49
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan membahas data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data terhadap 20 orang perawat mulai tanggal 24 Maret-
28 Mei di ruang Rindu B3 RSUP. H. Adam Malik Medan. Penyajian data ini meliputi karakteristik responden dan gambaran kepatuhan perawat dalam
melakukan tindakan range of motionROM pada pasien post operasi fraktur di Rindu B3 RSUP. H. Adam Malik Medan.
1. Hasil Penelitian 1.1. Analisis Karakteristik Responden
Analisis univariat penelitian ini melihat distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama
bekerja, status kepegawaian, lama bekerja di ruang RB3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 40-
49 tahun yaitu 10 orang 50. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu 18 orang 90. Tingkat pendidikan terakhir mayoritas responden
berpendidikan D3 yaitu 16 orang 80. Lama bekerja responden mayoritas 16- 20 tahun yaitu 9 orang 45. Status kepegawaian responden mayoritas PNS yaitu
17 orang 85 dan lama bekerja responden di ruang RB3 mayoritas 6-10 tahun yaitu 7 orang 35. Distribusi frekuensi dan persentase hasil penelitian mengenai
karakteristik responden secara detail dapat dilihat dalam tabel 5.1.
49
Universitas Sumatera Utara
Table 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di ruang Rindu B3 RSUP. H. Adam Malik Medan 24 Maret- 28 Mei 2015 n=
20 No.
Karakteristik Responden Frekuensi n
Persentase 1. Usia
20-29 tahun 6
10 30-39 tahun
3 35
40-49 tahun 10
35 50-59 tahun
1 20
2. Jenis Kelamin Laki-laki
2 10
Perempuan 18
90 3. Pendidikan Terakhir
D3 16
80 S1
4 20
4. Lama Bekerja 1 tahun
2 10
1-5 tahun 4
20 6-10 tahun
3 15
16-20 tahun 9
45 21-25 tahun
2 10
5. Status Kepegawaian Honor
3 15
Pns 17
85 6. Lama Bekerja di Ruang RB3
1 tahun 2
10 1-5 tahun
6 30
6-10 tahun 7
35 11-15 tahun
2 10
16-20 ahun 3
15 1.2. Kepatuhan Perawat dalam Melakukan Tindakan range of motion ROM
pada pasien post operasi fraktur Hasil penelitian mengenai tindakan perawat dalam melakukan tindakan
range of motion ROM pada pasien post operasi fraktur yaitu sebanyak 11 responden 55. Mayoritas responden melakukan prosedur tindakan range of
motion ROM secara lengkap yaitu sebanyak 6 responden 30. Distribusi frekuensi dan persentase hasil penelitian mengenai kepatuhan perawat dalam
Universitas Sumatera Utara
melakukan tindakan range of motion rom pada pasien post operasi fraktur secara detail dapat dilihat dalam tabel 5.2.
Table 5.2. Tingkat Kepatuhan Perawat dalam Melakukan Tindakan Range Of Motion
ROM pada Pasien Post Operasi Fraktur di ruang Rindu B3 RSUP. H. Adam Malik Medan 24 Maret- 28 Mei 2015 n= 20
Tingkat kepatuhan Frekuensi n
Presentase Patuh
11 55 1. Lengkap
6 30
2. Tidak lengkap 5
25 Tidak patuh
9 45
2. Pembahasan Tingkat kepatuhan adalah kepatuhan petugas dalam pelayanan yang sesuai
dengan standar pelayanan kesehatan Depkes RI, 1998. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah umur, pendidikan, masa kerja dan jenis kelamin
Notoadmojo, 2003. Kepatuhan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang tinggi
karena akan lebih rasional serta terbuka dalam menerima adanya bermacam program pembaharuan Setyarini Herlina, 2013. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden berada dalam jenjang D3 yaitu 16 responden 80 dan terdapat 4 responden dalam jenjang S1 20. Semakin
tinggi pendidikan seseorang, kepatuhan dalam pelaksanaan aturan kerja akan semakin baik.
Aditama 1998 patuh adalah suatu sifat yang berfungsi untuk mendorong seseorang taat terhadap suatu ketentuan atau aturan. Kepatuhan ini bisa
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi oleh faktor pengetahuan. Pengetahuan merupakan kumpulan informasi yang dipahami, diperoleh dari proses belajar selama hidup dan dapat
digunakan sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri maupun lingkungannya. Tingkat pendidikan yang cukup baik dengan pengalaman kerja
yang cukup lama dapat memberikan pengetahuan yang baik dalam melakukan pelaksanaan. Hasil penelitian peneliti lama bekerja perawat mayoritas 16-20 tahun
45 dan lama bekerja di ruang RB3 mayoritas 6-10 tahun 35. Tingkat kepatuhan dalam pelaksanakan ROM pada pasien post operasi
fraktur di ruang RB3 dapat dikatakan dalam kategori cukup baik. Perempuan dapat melakukan pekerjaan dengan baik, Karena perempuan bekerja dengan rajin
dan memiliki sikap yang sabar dalam meghadapi masalah dan dapat mengurangi kecelakaan kerja Antoni, 2009. Hasil penelitian mayoritas responden adalah
perempuan yaitu 18 orang 90 laki-laki 2 orang 10. Responden yang berkerja di ruang RB3 adalah perawat yang berada pada
usia produktif yaitu mayoritas berada dalam rentang 40-49 tahun 50 sehingga dapat dikatakan mereka mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Hurlock
1999 menyatakan bahwa dewasa dini merupakan usia produktif dan belum terjadi penurunan daya ingat. Hasil pengamatan peneliti di ruang RB3 bahwa
responden di ruangan ini memiliki semangat kerja yang tinggi namun di ruangan RB3 ini kurang tenaga kerja sehingga lebih mengutamakan memenuhi kebutuhan
dasar terhadap pasien sehingga peneliti mendapatkan hasil tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan ROM yaitu dalam kategori cukup baik
walaupun pengetahuan perawat mengenai ROM di ruangan ini sudah baik. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan penelitian terdahulu dikemukakan oleh Sulastri dan Judha 2009 bahwa perawat sudah mempunyai pengetahuan cukup baik dan sudah terjalinnya
kepercayaan antara perawat dengan klien yang mempermudah untuk mengimplementasikan ROM aktifdan pasif pada pasien post operasi fraktur femur
di ruang ortopedi wanita rumah sakit Dr. Mohammad Hosein, Palembang. Kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan
lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan mebebani dirinya bila mana ia tidak dapat berbuat sebagaimana lazimnya
Prijadarminto, 2003. Kepatuhan merupakan suatu hal yang penting agar dapat mengembangkan
rutinitas kebiasaan yang dapat membantu dalam mengikuti jadwal yang kadang kala rumit dan mengganggu kegiatan sehari-hari. Kepatuhan dapat sangat sulit dan
membutuhkan dukungan agar menjadi biasa dengan perubahan. Dengan mengatur, meluangkan waktu dan kesempatan yang dibutuhkan untuk menyesuaikan diri.
Kepatuahan perawat dalam melakukan tindakan range of motion ROM pada pasien post operasi fraktur di RSUP H Adam Malik Medan di ruang RB3
yang di peroleh berdasarkan hasil observasi terhadap 20 orang responden adalah 11 orang responden dapat dikatakan patuh dan 9 orang responden dapat dikatakan
tidak patuh. Hasil ini tidak senada dengan penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh Sulastri dan Judha 2009 bahwa belum ada perawat yang sepenuhnya
Universitas Sumatera Utara
mengimplementasikan ROM aktif dan pasif pada pasien post operasi fraktur femur di ruang ortopedi wanita rumah sakit Dr. Mohammad Hosein Palembang.
Menurut Skhafer, dkk 2000 kepatuhan adalah ketaatan seseorang pada tujuan yang telah ditentukan. Kepatuhan merupakan suatu permasalahan bagi
semua disiplin kesehatan, salah satunya adalah pelayanan perawatan di Rumah Sakit. Hasil penelitian 11 orang responden dikatakan patuh dan 9 orang responden
dikatakan tidak patuh, hal ini disebabkan kurangnya tenaga perawat sehingga perawat di ruangan ini lebih berfokus kepada pemenuhan kebutuhan dasar pasien.
Kurangnya tenaga perawat di ruangan ini menyebabkan setiap harinya perawat berada dalam tim yang berbeda-beda dan banyaknya pekerjaan perawat diruangan
ini menyebabkan tidak terlaksananya tindakan ROM pada pasien post operasi fraktur secara lengkap.
Hasil penelitian dari 11 orang responden yang melakukan ROM ada sebanyak 6 orang 30 melakukan ROM terhadap pasien secara lengkap dan 5
orang 25 melakukan ROM pada pasien secara tidak lengkap. Kurangnya tenaga pekerjaan di ruangan ini bukan satu-satunya faktor
penyebab perawat tidak patuh dalam melakukan tindakan ROM, ada faktor lain yang menyebabkan tidak terlaksananya ROM yaitu ketakutan pasien akan
menggerakkan sendinya. Kebanyakan pasien merasa takut bergerak setelah pembedahan ortopedi Smeltzer Bare, 2009. Hal ini sesuai dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Yandri et al 2011 yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi kontraktur sendi lutut pada penanganan fraktur femur secara
Universitas Sumatera Utara
operatif dan nonoperatif di RS. M. Djamil Padang, menyatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi kekakuan sendi lutut antara lain perilaku malas
44,7, ketidakpatuhan latihan 5,3, dan pengetahuan pasien 2,6. Latihan range of motion ROM sudah banyak terbukti untuk mencegah
terjadinya kekakuan otot dan kontraktur. Oleh karena itu, penerapan latihan ROM pada pasien yang mengalami fraktur dan cedera sendi sangat penting untuk
dilakukan. Tanggung jawab pelaksanaan latihan ROM maupun rehabilitasi bukan hanya pada fisioterapis tetapi juga pada perawat. Perawat perlu memberikan
perhatian pada masalah mobilitas fisik klien fraktur dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif. Latihan yang dapat dilakukan meliputi aktif
maupun pasif ROM, latihan kekuatan otot, maupun latihan menggunakan alat bantu jalan Utami, 2013. Hal ini senada dengan penelitian Mark et al 2006
dalam Utami,
2013 dengan
judul Analisis
praktik keperawatan
kesehatanmasyarakat perkotaan KKMP pada kasus fraktur femur di RSUD fatmawati, menyatakan bahwa rehabilitasi setelah prosedur operatif fraktur femur
dapat mengurangi disabilitas dan keterbatasan fungsi. Penelitian systematic review yang dilakukan oleh Tharanga 2010 dalam Utami, 2013 juga mendukung bahwa
pasif ROM direkomendasikan untuk meningkatkan rentang gerak sendi setelah cedera sendi, fraktur, dan imobilisasi dengan bukti level B.
Universitas Sumatera Utara
56
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN