PENDAHULUAN Dinamika kolonisasi tiga fungi ektomikoriza scleroderma spp. dan hubungannya dengan pertumbuhan tanaman inang
2 2007; Irianto 2004; Obase et al. 2009, dan Gnetaceae Watling et al. 2002;
Wulandari 2002; Suhardi 1997 telah banyak dilaporkan, meskipun demikian masih belum banyak yang diketahui tentang interaksi antar fungi ektomikoriza
dan spesifisitas tanaman inang dengan kualitas simbiosis yang terbentuk yang berhubungan dengan kompatibilitas antara tanaman inang dan fungi, dan
kemampuannya dalam meningkatkan kualitas tanaman inang, sehingga perlu dikaji lebih dalam Gambar 1.
Munculnya interaksi antar fungi ektomikoriza dan spesifisitas pada tanaman inang berhubungan dengan tingginya jumlah fungi ektomikoriza yang ada,
menurut perkiraan Rinaldi et al. 2008 ada sekitar 20.000—25.000 spesies fungi ektomikoriza yang berasal dari 343 genus, sementara hanya ada 8000 tanaman
yang dapat bersimbiosis dengan fungi ini. Berbagai hasil penelitian menemukan adanya berbagai spesies fungi ektomikoriza yang dapat berasosiasi dengan akar
tanaman yang sama Walbert et al. 2009; Valentine et al. 2004; Tedersoo et al. 2006; Obase et al. 2009; Richard et al. 2004. Hal ini akan menimbulkan
interaksi antar fungi ektomikoriza Koide et al. 2005, interaksi ini dapat bersifat saling melengkapi Newsham et al. 1995; Mollina et al. 1992 atau kompetisi
Kennedy et al. 2007a; Kennedy dan Bruns 2005; Kennedy et al. 2007b; Hortal et al.
2008. Spesifisitas fungi ektomikoriza terhadap tanaman inang telah dikemukakan
oleh Mollina et al. 1992 yang mengklasifikasikan fungi ektomikoriza berdasarkan kisaran tanaman inang yang dapat dikolonisasi. Diketahui, beberapa
spesies fungi ektomikoriza dapat bersimbiosis dengan tanaman yang berbeda seperti Pisolithus Chen et al. 2007. Terdapat beberapa spesies fungi
ektomikoriza yang hanya dapat bersimbiosis dengan genus tanaman tertentu atau spesies tertentu Bruns et al. 2002. Sato et al. 2007 menemukan fungi
Strobilomyces hanya membentuk simbiosis dengan Castanopsis cuspidate.
3
Dipterocarpaceae Pinaceae
Gnetaceae Ektomikoriza
Gambar 1 Bagan alir pemikiran.
Scleroderma
Kualitas Simbiosis
Spesifisitas Ektomikoriza
pada Tanaman Inang
Interaksi antar Ektomikoriza
Kompatibilitas
Spesies Ektomikoriza
Jumlah Spesies EktomikorizaTan
Informasi aplikasi inokulum
ektomikoriza yang
Meningkatkan kualitas tanaman
inang
4 Hedh et al. 2009 menemukan dari 35 strain Paxillus involutus yang
diujicobakan pada tanaman birch dan spruce terdapat beberapa strain yang hanya kompatibel dengan salah satu tanaman, dan strain yang kompatibel dengan kedua
tanaman inang. Spesifisitas fungi ektomikoriza akan berhubungan dengan kompatibilitas antara fungi ektomikoriza dan tanaman inang, kesesuaiannya akan
mempengaruhi optimalisasi fungsi dan peran fungi ektomikoriza dalam membantu pertumbuhan tanaman inang.
Pemilihan ketiga spesies tanaman yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa masing-masing spesies mewakili tiga kelas
yang berbeda yaitu angiospermae Shorea pinanga, gymnospermae Pinus merkusii
, dan peralihan antara angiospermae dan gymnospermae Gnetum gnemon
sehingga diharapkan dapat menjabarkan secara luas hubungan antara fungi ektomikoriza dengan berbagai spesies tanaman.
Fungi ektomikoriza Scleroderma spp. yang digunakan adalah spesies yang secara alami ditemukan pada ketiga tanaman inang yang digunakan yaitu:
Scleroderma columnare bersimbiosis dengan S. pinanga; S. dictyosporum
bersimbiosis dengan P. merkusii dan S. sinnamariense bersimbiosis dengan G. gnemon
. S. columnare, S. dictyosporum dan S. sinnamariense merupakan spesies fungi ektomikoriza yang dikenal sebagai “early-stage ectomycorrhiza”
Supriyanto dan Irawan 1997 yaitu spesies fungi ektomikoriza yang membentuk simbiosis pada awal pertumbuhan tanaman inang.
Aplikasi multi fungi ektomikoriza pada tanaman inang diharapkan akan memberikan gambaran tentang kompatibilitas dan spesifisitas tanaman inang
terhadap fungi ektomikoriza dan sebaliknya, sehingga menggambarkan dinamika yang terjadi pada akar tanaman. Teknik aplikasi inokulum fungi ektomikoriza ini
juga diharapkan akan memberikan rekomendasi tentang teknik inokulasi yang dapat diterapkan pada tanaman kehutanan yang diketahui memiliki
5 ketergantungan yang tinggi terhadap fungi ektomikoriza, sehingga dapat
mengoptimalkan peranan ektomikoriza dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini ialah: Mempelajari interaksi antar fungi ektomikoriza pada tanaman inang yang sama,
yang berkaitan dengan fungsi dan peranan masing-masing fungi ektomikoriza sehubungan dengan upaya peningkatan pertumbuhan dan ketahan hidup tanaman
inang. Tujuam khusus penelitian ini adalah:
1 Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan serta hubungan yang terbentuk antara S. columnare, S. dictyosporum dan S. sinnamariense
secara in vitro. 2 Mempelajari kompatibilitas dan spesifisitas fungi ektomikoriza
S . columnare, S. dictyosporum dan S. sinnamariense terhadap
S. pinanga. P. merkusii dan G. gnemon.
3 Mempelajari hubungan antara fungi ektomikoriza S. columnare, S. dictyosporum
dan S. sinnamariense terhadap S. pinanga. P. merkusii dan G. gnemon.
4 Mempelajari karakteristik morfologi dan anatomi akar S. pinanga, P. merkusii
, dan G. gnemon yang telah diinokulasi dengan S. columnare, S. dictyosporum,
dan S. sinnamariense selama 6, 8 dan 10 bulan.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1 Bagi ilmu pengetahuan diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
memahami interaksi antar fungi ektomikoriza baik secara in vitro maupun in vivo.
6 2 Bagi Pemerintah, khususnya bidang kehutanan, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi tentang keunggulan penggunaan fungi ektomikoriza pada tanaman kehutanan sehingga dapat
dijadikan pedoman dalam kegiatan-kegiatan penanaman di lahan-lahan hutan.
3 Bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan informasi kegunaan fungi ektomikoriza pada berbagai tanaman sehingga memperbaiki
kualitas tanaman.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: 1 Terjadi interaksi dalam pertumbuhan dan perkembangan S. columnare, S.
dictyosporum, dan S. sinnamariense secara in vitro.
2 Fungi ektomikoriza S. columnare, S. dictyosporum, dan S. sinnamariense
dapat membentuk simbiosis dengan S. pinanga, P. merkusii
dan G. gnemon. 3 Aplikasi fungi ektomikoriza akan meningkatkan pertumbuhan S.
pinanga, P. merkusii dan G. gnemon.
4 Terdapat perbedaan ciri morfologi dan anatomi akar pada setiap spesies kombinasi fungi ektomikoriza dengan tanaman inang.