Banyak tahapan pada prosedur Kromatografi Lapis Tipis yang telah dapat diinstrumentasikan, dengan tujuan mengurangi pekerjaan, menghasilkan data
yang mempunyai tingkat reprodusibilitas dan kuantitasi, serta dapat ditangani dengan sistem data yang modern
Miller, 2005
.
3.2.1 Penjerap Fase Diam
Penjerap yang paling sering digunakan pada Kromatografi Lapis Tipis adalah silika gel dan serbuk selulosa, sementara mekanisme sorpsi – desorpsi
suatu mekanisme perpindahan solut dari fase diam ke fase gerak atau sebaliknya yang utama pada Kromatografi Lapis Tipis adalah partisi dan adsorbsi Rohman,
2009. Jarak migrasi senyawa pada plat silika gel tergantung pada polaritasnya.
Senyawa yang paling polar bergerak naik dengan jarak paling dekat dari titik awal penotolan, sedangkan senyawa dengan polaritas paling kecil bergerak paling jauh
dari titik awal penotolan tersebut. Silika gel merupakan penjerap polar yang paling sering digunakan, meskipun demikian silika gel juga banyak dijumpai
dalam bentuk yang termodifikasi Watson, 2009. Untuk membantu visualisasi maka selama proses pembuatan plat
Kromatografi Lapis Tipis ditambahkan zat yang berfluorosensi. Secara umum plat Kromatografi Lapis Tipis yang telah didesain dengan penambahan zat yang
berfluorosensi dapat diamati dibawah sinar ultraviolet. Sebagian besar analit akan tampil sebagai bercak yang berwarna gelap dengan dasar yang dapat
berfluorosensi. Sebelum digunakan plat Kromatografi Lapis Tipis biasanya diaktifkan dengan pemanasan pada suhu diatas 100
O
C selama kurang lebih setengah jam atau lebih, guna untuk menghilangkan molekul air yang terjerap
Universitas Sumatera Utara
pada plat Kromatografi Lapis Tipis KLT. Plat Kromatografi Lapis Tipis KLT yang telah kering biasanya disimpan dalam desikator untuk menjaga agar tetap
kering dan bersih
Miller, 2005
.
Gambar 4. Permukaan Silika Gel
3.2.2 Fase Gerak
Fase gerak pada Kromatografi Lapis Tipis KLT dipilih dari pustaka, sistem yang paling sederhana adalah dengan menggunakan campuran 2 pelarut
organik sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal. Pada saat pemilihan fase gerak, maka fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena
Kromatografi Lapis Tipis KLT merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif. Daya elusi dari fase gerak yang dipilih harus dapat memberikan harga Rf
analit diantara 0,2 – 0,8 guna untuk memaksimalkan pemisahan. Untuk pemisahan dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis KLT, maka polaritas fase gerak
akan menentukan nilai Rf dari analit Rohman, 2009. Semakin polar suatu pelarut atau campuran pelarut maka akan semakin
jauh pelarut tersebut menggerakkan senyawa polar naik dari titik awal penotolan. Jika senyawa non polar yang sedang dianalisis, maka tidak akan ada peningkatan
Universitas Sumatera Utara
yang nyata dalam jarak migrasi dengan peningkatan polaritas pada fase gerak Watson, 2009.
3.2.3 Aplikasi Sampel Penotolan Sampel