layak di konsumsi. Uji penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang sesuai pada masing-masing monografi antara lain di Farmakope Indonesia
Dirjen POM, 1995.
2.3 Allopurinol
Allopurinol adalah obat penyakit priai gout yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah. Alopurinol bekerja dengan menghambat xantin oksidase yaitu
enzim yang dapat mengubah hipoxantin menjadi xantin, selanjutnya mengubah xantin menjadi asam urat. Dalam tubuh Allopurinol mengalami metabolisme menjadi
oksipurinol alozantin yang juga bekerja sebagai penghambat enzim xantin oksidase. Mekanisme kerja senyawa ini berdasarkan katabolisme purin dan mengurangi
prosuksi asam urat, tanpa mengganggu biosintesa purin. Allopurinol dapat meningkatkan frekuensi serangan artritis gout akut sehingga sebaiknya obat anti
inflamasi atau kolkisin diberikan bersama pada awal terapi Katzung, 2004.
2.3.1 Uraian Umum
Uraian umum allopurinol menurut Farmakope Indonesia Edisi IV 1995: Rumus Bangun
: Allopurinol
Universitas Sumatera Utara
Nama Kimia : 1H-Pirazolol 3,4dipirimidin -4-ol[315-30-0] C
5
H
4
N
4
O Rumus Molekul
: C
5
H
4
N
4
O Berat Molekul
: 136,11gmol Pemerian : Serbuk halus putih hingga hampir putih, berbau lemah.
Susut pengering : Suhu 105°C selama tidak lebih dari 0,5 lakukan pengeringan pada suhu 105°C selama 5 jam.
Persyaratan : Allopurinol mengandung tidak kurang dari 98,0 dan Tidak lebih dari 101,1 C
5
H
4
N
4
O, dihitung terhadapat zat Yang telah dikeringkan.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air dan etanol , larut dalam Larutan kalium dan natrium hidroksida, praktis tidak larut
Dalam kloroform dalam eter. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Penandaan : Pada etiket harus juga tertera daluarsa. Farmakope IV, 1995
Allopurinol bekerja dengan cara mengurangi sintesa urat atas dasar persaingan substrat dengan zat-zat purin berlandaskan enzim xanthin oksidase. Enzim yang
mengubah hipoxantin menjadi xantin dan selanjutnya menjadi asam urat. Melalui mekanisme umpan balik allopurinol menghambat sintesa purin yang merupakan
prekursor xanthin Katzung, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Farmakokinetika
Allopur inol kira-kira 80 diserap setelah pemakaian oral. Seperti uric acid, allopurinol sendiri dimetabolisme oleh xanthine oxidase. Persenyawaan hasilnya,
alloxanthine, mempertahankan kemampuannya untuk menhambat xanthine oxidase dan mempunyai durasi kerja yang cukup panjang sehingga allopurinol cukup
diberikan satu kali sehari Katzung, 2004.
2.3.3 Farmakodinamika
Diet purin di dalam makanan bukan merupakan sumber uric acid yang penting. Jumlah penting secara kuantitatif dari purine dibentuk dari asam amino, formate, dan
karbondoksida dalam tubuh. Ribonukleotida purine tersebut tidak tergabung ke dalam nucleic acid asam nukleat dan yang berasal dari degradasi nucleic acid dikonversi
menjadi xantine atau hypoxanthine dan dioksida menjadi uric acid. Bilamana langkah terakhir ini dihambat oleh allopurinol, maka ada penurunan pada kadar plasma urate
dan penurunan pada timbunan urate dengan peningkatan yang bersamaan pada
xantine dan hypoxanthine yang lebih mudah larut Katzung, 2004. 2.3.4 Efek samping
Menurut Munaf 1994, reaksi-reaksi yang tidak diinginkan pada terapi Allopur inol antara lain:
a. Reaksi kulit Bila kemerahan kulit timbul obat harus dihentikan karena gangguan mungkin
menjadi lebih berat.
Universitas Sumatera Utara
b. Reaksi alergi Berupa demam, leukopeni, pruritus, eosinofillia, artralgia.
c. Gangguan saluran pencernaan d. Allopurinol dapat meninggkatkan frekwensi serangan sehingga pada awal
terapi diberikan kolkisin.
2.3.5 Indikasi