BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi menstruasi
Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seseorang wanita, dimana terjadi perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan.
Menstruasi adalah siklus yang dipengaruhi secara hormonal yang menyebabkan pelepasan dinding endometrium, berlaku diantara masa pubertas dan menopause
dikuti dengan keluarnya cairan yang berdarah dari vagina Venes D,2005.
2.1.2. Fisiologis menstruasi
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama
siklus. Karena jam mulanya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus
mengandung kesalahan ± 1 hari. Panjang siklus haid yang normal adalah 28 hari tetapi variasinya cukup luas. Panjang siklus dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-
rata siklus pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari.
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang sedikit- sedikit kemudian dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya haid itu
tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2± 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah keluar dengan lebih banyak. Pada wanita dengan enemi defisiensi
besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik. Darah haid tidak membeku, ini mungkin disebabkan oleh fibrinolisin
Wiknjosastro H,2008.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Mekanisme menstruasi
Hormon steroid estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan endometrium. Di bawah pengaruh estrogen endometrium memasuki fase proliferasi;
sesudah ovulasi, endometrium memasuki fase sekresi. Dengan menurunnya kadar estrogen dan progesteron pada akhir siklus haid, terjadi regresi endometrium yang
kemudian diikuti oleh pendarahan yang terkenal dengan nama menstruasi. Mekanisme menstruasi belum diketahui dengan seluruhnya Hanifa
Wiknjosastro,2008.
2.1.4. Faktor-faktor enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta meransang pembentukan glikogen dan asam-
asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut serta dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada
pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, dengan akibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang
sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian, lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum, apabila
terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi maka dengan menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan dan merosakkan bagian-bagian dari
sel-sel yang berperan dalam sintesis protein.Karena itu, timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi endometrium dan
pendarahan.
2.1.5.Faktor- faktor vaskular
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteria-
arteria, vena-vena dan hubungan antaranya, seperti digambarkan diatas. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena-vena serta saluran –saluran yang
Universitas Sumatera Utara
menghubungkannya dengan arteri dan akhirnya terjadi nekrosis dan pendarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari vena.
2.1.6.Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. Disebabkan terjadi disintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya
miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada menstruasi
2.2. Menarche 2.2.1. Definisi menarche