Penentuan Panjang Gelombang Optimum dengan Spektrofotometer UltraVioletVisible

Tabel 5. Hasil Identifikasi Sidik Jari dari Kafein Data Moffat, et al 747 cm -1 760 cm -1 1242 cm -1 1548 cm -1 1658 cm -1 1698 cm -1 Data Kafein BPFI 744,52 cm -1 758,02 cm -1 1240,23 cm -1 1548,84 cm -1 1660,71 cm -1 1697,36 cm -1 Data Baku Kafein 744,52 cm -1 758,02 cm -1 1240,23 cm -1 1548,84 cm -1 1660,71 cm -1 1697,36 cm -1 Dari hasil pengukuran diperoleh bentuk spektrum InfraMerah Baku Kafein yang hampir sama dengan bentuk spektrum InfraMerah Kafein BPFI dan bentuk spektrum InfraMerah Kafein yang terdapat pada literatur. Pada identifikasi sidik jari diperoleh bilangan gelombang Baku Kafein yang hampir sama dengan bilangan gelombang Kafein BPFI dan bilangan gelombang Kafein yang terdapat pada literatur Moffat, et al., 2004. Tabel 6. Hasil Identifikasi Gugus Fungsi dan Ikatan dari Kafein Gugus fungsi dan ikatan Literatur Baku Parasetamol C −H Aromatis 3020 – 3100 cm -1 3111,18 cm -1 C ═C 1650 – 1670 cm -1 1660,71 cm -1 C −H Alifatis 2850 – 2960 cm -1 2954,95 cm -1 C −N 1030 dan 1230 cm -1 1026,13 dan 1240,23 cm -1 C ═O 1700 cm -1 1697,36 cm -1 Pada identifikasi gugus fungsi dan ikatan, diperoleh bilangan gelombang Baku Kafein yang hampir sama dengan bilangan gelombang Kafein yang terdapat pada literatur. Dari data spektrum InfraMerah yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa baku yang diidentifikasi adalah Kafein McMurry, 1993; Silverstein, et al., 1984.

4.2 Penentuan Panjang Gelombang Optimum dengan Spektrofotometer UltraVioletVisible

Universitas Sumatera Utara Kadar campuran Parasetamol, Propifenazon dan Kafein dalam sampel tablet ditentukan dengan Kromatografi Lapis Tipis KLT Densitometri. Untuk mendapatkan hasil yang baik, terlebih dahulu ditentukan panjang gelombang analisis yang optimum. Panjang gelombang analisis ditentukan dengan cara membuat spektrum serapan UltraViolet dari Parasetamol BPFI dengan konsentrasi 5 μgml, Baku Propifenazon dengan konsentrasi 10 μgml dan Kafein BPFI dengan konsentrasi 9 μgml menggunakan spektrofotometer UltraVioletVisible pada rentang panjang gelombang 200 – 400 nm. Kemudian ketiga spektrum serapan UltraViolet yang diperoleh dibuat tumpang tindih untuk mengetahui pada panjang gelombang berapa ketiganya memberikan serapan optimum. Spektrum serapan UltraViolet dari Parasetamol BPFI, Baku Propifenazon dan Kafein BPFI dapat dilihat pada Gambar 8, Gambar 9 dan Gambar 10 dibawah ini. Gambar 8. Spektrum Serapan UltraViolet Parasetamol BPFI dengan Konsentrasi 5 μgml Universitas Sumatera Utara Dari hasil pengukuran diperoleh bentuk spektrum serapan UltraViolet Parasetamol BPFI yang hampir sama dengan bentuk spektrum serapan UltraViolet Parasetamol yang terdapat pada literatur. Absorbsi maksimum Parasetamol BPFI dalam metanol dijumpai pada panjang gelombang 248 nm dan absorbsi maksimum Parasetamol yang terdapat pada literatur di dalam metanol dijumpai pada panjang gelombang 247 nm dengan 850 dan Ɛ 12850 Dibbern, et al., 2002. Gambar 9. Spektrum Serapan UltraViolet Baku Propifenazon dengan Konsentrasi 10 μgml Dari hasil pengukuran diperoleh bentuk spektrum serapan UltraViolet Baku Propifenazon yang hampir sama dengan bentuk spektrum serapan UltraViolet Propifenazon yang terdapat pada literatur. Absorbsi maksimum Baku Propifenazon dalam metanol dijumpai pada panjang gelombang 275 nm dan 247 nm dan absorbsi maksimum Propifenazon yang terdapat pada literatur di dalam Universitas Sumatera Utara metanol dijumpai pada panjang gelombang 275 nm dan 246 nm dengan 420 dan 425 serta Ɛ 9670 dan 9790 Dibbern, et al., 2002. Gambar 10. Spektrum Serapan UltraViolet Kafein BPFI dengan Konsentrasi 9 μgml Dari hasil pengukuran diperoleh bentuk spektrum serapan UltraViolet Kafein BPFI yang hampir sama dengan bentuk spektrum serapan UltraViolet Kafein yang terdapat pada literatur. Absorbsi maksimum Kafein BPFI dalam metanol dijumpai pada panjang gelombang 272 nm dan absorbsi maksimum Kafein yang terdapat pada literatur di dalam metanol dijumpai pada panjang gelombang 273 nm dengan 875 dan Ɛ 9220 Dibbern, et al., 2002. Hasil tumpang tindih ketiga spektrum serapan dapat dilihat pada Gambar 11 dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 11. Hasil Tumpang Tindih Spektrum Serapan UltraViolet Parasetamol BPFI dengan Konsentrasi 5,0 μgml, Baku Propifenazon dengan Konsentrasi 10,0 μgml dan Kafein BPFI dengan Konsentrasi 9,0 μgml Disertai Panjang Gelombang Optimum Dari hasil tumpang tindih spektrum serapan UltraViolet Parasetamol BPFI, Baku Propifenazon dan Kafein BPFI diperoleh panjang gelombang yang memberikan serapan optimal untuk ketiganya yaitu pada 260 nm. 4.3 Analisa Kualitatif Campuran Parasetamol, Propifenazon dan Kafein dengan Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis KLT Densitometri Hasil analisa kualitatif campuran Parasetamol, Propifenazon dan Kafein dari sampel tablet dilakukan dengan membandingkan harga Rf masing – masing komponen yang terdapat di dalam sampel tablet dengan harga Rf campuran Parasetamol BPFI, Baku Propifenazon dan Kafein BPFI, maka diperoleh harga Rf yang sama. Dimana harga Rf 0,27 untuk Parasetamol dan Parasetamol BPFI, 0,74 untuk Propifenazon dan Baku Propifenazon serta 0,51 untuk Kafein dan Kafein BPFI. Densitogram hasil pengelusian campuran Parasetamol BPFI, Baku Parasetamol BPFI Baku Propifenazon Kafein BPFI Universitas Sumatera Utara Propifenazon, Kafein BPFI dan densitogram hasil pengelusian sampel tablet dapat dilihat pada Gambar 12, Gambar 13 dan Gambar 14 dibawah ini. Mekanisme pemisahan campuran Parasetamol, Propifenazon dan Kafein menggunakan Kromatografi Lapis Tipis KLT fase diam Silika Gel 60 F 254 E.Merck dan fase gerak kloroform : aseton : amonium hidroksida 25 8 : 2 : 0,1 yaitu berdasarkan sifat kepolaran dari ketiga komponen ini. Polaritas Parasetamol Kafein Propifenazon . Sehingga harga Rf Propifenazon Kafein Parasetamol. Hal ini terjadi karena fase diam yang digunakan bersifat polar, maka terjadi interaksi yang lebih kuat antara fase diam dengan senyawa polar dibandingkan interaksi antara fase diam dengan senyawa non polar. Senyawa dengan polaritas paling tinggi bergerak naik dengan jarak paling dekat dari titik awal penotolan, sedangkan senyawa dengan polaritas paling rendah bergerak naik dengan jarak paling jauh dari titik awal penotolan tersebut Watson, 2009. Gambar 12. Densitogram Hasil Pengelusian Campuran Parasetamol BPFI, Baku Propifenazon dan Kafein BPFI Universitas Sumatera Utara Gambar 13. Densitogram Hasil Pengelusian Sampel Tablet Saridon ® P.T. Bayer Indonesia Gambar 14. Densitogram Hasil Pengelusian Sampel Tablet Bodrex Migra ® P.T. Tempo Scan Pacific Tbk. Harga Rf yang sama antara sampel tablet dengan harga Rf campuran Parasetamol BPFI, Baku Propifenazon dan Kafein BPFI; menunjukkan bahwa Universitas Sumatera Utara sampel yang digunakan dalam penelitian ini mengandung campuran Parasetamol, Propifenazon dan Kafein. 4.4 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi 4.4.1 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Parasetamol

Dokumen yang terkait

Identifikasi Parasetamol Dalam Jamu Asam Urat Secara Kromatografi Lapis Tipis Dan Spektrofotometri

41 204 32

OPTIMASI METODE PENENTUAN KADAR PARASETAMOL, KLORFENIRAMINMALEAT, DAN GLISERILGUAIAKOLAT DALAM SEDIAAN SIRUP DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-DENSITOMETRI

0 0 13

OPTIMASI METODE PENENTUAN KADAR PARASETAMOL, KLORFENIRAMINMALEAT, DAN FENILPROPANOLAMIN HCL DALAM SEDIAAN SIRUP DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-DENSITOMETRI

0 0 13

ANALISIS CAMPURAN PARASETAMOL, PROPIFENAZON DAN KAFEIN DALAM TABLET DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

0 1 111

Validasi metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-densitometri pada penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair Obat Herbal Terstandar (OHT) Kiranti - USD Repository

0 0 90

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS- DENSITOMETRI PADA PENETAPAN KADAR IBUPROFEN DAN PARASETAMOL DALAM TABLET MERK NEO-RHEUMACYL

1 1 107

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)- DENSITOMETRI PADA PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM SEDIAAN KAPSUL LUNAK OBAT HERBAL TERSTANDAR (OHT) “RHEUMAKUR

0 1 123

Optimasi metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair Obat Herbal Terstandar (OHT) merk `Kiranti` dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)- densitometri - USD Repository

0 1 98

Optimasi metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometri pada penetapan kadar campuran metil salisilat dan eugenol dalam sediaan krim ``X`` - USD Repository

0 1 95

Penetapan kadar kafein dalam kopi bubuk murni Robusta merek "X" dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - Densitometri - USD Repository

0 0 43