lainnya. Adanya asuransi dan atau jaminan keuangan sedemikian harus dibuktikan dengan sertifikat yang harus dibawa serta dalam kapal.Kantaatmadja,
1982 : 9 Berdasarkan geneva convention on the high seas tahun 1958 termuat
ketentuan penting menyangkut pollusi minyak dilaut yang mengatur bahwa setiap Negara akan menciptakan peraturan-peraturan untuk mencegah pollusi laut
karena tumpahnya minyak dari kapal, atau dari pipa-pipa saluran minyak atau karena eksploitasi dari seabed dan subsoilnya.Kantaatmadja, 1982 : 7
2.5 Peraturan Hukum Pencemaran Laut Yang Berlaku Di Indonesia
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda tidak terdapat pengaturan yang secara tegas mengatur tentang pencemaran lingkungan laut, disana sini dijumpai
berbagai ketentuan yang pada pokoknya mengatur mengenai asas-asaspokok tentang pencegahan dan penanggulangan pencemaran laut oleh minyak bumi,
misalnya :
1. Het reedenreglement of 1925 SG 1925500 as amended in
1927237,193038. 2.
Looddienst ordonnantie of 1927 SG. 192762. 3.
Petroleum opslag of ordonnantie 1927 SG. 1927199 as amended in 1927547, 193039. 1931168, 193579, 1940252.
4. Petroleum opslag verordening of 1927 1927200, as amended in 1927482,
1927435, 192930, 1931371, 1931510, 193580, 1940150. 5.
Petroleum vervoer ordonnantie of 1927 SG. 1927214 6.
Petroleum vervoer verordening of 1928 SG. 192844, as amended in 194082, 194750.
7. Mijnpolitie reglement of 1930 SG. 1930314 which later on is regulated by
the minister of mines regulatin no. 04pmpertamb.1973. Syahmin : 1988,
126 Ketentuan-ketentuan peraturan pencegahan pencemaran terhadap
lingkungan laut akibat dampak negatif lalu lintas pelayaran setelah kemerdekaan :
1. Surat keputusan gubernur kepala daerah khusus ibukota Jakarta nomor Bd.
1543670 tentang larangan bagi kapal-kapal tanki minyak dilarang membuang minyak keatas permukaan air laut sekeliling gugusan pulau
seribu. 2.
Instruksi direktur perkapalan pertamina nomor. 97InstrPSH1973, instruksi ini ditujukan kepada semua nakhoda armada pertamina sendiri baik kapal
milik maupun kapal-kapal lain dalam kesatuan bare boat charterhire puschase.
Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinnya pengotoran air laut oleh awak kapal armada pertamina di lingkungan daerah pelabuhan seluruh
Indonesia dan luar negeri. 3.
Surat keputusan direktur utama pertamina No. 390KptsDRDU1974 tentang peraturan-peraturan umum pencegahan pencemaran.
4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1983 tentang zona ekonomi
eksklusif Indonesia. Ketentuan-ketentuan mengenai pencemaran laut ini ditentukan dalam pasal 8 undang-undang diatas.
5. Undang-Undang Nomor 21 tahun 1992 tentang pelayaran yang kemudian
diganti oleh Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008, karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan penyelenggaraan pelayaran di Indonesia.
6. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. 7.
Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran danatau perusakan laut.
8. Peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 21 tahun 2010 tentang
perlindungan lingkungan maritim.
9. Peraturan daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pengendalian lingkungan hidup.
2.6 Kewenangan Daerah Terhadap Wilayah Laut