Tujuan Latosol Uji efektivitas fosfat alam terhadap pertumbuhan, produksi dan serapan P tanaman jagung (Zea mays L.) pada oxic dystrudept Darmaga

1998. Pupuk fosfat alam termasuk dalam kategori pupuk jangka panjang yaitu unsur P relatif lambat tersedia, sehingga relatif tidak sesuai untuk tanaman semusim Sulaeman et al, 2002. Jagung merupakan tanaman serealia penting yang dibudidayakan di banyak negara di dunia. Hasil pertanaman jagung dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan, pakan, dan bahan baku industri. Jagung juga merupakan salah satu tanaman palawija yang memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan setelah padi dan gandum Koswara, 1982. Rendahnya hasil jagung terutama disebabkan oleh pengelolaan tanah dan tanaman yang belum optimal, seperti pemupukan yang belum memadai dan kondisi lahan yang masam. Selain itu, jagung memerlukan unsur hara yang cukup banyak dan berimbang. Penggunaan pupuk dalam pertanian berkembang sangat pesat, sehingga banyak pengusaha memproduksi dan memasok pupuk. Karena sifat senyawa pupuk sangat beragam maka perlu diuji untuk mengetahui efektivitasnya terhadap tanaman. Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk fosfat alam Cap Loongzou. Pupuk ini diperoleh dari PT. Sasco Indonesia dengan kandungan 29.49 P 2 O 5.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas fosfat alam terhadap pertumbuhan, produksi, dan serapan P tanaman jagung pada Oxic Dystrudept Darmaga. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latosol

Dudal dan Soepraptohardjo 1957 mendefinisikan Latosol sebagai tanah bersolum dalam, mengalami pelapukan lanjut, batas horison baur, kandungan mineral primer dan unsur hara rendah, konsistensi gembur dengan stabilitas agregat kuat dan terdapat penumpukan seskwioksida di dalam tanah sebagai akibat pencucian silikat. Selain itu Pusat Penelitian Tanah 1981 mendefinisikan Latosol sebagai tanah yang mempunyai distribusi liat tinggi, remah sampai gumpal, gembur dan warna relatif homogen pada penampang tanah dengan batas horizon baur, kejenuhan basa kurang dari 50 persen NH 4 OAc. Berdasarkan Soil Survey Staff 1998 Latosol Coklat Kemerahan Darmaga tergolong dalam Oxic Dystrudept . Latosol merupakan tanah yang umum terbentuk di daerah tropik yang mempunyai curah hujan dan suhu tinggi. Di Indonesia Latosol umumnya terdapat pada bahan induk volkanik, baik berupa tufa volkan maupun batuan beku. Umumnya Latosol terdapat di daerah dengan ketinggian 10 hingga 1000 m dari permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 2000 mmtahun, bulan kering kurang dari tiga bulan, dan bertopografi datar sampai bergunung Soepardi, 1983. Menurut Fatchullah 1995 bahwa Latosol mempunyai ciri fisik kurang baik, miskin unsur hara dengan derajat keasaman tanah rendah. Ciri-ciri tersebut merupakan faktor pembatas paling utama bagi pertumbuhan tanaman karena dapat mempengaruhi aktifitas mikroorganisme pengurai, meningkatnya senyawa beracun dan mangganggu keseimbangan unsur hara dalam tanah. Latosol terbentuk dari proses laterisasi yaitu pencucian basa dan silika yang meningkatnya seskwioksida secara relatif pada horizon penciri B. Tanah ini didominasi mineral liat kelompok kaolinit tanah ini terbentuk pada ketinggian 220 meter diatas permukaan laut dengan curah hujan 3552 mmtahun. Yogaswara, 1977.

2.2 Fosfat Alam, Pembentukan dan Penggunaannya