6. Prospek perlindungan hukum dalam melindungi wilayah Laut Semarang
dari dampak negatif lalu lintas pelayaran.
1.3. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang akan penulis bahas tidak meluas sehingga dapat mengakibatkan ketidakjelasan pembahasan masalah maka penulis akan membatasi
masalah yang akan dikaji, antara lain : 1.
Eksistensi peraturan hukum yang berlaku dalam upaya perlindungan terhadap wilayah Laut Semarang dari dampak negatif lalu lintas
pelayaran. 2.
Upaya preventif yang dilakukan BLH Kota Semarang dalam melindungi laut semarang dari dampak negatif lalulintas pelayaran.
3. Prospek perlindungan hukum dalam melindungi wilayah Laut Semarang
dari dampak negatif lalu lintas pelayaran.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas mengenai kajian terhadap analisis
prospek perlindungan hukum terhadap Laut Semarang dari dampak negatif lalu lintas pelayaran maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana Eksistensi peraturan hukum yang berlaku dalam upaya
perlindungan terhadap wilayah Laut Semarang dari dampak negatif lalu lintas pelayaran?
2. Bagaimana upaya preventif yang dilakukan BLH Kota Semarang dalam
melindungi Laut Semarang dari dampak negatif lalulintas pelayaran? 3.
Bagaimana Prospek perlindungan hukum dalam melindungi wilayah Laut Semarang dari dampak negatif lalu lintas pelayaran?
1.5. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan
1.5.1. Tujuan penulisan
Secara garis besar tujuan penulisan adalah untuk mengetahui serta mendalami berbagai aspek tentang permasalahan-permasalahan yang telah
dirumuskan dalam perumusan masalah. Secara khusus tujuan penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Eksistensi peraturan hukum yang berlaku dalam
upaya perlindungan terhadap wilayah Laut Semarang dari dampak negatif lalu lintas pelayaran.
2. Untuk mengetahui upaya preventif yang dilakukan BLH Kota Semarang
dalam melindungi Laut Semarang dari dampak negatif lalu lintas pelayaran.
3. Untuk mengetahui Prospek perlindungan hukum dalam melindungi
wilayah Laut Semarang dari dampak negatif lalu lintas pelayaran.
1.5.2. Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut: 1.
Manfaat teoritis Secara teoritis penulisan ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan, khususnya bagi pengembangan perlindungan hukum terhadap laut terutama pada masalah risiko pencemaran laut sea
pollution risk yang diakibatkan oleh lalu lintas pelayaran. Juga
memberikan pengajaran pentingnya melestarikan kehidupan laut demi anak cucu kita.
2. Manfaat praktis
Secara praktis penulisan ini diharapkan dapat menjadi kerangka acuan dan landasan bagi penulis lanjutan, dan mudah-mudahan dapat
memberikan masukan bagi pembaca terutama bagi pembentukan hukum khususnya perlindungan terhadap laut. Serta memberikan masukan
kepada pejabat yang berwenang dalam menentukan arah kebijakan perlindungan terhadap laut dari risiko pencemaran laut sea pollution
risk yang bersumber dari lalu lintas pelayaran. Penulis juga berharap
tulisan ini dapat menjadi sebuah pedoman dalam pembelajaran hukum lingkungan khususnya perlindungan terhadap laut serta upaya penegakan
hukum law enforcement dalam kasus-kasus pencemaran laut. Penulis juga berharap supaya tulisan ini secara tidak langsung bisa melindungai
habitat-habitat biota laut dari dampak negatif pencemaran laut.
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perlindungan Hukum
Secara umum dapat dijelaskan bahwa pengertian perlindungan hukum adalah tindakan melindungi atau memberikan pertolongan dalam bidang
hukum.Purwadarminta, 1959 : 224 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI yang dimaksud
perlindungan adalah cara, proses, perbuatan melindungi. Menurut pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup dan mencegah terjadinya pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum. Dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dalam pasal 1 ayat 1 menyatakan
perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, yang dimaksud dengan hukum adalah peraturan yang dibuat oleh Pemerintah atau adat yang berlaku bagi
semua orang dalam masyarakat Negara. R. Soeroso mengungkapkan beberapa definisi mengenai hukum yang dikeluarkan oleh para ahli dalam
bukunya.Soeroso: 2007, 26 antara lain : 1.
P. Borst, menyatakan hukum ialah keseluruan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan manusia didalam masyarakat, yang pelaksanaanya dapat
dipaksakan dan betujuan mendapat tata atau keadilan.
11
2. Van Kan, menyatakan hukum adalah keseluruan peraturan hidup yang
bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat.
3. Tirtaamidjaja, menyatakan hukum ialah semua aturan norma yang harus
ditaati dalam tingkah laku, tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman harus mengganti kerugian jika melanggar aturan-aturan itu, akan
menbahayakan diri sendiri atau harta, umpama orang akan kehilangan kemerdekaan, didenda dan sebagainya.
4. Leon Duguit, menyatakan hukum ialah tingkah laku para anggota
masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh anggota masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama terhadap
orang yang melakukan pelanggaran itu.
2.2 Perlindungan terhadap laut