Obat Anti Tuberkulosis OAT Kesembuhan Tuberkulosis Paru Kekambuhan Tuberkulosis Paru

2.1.10 Obat Anti Tuberkulosis OAT

Paduan OAT dan peruntukannya a. Kategori-1 2HRZE4H3R3 Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru, yaitu pasien baru TB paru BTA positif, pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif, dan pasien TB ekstra paru. b. Kategori-2 2HRZESHRZE5H3R3E3 Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya, yaitu pasien kambuh, pasien gagal, dan pasien dengan pengobatan setelah putus berobat default. c. OAT Sisipan HRZE Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori 1 yang diberikan selama sebulan 28 hari Depkes RI, 2007.

2.1.11 Kesembuhan Tuberkulosis Paru

Penderita TB paru dapat dikatakan sembuh apabila penderita telah menyelesaikan pengobannya secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak follow up paling sedikit 2 kali berturut-turut hasilnya negatif, salah satu di antaranya haruslah pemeriksaan pada akhir pengobatan AP: 1. Bila hasil pemeriksaan ulang dahak negatif pada akhir pengobatan AP dan sebulan sebelum AP, tanpa atau dengan sisipan. 2. Bila hasil pemeriksaan ulang dahak negatif pada AP dan pada pada akhir tahap intensif tanpa atau dengan sisipan, di mana pemeriksaan ulang dahak pada sebulan sebelum AP tidak diketahui hasilnya.

2.1.12 Kekambuhan Tuberkulosis Paru

Penderita kambuh relaps adalah pasien TB yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif apusan atau kultur Depkes RI, 2011:21. Kambuhnya TB didefinisikan sebagai episode baru penyakit setelah penyembuhan dari episode sebelumnya. Hal ini dapat terjadi karena reaktivasi endogen atau eksogen infeksi ulang. Di daerah-daerah dengan kejadian TB rendah, kekambuhan biasanya akibat reaktivasi endogen, sedangkan di daerah dengan insiden TB tinggi, kekambuhan dikaitkan dengan infeksi ulang yang bisa mencapai 75. Kekambuhan akibat infeksi ulang adalah risiko kekambuhan yang terjadi pada waktu yang lama setelah penyembuhan, sedangkan kekambuhan akibat reaktivasi biasanya terjadi pada kurun waktu yang dekat dengan waktu penyembuhan. Pedro, dkk,2007:575.

2.1.13 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekambuhan