Penaksiran Biaya Panjar Perkara Pembayaran Panjar

Mahkamah Agung RI Urusan Lingkungan Peradilan Agama tanggal 11 Januari 1994 Nomor: MAKumdil012IK1994. 2

3. Penaksiran Biaya Panjar Perkara

Patokan menentukan besarnya panjar biaya perkara menurut Pasal 121 ayat 4 HIR, didasarkan pada taksiran menurut keadaan, meliputi komponen: a. Biaya kantor kepaniteraan dan biaya materai; b. Biaya melakukan panggilan saksi, ahli, juru bahasa, dan biaya sumpah; c. Biaya pemeriksaan setempat; d. Biaya juru sita melakukan pemanggilan dan pemberitahuan; e. Biaya eksekusi. Taksiran yang paling penting diperhitungkan adalah biaya pemanggilan dan pemberitahuan sehubungan dengan besarnya biaya transportasi juru sita ke tempat penggugat dan tergugat. Semakin jauh tempat mereka, semakin besar biaya panggilan dan pemberitahuan yang ditetapkan. Sewajarnya, biaya transportasi yang ditaksir, bukan kendaraan yang paling mahal dan yang khusus tetapi biaya transportasi yang berlaku bagi masyarakat umum. 3

4. Pembayaran Panjar

Pembayaran panjar perkara dilakukan dibagian pemegang kas. Kas merupakan bagian dari Meja I. Seluruh kegiatan pengeluaran perkara 2 Jaih Mubarok, Peradilan Agama di Indonesia, Pustaka Bani Quraisy, Bandung, 2004, Hlm. 3 M. Yahya Harahap, Op cit, Hlm. 215 harus melalui pemegang Kas dan dicatat secara tertib dalam Buku Induk yang bersangkutan. Tugas-tugas pemegang kas adalah: a. Pemegang Kas menerima pembayaran uang panjar perkara sebagaimana tersebut dalam SKUM. b. Pemegang Kas menandatangani SKUM, membubuhi nomor urut perkara dan tanggal penerimaan perkara dalam SKUM dan dalam gugatanpermohonan sebagaimana tersebut dalam buku jurnal yang berkaitan dengan perkara yang diajukan. c. Mengembalikan asli serta tindakan pertama SKUM beserta surat gugatanpermohonan kepada calon penggugatpemohon. Setelah perkara didaftar dan biaya panjarnya dibayar, pihak yang berperkara kemudian melengkapi berkas perkara sesuai ketentuan dan menyerahkannya kepada petugas Meja II. Proses penyelesaian perkara yang berlangsung di Meja II adalah sebagai berikut: 1 Menerima surat gugatperlawanan dari calon penggugat atau pelawan dalam rangkap sebanyak jumlah tergugatterlawan ditambah dua rangkap. 2 Menerima surat permohonan dari calon pemohon sekurang-kurangnya sebanyak dua rangkap. 3 Menerima tindakan pertama SKUM dari calon penggugatpelawanpemohon. 4 Mendaftarmencatat surat gugatanpermohonan dalam register yang bersangkutan serta memberi nomor register pada surat gugatanpermohonan tersebut. 5 Menyerahkan kembali satu rangkap surat gugatanpermohonan yang telah diberi nomor register kepada penggugat atau pemohon. 6 Asli surat gugatanpermohonan dimasukan dalam sebuat map khusus dengan melampirkan tindasan pertama SKUM dan surat-surat yang berhungan dengan gugatanpermohonan untuk disampaikan kepada Wakil Panitera. Selanjutnya, berkas-berkas permohonangugatan tersebut disampaikan kepada Ketua Pengadilan Agama melalui Panitera. 7 Mendaftar atau mencatat putusan Pengadilan AgamaPengadilan Tinggi Agama atau Mahkamah Agung dalam buku register yang bersangkutan. 4

5. Penetapan Majelis Hakim