Etiologi dan Faktor Predisposisi

epitel squamosa meatus acusticus external, dan komplikasinya jarang melibatkan telinga tengah. 4,13,14

2.3.2 Etiologi dan Faktor Predisposisi

Beberapa jamur dapat menyebabkan reaksi radang liang telinga. Dua jenis jamur yang paling sering ditemukan pada tempat ini adalah Pityrosporum dan Aspergillus A. Niger, A. Flavus. Jamur Pityrosporum dapat hanya menyebabkan deskuamasi superfisial yang menyerupai ketombe pada kulit kepala, atau dapat menyerupai suatu dermatitis seboroika yang meradang, atau dapat menjadi dasar berkembangnya infeksi lain yang lebih berat seperti furunkel atau perubahan ekzematosa. Demikian pula halnya dengan jamur Aspergillus. Pada sekitar 75 kasus otomikosis, genus Aspergillus merupakan agen kausative utama, dengan penyebab tersering disebabkan oleh A. Niger, dan terkadang disebabkan oleh A. flavus and A. Fumigatus. Jamur ini kadang-kadang didapatkan dari liang telinga tanpa adanya gejala apapun kecuali rasa tersumbat dalam telinga, atau dapat berupa peradangan yang dapat menyerang epitel kanalis atau gendang telinga dan menimbulkan gejala-gejala akut. Kadang-kadang dapat pula ditemukan Candida albicans. 15,16 Faktor timbulnya penyakit ini disebabkan oleh perubahan kelembaban lingkungan, suhu yang tinggi, maserasi kulit liang telinga yang terpapar lama oleh kelembaban, trauma lokal serta masuknya bakteri sebagai keadaan yang sering berkaitan dengan penyakit ini. Banyak penelitian menyokong timbulnya infeksi karena masuknya bakteri dari luar. Faktor predisposisi meliputi menurunnya sistem imun, penggunaan steroid, penyakit dermatologi, ketiadaan serumen, penggunaan antibiotik spektrum luas, dan alat bantu dengar. 1 Pada dasarnya, telinga memiliki kemampuan untuk melakukan mekanisme pembersihan. Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton buds kapas pembersih bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana. Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembab pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh jamur. Kelembaban merupakan faktor yang penting untuk terjadinya otomikosis. Kandungan air pada lapisan permukaan luar kulit diduga memegang peranan yang nyata terhadap mudahnya terjadi infeksi telinga luar.Stratum korneum menyerap kelembaban dari lingkungan yang mempunyai derajat kelembaban yang tinggi. Peningkatan kelembaban dari keratin didalam serta disekitar unit-unit apopilosebasea dapat menunjang terjadinya pembengkakan serta peyumbatan folikel sehingga dengan demikian menyebakan berkurangnya aliran sekret ke permukaan kulit. Trauma dapat diakibatkan karena luka goresan oleh penjepit rambut atau batang korek api, alat yang tidak seharusnya digunakan untuk membersihkan benda asing, maupun pembersihan kanal telinga yang terlalu sering setelah berenang ketika kulit kanal sudah maserasi.Kulit yang normal mengandung lapisan lemak yang tipis pada permukaan yang diduga mempunyai kerja antibakteri dan fungistatik. Lapisan lemak ini mempunyai fungsi penting dalam pencegahan maserasi kulit serta menghalangi masuknya bakteri kedalam dermis melalui unit-unit apopilosebasea. Apabila lapisan lemak dari tulang rawan liang telinga dibuang, pada umumnya ia menggantikan dirinya dalam waktu yang singkat. Namun apabila berulang-ulang dicuci maka lapisan lemak tersebut akan menghilang dan organisme patogen yang tertanam disini bisa berkembang. 13,17 Serumen sendiri memiliki pH yang berkisar antara 4-5 yang berfungsi menekan pertumbuhan bakteri dan jamur. Serumen memiliki sifat antimikotik, bakteriostatik, dan juga penolak serangga. Serumen terditi dari lipid 46-73, protein, asam amino bebas, dan ion mineral. Serumen juga mengandung lisozim, imunoglubulin, dan asam lemak tak jenuh. Adanya ikatan rantai panjang asam lemak pada kulit yang normal dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Disamping itu, karena kompisisi hidrofobiknya, serumen mampu mencegah air masuk, membuat permukaan kanal menjadi impermeabel, dapat mengindari maserasi, dan menghindari kerusakan epitel. 4 Olah raga air misalnya berenang dan berselancar sering dihubungkan dengan keadaan ini olehkarena paparan ulang dengan air sehingga kanal menjadi lembab dan dapat mempermudah jamur tumbuh. Hal inilah yang sering dihubungkan dengan terjadinya infeksi pada telinga luar otomikosis. 5

2.3.3 Gejala dan Tanda Klinis Otomikosis

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Hubungan asupan zat besi dengan kejadian anemia pada mahasiswi PSPD angkatan 2009-2011 Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

0 7 61

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Pengaruh tingkat intensitas belajar terhadap terjadinya stres pada mahasiswa PSPD 2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 5 58

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Prevalensi Excessive Daytime Sleepiness (EDS) pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Menggunakan Epworth Sleepiness Scale (ESS) serta Faktor Risiko yang Mempengaruhinya pada Tahun 2013

2 19 87

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Gambaran Berpikir Kritis Dalam Problem Based Learning (PBL) Mahasiswa Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta AGIL MAIZAR FKIK

0 0 96