Pengujian Secara Parsial Pengujian Hipotesis

4.4.2.2 Pengujian Secara Parsial

Pada pengujian koefisien regresi secara parsial akan diuji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Statistik uji yang digunakan pada pengujian parsial adalah uji t. Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis pada uji parsial uji t sebesar 1,980 yang diperoleh dari tabel t pada  = 0.05 dan derajat bebas 117 untuk pengujian dua pihak. Nilai statistik uji t yang digunakan pada pengujian secara parsial dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.46 Nilai t Untuk Pengujian Secara Parsial Coefficients a 2.447 .337 7.267 .000 -.476 .074 -.414 -6.390 .000 .583 .073 .518 7.984 .000 Constant X1 X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: Y a. a Pengaruh Stress kerja Terhadap Produktivitas kerja Sebelumnya dihipotesiskan bahwa stress kerja secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung, karena dugaan tersebut peneliti menetapkan hipotesis penelitian untuk pengujian dua pihak dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut: Ho 2 .  1 = 0: Stress kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung Ha 2 .  1  0: Stress kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung Berdasarkan keluaran software SPSS seperti terlihat pada tabel 4.20 diperoleh nilai t hitung variabel stress kerja sebesar -6,390 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai t hitung -6,390 lebih kecil dari t tabel 1,980 maka pada tingkat kekeliruan 5 diputuskan untuk menolak Ho 2 sehingga Ha 2 diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95 dapat disimpulkan bahwa stress kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung. Arah pengaruh bertanda negatif menunjukkan bahwa stress kerja yang tinggi membuat produktivitas kerja menjadi menurun. Da erah Penola ka n Ho Da era h Penola ka n Ho Daera h Penerima an Ho t 0,975;117 = 1,980 -t 0,975;117 = -1,980 t hitung = -6,390 Gambar 4.4 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial Pengaruh Stress kerja Pada grafik diatas dapat dilihat nilai t hitung jatuh pada daerah penolakan Ho, sehingga disimpulkan bahwa stress kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung. b Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas kerja Sebelumnya dihipotesiskan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung, karena itu peneliti menetapkan hipotesis penelitian untuk pengujian dua pihak dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut: Ho 3 .  2 = 0: Motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung Ha 3 .  2  0: Motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung Berdasarkan keluaran software SPSS seperti terlihat pada tabel 4.20 diperoleh nilai t hitung variabel motivasi sebesar 7,984 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai t hitung 7,984 lebih besar dari t tabel 1,980 maka pada tingkat kekeliruan 5 diputuskan untuk menolak Ho 3 sehingga Ha 3 diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95 dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung. Daerah Penola ka n Ho Da era h Penolaka n Ho Da era h Penerima a n Ho t 0 ,97 5;11 7 = 1,980 -t 0,9 75 ;1 17 = -1,980 t hitun g = 7,984 Gambar 4.5 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial Pengaruh Motivasi Kerja Pada grafik diatas dapat dilihat nilai t hitung jatuh pada daerah penolakan Ho, sehingga disimpulkan bahwa motivasi kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung. 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis pengaruh stress kerja dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung, maka pada bagian akhir dari penelitian ini penulis menarik kesimpulan, sekaligus memberikan saran sebagai berikut.

5.1 Kesimpulan

1. Sebagian besar karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung merasakan stress kerja yang tinggi. Stress kerja yang dirasakan karyawan karena kondisi pekerjaan dan peran dalam perusahaan tinggi, kemudian stress kerja yang dirasakan karyawan karena faktor interpersonal, karena perkembangan karir, karena struktur organisasi dan karena masalah dalam keluarga juga termasuk tinggi. 2. Pada umumnya karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung memiliki motivasi kerja yang cukup tinggi. Motivasi kerja karyawan pada faktor intrinsik cukup tinggi, demikian juga motivasi kerja karyawan pada faktor ekstrinsik cukup tinggi. 3. Pada umumnya karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung memiliki produktivitas kerja 109 cukup tinggi. Produktivitas fisik dan produktivitas nilai menyangkut proses dalam menyelesaikan pekerjaan masih cukup tinggi. 4. Secara parsial stress kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung memberikan kontribusipengaruh sebesar 21,7 terhadap produktivitas kerja. Hasil pengujian menunjukkan bahwa stress kerja secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung. 5. Kemudian secara parsial motivasi kerja memberikan kontribusipengaruh sebesar 31,4 terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung. Hasil pengujian menunjukkan bahwa motivasi kerja secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung. 6. Secara bersama-sama simultan stress kerja dan motivasi kerja memberikan kontribusipengaruh sebesar 53,1 terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung. Hasil pengujian menunjukkan bahwa stress kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada bagian produksi jahit order men’s pyjama di PT. Leading Garment Industries Bandung.