Latar Belakang Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media audio atau yang biasa disebut dengan radio merupakan salah satu penemuan besar dalam sejarah peradaban manusia 1 dan saat ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dari manusia itu sendiri. Tanpa meninggalkan fungsi dasarnya sebagai alat komunikasi, radio saat ini menjadi media hiburan dan informasi yang murah, efisien serta mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, baik dari perkotaan sampai daerah terpencil atau pedesaan. Manusia yang mendapatkan hiburan dengan adanya radio tersebut dengan cara mendengarkan musik dan lagu yang selalu diputar oleh setiap stasiun radio atau Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia selanjutnya disingkat RSSNI yang ada di setiap wilayah Negara Republik Indonesia. Musik dan lagu yang diputarkan oleh stasiun radio tersebut biasanya berasal dari kaset maupun Compact Disc yang dimiliki oleh pemilik stasiun radio yang bersangkutan dengan cara membeli ataupun berasal dari para musisi dan group band yang mempromosikan album terbarunya secara gratis yang bertujuan supaya album tersebut dikenal di masyarakat sehingga masyarakat yang senang terhadap album tersebut, maka akan membeli kaset ataupun 1 Sejarah perkembangan radio bisa dirunut sejak September 1899, ketika seorang penemu dan pengusaha Italia berusia 25 Tahun bernama Gugleilmo Marconi mengenalkan telegraf tanpa kabel yang mengawali era komunikasi melalui gelombang udara, lihat http:www.jurnalisoko.blogspot.com Universitas Sumatera Utara Compact Disc-nya, sehingga hal ini menimbulkan keuntungan bagi para musisi dan group band tersebut. Sementara itu keuntungan bagi stasiun radio dengan pemutaran musik dan lagu oleh stasiun radio atau RSSNI tersebut adalah keuntungan secara tidak langsung, maksudnya kalau musik dan lagu yang diputarkan tersebut merupakan musik dan lagu hits terkenal dipasaran maka stasiun radio bersangkutan menjadi terkenal secara tidak langsung dan dampak yang timbul adalah banyaknya tawaran dari pihak masyarakat untuk memasang iklan di stasiun radio tersebut. Oleh karena itu, pemutaran musik dan lagu tersebut berkaitan erat dengan Hak Kekayaan Intelektual selanjutnya disingkat HKI, sebab jika dilihat dari aspek hukumnya, maka musik dan lagu yang diputar oleh stasiun radio atau RSSNI merupakan suatu hasil karya cipta seseorang, sehingga tentunya tidak terlepas dari HKI. Berdasarkan data pada tahun 2003 yang terdaftar di balai Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Klas II Medan jumlah Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia di Sumatera Utara tercatat ada 103 stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia tidak termasuk Radio Republik Indonesia dengan pertumbuhan yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini 2 : Tabel 1 : Jumlah Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia di Sumatera Utara Sumber data : http:www.pppi.or.id No. Tahun Medan Jlh Stasiun Daerah Tkt II Jlh Stasiun 1. 1980 17 Stasiun Radio 3 Stasiun Radio 2. 1990 19 Stasiun Radio 23 Stasiun Radio 3. 2000 20 Stasiun Radio 35 Stasiun Radio 4. 2003 19 Stasiun Radio 73 Stasiun Radio 2 http:www.pppi.or.id., diakses pada tanggal 21 Maret 2010. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka dapat dilihat bahwa yang benar-benar beroperasi hanya sekitar 60 enam puluh persen. Pada tahun 2003 anggota PRSSNI di Medan sebanyak 19 stasiun radio dan Daerah Tingkat II sebanyak 35 stasiun radio. 3 Di kota Medan tercatat 29 dua puluh sembilan stasiun radio yang mengudara pada jalur FM dan 1 satu stasiun radio di jalur AM. Pada hal menurut kanalisasi yang disusun oleh Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi dengan jarak spasi 800 delapan ratus KHz jatah frekuensi FM di Medan membuat tidak terpenuhinya standar spasi 800 delapan ratus KHz tapi sementara ditetapkan 400 empat ratus KHz dengan catatan akan diseleksi selama 10 sepuluh tahun ke depan untuk selanjutnya jumlah Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia disesuaikan agar bisa memenuhi spasi 800 delapan ratus KHz. 4 Sedangkan untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 jumlah stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia di kota Medan sebanyak 63 enam puluh tiga stasiun, sementara yang menjadi anggota PRSSNI di kota Medan sebanyak 50 lima puluh stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 3 http:www.pppi.or.id.,diakses pada tanggal 21 Maret 2010. 4 http:www.pppi.or.id.,diakses pada tanggal 21 Maret 2010. Universitas Sumatera Utara Tabel 2 : Jumlah Stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia di Kota Medan Tahun 2005-2010 No. Tahun Anggota PRSSNI Bukan Anggota PRSSNI Jumlah Stasiun RSSNI di Kota Medan 1. 2005 29 Stasiun Radio 3 Stasiun Radio 32 Stasiun Radio 2. 2006 35 Stasiun Radio 3 Stasiun Radio 38 Stasiun Radio 3. 2007 39 Stasiun Radio 4 Stasiun Radio 43 Stasiun Radio 4. 2008 45 Stasiun Radio 6 Stasiun Radio 51 Stasiun Radio 5. 2009 48 Stasiun Radio 10 Stasiun Radio 58 Stasiun Radio 6. 2010 50 Stasiun Radio 13 Stasiun Radio 63 Stasiun Radio Sumber Data : Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia di Kota Medan tahun 2005-2010 Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka dapat dikatakan bahwa dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 penambahan stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia di kota Medan sebanyak 31 tiga puluh satu stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia dengan kurun waktu 5 lima tahun. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dilihat bahwa penambahan yang terjadi tidak terlalu signifikan, karena terlihat dari tabel 2 tersebut setiap tahunnya hanya terjadi penambahan antara 5 lima sampai dengan 7 tujuh stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia. 5 Sedangkan untuk keanggotaan PRSSNI di kota Medan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 terjadi penambahan sebanyak 21 dua puluh satu stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia untuk kurun waktu 5 lima tahun. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dilihat bahwa penambahan yang terjadi tidak terlalu signifikan, 5 Wawancara pada tanggal 01 Juni 2010 dengan Bahrum Syah, Staf Administrasi di Kantor Wilayah Yayasan Karya Cipta Indonesia di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara karena terlihat dari tabel 2 tersebut setiap tahunnya hanya terjadi penambahan antara 2 dua sampai dengan 6 enam stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia. 6 Setelah mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kondisi fisik stasiun radio dan keberadaannya di kota Medan, maka ada baiknya juga berbicara tentang HKI merupakan dasar hukum dari penggunaan Hak Cipta musik dan lagu yang diputar di stasiun radio di kota Medan tersebut. Ada beberapa perangkat hukum yang mengatur tentang HKI tersebut, antara lain 7 : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varitas Tanaman 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang Trade Secret. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri. 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Letak Sirkuit Terpadu. 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten Patent. 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek Dagang Trade Mark dan untuk Indikasi Geografis tidak ada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya secara tersendiri, namun dalam Pasal 56 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek ada mengatur tentang Indikasi Geografis. 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Copy Right. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas mengenai perangkat hukum dari HKI, maka untuk pemutaran atau penyiaran musik dan lagu di setiap radio atau RSSNI tersebut dilindungi oleh perangkat hukum HKI khususnya di bidang Hak Cipta 6 Wawancara pada tanggal 01 Juni 2010 dengan Bahrum Syah, Staf Administrasi di Kantor Wilayah Yayasan Karya Cipta Indonesia di Kota Medan. 7 Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal. 60. Universitas Sumatera Utara berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta selanjutnya disingkat UUHC. Hal tersebut dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 1 UUHC yang menyebutkan “Hak Cipta adalah Hak eksklusif bagi Pencipta maupun Penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku”. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Pasal 1 angka 1 tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa UUHC memberikan perlindungan hukum kepada Pencipta atau Penerima hak dari suatu ciptaan dengan adanya penegasan terhadap pengakuan hak yang dimiliki Pencipta atau Penerima hak. Selain daripada itu, hak tersebut menurut UUHC adalah hak eksklusif dalam hal untuk mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan dari Pencipta atau Penerima hak. Menurut Eddy Damian, Istilah hak mengumumkan sering digunakan dalam perwujudan suatu ide dengan cara-cara pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran atau penyebaran suatu ciptaan dari Pencipta atau Penerima hak dengan menggunakan alat apapun, termasuk media internet atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar ataupun dilihat orang lain. 8 Berdasarkan pernyataan yang telah dikemukakan oleh Eddy Damian tersebut di atas, musik dan lagu yang diputarkan melalui penyiaran oleh radio atau RSSNI merupakan bagian dari penggunaan Hak Cipta berdasarkan Pasal 1 angka 1 UUHC. Selain daripada radio atau RSSNI berkaitan dengan Hak Cipta musik dan lagu, maka 8 Eddy Damian, Hukum Hak Cipta, PT. A lumni, Bandung, 2009, hal. 135. Universitas Sumatera Utara ada Badan Hukum lain yang juga berhubungan atau berkaitan dengan Hak Cipta musik dan lagu yaitu Yayasan Karya Cipta Indonesia selanjutnya disingkat YKCI. YKCI tersebut, “didirikan pada tahun 1990 yang merupakan perwujudan dari keinginan daripada Pencipta lagu Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya, terutama dalam pengelolaan hak ekonomi yang tercakup dalam bidang hak mengumumkan atau performing right”. 9 Selain daripada itu, “dibentuk dan didirikannya YKCI tersebut bertujuan untuk membantu para Pencipta mengelola Hak Cipta atas musik dan lagu bagi para Pencipta yang digunakan oleh para pengguna musik dan lagu user yang bermaksud untuk menggunakan karya ciptaanya bagi kepentingan komersial”. 10 Berkaitan dengan penggunaan karya cipta musik dan lagu, para Pencipta atau Pemegang hak cipta tidak memiliki kemampuan untuk memonitoring atau mengawasi setiap penggunaan karya ciptanya oleh pihak lain. Pemegang Hak Cipta tersebut tidak bisa setiap waktu mengontrol atau mengawasi setiap stasiun televisi, radio maupun restoran untuk mengetahui berapa banyak karya cipta musik dan lagu yang telah diperdengarkan ditempat-tempat tersebut. Oleh karena itu, untuk melakukan kemudahan baik terhadap Pencipta atau Pemegang Hak Cipta dalam melakukan pengawasan atau memonitoring terhadap penggunaan karya ciptanya tersebut oleh para pemakai atau pengguna Hak Cipta user musik dan lagu, maka Pencipta atau Pemegang Hak Cipta musik dan lagu tersebut akan menunjuk seseorang atau suatu 9 Kiprah Pencipta Lagu Dalam Memperjuangkan Hak-Haknya, http:www.kci.or.id, diakses tanggal 5 Maret 2010. 10 Ibid. Universitas Sumatera Utara Badan Hukum ataupun lembaga tertentu sebagai kuasa untuk melakukan tugas tersebut. Penunjukan kuasa terhadap seseorang atau Badan Hukum ataupun lembaga tertentu oleh Pencipta atau Pemegang Hak Cipta di Indonesia biasanya dilakukan oleh YKCI, dan Badan Hukum ini juga telah didukung oleh pemerintah Republik Indonesia Tim Keppres 34 dan Departemen Kehakiman Republik Indonesia. 11 Badan Hukum nirlaba ini merupakan pengelola Hak Cipta musik dan lagu yang bersifat kolektif, karena diberi kuasa dari pihak Pencipta atau Pemegang Hak Cipta musik dan lagu di Indonesia maupun pihak asing dan juga diberikan tugas untuk menangani lisensi terhadap pengguna musik dan lagu user di wilayah Negara Republik Indonesia dan termasuk di dalamnya setiap stasiun radio atau RSSNI. Melalui pemberian kuasa tersebut, YKCI juga mempunyai tugas mengumpulkan royalty untuk para Pencipta musik dan lagu dari para pengguna karya musik dan lagu user yang selanjutnya diikuti dengan pemberian lisensi musik dan lagu yang merupakan bagian daripada kuasa yang diberikan oleh Pencipta atau Pemegang Hak Cipta musik dan lagu. Kemudian pihak YKCI mendistribusikannya kepada para pencipta musik dan lagu yang berhak. 12 Berdasarkan tugas dari YKCI tersebut, maka dapat dikatakan bahwa YKCI merupakan fasilitator yang sangat penting terhadap Pencipta atau Pemegang Hak 11 Tim Lindsey, dkk ed., Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, PT. Alumni, Bandung, 2006, hal. 119. 12 Tanpa pengarang, Pengantar Umum Karya Cipta Indonesia, Karya Cipta Indonesia, Jakarta, 1990, hal. 4. Universitas Sumatera Utara Cipta musik dan lagu maupun Pengguna dari karya cipta musik dan lagu user, karena YKCI tersebut menjembatani hubungan antara Pencipta atau Pemegang Hak Cipta musik dan lagu dengan pengguna karya musik dan lagu dalam hal menerima pembayaran royalty atas penggunaan karya cipta musik dan lagu. 13 Ada beberapa katagori yang dapat menjadikan musik dan lagu sebagai usaha bagi para pengguna musik dan lagu user tersebut, antara lain: 1. Featuring musik, artinya kegiatan usaha tersebut tidak dapat berjalan tanpa adanya lagu, sebagai contoh konser musik, karaoke, pub atau night club dan sebagainya. 2. Background musik, artinya lagu tersebut memberikan nilai tambah pada suatu usaha demi kenyamanan konsumen, seperti cafe, restoran, dan sebagainya. 3. Entertainment musik, artinya suatu kegiatan usaha yang tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya musik dan lagu, seperti stasiun televisi, radio dan sebagainya. 14 Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka salah satu dari pengguna karya cipta tersebut adalah radio. Radio merupakan media penyiaran yang kegiatannya menyelenggarakan siaran-siaran yang ditujukan kepada khalayak ramai atau umum yang dapat menerima siaran melalui sarana komunikasi dan salah satu fungsinya sebagai media hiburan bagi para pendengarnya dengan memutarkan dan memperdengarkan musik dan lagu. 15 Kehidupan masyarakat pada saat ini menganggap musik dan lagu sebagai suatu kebutuhan rohaniah dalam wujud hiburan. Pada umumnya orang akan merasa senang, 13 Ibid. 14 Hulman Panjaitan, Lisensi Pengumuman Musik Lagu Dan Aspek Hukumnya, http:www. poterindosiana.com., diakses tanggal 3 Maret 2010. 15 Fungsi Radio, http:pdfqueen.com., diakses tanggal 13 Maret 2010. Universitas Sumatera Utara terhibur dan puas dapat mendengarkan musik dan lagu tanpa membeli kaset ataupun Compact Disc selanjutnya disingkat CD, hal ini disebabkan orang dapat menikmatinya melalui media audio atau radio, dimana musik dan lagu tersebut merupakan menu utama dalam penyajian diseluruh stasiun radio. 16 Radio pada dasarnya memang tidak memperoleh suatu keuntungan secara langsung dengan adanya permintaan dari pendengar untuk memutarkan musik dan lagu. Namun pemutaran atau penggunaan musik dan lagu tersebut sebagai sarana untuk menarik jumlah pendengar untuk kepentingan komersial dari Radio tersebut dalam persaingan untuk mendapatkan pemasangan iklan yang merupakan sumber dana bagi eksistensinya Radio tersebut. Tidak sedikit pelaku usaha yang belum mengetahui substansi dari hak mengumumkan yang disebutkan pada Pasal 1 angka 1 UUHC tersebut, maka terdapat 2 dua hak eksklusif yang dilindungi oleh UUHC yaitu hak mengumumkan dan hak memperbanyak. Pada umumnya masyarakat lebih mengenal hak memperbanyak seperti menggandakan suatu ciptaan musik dan lagu dengan menggunakan suatu kaset maupun CD sebagai media atau alat untuk menggandakannya. Sementara dengan membeli suatu kaset atau CD yang original atau asli, maka dengan demikian secara langsung akan menegakkan ketentuan dari UUHC dari segi hak memperbanyak mechanical right, sedangkan dengan membeli kaset atau CD non-original atau bajakan merupakan hal yang melanggar UUHC dari segi 16 Otto Hasibuan, Hak Cipta Di Indonesia, Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, Neighbouring Rights Dan Collecting Society, PT. Alumni, Bandung, 2008, hal. 164. Universitas Sumatera Utara pelanggaran hak memperbanyak atas suatu ciptaan karya musik dan lagu. Menikmati musik dan lagu dari kaset yang dibeli tentunya telah menjadi hak sepenuhnya dari si pembeli, namun ternyata hak pembeli tidak termasuk dalam hak mengumumkannya kepada khalayak ramai atau umum terutama untuk kepentingan komersial. Kegiatan mengumumkan ciptaan musik dan lagu tersebut telah memasuki wilayah hak eksklusif lainnya, yaitu hak mengumumkan dan Pencipta atau Pemegang hak telah menerima hasil dari mechanical right namun masih berhak atas hak mengumumkan performing right. 17 Penggunaan karya cipta musik dan lagu oleh pihak lain untuk digunakan pada kegiatan yang bersifat komersial, baik secara langsung maupun tidak langsung telah mendapatkan manfaat ekonomi dari penggunaan karya cipta musik dan lagu, wajib hukumnya menurut UUHC untuk meminta izin terlebih dulu dari Pencipta atau Pemegang hak cipta yang sah. Pemberian izin tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian lisensi, yaitu izin yang diberikan oleh Pencipta atau Pemegang Hak Cipta kepada pihak lain untuk menggunakan, memperbanyak atau mengumumkan menyiarkan ciptaannya dengan persyaratan tertentu. Pemegang Hak Cipta musik dan lagu berhak memberikan suatu lisensi kepada pihak lain berdasarkan perjanjian lisensi kecuali jika diperjanjikan lain, maka lingkup lisensi tersebut meliputi seluruh ciptaan musik dan lagu untuk jangka waktu tertentu dan berlaku untuk seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Sementara jika 17 Kata “mengumumkan” Mengacu Pada Performing Right Hak Cipta Lagu, http:www,hukumonline.comdetail.asp., diakses tanggal 5 Maret 2010. Universitas Sumatera Utara diperjanjikan lain, maka Pemegang Hak Cipta musik dan lagu tetap boleh melaksanakan sendiri atau memberikan lisensi kepada pihak ketiga lainnya. Adapun tujuan dari pemberian lisensi adalah untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang bukan Pencipta atau Pemegang Hak Cipta musik dan lagu untuk memanfaatkan hasil ciptaan dari Pencipta dan bagi Pencipta ataupun Pemegang Hak Cipta musik dan lagu dapat menerima imbalan atau royalty atas hasil ciptaannya tersebut. Pembayaran royalty yang dilakukan pengguna user kepada YKCI tersebut bukan untuk kepentingan YKCI, akan tetapi ditujukan kepada para Pencipta atau Pemegang Hak Cipta musik dan lagu yang karya cipta musik dan lagunya telah dipergunakan oleh pengguna user, jadi pihak YKCI hanya mengutip pembayaran royalty saja. 18 Sementara itu setelah pembayaran royalty selesai dilakukan oleh para pengguna user karya cipta musik dan lagu, maka pihak YKCI akan memberikan sertifikat lisensi musik dan lagu. Pemberian sertifikat lisensi kepada para pengguna user karya cipta musik dan lagu oleh pihak YKCI berhubungan dengan perjanjian, maka pada dasarnya harus disepakati oleh para pihak yang melakukan perjanjian tersebut tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Namun begitu, walaupun tanpa ada paksaan dari pihak manapun untuk penggunaan setiap karya cipta musik dan lagu, maka terhadap pengguna user karya cipta musik dan lagu harus tetap membayar royalty demi tegakkan UUHC. 18 Tanpa pengarang, Op. Cit., hal. 6. Universitas Sumatera Utara Sementara yang dimaksud tanpa ada paksaan dari pihak manapun adalah bahwa sebelum pembayaran royalty yang dilakukan oleh para pengguna user karya cipta musik dan lagu dalam hal ini adalah RSSNI kepada pihak YKCI, maka ada kesepakatan bagi para pihak dalam menentukan beberapa hal seperti berapa lama jangka waktu berlakunya sertifikasi lisensi musik dan lagu, berapa besarnya royalty yang akan dibayarkan, bagaimana cara pembayarannya dan sebagainya. Berdasarkan dari uraian di atas dan melalui serangkaian penelitian awal yang didapat, maka peneliti mengadakan penelitian tentang Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik Dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional Oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia Di Kota Medan.

B. Perumusan Masalah