2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba
akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. 3. Hak Preemtive
Hak preemtive preemtive right merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham.
Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak
preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.
b. Saham Preferen preffered stocks Saham preferen mempunyai gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti
obligasi, saham preferen yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa,
dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi.
2.1.3.1 Harga Saham
Pengertian harga saham adalah harga suatu saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar modal. Perubahan harga saham tidak selalu positif namun dapat juga negatif tergantung banyaknya permintaan dan banyaknya penawaran harga saham.
Sehingga terbentuk pergerakan harga saham yang naik turun tidak beraturan. Namun ada juga harga saham yang berubah yang disebabkan karena tidak adanya permintaan
dan penawaran dengan kata lain, tidak likuid karena volumenya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, sehingga harga saham stagnan dari waktu ke waktu.
Pergerakan harga saham yang acak tidak beraturan dapat dianalisa dengan pendekatan fundamental, misalnya dengan mengetahui laporan keuangan suatu
perusahaan terbuka, jika laporannya positif maka kemungkinan harga sahamnya akan bergerak positif. Analisa kedua adalah pendekatan teknikal yang dilakukan
menggunakan chart grafik pergerakan harga saham. Dengan bantuan beberapa indikator kemudian dianalisa awal sebuah tren yang terbentuk dalam hal ini tentunya
diharapkan awal uptrend tren naik sehingga trader atau investor melakukan pembelian trading atau investasi, dan ketika harga saham berubah menjadi downtrend tren
turun maka dilakukanlah penjualan.
2.1.3.2 Return Saham
Dalam berinvestasi return dan risiko saling berdampingan, investor harus mencari alternatif investasi yang menawarkan tingkat return yang tinggi dengan tingkat
risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan return tertentu pada tingkat risiko terendah. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan investasi, investor harus
memilih perusahaan dengan kinerja yang baik sehingga dapat menjamin adanya pengembalian atau return dan mengikuti perkembangan perusahaan tersebut.
Return merupakan hasil yang diharapkan dari investasi. Return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain loss. Yield mencerminkan
aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodek daru suatu investasi, misalnya berupa dividen atau bunga. Jika melakukan investasi pada sebuah obligasi,
maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi yang dibayarkan, dan bila investasi pada saham maka yield ditunjukkan oleh besarnya deviden yang diperoleh.
Capital gain loss merupakan kenaikan penurunan harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan kerugian bagi investor, atau perubahan harga sekuritas.
Return dibedakan menjadi return yang telah terjadi realized return dan return yang diharapkan expected return akan diperoleh investor dimasa mendatang. Return
realisasi realized return dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return ini juga
berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa datang. Return ekspektasi expected return adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor
dimasa mendatang Tatang Ary Gumanti, 2011.
2.1.3.3 Pengaruh Pengumuman Perubahan Bond rating terhadap Return Saham