. 1.3.4 Hubungan dengan Tuhan Pemahaman tentang Tuhan dan hubungan manusia dengan Tuhan secara tradisional dipahami dalam kerangka hidup Universitas Sumatera Utara 15 keagamaan. Akan tetapi, dewasa ini telah dikembangkan secara lebih luas dan tidak terbatas. Tuhan dipahami sebagai daya yang menyatukan, prinsip hidup atau hakikat hidup. Kodrat tuhan mungkin mngambil berbagai macam bentuk dan mempunyai makna yang berbeda bagi satu orang dengan orang lain Young dan Koopsen, 2009. Secara umum melibatkan keyakinan dalam hubungan dengan sesuatu yang lebih tinggi, berkuasa, memiliki kekuatanmencipta, dan bersifat ketuhanan, atau memiliki energi yang tidak terbatas. Sebagai contoh, sesorang yang dapat meyakini “Tuhan”, “Allah”, “Sang Maha Kuasa” Kozier, Erb, Berman Synder, 2010. 1.4. Faktor yang mempengaruhi spiritualitas Taylor 1997 Craven Himie 1996, dalam Hamid 2008 faktor penting yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang adalah : 1.4.1 Tahap perkembangan Usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual, karena setiap tahap perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan terhadap Tuhan Hidayat, 2009 Pada masa anak-anak, merupakaan perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman. Perilaku yang didapat: adanya pengalaman dari interkasi dari orang lain dengan keyakinan atau kepercayaan yang dianut. Pada masa kini, anak belum mempunyai pemahaman salah atau benar. Kepercayaan atau Universitas Sumatera Utara 16 keyakinan yang ada pada masa ini mungkin hanya mengikuti ritual atau meniru orang lain, seperti berdoa sebelum tidur dan makan, dan lain-lain. Pada masa remaja, mereka membandingkan standar orang tua mereka dengan orang tua lain dan menetapkan standar apa yang akan diintegrasikan dalam perilakunya. Remaja juga membandingkan pandangan ilmiah dengan dengan pandangan agama serta mencoba untuk menyatukannya. Pada masa ini, remaja yang mempunyai orang tua yang berbeda agama akan memutuskan pilhan agama yang akan dianutnya atau tidak memilih satupun dari kedua agama orang tuanya. Pada masa remaja akhir,merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai dengan adanya partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman da rasa takjub membuat mereka semakin merasa memiliki dan berarti akan keyakinannya. Perkembangan spiritual pada masa ini sudah dimulai pada keinginan akan pencapaian kebutuhan spiritual seperti keinginan melalui meminta atau berdoa kepada penciptanya, yang berarti sudah mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau kepercayaan. Usia dewasa awal,merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali dengan proses pertanyaan akan keyakinan atau kepercayaan yang dikaitkan secara kognitif sebagai bentuk yang Universitas Sumatera Utara 17 tepat untuk mempercayainya. pada masa ini, pemikiran sudah bersifat rasional dan keyakinan atau keprcayaan terus dikaitkan dengan rasional. Segala pertanyaan tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara rasional. Pada masa ini, timbul perasaan akan penghargaan terhadap kepercayaannya. Usia pertengahan dewasa, merupakan tingkat kepercayaan dari diri sendiri, perkembangan ini diawali dengan semakin kuatnya kepercayaan diri yang dipertahankan walaupun menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti akan kepercayaan dirinya Hidayat, 2009. Hal ini selaras dengan Hamid 2008 kelompok usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih banyak waktu untuk kegiatan agama dan berusaha untuk mengerti nilai agama yang diyakini oleh generasi muda. Perkembangan filosifis agama yang lebih matang sering dapat membantu orang tua untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga, serta lebih dapat menerima kematian sebagi sesuatu yang tidak dapat ditolak atau dihindarkan. 1.4.2 Keluarga Hidayat 2009, menyatakan bahwa keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan spiritual, karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sependapat Universitas Sumatera Utara 18 dengan Hamid 2000 dimana Keluarga memiliki peran dalam membentuk spiritual individu karena merupakan tahap awal dari perkembangan spiritualitas. Dari keluarga individu akan mendapatkan pengalaman, pandangan hidup tentang spiritual dan belajar tentang Tuhan, diri sendiri, serta kehidupan yang dijalaninya. Keluarga memiliki peran yang sangat vital karena keluarga merupakan tempat pendidikan pertama yang didapatkan seorang anak. Keluarga juga memiliki ikatan emosional yang kuat dalam kehidupan sehari-hari karena selalu berinteraksi dengan individu tersebut. 1.4.3 Budaya Ras, suku dan budaya meiliki keykinankepercayaan yang berbeda, sehingga proses kebutuhan spiritual pun berbeda sesua dengan keyakinan yang dimilik. Pada umumnya, seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Perlu diperhatikan apa pun tradisi agama atau sistem kepercayaan yang dianut individu, tetap saja pengalaman spiritual adalah hak bagi tiap individu Hidayat, 2009. 1.4.4 Pengalaman hidup Setiap individu pasti mempunyai pengalaman hidup, baik yang positif maupun pengalaman negatif dapat mempengarui spiritualitas seseorang. Sebaliknya, juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual kejadiaan atau pengalaman tersebut. Peristiwa dalam kehidupan sering dianggap sebagai suatu cobaan yang diberikan tuhan kepada manusia untuk Universitas Sumatera Utara 19 menguji kekuatan imannya. Pada saat ini, kebutuhan spiritual akan meningkat yang memerlukan kedalaman spiritual dan kemampuan koping untuk memenuhiya. 1.4.5 Krisis dan perubahan Krisis dan perubahaan dapat menuatkan kedalamaan spiritual seseorang Toth, 1992; Creavn Hirnle 1996, dalam Hamid, 2008. Krisis dapat berhubungan dengan perubahan patofisiologi, terapi atau pengobatan yang diperlukan, atau situasi yang memengaruhi sesorang. Diagnosa penyakit atau penyakit terminal pada umumnya akan menimbulkan pertanyaan tentang sistem kepercayaan sesorang. Jika klien dihadapkan pada kematiaan, keyakinan spiritual dan keinginan untuk sembahyangberdoa lebih tinggi dibandingkan pasien yang berpenyakit bukan terminal. 1.4.6 Terpisah dari ikatan spiritual Menderita sakit seringkali membuat individu merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial. Kebiasaan sehari-hari berubah, antara lain, tidak dapat menghadiri acara diluar, mengikuti kegiatan keagamaan atau tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau dengan teman dekat yang biasanya memberi dukungan setiap saat diinginkan. Terpisahnya klien dapat dari ikatan spiritual dapat beresiko terjadinya perubahan fungsi spiritualnya. Universitas Sumatera Utara 20 1.4.7 Isu moral terkait dengan terapi Pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara tuhan untuk menunjukan kebesaraannya walaupun ada juga yang menolak intervensi pengobatan. Prosedur medik sering kali dapat dapat dipengaruhi oleh pengajaran agama. Konflik antara jenis terapi dengan keyakinan agama sering dialami oleh klien dan tenaga kesehatan. 2. Keluarga 2.1. Definisi keluarga Dion dan Betan 2013 pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini bergantung pada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam mendefinisikan. Namun ada beberapa definisi keluarga yang sering dijadikan rujukan dalam memudahkan kita mengerti apa arti dari keluarga, yaitu sebagai berikut : 2.1.1 Menurut WHO 1969 Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. 2.1.2 Depkes RI dalam UU No. 10 tahun 1992 Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Universitas Sumatera Utara 21 2.1.3 Sayekti 1994 Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atau dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. 2.1.4 Menurut Salvicon dan Ara Celtis Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung kerana hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalamnya perannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan Salvicion dan Ara Celis dalam Setiadi, 2005 2.1.5 Menurut BKKBN 1992 Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau suami-istri dan anak-anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keluarga adalah : a Terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki ikatan atau persekutuan berupa perkawinan atau persekutuan yang dibentuk. Universitas Sumatera Utara 22 b Terdapat hubungan yang dibentuk melalui adanya hubungan darah garis keturunan langsung , adopsi dan kesepakatan yang dibuat. c Tinggal bersama dibawah satu atap atau antara satu anggota dengan yang lain memiliki tempat tinggal berbeda karena sesuatu urusan tertentu misalnya urusan pekerjaan akan tetapi untuk sementara waktu. d Memiliki peran masing-masing dan bertanggung jawab terhadap tungas yang diberikan. e Ada ikatan emosional yang sulit untuk ditinggalkan oleh setiap anggota keluarga. f Antara anggota keluarga saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi. 2.2 Fungsi keluarga Beberapa fungsi keluarga secara umum menurut Friedman 1998, dalam Dion Betan, 2013, antar lain : 2.2.1 Fungsi afektif Merupakan basis sentral bagi pembentukan dan keberlangsungan unit keluarga yang dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikologis anggota keluarga. Komponen yang diperlukan dalam melaksankan fungsi afektif adalah adanya saling asuh, menerima, menghormati dan mendukung antar anggota keluarga, menaruh perhatian, cinta kasih Universitas Sumatera Utara 23 dan kehangatan, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga. 2.2.2 Fungsi sosialisasi Merupakan fungsi yang mengembangkan dan tempat melatih anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Anggota keluarga belajar disiplin, norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam lingkup keluarganya sendiri. 2.2.3 Fungsi ekonomi Kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga mencakup kebituhan makan, pakaian, tempat berlindung yang aman dan nyaman rumah. Yang dilakukan keluarga dalam menjalani fungsinya adalah mencari sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mengatur penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi keluarga di masa yang akan datang seperti pendidikan anak dan jaminan hari tua. 2.2.4 Fungsi reproduksi Keluarga memiliki fungsi menjaga kelangsungan generasi dan juga untuk keberlangsungan masyarakat. Komponen yang dilaksanakan keluarga dalam melaksanakan dalam melaksanakan fungsinya adalah meneruskan keturunan, memelihara dan Universitas Sumatera Utara 24 membesarkan anak, memenuhi gizi keluarga, memelihara dan merawat anggota keluarga. 2.2.5 Fungsi perawatan keluarga Merupakan fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar tetap memiliki produktifitas yang tinggi.Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota kaluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit. 2.3 Peran keluarga Peran adalah sesuatu yang dihrapkan secara normatif dari seorang dalam situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individudalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat Setiadi, 2008 Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan, “Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan”. Universitas Sumatera Utara 25 Dari pasal di atas jelas bahwa kelurga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang optimal Setiadi 2008. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing antara lain adalah : 2.3.1 Ayah Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pelidungpengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota kelurga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. 2.3.2 Ibu Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak- anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok masyarakat tertentu. 2.3.4 Anak Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual. 2.4 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan Friedman 1998 dalam Dion Betan 2013 ada 5 pokok tugas kesehatan keluarga, diantaranya yaitu : Universitas Sumatera Utara 26 2.4.1 Mengenal masalah kesehatan keluarga Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana akan habis. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan berapa besar perubahannya. Sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala faktor penyebab dan yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah. 2.4.2 Membuat keputusan tindakan yang tepat Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan. 2.4.3 Memberi perawatan pada anggota keluarga Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, harus mengetahui hal-hal sebagai berikut : a. Keadaan penyakitnya sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis dan perawatannya. b. Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara 27 c. Keberadaan fasilitasi yang dibutuhkan untuk perawatan. d. Sumber-sumber yang ada dalam keluarga anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan atau finansial, fasilitasi fisik, psikososial. e. Sikap keluarga terhadap orang sakit. 2.4.4 Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut : a. Sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga b. Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkunga. c. Pentingnya higiene sanitasi. d. Upaya pencegahan penyakit. e. Sikap atau pandangan keluarga terhadap higiene sanitasi. f. Kekompakan antar-anggota keluarga. 2.4.5 Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-hal berikut ini : a. Keberadaan fasilitas keluarga b. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan. c. Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan. Universitas Sumatera Utara 28 d. Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan. e. Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga. Perlu digaris bawahi bahwa 5 tugas dalam bidang kesehatan diatas, mesti selalu dijalankan. Tentu apabila salah satu atau beberapa diantara tugas tersebut tidak dijalankan justru akan menimbulkan masalah kesehatan dalam keluarga. Universitas Sumatera Utara 29

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN