Pengobatan Penyakit Tuberkulosis LANDASAN TEORI

1990, dan mencapai tujuan millennium development goal MDG pada tahun 2015 Depkes RI, 2006:9.

2.1.9 Pengobatan Penyakit Tuberkulosis

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis OAT. Tabel 2.1 Pengelompokan OAT Golongan dan Jenis Obat Golongan-1 Obat Lini Pertama Isoniazid H Ethambutol E Pyrazinamide Z Rifampicin R Streptimycin S Golongan-2 Obat suntik Suntikan lini kedua Kanamycin Km Amikacin Am Capreomycin Cm Golongan-3 Golongan Floroquinolone Ofloxacin Ofx Levofloxacin Lfx Moxifloxacin Mfx Golongan-4 Obat bakteriostatik lini kedua Ethionamide Eto Prothionamide Pto Cycloserine Cs Para amino salisilat PAS Terizidone Trd Golongan-5 Obat yang belum terbukti efikasinya dan tidak direkomendasikan oleh WHO Clofazimine Cfz Linezolid Lzd Amoxilin- Clavulanate Amx- Clv Thioacetazone Thz Clarithromycin Clr Imipenem Ipm Sumber: Depkes RI 2011 Tabel 2.2 Jenis, Sifat dan Dosis OAT lini pertama Jenis OAT Sifat Dosis yang direkomendasikan mgkg Harian 3x seminggu Isoniazid H bakterisid 5 4-6 10 8-12 Rifampicin R bakterisid 10 10 8-12 8-12 Pyrazinamide Z bakterisid 25 20-30 35 30-40 Streptomycin S bakterisid 15 12-18 15 12-18 Ethambutol bakteriostatik 15 15-20 30 20-35 Sumber : Depkes RI 2011 Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal monoterapi. Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap OAT-KDT lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan. 2. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan minum obat, dilakukan pengawasan langsung DOT= Directly Observed Treatment oleh seorang Pengawas Menelan Obat PMO. 3. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan. a. Tahap Awal intensif Pada tahap intensif awal pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negative konversi dalam 2 bulan. b. Tahap Lanjutan Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

2.1.10 Obat Anti Tuberkulosis OAT