Latar Belakang Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan Rabu 203 bahwa tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia semakin memprihatinkan, dengan kasus mulai dari kekerasan fisik yang dilakukan orang tua terhadap anak hingga kekerasan seksual. Di Jakarta Kekerasan pada anak dan perempuan makin meningkat. Berdasarkan data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak P2TP2A Provinsi DKI Jakarta, pada tahun 2011 kekerasan mencapai 1.381 kasus dan tahun 2012 melonjak menjadi 1.429 kasus. Hak asasi perempuan dan hak asasi anak adalah bagian dari hak asasi manusia, karena perempuan dan anak adalah bagian dari manusia. Sebagai manusia, perempuan dan anak mempunyai hak yang sama, mereka merupakan komposisi penting dalam sebuah bangsa yang dapat melakukan peran serta dalam pembangunan nasional. Hak perempuan dan anak yang diakui oleh dunia internasional salah satunya adalah hak untuk tidak mengalami penganiayaan atau kekejaman lain atau perilaku penyiksaan secara tidak manusiawi atau sewenang-wenang, sehingga diperlukan adanya suatu kepastian perlindungan hukum terhadap 1 perempuan dan anak dari perbuatan kekerasan baik yang dilakukan dalam keluarga maupun di luar keluarga. Rumah tangga seharusnya adalah tempat berlindung bagi seluruh anggota keluarga, akan tetapi pada kenyataannya, justru banyak rumah tangga menjadi tempat penderitaan dan penyiksaan karena terjadi tindakan kekerasan. Kekerasan dalam rumah tangga KDRT sebenarnya adalah setiap perbuatan yang dilakukan seseorang atau beberapa orang terhadap orang lain, yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, dan, atau psikologis, termasuk ancaman perbuatan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang atau penekanan secara ekonomis yang terjadi dalam lingkup rumah tangga. Ketidakadilan terhadap perempuan dalam peranannya di masyarakat, akhir-akhir ini berkembang isu mengenai gender.Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan pembagian peran dan tanggung jawab wanita dan laki-laki yang ditentukan dalam masyarakat. Di dalam pengertian gender muncul suatu pandangan bahwa wanita memiliki sifat yang lemah, lembut, telaten, sabar, dan lebih mengutamakan perasaan dari pada pikiran. Di dalam lingkungan kehidupan masyarakat, sering dijumpai sikap atau perilaku yang mendiskriditkan dan mendeskriminasikan perempuan, hal ini dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan kerja sampai Negara. Ketidakadilan gender termanifestasi dalam berbagai bentuk yaitu : 2 1. Marginalisasi, yaitu proses pemiskinan ekonomi. 2. Subordinasi, yaitu suatu anggapan tidak penting dan rendah. 3. Stereotipe, adanya diskriminasi dan pelabelan peran. 4. Kekerasan atau Violence 5. Multidouble burden atau bekerja lebih panjang dan banyak. Sebagaimana disebut dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, maka penulis tertarik untuk mengkaji kebijakan publik yang dilakukan pemerintah dalam melindungi anak dan perempuan dari kekerasan.

B. Rumusan Masalah